Tari Golek Menak: Sejarah, Karakter Penari, Properti, Keunikan

Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti ciri khas daerah ini, tarian ini juga memiliki gerakan yang lemah lembut, namun tetap menonjolkan sifat gagah. Kisah dalam tarian ini juga menarik bagi masyarakat untuk mempelajari sejarah masa lalu.

Artikel ini akan mengulas seluk beluk tari tradisional ini secara lengkap. Mulai dari sejarah awal terciptanya dan karakter yang ada dalam tarian. Selain itu, properti dan keunikan lainnya juga akan melengkapi pembahasan. Yuk, simak bersama!

Sejarah

Sejarah awal mula tarian klasik ini secara umum terbagi dalam dua kurun waktu, yaitu, pertama adalah masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada masa ini, tarian ini mulai tercipta. Kemudian, yang kedua adalah masa perkembangan setelah kemerdekaan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Sebelum Kemerdekaan

Periode waktu pertama adalah sebelum kemerdekaan tahun 1945. Tarian ini berawal dari ide Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang ingin menuangkan kesenian Wayang Golek ke dalam bentuk tarian.

Sri Sultan kemudian mengumpulkan para ahli tarian yang termasyhur pada masa itu. Mereka adalah K.R.T. Purbaningrat, Pangeran Suryobrongto, dan K.R.T. Brongtodiningrat. Tak hanya itu, beberapa ahli lain juga terlibat dalam penciptaan Tari Golek Menak ini.

Mulai dari K.R.T. Mertodipuro, K.R.T. Madukusumo, R.W. Hendramardawa, R.B. Kuswaraga, K.R.T. Wiradipraja, dan R.W. Larassumbaga. Proses awal penciptaan tarian ini berlangsung sekitar tahun 1941. Para ahli ini terlibat dalam menciptakan karakter utama mula-mula hingga para gerakan-gerakan tari.

2. Setelah Kemerdekaan

Kemudian, proses ini sempat terhenti pada masa perjuangan kemerdekaan. Penyempurnaan kemudian dimulai setelah melewati beberapa dekade, yaitu pada tahun 1988. Sri Sultan yang saat itu berkuasa, bertitah kepada beberapa lembaga tari untuk terlibat dalam proses penyempurnaan ini.

Pada proses ini, tarian ini mengalami banyak pembaharuan. Dimana yang paling menonjol adalah jumlah karakter tari yang bertambah menjadi cukup banyak, yaitu dari 3 karakter utama menjadi 14 hingga 16 karakter Penari.

Proses ini berlangsung cukup lama, yaitu memakan waktu hingga sekitar satu tahun. Dengan kata lain, penyempurnaan baru mencapai final pada sekitar tahun 1989. Sedangkan Sri Sultan saat itu meninggal pada tahun 1988, sehingga belum menyaksikan semua pertunjukkan tari dari beberapa lembaga terkait.

Karakter Utama Tari Golek Menak

Karakter Utama Tari Golek Menak
Karakter Utama Tari Golek Menak | Image Source: Sanggar Surya Kirana

Berikut ini adalah 3 karakter utama dalam tarian tradisional ini. Ketiga karakter ini sudah ada sejak asal mula tarian ini, yaitu pada penampilan pertamanya tahun 1940 an saat perayaan ulang tahun Sri Sultan.

1. Karakter Putri

Yang pertama adalah karakter putri. Karakter lemah gemulai ini bernama  Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli. Putri menunjukkan watak wanita Jawa yang anggun dalam tarian. Walau demikian, dalam tarian dikisahkan tentang peperangan antara keduanya.

2. Karakter Putra

Sedangkan yang kedua adalah karakter putra bernama Raden Maktal. Karakter ini menggambarkan seorang pria yang lembut, namun juga kuat dan gagah.

3. Karakter Gagah

Terakhir adalah karakter yang menggambarkan sosok gagah bernama Prabu Dirgamaruta. Dalam tarian, kisah yang diceritakan adalah bahwa karakter Raden Maktal yang berperang melawan Prabu Dirgamaruta.

Properti Tari Golek Menak

Properti Tari Golek Menak
Properti Tari Golek Menak | Image Source: Pixabay

Seperti pertunjukan seni pada umumnya, tarian tradisional ini juga melibatkan cukup banyak properti untuk menyempurnakan pertunjukkan. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

1. Kostum Penari

Properti yang pertama adalah pakaian dari para penari. Baik karakter pria maupun wanita menggunakan pakaian lengan panjang yang khas pada budaya Jawa. Karakter wanita menggunakan jarik atau kain batik untuk bawahan dengan pelengkap selendang.

Sedangkan karakter pria menggunakan celana dengan cindhe dari kain batik yang terikat pada bagian pinggang. Pada bagian ini juga umumnya pria Jawa akan mengikatkan senjata seperti keris.

2. Riasan

Sedangkan tata rias para Penari adalah menyesuaikan dengan asal muasal tarian, yaitu Wayang Golek. Sebab itu, para karakter wanita akan menggunakan riasan tebal yang menyerupai Wayang Golek. Karakter pria juga menggunakan riasan make up yang sesuai.

3. Alat Musik

Alat musik pada pertunjukan Tari Golek Menak juga mengusung nuansa Jawa yang sangat kental, yaitu dengan menggunakan gamelan yang merupakan alat musik tradisional suku Jawa.

Tambahan alat musik lain sebagai pelengkap adalah laras pelog, gendang, keprak dhodhogan, hingga krecek. Irama dari setiap alat musik ini menjadi pengiring yang sempurna untuk gerakan setiap Penari dalam pertunjukan tari ini.

Kemudian, ketika menonton pertunjukan tari ini, kamu juga akan mendengarkan sajian dialog dengan bahasa Bagongan atau Jawa yang berisikan salah satunya, yakni 11 kosakata berbeda ketika memanggil orang-orang. Misalnya pakenira, saya, Anda, atau kamu. Tentunya dengan penyesuaian dialog, agar mudah dipahami.

4. Aksesoris

Para penari juga mengenakan berbagai macam aksesoris yang menjadi pelengkap penampilan dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Mulai dari anyaman bulu yang membentuk mahkota pada bagian kepala.

Kemudian juga mengenakan hiasan pada telinga, gelang pada pergelangan tangan, serta kalung berbentuk keris bersusun. Selain itu, ada pula payung dan kipas. Setiap aksesoris ini benar-benar adaptasi dari karakter-karakter yang ada pada Wayang Golek.

Selain itu, pengenaan aksesoris juga berupaya untuk memperdalam pemaknaan akan budaya Jawa yang dibawakan dalam seni pertunjukan tari.

Keunikan Tari Golek Menak

Tari Golek Menak
Tari Golek Menak | Image Source: dijogja.co

Selain menikmati seni pertunjukkan, masyarakat juga perlu untuk memahami nilai-nilai unik, yang membuat sebuah pertunjukan tari berbeda satu dengan lainnya. Berikut ini adalah beberapa keunikan jenis tarian klasik yang satu ini:

1. Asal Muasal Tarian

Keunikan pertama adalah dari sejarah terciptanya tarian ini. Berawal dari ide Sri Sultan yang ingin mentransformasi pertunjukan Wayang Golek menjadi tarian orang. Pertunjukan tari ini semula tampil dalam perayaan ulang tahun Sri Sultan.

Namun, dalam perkembangannya, tarian yang telah melalui proses penyempurnaan ini menjadi lebih sering tampil, yaitu pada acara pertunjukan seni maupun sebagai bagian dari berbagai acara formal maupun non formal.

2. Ada Unsur Pencak Silat

Keunikan berikutnya adalah adanya unsur pencak silat dalam gerakan tarian tradisional Jawa ini. Padahal, pencak silat merupakan gerakan khas dari daerah Sumatera Barat. Maka, unsur ini menjadi nilai unik yang tiada duanya dan membuat seni ini menjadi semakin kaya.

Tujuan dari memasukkan unsur ini ke dalam Tari Golek Menak rupanya adalah upaya untuk mengedepankan persatuan Indonesia. Sri Sultan berharap agar persatuan Indonesia tidak terkotak-kotak dan terpisah karena wilayah dan keunikan budaya masing-masing.

3. Karakter Pria dan Wanita

Keunikan berikutnya adalah peran karakter pria dan wanita. Seperti pada pertunjukan tari Jawa pada umumnya, yaitu bahwa karakter pria tidak harus diperankan oleh penari pria, demikian juga sebaliknya.

Walau demikian, setiap penari tetap akan menampilkan karakter yang kuat sesuai dengan peran yang ia mainkan. Sebab ini lah, tak jarang Penari wanita memainkan sosok karakter pria pada pentas seni tarian budaya Jawa.

4. Pentas Kelompok atau Perorangan

Keunikan berikutnya adalah bahwa tarian klasik tradisional yang satu ini dapat dipentaskan secara perorangan maupun kelompok. Secara kelompok misalnya adalah melibatkan 8 hingga 16 Penari dalam satu panggung.

Walau demikian, baik perorangan maupun kelompok, kisah dalam tarian tetap akan lengkap dan sama baiknya.

5. Kisah dalam Tari Golek Menak

Pada dasarnya, ada kisah yang diceritakan dalam tarian Jawa. Dengan kata lain, para Penari tidak hanya sekedar bergerak yang menunjukkan keindahan gerakan dengan lantunan alat musik. Tarian klasik tradisional ini menceritakan peperangan antar para karakter hingga kisah cinta segitiga.

6. Pola Lantai

Keunikan terakhir adalah gerakan para Penari yang benar-benar terpola, sehingga dapat membentuk pola pada lantai pentas. Walau terikat pada cerita, gerakan gemulai para Penari tetap dapat menunjukkan pola unik yang mudah untuk diingat.

Mari Meneruskan Warisan Budaya Tari Golek Menak!

Walaupun tarian ini berasal dari salah satu provinsi, namun akan baik bagi masyarakat dari daerah lain untuk mengetahuinya secara mendalam. Sebab, tarian tidak hanya sebagai hiburan, melainkan juga warisan budaya yang sangat indah.

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, mendalami setiap warisan budaya dapat membantu mempertahankan kebudayaan itu sendiri. Salah satunya adalah Tari Golek Menak yang telah melalui berbagai proses sejarah hingga menjadi seperti sekarang ini.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page