Tari Zapin: Sejarah, Makna, Busana, Properti, dan Keunikannya

Beberapa dari kamu mungkin sudah familiar dengan lagu Zapin Melayu yang dibawakan oleh pedangdut Lesti Kejora. Tapi apakah kamu tahu bahwa Zapin juga dikenal sebagai tarian daerah khas Melayu? Tari Zapin merupakan tarian dari Riau yang memiliki ciri khas tersendiri dan kental akan nilai budaya serta keluhurannya.

Tarian ini sebenarnya merupakan produk akulturasi budaya antara Melayu dan Arab. Bagaimana bisa itu terjadi? Apa properti dan busana yang dikenakan dalam tarian ini? Selengkapnya, simak artikel berikut sampai habis!

Sejarah Tari Zapin di Indonesia

Tari Zapin
Tari Zapin | Image Source: kebudayaan.kemendikbud.go.id

Tari Zapin adalah tarian berpasangan yang biasa dimainkan saat ada acara hiburan rakyat. Tarian ini sangat populer di kalangan masyarakat Melayu Riau dan sampai saat ini masih diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya.

Tarian tradisional ini sebenarnya tidak saja populer di kalangan Melayu Riau, namun juga tersebar sampai ke suku Melayu di pulau lainnya hingga seluruh dunia. 

Mulanya, tarian ini adalah tarian khusus untuk Kalangan Istana Kesultanan Yaman Timur Tengah. Dari namanya saja sudah terlihat, bahwa Zapin berasal dari bahasa Arab “zafn” yang artinya gerak cepat.  

Lalu, bagaimana bisa tarian ini sampai ke Indonesia? Jawabannya pedagang Arablah yang membawa tarian ini dan mengenalkannya pada masyarakat Indonesia.

Pada awal abad 16, para pedagang Arab yang datang ke Indonesia untuk berdagang di kawasan Selat Malaka membawa tarian ini. Seiring berjalannya waktu, tarian ini mengalami akulturasi dengan budaya lokal Melayu Indonesia, sehingga melahirkan budaya baru.

Seperti tujuan kedatangan orang asing ke Indonesia zaman dulu, orang-orang Arab mengenalkan tari ini sebagai media untuk menyebarkan agama kepada masyarakat di Kepulauan Riau.

Tujuan utama mereka mengenalkan tarian ini sebagai media dakwah dan pengajaran nilai pendidikan Islam. Ini bisa terlihat pada syair-syair lagu pengiring tarian Zapin. Syair tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan agama Islam yang kuat.

Dalam setiap gerakannya juga memiliki nilai-nilai filosofis yang berkaitan erat dengan pola kehidupan masyarakat Riau sebagai hasil dari akulturasi yang sudah terjadi.

Perkembangan Tari Zapin di Indonesia

Dulu sekitar tahun 1960-an, tarian Melayu ini hanya bisa dimainkan oleh penari laki-laki. Namun lambat laun, tarian ini juga bisa dimainkan oleh penari perempuan. Bahkan saat ini, tari ini bisa dimainkan oleh penari campuran (laki-laki dan perempuan) dalam pementasan yang sama.

Kepopuleran tarian ini semakin meluas hingga menyebar sampai ke wilayah lainnya. Tarian Melayu ini berkembang hingga melahirkan berbagai macam jenis dan variasi tarian sesuai wilayah masing-masing.

Tari ini sudah banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Kalimantan, Jambi, Bengkulu,  Lampung, Jawa, Maluku, dan Aceh. Bahkan tarian ini juga bisa kamu jumpai di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Gerakan Tari Zapin

Gerakan Tari Zapin
Gerakan Tari Zapin | Image Source: centroriau.id

Sama halnya dengan budaya tari tradisional lain, tari khas Melayu ini memiliki gerakan-gerakan filosofis, seperti:

1. Tahto 1

Gerakan tahto 1 merupakan gerakan permulaan yang ada pada setiap tarian. Para penari menampilkan gerakan ini pada awal dan akhir tarian menggunakan hitungan sampai delapan dalam setiap bagian tariannya.

Makna dari gerakan ini adalah pentingnya bersikap rendah hati dan saling menghargai sesama manusia.

2. Tahto 2

Setelah menampilkan tahto 1, penari menampilkan gerakan tahto 2. Di sini tahto 2 sebagai gerakan representasi dari sikap rendah hati yang ada pada gerakan tahto 1. Cara melakukannya pun sama, yakni setiap bagiannya dihitung sampai delapan pada awal dan akhir tarian.

3. Tahto 3

Tahto 3 juga tidak ada bedanya dengan kedua gerakan sebelumnya. Hanya saja pelaksanaannya setelah gerakan tahto 2.

4. Gerak Bebas

Penari Zapin melakukan gerakan ini di tengah-tengah  gerakan lainnya. Pelaksanaannya pun boleh di mana saja, dan bisa juga dilakukan lebih dari satu kali. Meski begitu, tetap saja penari harus menggunakan pola tari Zapin yang sama, yakni delapan hitungan setiap bagiannya.

5. Gerak Shut

Setelah melakukan gerak bebas, penari melakukan gerak shut. Gerak ini terbagi menjadi dua, yaitu shut maju dan mundur. Berbeda dengan sebelumnya, gerakan ini berisi ketukan 16 hitungan dan dilakukan sebanyak dua kali. Makna dari gerakan ini adalah penggambaran sikap adil, sabar, dan keseimbangan hidup.

6. Gerak Siku Keluang

Selanjutnya ada gerak siku keluang. Penari harus melakukan gerakan ini sebanyak dua kali dengan 16 hitungan dalam tiap bagiannya. Maknanya, gerakan ini sebagai gambaran bahwa hidup manusia itu dinamis.

7. Gerakan Mata Angin

Gerakan ini cukup mudah, yakni penari hanya melakukannya sekali dengan ketukan 16 hitungan dalam tariannya.

8. Gerak Titik Batang

Setelah gerakan mata angin, penari melakukan gerak titik batang sebanyak 2 kali. Bentuk gerakan ini yaitu gerakan dua kali maju mundur secara bergantian.

Apakah setiap gerakannya menggunakan hitungan? Tentu saja. Ada 16 hitungan yang harus dilakukan oleh penari. Antara dua bagiannya, penari harus menyisipkan dengan gerak bebas satu kali.

Makna dan Filosofi Tari Zapin

Seperti penjelasan sebelumnya, tarian ini mengandung nilai-nilai filosofis yang kental dengan masyarakat Melayu. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat Melayu dan kehidupan sosial setempat.

Setiap gerakannya memiliki makna filosofis di mana tidak hanya menjadi hiburan saja. Namun juga sarat akan makna dan nilai-nilai keteladanan dan pendidikan bagi masyarakat Melayu.

Karena sudah semakin berkembang, tari ini akhirnya menjadi ikon bagi masyarakat Riau. Tarian ini semakin terkenal dan sering ditampilkan karena selain untuk hiburan juga ada unsur pendidikan dan keagamaan yang mengajarkan kebaikan lewat syair-syair yang mengiringi tarian tersebut.

Busana dan Properti Tari Zapin

Busana dan Properti Tari Zapin
Busana dan Properti Tari Zapin | Image Source: rimbakita.com

Setiap tarian daerah pasti memiliki busana dan properti beragam. Begitu juga dengan tarian Melayu satu ini. Properti dan busana tersebut bukan hanya sebagai pelengkap agar tarian menjadi indah untuk dilihat, namun juga sebagai ciri khas yang membedakan dengan tarian daerah lainnya.

Apa saja busana dan pernak pernik properti tari Melayu ini?

1. Selendang

Selendang adalah salah satu properti dan busana yang harus ada pada tarian Zapin. Setiap daerah yang memiliki tarian Melayu ini penarinya wajib memakai selendang namun penggunaannya bisa berbeda-beda.

Biasanya, selendang digunakan untuk penutup rambut penari perempuan bersama dengan aksesoris lainnya. Tetapi di daerah lainnya selendang justru digunakan sebagai properti yang mengiringi gerakan.

2. Kipas

Properti kipas pada tarian ini biasanya dibawa oleh penari perempuan. Penggunaan kipas bisa melengkapi keindahan tarian karena penarinya bisa lebih luwes saat menari dan bisa melengkapi harmoni yang ada pada tarian.

Properti ini juga  sebagai simbol bahwa perempuan Melayu itu sangat menjaga kehormatan dan sangat pemalu.

3. Kopiah

Masyarakat Melayu laki-laki beragama Islam pasti sangat familiar dengan kopiah. Kopiah ini adalah properti yang biasanya digunakan laki-laki untuk beribadah. Nah saat menari Zapin, penari laki-laki wajib memakai kopiah agar menambah ketampanan dan menampilkan ciri khas busana Melayu kepada penonton.

4. Cekak Musang

Ada lagi cekak musang yang menjadi pakaian khas Melayu Sumatera Barat. Penari pria wajib menggunakan pakaian ini saat menari karena untuk menonjolkan kesan agamis sesuai dengan tema tari Zapin.

5. Songket

Songket juga busana wajib pada tarian ini. Di beberapa daerah, songket digunakan untuk penari wanita, namun ada juga songket untuk penari laki-laki. Semua tergantung pada ciri khas masing-masing daerah.

6. Bros

Penggunaan bros ini bertujuan untuk menghiasi kopiah atau pakaian penari pria agar menimbulkan kesan gagah dan menarik. Meskipun sifatnya tidak wajib, namun jika tidak ada bros maka terasa ada yang kurang pada penampilan penari pria.

7. Kalung

Penggunaan kalung pada tarian ini sebagai simbol keanggunan dan kemewahan bagi penari perempuan. Meski memberi kesan mewah, namun menggunakan aksesoris ini tidak meninggalkan kesan islami yang ada pada tarian.

8. Hiasan Kembang Goyang

Kembang goyang adalah hiasan penari perempuan yang bentuknya seperti mahkota. Hiasan ini menjadi pelengkap bagi penari perempuan agar tampil memukau.

Keunikan dari Tari Zapin

Nah karena tarian Melayu ini menyebar di berbagai penjuru wilayah Nusantara dan berbagai negara Melayu, maka gerakannya pun berbeda-beda.  Meskipun secara umum gerakan dasarnya sama, namun tetap saja ada perbedaan gerakan di setiap daerah.

Saat menari tarian ini, para penari diiringi oleh dua alat musik utama, yakni petik gambus dan tiga alat musik tabuh gendang kecil, namanya marwas. Dari sini bisa terlihat keunikannya, yakni perpaduan dua budaya antara Arab dan Melayu yang menyatu menjadi tarian yang indah.

Sudah Tahu Sejarah Tari Zapin dan Keunikannya?

Setiap tarian daerah yang ada di Nusantara memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, tak terkecuali tari Zapin.

Meskipun tari ini berasal dari budaya Arab, namun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat menyatu dengan budaya Melayu, khususnya Melayu Indonesia. Karena itulah tarian ini bisa populer dan menjadi ikon bagi masyarakat Riau.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page