Tari Klasik: Pengertian, Ciri-ciri, Keunikan, dan Contohnya

Kesenian tari memang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Meskipun begitu, tari klasik masih menjadi salah satu jenis tari yang sering dipentaskan. Biasanya, jenis tarian ini dipentaskan di momen-momen khusus seperti upacara adat, perayaan hari khusus, dan lain sebagainya. 

Nah, sebagai masyarakat Indonesia, kita harus membantu melestarikan semua jenis kesenian tradisional dan daerah ini. Tapi sebelum itu, ketahui penjelasan lebih dalam mengenai tarian klasik di artikel ini!

Pengertian Tari Klasik

Secara umum, tari klasik merupakan jenis tarian tradisional yang berasal dari lingkungan keraton atau wilayah pusat pemerintahan. Kalangan bangsawan kemudian mewariskannya secara turun temurun hingga masih ada sampai sekarang. 

Meskipun lahir di wilayah kerajaan, namun tarian klasik melekat pada setiap masyarakat umum. Bernama klasik karena tarian memiliki peraturan baku, terikat, dan tidak boleh diubah oleh siapapun. Tidak heran jika akhirnya tarian klasik menjadi seni tari paling tua di Indonesia.

Ciri-Ciri Tari Klasik

Ciri-Ciri Tari Klasik
Ciri-Ciri Tari Klasik | Image Source: Pixabay

Ada beberapa ciri tarian klasik yang membedakannya dengan tarian jenis lain seperti kontemporer atau modern. Tidak ada yang boleh mengubah ciri pada tarian klasik karena bisa mengubah makna filosofis. Langsung saja, berikut ini adalah ciri-cirinya:

1. Memiliki Peraturan atau Pedoman yang Baku 

Ciri utama dari tarian klasik yaitu memiliki peraturan atau pedoman yang baku. Peraturan atau pedoman tersebut membuat makna dan susunan tarian menjadi jelas. Mengubah struktur tarian artinya mengubah makna yang terkandung di dalamnya.

Oleh sebab itu, peraturan atau pedoman tersebut tidak boleh diubah oleh siapa pun. Contohnya Tari Cakaleleng yang sebenarnya berfungsi sebagai upacara adat. Agar tari tetap ada, maka ada versi terbaru yaitu Tari Cakaleleng untuk media hiburan.

2. Menggunakan Tata Rias yang Cantik

Penari yang akan menarikan tarian klasik biasanya menggunakan riasan tebal dan cantik. Riasan tersebut sesuai dengan tema tariannya yang memang sudah ada aturan atau pedomannya. 

Adanya aturan dalam riasan membuat karakter penari terlihat lebih jelas dan tersusun baik. Meskipun begitu, ada juga tari klasik yang tidak menggunakan tata rias. Contohnya yaitu Tari Perang karena para pria yang menarikannya. 

3. Menggunakan Busana yang Mewah

Tata rias yang cantik tentu saja membutuhkan busana yang mewah agar terlihat serasi. Pada umumnya, tarian klasik menggunakan busana yang tergolong cukup mewah. Tidak heran karena tarian ini berkembang di lingkungan atau wilayah keraton. 

Penari yang akan menarikan tarian klasik menggunakan busana menyerupai milik bangsawan. Selain busana mewah, ada juga beberapa properti pelengkap lain yang membuat penampilan semakin menawan. Contohnya mahkota, gelang, anting, kalung, dan lain sebagainya. 

4. Memiliki Nilai Keindahan atau Estetika

Tumbuh di wilayah kerajaan atau keraton membuat tari klasik memiliki nilai estetika atau keindahan yang sangat tinggi. Contoh tarian dengan nilai estetika tinggi adalah Tari Baksa Kembang. Tarian ini menceritakan remaja perempuan cantik yang sedang bermain di taman bunga. 

5. Mengandung Makna dan Filosofi Mendalam

Ciri khas tarian klasik yang terakhir yaitu mengandung makna dan filosofi mendalam. Biasanya, tarian klasik berawal dari kisah dan legenda di masa lalu, jadi tidak heran jika memiliki makna dan filosofi mendalam. 

Contohnya Tari Baksa Kembang yang bermakna perempuan cantik di taman bunga. Selain itu, ada properti tambahan yang juga memiliki makna. Penggunaan halilipan menjadi lambang sifat rendah hati dari seorang wanita. 

Keunikan Tari Klasik

Keunikan Tari Klasik
Keunikan Tari Klasik | Image Source: Pixabay

Meskipun sudah ada banyak jenis tarian yang lebih modern, namun jenis tarian klasik tetap memiliki penggemarnya. Hal tersebut tidak lain karena keunikan yang ditampilkan oleh penari. Berikut ini beberapa keunikan tari klasik yang perlu Anda ketahui:

1. Gerakan yang Lemah Lembut dan Anggun

Keunikan yang pertama ada pada gerakannya yang anggun dan lemah lembut. Sangat jarang tarian klasik yang menampilkan gerakan kuat, terutama ketika wanita yang menarikannya. Gerakan yang lambat malah membuat unsur keindahan dan nilai estetikanya lebih terlihat. 

2. Setiap Gerakan Memiliki Makna

Bukan hanya kesan anggun dan lemah lembut, gerakan tarian klasik juga memiliki banyak makna. Bahkan, setiap gerakan memiliki maknanya masing-masing. Penari harus menarikan tarian sesuai gerakan yang ada.

Sebagai contoh Tari Cakalele yang memiliki gerakan tangan melambai-lambai. Makna dari gerakan melambai tersebut adalah melepas kepergian pejuang yang akan berperang. Gerakan dari tari klasik sudah ada sejak awal kemunculannya sampai sekarang. 

3. Properti Tari Memiliki Makna

Setiap bagian dari tarian klasik memiliki makna masing-masing, termasuk properti. Pementasan tarian klasik umumnya menggunakan properti sesuai dengan kebutuhan. Namun uniknya, properti tersebut juga memiliki makna.

Contohnya pada Tari Cakalele yang menggunakan properti berupa pedang. Penari memegang pedang tersebut di tangan kanan. Makna dari properti pedang yaitu martabat masyarakat Maluku yang harus selalu dijaga sampai mati. 

4. Peraturan yang Lebih Ketat dan Pakem

Sebenarnya, setiap tarian memiliki peraturan atau pedoman masing-masing. Namun, peraturan pada tarian klasik lebih ketat dan pakem yang bahkan tidak boleh diubah sedikit pun. Contohnya pada Tari Lego-lego, penari harus menari mengelilingi mezbah yang merupakan tempat sakral.

Contoh Tari Klasik

Ada banyak sekali contoh tari klasik yang bisa Anda temukan di Indonesia. Bahkan, hampir setiap daerah memiliki tarian klasiknya masing-masing. Berikut ini beberapa contohnya:

1. Tari Bedhaya

Tari Bedhaya
Tari Bedhaya | Image Source: Flickr

Tari Bedhaya berasal dari kalangan keraton Surakarta serta pewaris Kerajaan Mataram. Penari yang menarikannya biasanya perempuan dengan iringan musik gamelan khas Jawa.

Ada beberapa versi yang terkadang memiliki syarat khusus pada pementasan. Contohnya Tari Bedhaya yang mengharuskan penari masih perawan, tidak sedang menstruasi, atau harus melakukan puasa sebelum tampil.

2. Tari Dolalak

Tari Dolalak
Tari Dolalak | Image Source: Kompas

Jenis tari klasik satu ini sangatlah unik karena menggunakan dua nada saja yaitu “do” dan “la”. Berdasarkan kedua nada tersebut, tarian ini akhirnya dikenal dengan nama Tari Dolalak. 

Keunikan Tari Dolalak yaitu kelahirannya yang berasal dari rakyat pribumi. Setelah melihat prajurit kolonial berpesta dan minum-minum, kemudian muncul tarian yang menyerupai pakaian serdadu Belanda dan Perancis. Penari biasanya melakukan gerakan berbeda dengan durasi mencapai 5 jam. 

3. Tari Bondan

Tari Bondan
Tari Bondan | Image Source: Selasar

Tari Bondan yang berasal dari Jawa Tengah ini menggunakan properti berupa kandil, payung kertas, dan boneka bayi. Pasalnya, tarian menggambarkan ibu yang sedang mengasuh anaknya. Selain itu, Tari Bondan juga memiliki makna bahwa wanita yang memiliki kecantikan juga mampu mengasuh dan merawat anaknya. 

4. Tari Gambyong

Tari Gambyong
Tari Gambyong | Image Source: Shutterstock

Sama seperti Tari Bedhaya, Tari Gambyong juga berasal dari Surakarta. Biasanya, masyarakat akan menampilkannya saat menyambut tamu besar keraton. 

Pada zaman dahulu, Tari Gambyong sebenarnya ditampilkan pada saat masa panen sebagai wujud syukur. Namun, akhirnya pihak istana tertarik dan meminta masyarakat menampilkannya untuk menghibur para bangsawan. 

5. Tari Gambir Anom

Tari Gambir Anom
Tari Gambir Anom | Image Source: RomaDecade

Jawa Tengah memang memiliki banyak tari klasik yang populer di seluruh penjuru negeri. Satu lagi tarian yang populer bernama Tari Gambir Anom. 

Umumnya, penari yang menampilkan Tari Gambir Anom adalah penari pria. Karena susunan cerita dalam tarian mengadopsi kisah Arjuna yang jatuh cinta. Gerakan seperti pantomim sangat menarik sehingga banyak orang menyukainya. 

6. Tari Kuda Lumping

Tari Kuda Lumping
Tari Kuda Lumping | Image Source: Dunia Kesenian

Tari Kuda Lumping merupakan tarian klasik yang sangat populer di Indonesia. Biasanya, penari akan menampilkannya bersama dengan pertunjukan Reog Ponorogo. Selain bernama Tari Kuda Lumping, ada juga yang menyebutnya Tari Jaran Kepang atau Tari Jathilan. 

7. Tari Piring

Tari Piring
Tari Piring | Image Source: Pinterest

Tari Piring merupakan tarian klasik yang berasal dari Minangkabau. Sesuai namanya, properti utama yang penari gunakan adalah piring. Penari akan meletakkan piring di kedua telapak tangan, lalu menari sambil menjaga piring agar tidak lepas atau jatuh dari tangan.

8. Tari Saman

Tari Saman
Tari Saman | Image Source: Wikimedia

Contoh tari klasik terakhir yang perlu Anda ketahui adalah Tari Saman. Jenis tarian satu ini memiliki keunikan karena tidak menggunakan alat musik sebagai pengiring. Irama dari suara penari dan tepukan penonton yang menjadi musik untuk mereka. Gerakan harus serempak untuk menghasilkan tarian yang indah dan cantik.

Sudah Mengenal Apa Itu Tari Klasik?

Nah, itulah pembahasan singkat mengenai tari klasik yang harus kita lestarikan sebagai generasi penerus bangsa. Jenis tarian satu ini tidak hanya menawarkan keindahan, namun juga makna dan filosofi di dalamnya.

Ketika menarikan tarian klasik, Anda tentu saja harus mengetahui makna di dalamnya. Jadi, saat menarikan tarian tersebut, jiwa akan lebih menyatu. Semoga informasi seputar tarian klasik yang ada di atas bisa bermanfaat untuk Anda.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page