Kamu mungkin asing dengan tari cakalele. Tarian ini menjadi tarian pembuka acara di beberapa pentas seni. Tarian tersebut juga memiliki fungsi, sejarah, keunikan, makna, tata rias, dan pola lantai tersendiri. Seperti apa penjelasannya? Simak terus artikel ini ya!
Daftar ISI
Sejarah Tari Cakalele
Tarian di Indonesia sangat beragam jenisnya, salah satunya adalah tari cakalele yang berasal dari Maluku. Secara harfiah, tari cakalele memiliki arti roh halus yang mengamuk.
Tarian ini sangat sakral karena sudah menjadi warisan nenek moyang sejak zaman dahulu. Jad tidak sembarang orang dapat memainkannya, hanya warga desa adat yang dapat melakukannya yaitu sekitar 8 desa adat yang tercatat di pulau Maluku.
Pada umumnya tarian ini dibawakan 30 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam sejarahnya, cakalele memiliki riwayat yang yang cukup panjang.
Tari ini menjadi bagian dari proses nenek moyang ketika ingin pergi melaut. Sebelum pergi berlayar, para pelaut akan mengadakan upacara persembahan untuk nenek moyang.
Kemudian mereka akan mempersembahkan makanan dengan jumlah yang banyak, berdansa jugan minum bersama. Kebiasaan tersebut menjadi cikal bakal munculnya tari cakalele.
Kebiasaan masyarakat Maluku tersebut menyebabkan tarian ini sering kamu jumpai dalam perayaan Hari Pattimura, pelantikan raja, peresmian baileo, dan upacara adat.
Tarian ini dibagi menjadi 2 yaitu tarian tradisional yang bersifat magis dan tarian festival. Selain itu, tari ini menjadi salah satu ikon dari pulau Maluku. Maka dari itu, tarian ini terus dilestarikan guna menghormati para leluhur yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk menyelamatkan tanah air.
Di samping itu, tarian ini merupakan bentuk ekspresi masyarakat Maluku untuk melestarikan budayanya. Kamu dapat melihat cara mereka dengan sungguh-sungguh menghayati setiap gerakan layaknya sedang menghormati para leluhurnya.
Tari ini juga sering disebut tari perang. Para penari laki-laki akan menggunakan baju perang dan para penari perempuan memakai baju putih.
Penggunaan kostum tersebut sesuai konsep saat nenek moyang akan pergi berperang. Mereka berekspresi seperti memberi semangat kepada para pejuang yang ingin berangkat ke medan tempur.
Keunikan dan Makna Tarian Cakalele
Dalam tari perang asal Maluku ini memiliki keunikan tersendiri, sehingga mempunyai makna yang begitu dalam bagi masyarakat. Berikut adalah 3 keunikan tarian tersebut, yaitu:
- Para pemain akan meminum darah dari lawan mainnya sebagai wujud dari persembahan kepada nenek moyang karena telah memenangkan pertempuran.
- Pemain akan meneriakkan kata “uale” yang artinya darah yang membanjir. Makna yang dapat kamu ambil yaitu para pejuang memenangkan musuh.
- Tarian ini memiliki jumlah pemain laki-laki lebih banyak daripada pemain perempuan. Penari perempuan hanya sebagai pengiring dengan cara menghentakkan kaki ke tanah.
Selain ketiga keunikan tersebut, tarian ini juga memiliki makna yang dapat kamu ambil hikmahnya.
Makna tarian ini adalah masyarakat Maluku memberikan penghormatan yang telah berjuang di medan perang. Gerakan tari yang meriah dan tegas merupakan gambaran dari para pejuang yang hendak pergi ke medan perang.
Selain itu, makna lain dari tarian ini adalah proses penyembahan dan simbol keagamaan. Masyarakat Maluku sering melakukan ritual persembahan ketika akan pergi berlayar. Terdapat tiga hal yang tersirat dalam ritual ini, yaitu mengatur hubungan antara tuhan, alam, dan manusia.
4 Fungsi Tari Cakalele
Dari keunikan dan makna yang terkandung dalam setiap gerakannya, tarian ini juga memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku. Berikut penjelasan mengenai fungsi dari tarian cakalele, yaitu:
1. Sebagai Pembuka Upacara Adat
Dalam upacara adat tarian ini tidak boleh sembarang orang yang memainkan karena tarian ini sangat sakral dan suci. Tarian ini menjadi komponen pendukung dalam upacara adat karena sifatnya yang sakral. Masyarakat akan menyajikan tari cakalele di awal pertunjukkan.
2. Sebagai Tarian Sebelum Perang
Seperti dengan konsep dari tarian ini, maka fungsi cakalele juga sama yaitu sebagai pengiring para prajurit yang akan pergi berperang. Tujuannya agar para pejuang semangat untuk berjuang, menghapus rasa sedih karena harus meninggalkan keluarga, dan mengobarkan jiwa keberanian.
3. Sebagai Penghormatan Kepada Leluhur
Tarian perang asal Maluku tersebut menjadi perwujudan persembahan kepada nenek moyang yang telah memerdekakan negara ini. Pasalnya, mereka telah menumpahkan darahnya untuk melawan musuh juga membumihanguskan penjajahan.
Masyarakat pada zaman dahulu mementaskan tarian cakalele dalam upacara persembahan nenek moyang. Namun, fungsi ini mengalami pergeseran karena dianggap berlawanan dengan agama.
4. Sebagai Hiburan
Tarian ini juga memiliki fungsi yaitu sebagai hiburan para warga baik warga negara maupun mancanegara. Banyak para pelancong yang datang untuk menonton pertunjukkan tersebut.
Tak hanya itu fungsi, dari adanya pertunjukkan ini dapat memberikan kesempatan berjualan bagi masyarakat sekitar. Misalnya, dengan menjual cinderamata, oleh-oleh, makanan, dan minuman khas Maluku.
Tata Rias Tari Cakalele
Komponen tata rias setiap tarian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu pertunjukkan. Tari cakalele ini menggunakan riasan yang berbeda dengan tari lainnya.
Penari cakalele dirias menggunakan riasan yang sederhana. Wajah mereka juga harus dicoret menggunakan pewarna hitam seperti sedang menyamar untuk berperang.
Busana yang mereka pakai yaitu pakaian perang dengan kontras warna merah dan kuning. Penari wanita mengenakan pakaian adat berwarna putih dan kain panjang sebagai bawahan. Sedangkan, para kapten dalam tarian ini memakai penutup kepala dari bulu ayam.
4 Properti Tarian Cakalele
Berikut ini adalah 4 properti yang digunakan dalam tarian cakalele, yaitu:
1. Lenso
Lenso adalah sapu tangan untuk penari wanita. Penari akan mengibaskan lenso ke kanan dan ke kiri. Fungsi gerakan ini yaitu sebagai bentuk penggambaran pemberian selamat berjuang kepada para prajurit.
2. Hiasan Kepala
Selain kapten, para penari lainnya juga memakai hiasan kepala. Namun, milik mereka berbeda dengan yang kapten gunakan. Perbedaan tersebut dapat kamu lihat pada hiasannya. Kapten menggunakan hiasan bulu ayam pada ikat kepala, sedangkan penari biasa tidak memiliki hiasan pada ikat kepalanya.
3. Samarang
Dalam tarian ini, properti yang mereka gunakan salah satunya yaitu samarang dan salawaku sebagai penggambaran antara ayah dan ibu yang telah melahirkan keturunan.
Samarang adalah pedang yang terbuat dari besi. Ukuran samarang ini bervariasi dari ukuran 10 cm sampai 90 cm. Bagian gagangnya terbuat dari kayu. Samarang ini akan dipegang oleh penari laki-laki yang menunjukkan keberanian seorang pejuang.
4. Salawaku
Properti terakhir yaitu salawaku yang merupakan pasangan dari samarang. Jika samarang adalah ayah, salawaku adalah ibu.
Salawaku memiliki bentuk yang mirip seperti samarang. Perbedaannya hanya terletak pada hiasannya. Benda ini memiliki hiasan kerang laut sebagai simbol keberanian. Para penari akan memegang properti ini pada tangan kiri.
Pola Lantai pada Tarian Cakalele
Seperti yang kamu ketahui bahwa tari cakalele terdiri dari 30 orang. Ketika melakukan tarian ini, pola lantai yang mereka gunakan yaitu pola lantai gerak lurus.
Para penari akan membuat barisan sebanyak 2 baris yang memanjang ke belakang. Pola barisan tersebut hampir kamu lihat di keseluruhan pertunjukkan. Namun, bagi kamu yang telah lama paham akan tarian ini tentu akan menemukan pola gerakan yang lainnya.
Tarian ini memiliki ragam gerakan yang kompak. Dengan jumlah 30 orang penari, mereka harus saling membangun kekompakan agar tarian ini terlihat indah dan menarik perhatian para pengunjung.
Selain tiu, tarian perang ini biasanya terdiri dari gerakan melompat, berjingkrak ria, dan berteriak dengan mata yang melotot. Gerakan yang terbilang aktif bermaksud menggambarkan aura semangat saat berperang.
Pola lantai ini juga diiringi dengan irama musik yang ritmis. Musik pengiring dalam tarian ini yaitu bia (terompet kerang), gong, dan tifa. Semua alat musik tersebut dimainkan dengan tempo yang sangat cepat. Tujuannya untuk membakar semangat para penari, sehingga gerakan yang mereka lakukan lebih bersemangat dan meriah.
Semakin berkembangnya zaman, tarian ini telah mengalami perubahan gerakan. Meskipun telah mengalami improvisasi gerakan, tidak mengubah makna yang terkandung dalam tarian.
Sudah Lebih Mengenal Tari Cakalele?
Nah, itulah penjelasan mengenai tari cakalele mulai dari sejarah, makna, keunikan, tata rias, hingga pola lantainya yang dapat kamu gunakan sebagai referensi belajar.
Artikel ini sangat cocok bagi kamu yang ingin mempelajari tarian Indonesia. Dengan demikian, kamu dapat melestarikan warisan nenek moyang yang menjadi salah satu kekayaan nusantara.