Tawasul: Pengertian, Tata Cara, dan Jenisnya

Tawasul merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sayangnya banyak orang yang terjerumus dan melakukan ibadah ini dengan mendekati perbuatan syirik.

Oleh karena itu, kamu perlu memahami pengertian, tata caranya menurut syariat Islam, serta jenis-jenisnya. Baca sampai selesai artikel di bawah ini untuk belajar lebih mendalam mengenai cara beribadah ini dengan tepat!

Pengertian Tawasul

Tawasul adalah sarana atau wasilah supaya ibadah atau doa lebih diterima dan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa ta’ala. Menurut bahasa, Al-wasilah berarti segala hal yang dapat mendekatkan dan menyampaikan kepada sesuatu. 

Sedangkan menurut istilah syariat Islam, Al-wasilah yang dibolehkan atau diperintahkan dalam Al-Qur’an adalah segala hal untuk mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Dengan berupa amal ketaatan dan ibadah yang disyariatkan sesuai perintahNya.

Maka dari itu, dalam melakukan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, ada tata cara tertentu yang perlu diperhatikan. Dengan demikian, tidak menyalahi anjuran atau perintah yang telah diserukan.

Tata Cara Melakukan Tawasul

Berikut ini tata cara melakukan Al-wasilah yang bisa diterapkan, yaitu:

1. Niat

Pertama, sebelum melakukan Al-wasilah, hendaknya kamu menetapkan niat dengan tulus ikhlas. Perbuatan yang akan kamu lakukan tersebut diniatkan semata-mata untuk memohon syafaat kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan meniatkan diri, semoga Allah SWT menerima langkah baik yang akan kamu lakukan. Sehingga, kamu bisa mendapatkan pengampunan dan pertolongan-Nya.

2. Bersuci

Allah SWT selalu mengingatkan hambaNya untuk bersuci, terutama saat akan melakukan ibadah.

Oleh karena itu, kamu perlu berwudhu atau mandi junub (sesuai keadaan) untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual sebelum melakukan beribadah melalui perantara atau wasilah tersebut.

Jika kamu melakukannya dalam keadaan suci, semoga Allah senantiasa melindungimu dan menjauhkan kamu dari gangguan syaitan. Dengan demikian, niat perbuatan baik yang kamu ingin lakukan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. Membaca Doa

Sebelum atau selama melakukan tawasul, kamu bisa membaca doa-doa yang dianjurkan, seperti doa penutup majelis, doa istighfar, atau doa yang berkaitan dengan permohonan yang akan diajukan.

Pada dasarnya, kamu bisa menggunakan doa sebagai alat untuk mencapai apa yang dibutuhkan, baik urusan dunia maupun akhirat. 

Dalam surat Al Maidah ayat 35, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bertawasul dengan meminta kepada Allah melalui doa. Kamu bisa berdoa dengan penuh tawadhu dan ketulusan, serta penuh harap.

4. Memohon Syafaat

Selanjutnya, bertawasul harus dilakukan dengan memohon syafaat kepada Allah Tentunya, harus dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan.

Secara sederhana, Al-wasilah bisa diartikan sebagai bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang yang mengharapkan bantuan atau pertolongannya.

Dalam Islam, biasanya orang memohon syafaat kepada Nabi Muhammad SAW. Meskipun kamu mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW, tetapi tetap saja hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan memberikannya. Dengan demikian, tidak ada tempat paling tepat, kecuali mengharap keridhaan Allah SWT. 

5. Berdoa Langsung Kepada Allah

Setelah bertawasul, kamu juga tetap harus berdoa langsung kepada Allah dengan mengungkapkan kebutuhan, permohonan, atau kesulitan yang ingin dimohonkan syafaatnya.

Berdoalah dengan penuh kerendahan hati dan mengharapkan pertolongan hanya kepada Allah. Dengan demikian, bisa terlihat kesungguhanmu dalam memohon syafaat.

6. Berdoa Secara Berulang

Bertawasul memang dapat dilakukan dalam waktu tertentu atau secara kontinu sesuai kebutuhan. Namun, berdoa secara konsisten dan berulang dapat menunjukkan ketekunan dan keyakinan kamu kepada Allah.

Oleh karena itu, hendaknya kamu terus memanjatkan doa kepada Allah SWT secara konsisten dengan penuh harap.

Jenis-Jenis Tawasul

Berikut ini jenis-jenis Al-wasilah yang perlu kamu pahami, yaitu:

1. Melalui Asma Allah

Pertama, bertawasul melalui penyebutan asma atau nama-nama Allah yang indah. Nama-nama indah tersebut biasa dikenal dengan Asmaul Husna yang jumlahnya 99.

Nah, dalam bertawasul, kamu bisa menyebut asmaul husna. Seperti Ar Rahman (Yang Maha Pengasih), Ar Rahiim (Yang Maha Penyayang), Al Malik (Yang Maha Merajai), Al Quddus (Yang Maha Suci), As Salaam (Yang Maha Memberi Kesejahteraan), dan lain sebagainya.

Hal ini juga disampaikan oleh Allah SWT dalam Q.S Al-Araf ayat 180, bahwa asmaul husna hanya milik Allah, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna.

Sementara itu, cara bertawasul yang bisa kamu lakukan contohnya, yaitu kamu dapat mengatakan, “Ya Allah As Salaam, Yang Maha Memberi Kesejahteraan, tolonglah kami dalam kesulitan kami”.

2. Melalui Nama Nabi Muhammad SAW

Seperti yang sudah disinggung di awal, dalam agama Islam, seringkali orang memohon syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Mereka menyebut nama Nabi Muhammad SAW sebagai perantara. 

Misalnya, kamu dapat berdoa, “Ya Allah, berikanlah kami bantuanMu, karena cinta-Mu kepada Nabi Muhammad SAW”.

3. Dengan Amal Saleh

Berikutnya, bertawasul dengan menyebut amal saleh yang telah dilakukan. Ada sebuah riwayat, tiga orang yang terkunci di dalam gua. Mereka melakukan tawasul dengan amal saleh yang pernah dilakukan. 

Orang pertama bertawasul berupa penegasan hak-hak pekerja. Orang kedua menyebut amal shalehnya, yaitu melayani orang tuanya.

Kemudian, orang ketiga mengatakan amal shaleh yang dilakukan adalah takut kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala. Sehingga, ia ingin mencegah perbuatan keji tersebut. 

Lalu, atas kehendakNya, Allah Ta’ala membuka pintu gua tersebut, sehingga akhirnya ketiganya selamat.

4. Melalui Orang Shaleh

Selanjutnya, bertawasul melalui orang-orang saleh yang masih hidup. Anas bin Malik meriwayatkan sebuah hadits:

“Dari Anas bin Mâlik ra. sesungguhnya Umar ibn al-Khathâb apabila masyarakat mengalami paceklik meminta hujan dengan (tawasul dengan) al-‘Abbâs ibn ‘Abdil Muthallib dengan mengatakan :

“Ya Allah, sesungguhnya dahulu ketika berdoa kepada-Mu kami bertawasul dengan Nabi-Mu. Engkaupun menurunkan hujan kepada kami. Dan sekarang kami berdoa kepadamu dengan bertawasul dengan paman Nabi-Mu, maka berilah kami hujan.” Anas mengatakan : “Kemudian mereka diberi hujan.” (HR Bukhari).

Jika menilik dari hadist di atas, artinya kamu sebaiknya memohon doa tetap kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk-Nya, meskipun ia orang yang sangat shaleh. Baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Karena hal tersebut termasuk perbuatan syirik yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

5. Dengan Kemuliaan

Selain empat di atas, bertawasul yang bisa dilakukan dengan jah (kemuliaan dan kedudukan) seseorang di sisi Allah SWT. Hal ini berdasarkan doa sahabat Dhahir yang artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon dan berdoa kepada-Mu dengan (bertawasul dengan) Nabi-Mu, Muhammad, Nabi yang penuh kasih sayang.

(Duhai Rasul) sesungguhnya aku telah bertawajjuh kepada Tuhanku dengan (bertawasul dengan) derajatmu agar hajatku ini terkabul. Ya Allah, terimalah syafaat beliau untukku”.

Menurut para ulama, berdasarkan doa tersebut, bertawasul dengan jah termasuk bagian dari ajaran agama, sehingga diperbolehkan.

Siap Mendekatkan Diri kepada Allah dengan Tawasul?

Demikian penjelasan mengenai pengertian, tata cara, dan jenis-jenis tawasul. Semoga pembahasan di atas dapat membantu kamu dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan penuh ketaatan dan keimanan serta terhindar dari perbuatan syirik.

Share: