Apakah kamu saat ini menyandang status orang tua baru yang memiliki bayi dan sering terbangun di malam hari? Pastinya hal tersebut akan membuat waktu tidur kamu pun tidak berkualitas. Meskipun pada umumnya bayi memang sering terbangun karena berbagai faktor, namun ternyata ada metode sleep training yang bisa kamu manfaatkan.
Daftar ISI
Apa Itu Sleep Training?
Sleep training adalah sebuah metode yang bisa kamu terapkan pada bayi yang sering terbangun di malam hari. Agar ia dapat tertidur sendiri atau kembali tidur setelah tak sengaja terbangun, tanpa bantuan orang lain.
Karena sejatinya bayi memerlukan waktu tidur selama 9-12 jam, demi menunjang tumbuh kembang yang maksimal. Baik dari segi fisik maupun mentalnya. Sehingga, apabila waktu tidur dan kualitas tidurnya cukup, maka sistem imun tubuh bayi pun cenderung akan lebih kuat.
Tetapi, agar dapat merasakan manfaat metode ini secara optimal, sebaiknya konsultasikan kepada dokter anak sebelum kamu menerapkannya.
5 Metode Sleep Training Untuk Bayi
Berikut 5 metode latihan tidur yang bisa kamu terapkan pada bayi kamu sesuai kebutuhan dan kenyamanan si kecil:
1. Metode Cry It Out
Kamu bisa menerapkan metode ini bila memiliki keteguhan hati yang cukup kuat dan sedikit tega. Pasalnya, kamu harus membiarkan bayi menangis hingga ia lelah dan tertidur dengan sendirinya. Setelah, kamu memberikan pelukan dan kecupan selamat tidur.
Namun, sebelum menerapkannya pada si kecil, pastikan bayi berusia 10 bulan ke atas, popoknya sudah diganti, ia dalam kondisi kenyang, kondisi fisiknya prima, serta telah siap untuk tidur.
Sehingga, saat ia menangis bukan karena lapar, sakit, atau buang air. Maka dari itu, cukup aman bila kamu meninggalkannya sendiri untuk menerapkan metode ini. Tetapi, sayangnya metode ini tidak cocok bagi kamu yang mempunyai bayi berkarakter keras kepala atau bagi kamu yang khawatir jika nantinya bayi akan stres atau trauma.
2. Pick Up and Put Down
Jika kamu kontra dengan metode pertama, maka kamu bisa coba menerapkan metode yang satu ini. Namun, ketika menerapkannya kamu butuh kesabaran ekstra dan bersedia bangun ketika mendengar tangisan bayi.
Sebab, cara melakukan metode ini adalah dengan menggendong bayi saat ia menangis hingga tenang. Lalu, menaruhnya kembali ke kasur dan membiarkannya tidur sendiri. Oleh sebab itu, metode ini cocok kamu terapkan pada bayi usia 6-8 minggu.
Namun, sangat tidak cocok bagi bayi usia 7 bulan. Karena bayi akan merasa kamu permainkan saat melakukan hal tersebut berulang kali.
3. Whispering/Fading
Metode sleep training ini hampir mirip dengan yang sebelumnya, namun cara penerapannya bisa dengan berbagai cara agar bayi tenang. Mulai dari menggendong, memberi makan atau ASI, hingga mengayunnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kamu harus mengurangi aktivitas tersebut untuk melatih bayi agar tidak ketergantungan padamu saat hendak tidur. Misalnya, jika awalnya kamu harus menenangkan bayi sebanyak 10 kali dalam 1 malam. Maka, bisa sesekali mengacuhkannya pada saat ia rewel untuk kali ke 10.
Kemudian, besoknya kamu bisa membiarkannya ketika menangis pada kali ke-9 dan ke-10. Begitu seterusnya, hingga bayi kamu tidak lagi rewel saat hendak tidur dan mampu untuk tidur sendiri.
4. The Chair
Metode ini juga cocok bagi kamu yang sedikit tega kepada bayi kamu, namun tidak seekstrim metode pertama. Caranya, letakkan bayi di atas kasur saat ia sudah siap untuk tidur. Kemudian, duduklah di sampingnya hingga ia tertidur. Namun, kamu tidak boleh merespon apa pun tingkah laku bayi kamu ketika menemaninya.
Jika bayi kamu tidur di kamar sendiri, cobalah perlahan memberikan jarak secara bertahap hingga kamu bisa meninggalkannya tidur sendiri di kamarnya. Misalnya, hari pertama kamu tepat di sampingnya, kemudian hari kedua berjarak sekitar 5 cm. Begitupun seterusnya hingga bayi kamu terbiasa tidur sendiri tanpa kamu.
Metode ini memberikan pemahaman pada bayi bahwa kamu tidak akan meninggalkannya saat ia tertidur dan ia aman. Cocok kamu terapkan pada bayi usia 3-6 bulan atau bahkan 1 tahun.
5. Metode Ferber
Metode terakhir ini hampir mirip dengan cry it out, tetapi kamu bisa sesekali mengecek dan menenangkan bayi. Contohnya, setelah kamu meninggalkan bayi tidur sendiri, cek kembali pada menit ke 5, 10, 15, dan seterusnya. Demi meyakinkan bayi bahwa kamu masih peduli padanya dan ia dalam kondisi aman.
Namun, sebaiknya jarak waktu pengecekan kamu panjangkan dari hari ke hari. Agar bayi dapat tidur sendiri. Selain itu, ketika mengecek bayi di kamar, hindari menggendongnya atau berdiam terlalu lama. Cukup tepuk-tepuk selama 2-3 menit atau ucapkan bahwa ia sudah melakukannya dengan baik atau kamu menyayanginya.
Jangan khawatir metode ini akan merusak psikologis bayi kamu! Karena menurut dokter anak dari Kanada, yakni Michael Dickinson, tidak ada bukti nyata bila kamu membiarkan bayi menangis selama 5-10 menit bisa merusak psikologisnya. Sehingga, kamu bisa menerapkan metode ini pada bayi usia 4 sampai maksimal 18 bulan.
Manfaat Sleep Training
Berikut sejumlah manfaat yang akan bayi dan kamu rasakan saat menerapkan latihan tidur:
- Waktu tidur malam bayi tercukupi, yakni 9-12 jam.
- Suasana hati, kondisi mental, dan fisik bayi dan orang tua akan lebih prima di siang hari.
- Memperbaiki kualitas tidur orang tua.
- Mengurangi rasa lelah orang tua di malam hari.
- Memaksimalkan tumbuh kembang bayi.
- Bayi lebih mandiri saat hendak tidur.
- Mendukung kecerdasan otak dan berat badan bayi.
- Quality time orang tua jadi lebih optimal.
Tertarik Mencoba Salah Satu Metode Sleep Training?
Demikian penjelasan singkat mengenai sleep training, mulai dari pengertian, manfaat, serta metodenya. Kamu bisa menerapkan salah satu dari beberapa metode di atas sesuai kebutuhan serta usia bayi kamu. Semoga bermanfaat!