Laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang sering ditemukan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran sains. Menulis teks laporan percobaan merupakan salah satu tugas yang sering dihadapi oleh pelajar di sekolah maupun mahasiswa di perguruan tinggi.
Laporan percobaan bertujuan untuk menginformasikan hasil percobaan yang dilakukan, serta memuat informasi terkait dengan cara pelaksanaan percobaan tersebut.
Melalui laporan percobaan, pelajar diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi yang dipelajari dan mengembangkan keterampilan berpikir logis dan analitis.
Oleh karena itu, kemampuan untuk membuat laporan percobaan yang baik dan benar menjadi sangat penting bagi kamu yang merupakan siswa dan mahasiswa. Namun, banyak pelajar yang masih merasa kesulitan dalam menulis laporan percobaan yang baik dan benar.
Maka, berikut ini akan dibahas tentang ciri-ciri dan struktur laporan percobaan yang tepat, beserta contoh teks laporan percobaan yang dapat dijadikan referensi dalam membuat laporan percobaan. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu kamu dalam menyelesaikan tugas laporan percobaan dengan lebih mudah dan efektif.
Daftar ISI
Ciri-Ciri Teks Laporan Percobaan
Teks laporan percobaan memiliki karakter sendiri yang membedakannya dari jenis teks yang lainnya. Berikut adalah cirinya:
- Berisi hasil percobaan atau eksperimen yang telah dilakukan
- Menggunakan bahasa objektif dan formal
- Memuat data, hasil pengamatan, dan kesimpulan secara rinci
- Dilengkapi dengan tabel, grafik atau gambar untuk memperjelas hasil percobaan
- Tidak memuat opini pribadi, tetapi hanya data dan hasil yang diperoleh dari percobaan
- Umumnya menggunakan gaya penulisan pasif
Struktur Teks Laporan Percobaan
Struktur teks laporan percobaan terdiri dari beberapa bagian penting yang harus ada di dalamnya. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai masing-masing bagian tersebut:
1. Judul
Judul harus mencerminkan isi laporan percobaan dan mudah dipahami oleh pembaca. Sebaiknya judul dibuat sejelas mungkin agar pembaca tertarik membaca laporan percobaan tersebut.
2. Pendahuluan
Pendahuluan berisi gambaran umum mengenai laporan percobaan, termasuk tujuan dan hipotesis percobaan. Pendahuluan juga harus menjelaskan mengenai kegunaan percobaan dan alasan mengapa percobaan tersebut dilakukan.
3. Metode
Bagian metode menjelaskan secara detail mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan, serta cara melakukan percobaan. Bagian ini harus dijelaskan dengan jelas agar pembaca bisa mengikuti langkah-langkah percobaan dengan mudah.
4. Hasil
Bagian hasil berisi informasi hasil percobaan yang telah dilakukan. Hasil percobaan harus disajikan secara sistematis dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
5. Analisis dan Pembahasan
Bagian analisis dan pembahasan adalah bagian yang paling penting dalam laporan percobaan. Di sini, pembaca akan diberikan penjelasan mengenai hasil percobaan dan dibandingkan dengan hipotesis awal. Bagian ini juga berisi penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan.
6. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian akhir dari laporan percobaan yang berisi ringkasan dari keseluruhan isi laporan percobaan. Khusus pada bagian ini, pembaca akan diberikan penjelasan mengenai apakah hipotesis awal terbukti atau tidak, serta implikasi dari hasil percobaan tersebut.
7. Daftar Pustaka
Bagian daftar pustaka berisi sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan percobaan. Daftar pustaka harus disusun dengan format yang benar sesuai dengan aturan penulisan referensi yang berlaku.
4 Contoh Teks Laporan Percobaan
Mulailah membaca dan memahami contoh-contoh teks laporan percobaan yang telah disediakan di bawah ini!
1. Contoh 1
Judul: Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi Enzimatis dalam Penguraian Pati oleh Amilase
I. Pendahuluan
Latar Belakang:
Enzim amilase merupakan enzim yang berperan dalam penguraian pati menjadi glukosa. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi enzimatis adalah suhu. Oleh karena itu, dalam percobaan ini, akan dilakukan pengamatan terhadap pengaruh suhu terhadap laju reaksi enzimatis dalam penguraian pati oleh amilase.
Rumusan Masalah:
Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi enzimatis dalam penguraian pati oleh amilase?
Tujuan:
- Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi enzimatis dalam penguraian pati oleh amilase
- Menentukan suhu optimum amilase dalam penguraian pati
Hipotesis:
Semakin tinggi suhu, maka semakin cepat laju reaksi enzimatis dalam penguraian pati oleh amilase. Namun, jika suhu terlalu tinggi, maka enzim amilase akan mengalami denaturasi dan laju reaksi enzimatis akan menurun.
II. Metode Penelitian
Bahan dan Alat:
- Pati jagung
- Enzim amilase
- Larutan buffer
- Tabung reaksi
- Spektrofotometer
- Termometer
- Gelas ukur
Prosedur:
- Siapkan 5 tabung reaksi dan beri label A, B, C, D, dan E.
- Pada masing-masing tabung reaksi, tambahkan 3 mL larutan buffer dan 1 mL enzim amilase. Campurkan hingga merata.
- Pada tabung reaksi A, tambahkan 1 mL pati jagung dan campurkan hingga merata. Jangan masukkan ke dalam air bath.
- Pada tabung reaksi B, tambahkan 1 mL pati jagung dan campurkan hingga merata. Masukkan ke dalam air bath dengan suhu 10°C.
- Pada tabung reaksi C, tambahkan 1 mL pati jagung dan campurkan hingga merata. Masukkan ke dalam air bath dengan suhu 25°C.
- Pada tabung reaksi D, tambahkan 1 mL pati jagung dan campurkan hingga merata. Masukkan ke dalam air bath dengan suhu 40°C.
- Pada tabung reaksi E, tambahkan 1 mL pati jagung dan campurkan hingga merata. Masukkan ke dalam air bath dengan suhu 60°C.
- Inkubasi tabung reaksi selama 10 menit.
- Setelah inkubasi, tambahkan 2 mL larutan NaOH 0,1 N untuk menghentikan reaksi.
- Lakukan pengukuran absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm.
- Catat hasil pengukuran pada tiap tabung reaksi.
III. Hasil
Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Suhu (oC) | Waktu Reaksi (menit) |
20 | 25 |
30 | 20 |
40 | 15 |
50 | 12 |
60 | 8 |
!V. Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa semakin meningkatnya suhu, maka waktu reaksi semakin singkat.
Faktanya, laju reaksi enzimatis dalam penguraian pati oleh amilase semakin cepat dengan kenaikan suhu. Namun, terdapat batasan suhu maksimum yang dapat diterima oleh enzim, yaitu sekitar 60o C. Jika suhu terlalu tinggi, maka enzim akan denaturasi dan kehilangan aktivitasnya.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa suhu berpengaruh terhadap laju reaksi enzimatis dalam penguraian pati oleh amilase. Semakin tinggi suhu, semakin cepat pula laju reaksi.
Namun, terdapat batasan suhu maksimum yang dapat diterima oleh enzim. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian suhu yang tepat dalam penggunaan enzim pada proses industri maupun dalam kegiatan laboratorium.
2. Contoh 2
Judul: Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam terhadap Titik Beku Air
I. Pendahuluan
Penentuan titik beku suatu larutan merupakan salah satu metode untuk mengetahui konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Dalam penelitian ini, kami akan menguji pengaruh konsentrasi larutan garam terhadap titik beku air.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan garam dengan penurunan titik beku air.
II. Metode Penelitian
a. Bahan dan Alat
- Air suling
- Garam dapur
- Gelas ukur
- Termometer
- Beaker glass
b. Prosedur
- Persiapkan tiga beaker glass yang masing-masing berisi 50 ml air suling.
- Tambahkan garam dapur pada masing-masing beaker glass dengan konsentrasi 0.1 M, 0.2 M, dan 0.3 M.
- Aduk hingga garam dapur tercampur dengan air suling.
- Masukkan termometer pada setiap beaker glass.
- Letakkan ketiga beaker glass di dalam freezer.
- Catat suhu pada setiap 5 menit hingga air membeku pada setiap beaker glass.
III. Hasil Penelitian
Berikut adalah tabel suhu pada setiap beaker glass pada waktu tertentu:
Waktu (menit) | Beaker glass 1 (0.1 M) | Beaker glass 2 (0.2 M) | Beaker glass 3 (0.3 M) |
0 | 23 | 23 | 23 |
5 | 18 | 15 | 14 |
10 | 14 | 11 | 9 |
15 | 9 | 7 | 4 |
20 | 4 | 2 | -1 |
IV. Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan garam, maka semakin rendah suhu titik beku air. Hal ini menunjukkan adanya hubungan linier negatif antara konsentrasi larutan garam dengan penurunan suhu titik beku air.
V. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan garam berpengaruh terhadap titik beku air, semakin tinggi konsentrasi larutan garam maka semakin rendah suhu titik beku air.
Penurunan suhu titik beku air pada masing-masing beaker glass secara berurutan adalah 5o C, 11o C, dan 24o C ketika ditambahkan garam dapur dengan konsentrasi 0.1 M, 0.2 M, dan 0.3 M.
3. Contoh 3
Judul: Pengaruh Jumlah Garam terhadap Laju Pembusukan Ikan Mas
I. Pendahuluan
Latar Belakang:
Ikan adalah salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, ikan dapat dengan mudah mengalami pembusukan jika tidak diolah dan disimpan dengan baik.
Penyebab pembusukan ikan bermacam-macam, salah satunya adalah jumlah garam yang tidak sesuai. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh jumlah garam terhadap laju pembusukan ikan mas.
Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah garam terhadap laju pembusukan ikan mas.
II. Metode:
a. Persiapan Bahan dan Alat
- Ikan mas sebanyak 10 ekor dengan ukuran yang sama
- Garam dapur
- Air bersih
- Wadah berukuran 20 x 30 x 10 cm
- Termometer
Prosedur Percobaan
- Ikan mas dibersihkan dan dicuci hingga bersih
- Ikan mas dimasukkan ke dalam wadah berukuran 20 x 30 x 10 cm yang telah diisi air bersih
- Suhu air diukur menggunakan termometer dan dicatat
- Garam dapur ditambahkan dengan jumlah yang berbeda ke dalam wadah yang berisi ikan mas, yaitu 0 gram, 10 gram, 20 gram, 30 gram, dan 40 gram
- Setelah itu, wadah tersebut diamati selama 5 hari dan laju pembusukan ikan mas dicatat setiap harinya
- Analisis Data
- Data laju pembusukan ikan mas yang diperoleh selama 5 hari diolah dengan menggunakan tabel dan grafik
- Dari tabel dan grafik tersebut, dilakukan analisis untuk menentukan pengaruh jumlah garam terhadap laju pembusukan ikan mas
III. Hasil Percobaan
Jumlah Garam (gram) | Waktu Awal (jam) | Waktu Akhir (jam) | Selisih Waktu (jam) |
0 | 0 | 10 | 10 |
10 | 0 | 32 | 32 |
20 | 0 | 56 | 56 |
30 | 0 | 70 | 70 |
40 | 0 | 96 | 96 |
Keterangan:
- Jumlah Garam (gram): gram garam yang digunakan dalam percobaan.
- Waktu Awal (jam): Waktu awal pemantauan terhadap pembusukan ikan mas.
- Waktu Akhir (jam): Waktu akhir pemantauan terhadap pembusukan ikan mas.
- Selisih Waktu (jam): Selisih waktu antara Waktu Awal dan Waktu Akhir, menunjukkan lama waktu yang diperlukan bagi ikan mas untuk mengalami pembusukan.
IV. Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, ditemukan bahwa semakin banyak jumlah garam yang ditambahkan, semakin lambat laju pembusukan ikan mas.
Pada percobaan ini, jumlah garam terbanyak (40 gram) menghasilkan laju pembusukan yang paling lambat, yaitu sebesar 2,6 cm/hari, sedangkan pada jumlah garam terkecil (0 gram) menghasilkan laju pembusukan yang paling cepat, yaitu sebesar 5,2 cm/hari.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan garam pada ikan mas dapat memperlambat laju pembusukan. Oleh karena itu, penting untuk menambahkan garam pada ikan saat penyimpanan agar ikan tidak mudah busuk.
4. Contoh 4
Judul: Pengaruh Jenis Bahan Pemutih terhadap Kadar Klorin dalam Air
I. Pendahuluan
Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam beberapa kasus, air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari mengandung kandungan klorin untuk memastikan air tersebut steril dan bebas dari bakteri.
Namun, terlalu banyak klorin dalam air dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pengaruh jenis bahan pemutih terhadap kadar klorin dalam air.
II. Tujuan
Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh jenis bahan pemutih terhadap kadar klorin dalam air.
III. Metode
- Alat dan bahan:
- Beaker glass 50 mL
- Pipet tetes
- Air ledeng
- Kertas lakmus merah dan biru
- Bahan pemutih A, B, C
- Air mineral
- Prosedur:
- Siapkan tiga beaker glass 50 mL yang berisi masing-masing 40 mL air ledeng.
- Teteskan 5 tetes bahan pemutih A ke dalam beaker glass pertama, bahan pemutih B ke dalam beaker glass kedua, dan bahan pemutih C ke dalam beaker glass ketiga.
- Masukkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam ketiga beaker glass.
- Ulangi prosedur di atas dengan air mineral.
- Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus merah dan lakmus biru.
- Analisis data:
- Catat fenomena perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus merah dan biru.
- Hitung kadar klorin dalam air dengan menggunakan tabel standar.
IV. Hasil
Tabel hasil percobaan:
No. | Bahan Pemutih | Kadar Klorin (ppm) |
1 | A | 2,5 |
2 | B | 1,5 |
3 | C | 3,0 |
4 | Air Mineral | 0,0 |
V. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa penggunaan bahan pemutih A dan C menghasilkan kadar klorin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan pemutih B dan air mineral.
Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan bahan aktif dalam masing-masing bahan pemutih. Oleh karena itu, penggunaan bahan pemutih perlu dipertimbangkan dengan baik untuk menghindari kandungan klorin yang berlebihan dalam air.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa jenis bahan pemutih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar klorin dalam air. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pemutih perlu dilakukan dengan baik untuk memastikan kadar klorin dalam air tidak berlebihan dan aman untuk digunakan.
Sudah Paham Bagaimana Menulis Laporan Percobaan?
Demikianlah artikel mengenai teks laporan percobaan, diharapkan para pelajar dapat menulis laporan percobaan yang baik dan benar serta memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang cara membuat laporan percobaan yang efektif dan mudah dipahami.
Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam membuat laporan percobaan. Ingatlah untuk selalu melakukan percobaan dengan hati-hati dan memperhatikan faktor keselamatan yang diperlukan. Semoga artikel ini bermanfaat!