Tari gending sriwijaya merupakan seni budaya tari kolosal peninggalan dari zaman kerajaan Sriwijaya. Umumnya tari ini dibawakan oleh 9 orang penari perempuan. Ada cerita menarik tentang alasan jumlah penari yang dipilih dan tidak melengkapinya menjadi 10 atau 11.
Nah, menurut beberapa cerita yang beredar jumlah tersebut sesuai dengan jumlah dari sembilan sungai yang ada di Sumatera Selatan. Jadi, tari gending sriwijaya memang mengusung adat, budaya, dan hasil kekayaan alam dari wilayah Sumatera Selatan.
Daftar ISI
Sejarah Tari Gending Sriwijaya
Seperti namanya, tari gending sriwijaya memiliki hubungan yang cukup erat dengan kerajaan Sriwijaya. Maka dari itu, menurut sejarahnya tarian tersebut berguna untuk beberapa hal seperti penyambutan tamu dan penyembahan dewa.
Namun, pada masa penjajahan Belanda ada sedikit pergolakan yang terjadi. Kala itu pemerintahan Belanda memberikan larangan penuh terhadap kegiatan tari-tarian yang anggotanya wanita. Oleh sebab itu, tari tersebut mulai berubah dan dibawakan oleh laki-laki.
Kemudian pada masa penjajahan Jepang, pemerintah meminta kepada masyarakat Palembang agar membuat satu tarian khusus beserta lagu iringannya untuk menjadi tarian penyambutan. Tepatnya pada tahun 1943 ada seorang sastrawan yang bernama Nalungtik A.R yang mendapat mandat dari Letkol OM Shida.
Nungtjik tidak bekerja sendirian, melainkan menggandeng Ahmad Dahlan sebagai seorang seniman ahli Palembang untuk memainkan biola guna menciptakan lagu sesuai dengan mandate yang ia terima. Penulisan syair berlangsung cukup lama karena melewati beberapa kali penyempurnaan.
Setelah syair lagu dan musik selesai diciptakan tari penyambutan mulai dibuat. Mereka mengusung konsep tari khas Palembang yang sudah ada sebelumnya. Sang penyusun gerakan tari adalah Sukainah Rozak dan RM Akib. Sedangkan, Miss Tina yang mengurus segala kebutuhan properti dan busananya.
Mei tahun 1945, tari gending sriwijaya pertama kali dipentaskan di hadapan Kepala Pemerintahan Jepang yakni Kolonel Matsubara. Tarian tersebut dibawakan langsung oleh para pejabat dan bangsawan.
Lalu tanggal 2 Agustus 1945 tarian ini barulah bisa tampil untuk menyambut para pejabat dari Jepang. Setelah Indonesia merdeka, gending sriwijaya resmi menjadi salah satu tarian untuk menyambut tamu-tamu dari pemerintahan yang berkunjung ke Sumatera Selatan dan hal itu berlangsung hingga sekarang.
3 Makna Tari Gending Sriwijaya
Untuk setiap gerakannya, tari gending sriwijaya memiliki makna tersendiri yang bisa Anda ketahui melalui penjelasan berikut ini.
1. Sekapur Sirih
Pada saat tarian berlangsung akan ada momen penari menggunakan daun sirih. Istilah tersebut disebut sebagai sekapur sirih. Maknanya adalah kerendahan hati umat manusia. Makna tersebut sesuai dengan cara berkembangnya tanaman daun sirih.
Sementara itu, batang sirih yang tumbuh secara lurus juga memiliki makna tersendiri yakni budi pekerti dan loyalitas.
Secara garis besar, tari gending sriwijaya memiliki makna bahwa terdapat jiwa yang rendah hati, mandiri tawakal, dan peduli kepada masyarakat Palembang.
2. Jentikan Ibu Jari dan Jari Tengah
Setiap gerakan pada tarian ini seolah diciptakan dengan makna tersendiri. Salah satunya adalah jentikan ibu jari dan jari tengah oleh penari. Ketika melakukannya penari akan mengikuti irama. Adapun maknanya adalah kerja keras dan kedisiplinan yang harus tertanam dalam diri masyarakat.
3. Gerakan Sembah Berdiri
Makna dari gerakan sembah berdiri pada tari gending sriwijaya adalah masyarakat Palembang merupakan orang-orang yang selalu taat terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Selain itu, adanya gerakan ini juga termasuk wujud sikap toleransi dari masyarakat Palembang terhadap sesama manusia.
3 Fungsi Tari Gending Sriwijaya
Gending sriwijaya tidak hanya sebatas tari-tarian yang menghibur saja. Namun, ada fungsi dan manfaat tersendiri yang bisa Anda dapatkan ketika melihat atau bahkan mempelajarinya. Berikut adalah fungsi-fungsi tersebut, yaitu:
1. Sosial
Fungsi sosial dalam gending sriwijaya bisa Anda temukan pada gerakan penari seperti menaburkan bunga serta memberikan salam sembah. Penari seolah-olah menyambut Anda dan memberikan interaksi terbaiknya sekalipun baru pertama kali bertemu.
Selain itu, acara pementasan tarian ini biasanya sangat ramai dan mengundang khalayak umum untuk berdatangan. Oleh karena itu, bertemunya orang-orang dalam satu tempat yang sama bisa menjadi jembatan untuk berinteraksi sosial. Bahkan, mereka bisa mendapatkan wawasan luas dari kegiatan tersebut.
2. Moral dan Edukasi
Fungsi kedua dari tari gending sriwijaya adalah mengenalkan masyarakat akan moral dan edukasi terkait makna kehidupan. Pesan-pesan yang terdapat dalam tarian seolah menggambarkan bagaimana sesungguhnya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
Tak hanya itu, namun melalui tarian ini seluruh masyarakat diajak untuk bernostalgia mengenai kisah Kerajaan Sriwijaya dulu. Dengan begitu masyarakat tidak akan melupakan tradisi dan budayanya meskipun zaman semakin maju sekarang.
3. Hiburan
Seni tari merupakan persoalan yang sangat lekat dengan unsur-unsur hiburan. Sebab mereka tercipta untuk memperlihatkan keindahan gerakan dari para penari.
Gending sriwijaya termasuk tarian yang cukup ekspresif, sehingga dapat membuat penonton mendapatkan hiburan tersendiri.
Tahukah Anda bahwa ternyata menyaksikan pertunjukan seni juga mampu menjadi ajang pelampiasan emosi yang positif dan sehat. Daripada harus mengurung diri dengan pemikiran-pemikiran negatif, lebih baik menyaksikan pagelaran untuk menghibur diri dan merasakan makna-maknanya.
3 Gerakan Tari Gending Sriwijaya
Filosofi gerakan tari gending sriwijaya memang sangat indah dan menawan. Terlebih mereka membawa sebuah pesan dan nilai-nilai kehidupan yang bisa menjadi pembelajaran untuk manusia. Terutama bagaimana bentuk ketaatannya dengan Tuhan. Untuk itu berikut adalah beberapa gerakan dalam Gending Sriwijaya.
1. Awal
Bagian pertama dari gending sriwijaya merupakan gerakan awal. Fungsinya adalah memberikan permulaan pada pertunjukan tari. Pada bagian ini Anda akan melihat ada setidaknya 4 gerakan sebagai berikut, yaitu:
- Melakukan dua jenis gerakan yakni sembah biasa dan sembah sambil berdiri.
- Jalan keset yakni penari menggeser kaki kanannya menuju ke arah depan dan menyerong sedikit ke kanan. Kemudian kaki kiri para penari berjinjit lalu tangan dalam berada pada posisi seperti gerakan sembah.
- Menyilangkan tangan dan mengayunkannya hingga membentuk pola lingkaran.
- Mengayunkan kedua tangan hingga ke atas lalu ke bawah sebanyak dua kali layaknya burung elang yang terbang.
2. Pokok
Gerakan pokok tari gending sriwijaya menjadi yang paling utama karena mengusung gerakan-gerakan kompleks. Ada beberapa gerakan yang ada pada bagian ini:
- Elang terbang.
- Tutur sabda.
- Gerakan emosional dengan mengajak penonton untuk terus berbuat baik.
- Tabor bunga.
- Gerak ukel, tumpang talu, dan menjetikkan jari lalu menaikkan tangan ke atas.
- Membentuk jari tangan dengan lambing Tri Murti yang artinya berserah diri kepada Tuhan.
- Ulur benang.
- Siguntang mahameru.
3. Akhir
Setelah melakukan gerakan pokok para penari akan melakukan gerakan akhir yang penuh syahdu dan hormat. Pada bagian ini ada beberapa gerakan yang diusung seperti sebagai berikut.
- Tolak bala.
- Mengarahkan tangan kanan ke atas telinga kanan dan tangan kiri di depan dada.
- Sembah penutup.
6 Busana & Properti Tari Gending Sriwijaya
Rasanya hampir setiap tarian daerah pasti menggunakan properti dan busana tersendiri. Begitupun dengan tari gending sriwijaya yang membutuhkan beberapa perlengkapan sebagai berikut, yaitu:
1. Pending
Pending adalah properti yang memiliki bentuk seperti ikat pinggang. Materialnya terbuat dari kuningan. Biasanya pada beberapa sisi pending terdapat sebuah ukiran motif hewan atau tumbuhan.
2. Tepak
Tepak adalah wadah yang akan dibawa penari dan menjadi tempat untuk sekapur sirih. Pada umumnya tapak ini memiliki bahan dasar kayu yang berhiaskan ukiran khas Palembang.
3. Teratai
Namanya teratai, namun bukan berarti itu bunga ya. Teratai pada gending sriwijaya merupakan penutup dada yang terbuat dari beludru dengan aksen manik-manik.
4. Selendang Meranti
Selendang meranti terbuat dari kain khas Palembang yakni songket. Pada saat pentas nanti selendang tersebut akan diikatkan pada pinggang penari.
5. Kelat Bahu
Pada bagian bahu kanan dan kiri penari juga terdapat sebuah hiasan yang namanya kelat bahu. Bentuknya mirip seperti burung.
6. Kelapo Tandan
Kelapo tandan adalah hiasan yang terletak di bagian sanggul penari. Bentuknya bisa berupa bunga dan daun dengan makna kasih sayang serta gotong-royong.
Tari Gending Sriwijaya Memiliki Sejuta Makna, Bukan?
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa tari gending sriwijaya merupakan seni budaya yang sudah ada sejak zaman kerajaan kuno. Oleh karena itu, pada setiap gerakan seolah memiliki pesan agar masyarakat bisa terus hidup berdampingan dengan baik.
Tidak hanya sesama masyarakat, namun juga dengan Tuhan serta tidak melupakan leluhur seperti orang-orang kerajaan Sriwijaya. Melihat kondisi ini, Indonesia memang sangat kaya akan kesenian. Maka dari itu, marilah berbangga diri karena masih bisa melihat pementasan tersebut dan tetaplah melestarikannya.