Terdapat cukup banyak jenis teks yang umum kita baca sehari-hari. Namun, mungkin kita tidak menyadari perbedaan mendasar antara masing-masingnya. Misalnya, ketika membaca artikel berita pada surat kabar. Kemungkinan itu adalah teks editorial atau teks berita.
Selain kedua jenis teks tersebut, masih ada beberapa jenis yang lain, antara lain teks normatif, teks laporan, teks narasi, hingga teks deskriptif.
Pada artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang salah satu jenis teks tersebut. Mulai dari pengertian, tujuan, fungsi, ciri, hingga struktur, dan contohnya. Sehingga, akan lebih mudah mengenali dan membuatnya apabila diperlukan.
Daftar ISI
Pengertian Teks Editorial
Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa ini adalah salah satu jenis teks yang umum termuat dalam surat kabar. Namun, jenis teks ini berbeda dengan teks berita pada umumnya.
Teks berita memuat tentang ringkasan peristiwa tertentu. Sebagai contoh adalah berkaitan dengan sebuah bencana alam. Maka, teks berita akan memuat tentang lokasi kejadian, jumlah korban jiwa, hingga kerugian materil.
Disisi lain, teks yang memuat tentang editorial akan memberikan tanggapan terhadap peristiwa tersebut. Teks ini berisikan tentang pendapat seseorang atau lembaga tertentu tentang suatu peristiwa atau isu yang sedang hangat di tengah masyarakat.
Walau demikian, teks ini disusun berdasar data dan fakta di lapangan. Kembali pada contoh peristiwa bencana alam. Maka naskah editorial dapat berisikan pendapat tentang kesiapan pemerintah daerah untuk menangani peristiwa tersebut.
Misalnya, apakah pemerintah daerah sudah cukup melakukan tindakan preventif untuk melindungi warganya. Contoh lain misalnya mengomentari prioritas penanggulangan bencana.
Tujuan Teks Editorial
Berdasar pengertiannya, kita dapat memahami bahwa tujuan teks ini adalah partisipasi aktif dari penulis teks terhadap isu atau peristiwa. Berbeda dengan teks berita yang hanya diterima secara pasif oleh pembaca atau penonton.
Naskah editorial akan membuat suasana bermasyarakat lebih hidup dengan pemikiran-pemikiran yang aktif dan kritis. Keterbukaan terhadap sudut pandang yang baru akan membuat pemahaman lebih utuh dan mendalam mengenai suatu isu atau peristiwa.
Teks semacam ini, apabila tersampaikan dengan baik, akan dapat memenuhi fungsinya dengan optimal. Teks ini setidaknya memiliki empat fungsi. Pertama, memberikan gambaran yang utuh mengenai sebuah isu. Kedua, dapat berfungsi untuk menggiring opini masyarakat.
Ketiga, dapat berfungsi sebagai media untuk mengkritik suatu isu. Sedangkan yang keempat adalah sarana untuk mengusulkan solusi. Tentunya, solusi yang berpihak pada kemaslahatan umum.
Fungsi Teks Editorial
Berikut ini adalah beberapa fungsi naskah editorial yang penting untuk dipahami:
1. Memberikan Gambaran yang Lebih Utuh
Melalui naskah editorial, pembaca atau penonton akan mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang sebuah isu atau peristiwa. Sebab, orang yang menuangkan pendapat tentang sesuatu ke dalam teks, tentu akan menjelaskan dari sudut pandangnya.
Dengan demikian, pembaca akan dapat melihat sebuah isu dari sudut pandang yang baru. Sehingga, akan memperoleh gambaran pemahaman yang lebih utuh untuk kemudian juga mampu berpendapat sendiri tentang isu tersebut.
2. Menggiring Opini
Mirip dengan fungsi yang pertama, fungsi kedua teks jenis ini adalah untuk menggiring opini masyarakat. Melalui data-data yang disampaikan serta gagasan yang meyakinkan, teks ini dapat berfungsi untuk mengubah sudut pandang masyarakat.
Sehingga, masyarakat kemudian setuju dan menganut pendapat dari penulis teks editorial tersebut. Hal semacam ini tentu dimungkinkan hanya jika penulis teks cukup jeli dalam menyusun argumen yang persuasif dan meyakinkan.
3. Mengkritisi Sebuah Isu atau Peristiwa
Naskah ini juga berfungsi sebagai media atau sarana untuk berpikir kritis tentang isu yang sedang hangat di tengah masyarakat. Melalui teks semacam ini, masyarakat akan terdorong untuk berpikir kritis. Tidak hanya sekedar menerima informasi, namun juga mengeluarkan gagasannya sendiri.
4. Mengusulkan Solusi
Fungsi ketiga adalah juga sebagai sarana untuk mengusulkan solusi. Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa teks ini adalah komentar terhadap sebuah isu atau peristiwa. Komentar ini dapat berupa usulan solusi untuk menyelesaikan sebuah masalah yang sedang diperbincangkan tersebut.
Ciri-Ciri Teks Editorial
Agar semakin dapat mengenali teks jenis ini, berikut ini adalah 3 ciri utama yang pasti muncul pada sebuah naskah editorial:
1. Membicarakan Isu dan Data
Pertama, naskah jenis ini pasti membicarakan sebuah isu dan didukung dengan data-data yang lengkap dan detail. Misalnya, ada data waktu, jumlah, biaya, dan sebagainya. Sedangkan pemilihan topik umumnya adalah yang berkaitan dengan kemaslahatan umum.
2. Fokus pada Sudut Pandang Penulis
Ciri kedua adalah bahwa naskah tersebut akan fokus pada sudut pandang penulis teks. Sebab, naskah ini adalah pendapat dari penulis terhadap isu tertentu. Maka, apa yang tertulis tentu adalah apa yang baik menurut penulis dengan didukung data-data yang ada.
3. Masuk Akal secara Logika
Ciri berikutnya adalah bahwa teks tersebut pasti tersusun secara sistematis. Sehingga, pembaca akan lebih mudah meyakini bahwa opini pada teks tersebut adalah masuk akal secara logika.
Struktur Teks Editorial
Selanjutnya adalah struktur untuk sebuah naskah editorial. Sebuah naskah yang baik akan memenuhi fungsinya, apabila setidaknya tersusun berdasarkan struktur sederhana berikut ini:
1. Informasi Umum
Pertama, pembukaan teks ini adalah dengan informasi umum mengenai sebuah isu. Informasi umum ini tidak hanya menjelaskan tentang definisi-definisi terkait. Namun, juga memuat semua data dan fakta yang akan menjadi dasar argumentasi atau pendapat.
Kembali pada contoh bencana alam di atas. Contoh data, misalnya pada tahun berapa saja kejadian serupa telah terjadi, seberapa parah kondisi pasca bencana, dan sebagainya. Semakin lengkap data, maka akan semakin baik untuk menunjang bagian selanjutnya.
2. Argumen atau Komentar
Bagian kedua dari teks editorial adalah inti dari naskah tersebut, yaitu argumentasi. Bagian ini berisi gagasan-gagasan penulis teks tentang isu yang sedang hangat tersebut.
Misalnya, sebagai penulis ia tidak menyetujui atau mengkritik sesuatu. Maka, ia akan menjelaskan ketidaksetujuannya tersebut dengan dukungan data-data yang ada pada bagian pertama tadi.
Sebagai contoh, sebuah teks yang mengkritik lambatnya tindakan pemerintah dalam menangani sebuah bencana alam. Penulis berpendapat bahwa berkaca dari peristiwa yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya, semestinya dapat menjadi rujukan tindakan preventif agar bencana tidak melanda.
Pada bagian ini juga umumnya penulis naskah akan memberikan usulan solusi terhadap permasalahan yang ada. Jadi, penulis tidak hanya menyampaikan kritik ketidaksetujuan tentang sesuatu.
3. Penegasan dalam Kesimpulan
Bagian terakhir adalah penegasan argumen dari penulis naskah. Pada bagian terakhir ini, pada dasarnya tidak memuat hal baru. Namun, akan mengulang kalimat-kalimat penting yang menjadi inti pendapat si penulis. Bagian ini juga berfungsi sebagai kesimpulan dan penutup teks.
Contoh Teks Editorial
Berikut ini adalah contoh naskah editorial yang berkaitan dengan isu bencana alam. Naskah ini dapat menjadi rujukan untuk memahami tentang jenis teks yang satu ini.
1. Contoh Informasi Umum
Tugas dan wewenang pemerintah daerah tertulis secara detail pada naskah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 maupun peraturan pemerintah lainnya. Dimana, beberapa tugas utamanya adalah pelayanan umum terhadap masyarakat dan mengupayakan kesejahteraan masyarakat tersebut.
Kesejahteraan masyarakat erat kaitannya dengan kehidupan yang baik dan terlindung dari bencana. Walau, bencana adalah musibah yang diakibatkan oleh alam, tindakan-tindakan preventif pada dasarnya dapat dilakukan dengan optimal. Dengan demikian, menjadi jaminan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pada sisi lain, salah satu daerah yang lokasi tidak terlalu jauh dari ibukota baru-baru ini mengalami bencana banjir. Tepatnya pada awal tahun 2023. Kerusakan yang terjadi, antara lain adalah rusaknya jembatan penghubung yang melumpuhkan akses pangan dan genangan pada rumah warga yang belum juga surut.
Peristiwa ini serupa dengan kejadian pada musim hujan sebelumnya, yaitu pada awal tahun 2022, dimana jembatan penghubung desa juga rusak parah.
Pemerintah daerah kemudian membangun jembatan darurat yang ternyata tak kuat menahan derasnya laju air pada awal tahun 2023. Sehingga, kerusakan berulang tak dapat terhindarkan.
2. Contoh Argumen pada Teks Editorial
Penanganan yang sigap oleh pemerintah daerah terhadap musibah bencana yang menimpa oleh warga memang telah mewujud nyata. Namun, adanya kejadian berulang, agaknya membutuhkan pemikiran kritis untuk menyudahinya.
Terutama, pada kejadian yang seolah telah terjadwal seperti banjir ini. Terjadwal dalam arti bahwa kemungkinan kejadiannya pada saat tingginya curah hujan yang telah terprediksi. Dengan demikian, artinya kejadian banjir pada dasarnya dapat dicegah atau paling tidak diminimalisir dampak buruknya.
Tugas semacam ini tentu adalah bagian dari peran pemerintah daerah setempat. Apabila merujuk pada data geografis, nampak bahwa desa yang terdampak paling buruk ini memang berada pada titik yang rentan.
Namun, masih ada celah bagi pemerintah daerah untuk berbuat lebih daripada membangun jembatan darurat yang kemudian akan rusak lagi pada tahun berikutnya.
Melanjutkan kembali pembangunan waduk dan bendungan yang sempat terhenti pada tahun 2020 dapat menjadi alternatif untuk bertindak lebih jauh bagi kesejahteraan warga. Daya tampung waduk ini direncanakan dapat menampung kubik yang cukup besar hingga menahan derasnya air yang turun ke arah desa.
3. Contoh Penegasan pada Teks Editorial
Kesejahteraan masyarakat perlu menjadi tujuan utama dalam setiap pelayanan pemerintah daerah terhadap warganya. Oleh sebab itu, pemikiran kritis untuk mencegah maupun meminimalisir dampak perlu menjadi agenda yang utama.
Dalam hal ini, pemerintah daerah perlu melanjutkan pembangunan waduk, agar masyarakat terhindar dari musibah bencana yang semestinya dapat dicegah dengan optimal. Kemaslahatan masyarakat bergantung pada keputusan baik semacam ini.
Yuk, Mulai Menulis Teks!
Demikianlah pembahasan lengkap mengenai naskah editorial yang mungkin sering kita temui sehari-hari. Teks jenis ini tak hanya berisi data dan fakta, melainkan juga argumentasi atau gagasan dari penulis.
Untuk mengenali teks jenis ini, pembaca dapat mengamati beberapa ciri. Mulai dari membicarakan isu atau topik yang hangat di tengah masyarakat, fokus menggunakan sudut pandang penulis, dan sistematika yang masuk akal.
Apabila tersusun dengan struktur yang baik dan tertulis dengan bahasa yang persuasif, teks ini tentu akan berfungsi optimal. Misalnya untuk memberikan gambaran yang mendalam, menggiring opini, mengkritisi, hingga menyampaikan solusi.
Setelah memahami tentang teks editorial ini, maka saatnya untuk mulai menulis naskah sendiri. Selamat mulai menulis!