Memahami 5 Struktur Drama, Unsur, Kaidah Bahasa, dan Jenisnya

Ada banyak sekali jenis karya sastra yang mewarnai kehidupan manusia, mulai dari puisi, novel, sampai drama, semuanya masih eksis hingga hari ini. Terlebih drama yang merupakan jenis karya sastra tua tetapi menjadi yang paling banyak muncul di pementasan. Namun, belum banyak yang tahu seperti apa struktur drama.

Ketidaktahuan atas apa saja struktur-struktur drama menjadikan hasil pembuatan naskah drama bahkan pementasannya menjadi kurang terstruktur. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas pembuatan naskah drama beserta pementasannya, Anda perlu mengetahui apa saja struktur, unsur, dan kaidah kebahasaannya di sini.

5 Struktur Drama

Supaya naskah drama yang Anda buat jadi lebih menarik, Anda perlu memenuhi lima struktur drama. Selain itu, kelima struktur ini juga akan membantu Anda lebih mudah menyusun setiap tahapan ceritanya. Simak penjelasannya di bawah ini:

1. Prolog, Struktur Drama Paling Utama

Prolog bisa disebut sebagai pengantar pamungkas sebelum masuk ke dalam cerita. Bagian ini berisikan gambaran singkat mengenai inti cerita, plot paling penting yang akan ditampilkan dalam cerita, atau pengungkapan seputar tokoh, alur, dan beberapa aspek lainnya.

Prolog tidak memerlukan naskah yang banyak. Cukup potongan cerita singkat tetapi memiliki kesan yang kuat. Artinya, ketika prolog tersebut dibaca atau ditampilkan, maka dapat menimbulkan efek penasaran bagi penonton.

2. Dialog, Struktur Drama Paling Penting

Struktur drama kedua adalah dialog. Sudah barang pasti di dalam sebuah drama terdapat yang namanya dialog. Bahkan, dialog menjadi salah satu komponen yang menentukan apakah drama tersebut memiliki kualitas yang bagus atau tidak.

Dialog menjadi satu poin yang selalu menjadi sorotan bagi para penonton. Sebab, dialog ibarat seperti pengantar pesan yang menentukan tingkat pemahaman penonton atas drama yang disajikan.

3. Episode, Pembatas dalam Struktur Drama

Untuk memisahkan setiap plot cerita, Anda membutuhkan sebuah episode yang membatasinya. Contohnya seperti pertunjukan sinetron yang mana memiliki banyak episode di dalamnya. 

Namun, pada dasarnya drama yang baik tidak memiliki episode yang terlalu panjang. Apalagi sampai sepanjang jumlah episode dalam sinetron. Sebab, semakin panjang jumlah episode maka fokus cerita akan menjadi kabur.

4. Adegan, Struktur Drama yang Selalu Ada

Adegan merupakan bagian babak dalam sebuah drama. Bagian ini bisa berisi pemunculan tokoh baru, peristiwa yang mendukung cerita, dan lain sebagainya. Dalam setiap drama pasti ada adegan yang mendukungnya.

Tanda-tanda munculnya adegan biasanya ditandai dengan perubahan setting, akan tetapi dalam pementasan bagian ini akan bergantung pada buka tutupnya tirai. Adegan yang ditampilkan harus urut, mulai dari prolog sampai epilog drama itu sendiri.

5. Epilog, Struktur Drama Paling Akhir

Struktur drama yang terakhir adalah epilog. Apabila bagian prolog berfungsi sebagai pengantar cerita, maka di bagian akhir drama juga perlu adanya penutup yang berisi kesimpulan dari drama itu sendiri.

Meskipun perannya tidak terlalu signifikan, adanya epilog akan semakin melengkapi cerita di dalam drama. Apabila epilognya bagus, maka kesan yang dihasilkan pasti akan membekas di benak penonton. Oleh karena itu, penulis drama perlu memanfaatkan fungsi struktur satu ini untuk menyempurnakan pertunjukan.

Unsur-Unsur Pendukung Drama

Unsur-Unsur Pendukung Drama
Unsur-Unsur Pendukung Drama | Image Source: Freepik

Setelah mengetahui kelima struktur drama, saatnya Anda perlu memahami unsur-unsur di dalam drama. Keberadaan unsur-unsur ini telah menjadi satu kesatuan yang mana apabila tidak ada akan membuat cerita dalam drama terasa kurang menarik. Berikut ini beberapa unsur-unsurnya:

1. Alur

Unsur drama yang pertama adalah alur. Alur merupakan serangkaian peristiwa dan konflik yang menjadi nyawa dalam sebuah cerita. Sederhananya, alur lah yang akan menjadi penentu bagaimana sebuah drama disajikan. Berikut ini adalah beberapa jenis alur.

  • Alur Maju: Sesuai namanya, alur ini menggambarkan cerita secara runtut dari awal atau kronologis.
  • Alur Mundur: Kebalikan dari alur maju, alur mundur memulai menyajikan cerita menggunakan cara flashback, sehingga ending cerita ditampilkan terlebih dahulu.
  • Campuran: Apabila struktur cerita drama membutuhkan peristiwa yang maju mundur, maka alur campuran adalah pilihan terbaik. Anda dapat memadukan dua alur sebelumnya dalam satu cerita.

2. Penokohan

Unsur drama yang kedua adalah penokohan. Pada bagian ini, Anda perlu menggambarkan siapa saja tokoh yang ada dalam sebuah drama. 

Tokoh sendiri dibagi menjadi dua jenis berdasarkan perannya. Pertama, tokoh sentral yang menjadi fokus utama cerita. Kedua, tokoh pembantu yang perannya menjadi pendukung jalannya cerita.

3. Watak

Setelah menentukan siapa saja tokoh dalam drama tersebut, maka perlu adanya watak yang menyertainya. Tidak mungkin sebuah drama memiliki tokoh dengan watak yang sama semua, bukan? Pasti masing-masing tokoh akan memiliki karakter atau wataknya tersendiri.

4. Latar

Latar merupakan penggambaran mengenai tempat, waktu, dan suasana dalam satu struktur drama. Unsur tersebut memiliki peran yang amat penting dan harus ada dalam sebuah drama karena tanpa keberadaannya drama akan terasa hambar. 

5. Insight atau Pesan

Drama yang baik atau bermakna harus memuat pesan moral kepada pembaca atau penontonnya. Sesederhana apa pun pesan yang disampikan akan memberikan nilai manfaat, sehingga drama tersebut juga berkesan bagi penikmatnya.

Kaidah Kebahasaan Drama

Kaidah Kebahasaan Drama
Kaidah Kebahasaan Drama | Image Source: Freepik

Setelah memahami tentang struktur drama dan unsur-unsurnya, saatnya beralih pada kaidah kebahasaannya. Memang antara penulisan naskah drama dan naskah lainnya memiliki sedikit perbedaan. Berikut ini penjelasannya:

  • Berbentuk dialog dan sedikit narasi.
  • Menggunakan tanda petik pada dialog.
  • Dalam penulisan narasi berupa prolog dan epilog menggunakan kata ganti orang ketiga.
  • Aktif menggunakan konjungsi temporal. Contohnya kata sekarang, setelah itu, sebelum, mula-mula, lalu, dan sebagainya.
  • Banyak menggunakan kata kerja.

Jenis-jenis Drama

Selama ini mungkin Anda hanya mengenal beberapa jenis atau genre drama saja. Sebenarnya, ada banyak sekali jenis-jenis drama yang dapat Anda jadikan opsi untuk menampilkan sesuatu yang baru. Berikut ini adalah beberapa jenisnya:

1. Tragedi

Mendengar namanya saja pasti telah memberikan kesan kesedihan yang amat mendalam bagi pembaca. Yap, drama tragedi merupakan salah satu jenis drama yang mengangkat kisah pilu. Meskipun tidak sepanjang cerita akan menceritakan kesedihan, tetapi kesan paling kuat yang ditangkap adalah peristiwa pilu.

Struktur drama tragedi biasanya mengangkat cerita-cerita yang berasal dari bencana, legenda, atau kisah-kisah lainnya yang memang menguras air mata. Ciri khasnya adalah diakhiri dengan ending yang tragis.

2. Opera

Pernah menonton drama musikal? Opera sama dengan drama musikal yang dialognya diganti dengan nyanyian. Artinya, sebagian besar cerita berisi nyanyian atau iringan musik. Di Indonesia sendiri jenis drama satu ini memang tidak terlalu banyak yang menyukai, tetapi di luar negeri opera menjadi jenis yang populer.

3. Komedi

Drama Komedi
Drama Komedi | Image Source: Freepik

Jenis drama ketiga adalah komedi. Dari namanya saja sudah jelas bahwa drama satu ini memiliki unsur cerita yang kuat berkaitan dengan cerita lucu atau humor. Pastinya genre satu ini sangatlah berkebalikan dengan struktur drama tragedi. 

Banyak penonton yang memiliki antusiasme besar saat menonton jenis drama satu ini karena terbukti mampu menghilangkan stres sejenak yang dirasakan. Apalagi kalau sampai penonton terbahak-bahak, artinya drama tersebut telah sukses.

4. Tragekomedi

Apabila Anda ingin mendapatkan dua kepuasan yang berkebalikan, maka jenis drama tragekomedi adalah jawabannya. Sesuai dengan namanya, jenis ini memiliki makna yang sama dengan ungkapan, “tertawa di atas penderitaan orang lain”. 

Kebanyakan drama tragekomedi memiliki landasan cerita yang menyedihkan. Namun, alih-alih mengemasnya secara natural, penulis memilih untuk membawakannya secara komedi agar lebih menimbulkan kesan.

5. Melodrama

Suka dengan jenis drama yang mendayu-dayu? Kalau Anda memang tipe orang yang mudah mengembangkan cerita bernuansa melo, maka jenis satu ini menjadi opsi yang tepat. Biasanya, kisah yang diangkat juga hampir sama sedihnya seperti cerita dalam drama tragedi.

6. Tablo

Mungkin Anda asing dengan jenis drama satu ini karena tablo adalah genre yang sangat jarang dipentaskan. Pasalnya, jenis drama ini memiliki ciri khas tanpa dialog sama sekali dan hanya mengandalkan gerakan saja atau lebih populer dikenal dengan pantomim. 

Sudah Siap Merancang Struktur Drama Terbaik Versi Anda?

Setelah mengumpulkan segala pemahaman mengenai struktur drama dan segala pendukungnya, maka tak ada alasan lain untuk Anda tidak segera membuat karya drama Anda sendiri. Anda bisa memilih jenis atau genre drama yang ingin dibuat terlebih dahulu.Baru setelah itu menentukan struktur, unsur, dan menulis sesuai kaidah kebahasannya. Nantinya, hasil naskah drama yang Anda tulis bisa dilanjutkan ke arah pementasan. Meskipun butuh effort dan perjuangan besar untuk bisa sampai di titik pementasan yang sukses, Anda tetap harus berani mencobanya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page