Jika kamu adalah seorang yang memiliki hobi mengamati karya seni tiga dimensi, mungkin kamu tidak asing dengan teknik pilin. Teknik ini juga memiliki nama lain sebagai teknik pijat. Mari kita simak penjelasan lengkap tentang teknik yang berkaitan dengan pembuatan karya seni 3 dimensi di bawah ini.
Pengertian Teknik Pilin
Teknik pilin adalah salah satu teknik yang berlaku dalam proses pembuatan kerajinan tanah liat atau keramik. Perlu kamu pahami, pada prinsipnya, ada 2 jenis keramik, yaitu keramik tradisional dan keramik seni rupa.
Keramik tradisional merupakan keramik yang komposisi atau bahan baku utamanya berasal dari bahan alam seperti kuarsa, kaolin, dan lain-lain. Contoh keramik tradisional adalah industri tahan api, barang pecah belah atau peralatan makan.
Selain itu, juga ada aneka batu bata hingga ubin untuk keperluan rumah tangga. Ada pula keramik halus atau dalam Bahasa Inggris disebut fine ceramics karena keramik terbuat dari oksida logam antara lain ZrO2, MgO, Al2O3, dan lain-lain.
Kegunaan unsur-unsur tersebut juga nantinya berfungsi sebagai semikonduktor, komponen turbin pemanas dan juga memiliki peran dan manfaat yang penting dalam bidang medis.
Bagaimanakah Proses dari Teknik Pilin?
Proses pembuatan keramik bisa kamu lakukan dalam 5 langkah kerja. Pada umumnya, keramik terbuat dari tanah liat yang mengalami proses pembentukan dan juga pembakaran.
Keramik sendiri memiliki makna sebagai suatu produk seni dan teknologi untuk kemudian menghasilkan produk dari tanah liat. Contoh hasil dari produksi keramik antara lain gerabah, genteng, porselen, dan lain-lain.
Proses pembuatan keramik merupakan salah satu bagian penting dalam produksi keramik. Selain itu, dalam proses pembuatan gerabah juga harus mengetahui beberapa langkah atau proses produksi. Berikut penjelasannya:
1. Proses Pengolahan Bahan
Hal pertama yang perlu kamu perhatikan dalam teknik pilin tentu saja dari bahan. Hal ini karena kualitas suatu benda dapat kamu lihat dan nilai dari bahan pembuatannya. Semakin tinggi kualitas bahan yang kamu pilih, maka akan semakin tinggi pula kualitas karya yang kamu ciptakan.
Ada 3 macam bahan utama yang kamu butuhkan untuk membuat keramik menggunakan teknik pijat ini, seperti:
a. Tanah liat
Bahan yang kamu butuhkan pertama pada teknik pilin keramik adalah tanah liat. Tanah liat memiliki 4 komponen utama, yaitu kaolinit, montmorillonit, haloisit dan ilit. Kandungan tanah yang berbeda akan memberikan sifat yang berbeda pula.
Sifat penting tanah ini disebut juga dengan plastisitas, yaitu kemampuan agar terbentuk tanpa mudah retak, mempunyai kemampuan meleleh (meltability), bahan bakunya adalah pasir (kuarsa), juga sebagai bahan non-plastik.
b. Pasir
Pasir menjadi bahan kedua yang kamu butuhkan untuk melakukan teknik pilin. Dalam proses pembuatan keramik, pasir memiliki peran sebagai pengisi. Tetapi, jika terlalu banyak silikon yang pengrajin tambahkan, pasir tersebut juga memiliki resiko menyebabkan retakan dan terjadinya pembakaran.
c. Feldspar
Bahan selanjutnya yang kamu butuhkan untuk membuat keramik menggunakan teknik pilin adalah feldspar. Feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat pada pembuatan keramik dan menurunkan suhu pembakaran.
Bahan feldspar ada beberapa jenis, antara lain K-feldspar, Ca-feldspar, dan Na-feldspar. Transformasi material ini merupakan proses transformasi bahan mentah, termasuk tanah liat, menjadi siap pakai hanya jika menjadi material plastik-keramik siap pakai.
Pengolahan material biasanya memanfaatkan dua cara, yaitu basah dan kering. Keduanya memiliki langkah manual dan maksimal.
2. Proses Pembentukan Keramik
Langkah selanjutnya adalah proses pembentukan tanah liat dalam teknik pilin sesuai kreativitas masing-masing orang. Ada empat teknik yang umum yang pengrajin manfaatkan dalam pembentukan tanah liat, yaitu teknik penggulungan, teknik pemijatan, teknik granulasi, dan teknik rotasi.
Teknik hand roll (penggulungan) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk membuat gulungan tangan berukuran kecil. Teknik self-massage (pemijatan sendiri) dilakukan dengan cara membentuk lembaran potongan dengan bahan yang direncanakan oleh produsen.
Teknik butsir atau granulasi adalah cara mereduksi bahan sedikit demi sedikit dengan menggunakan spatula hingga bahan terbentuk. Sedangkan teknik putar atau rotasi adalah teknik pembuatan keramik dengan menggunakan alat yang disebut sumur batu atau sumur tangan.
3. Proses Pengeringan Keramik
Proses teknik pilin selanjutnya adalah pengeringan. Setelah proses pembentukan, keramik akan mengalami proses pengeringan untuk menghilangkan sisa air yang ada di dalamnya.
Pengeringan terbaik pengrajin lakukan dengan angin alami dan suhu ruangan atau mereka jemur di luar ruangan dengan terik matahari. Pembakaran keramik setelah mengalami proses pengeringan untuk mengurangi kadar air. Maka setelah itu, keramik akan memasuki tahap pembakaran.
Prosesnya ini berguna untuk menghasilkan bentuk keramik yang keras, kokoh, dan padat. Keramik mentahnya sendiri harus dibakar dengan suhu sekitar 700 hingga 1.000 derajat Celcius.
Untuk mencapai hasil keramik terbaik, beberapa faktor harus kamu perhatikan selama tahap pembakaran. Seperti udara tungku, suhu dan mineral terkait. Setelah pembakaran, keramik memasuki proses glasir yang melindungi keramik, memperkuat strukturnya, dan menyempurnakan penampilannya.
Tembikar kemudian dilapisi dengan glasir dengan melalui proses pencelupan, penuangan, penyemprotan serta penyikatan. Setelah melalui proses glasir, gerabah juga dapat langsung kamu hias sesuai keinginan untuk menghiasi gerabah tersebut.
Selain itu, ada beberapa teknik dekorasi keramik yang bisa kamu lakukan, seperti hiasan ukir, hiasan sayatan, hiasan berongga, atau hiasan stempel.
4. Proses Tahap Finishing
Tahap teknik pilin dalam pembuatan keramik selanjutnya adalah finishing atau penyelesaian. Pada tahap ini, pengrajin dapat menghaluskan gerabah dan mewarnainya sesuai keinginan. Alat yang mereka gunakan untuk menghaluskan biasanya adalah amplas.
5. Proses Pembakaran Kedua
Proses pembuatan keramik teknik pilin terakhir adalah pembakaran kedua. Setelah keramik jadi sesuai bentuk yang pengrajin inginkan, keramik tersebut mereka bakar kembali agar keramik menjadi lebih keras. Pembakaran kedua ini kemudian mereka lakukan pada suhu 1.220 derajat Celcius selama 10 jam.
Setelah pembakaran kedua, gerabah siap mereka jual, dan bermanfaat sebagai hiasan atau alat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Cara Pembuatan Keramik dengan Teknik Pilin
Seperti namanya, teknik pilin, gerabah sendiri pengrajin susun dalam bentuk spiral yang saling terhubung. Ketebalan helix yang pengrajin gunakan kemudian mereka sesuaikan dengan ketebalan benda yang mereka fabrikasi.
Pembuatan keramik dengan cara pilin dapat pengrajin lakukan dengan ciri awal mempunyai permukaan yang terpelintir atau halus, sehingga bekas puntir tidak terlihat jelas.
Selanjutnya, hal yang perlu kamu perhatikan adalah pada saat menyambung serat, permukaan serat yang akan kamu sambung harus kamu basahi dengan air atau “direkatkan” dengan lumpur tanah liat. Agar lebih yakin, sebaiknya permukaan yang akan kamu rekatkan harus kamu kikis terlebih dahulu.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu kamu perhatikan untuk membuat keramik menggunakan teknik memilin ini:
- Buatlah pilinan menggunakan alas meja. Kamu juga bisa menggunakan tangan secara langsung.
- Kamu bisa membuat alas benda dengan pilinan atau lempengan dari tanah liat.
- Haluskan alas benda tersebut.
- Lalu, pasang dan sambungkan pilinan menggunakan alas.
- Setelah itu haluskan permukaan benda.
- Terakhir, haluskan keseluruhan permukaan benda hingga benda yang kamu buat siap untuk melalui proses pengeringan.
Yuk, Membuat Keramik Menggunakan Teknik Pilin!
Teknik pilin berguna untuk menciptakan barang yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu, seniman juga sering menggunakan teknik ini untuk menciptakan karya seni rupa tiga dimensi.
Karena kamu sudah mendapatkan penjelasan lengkap tentang pembuatan keramik menggunakan teknik ini, tidak ada salahnya untuk mencobanya dan menghasilkan karya. Karena pada dasarnya, berbahan dari tanah liat, proses ini tergolong mudah dan tergolong ekonomis.