Teori Apungan Benua: Bunyi, Pencetus, Penolakan, dan Penerimaan

Komposisi Bumi terdiri dari daratan benua seperti Asia, Eropa, Australia, Amerika, Antartika, dan Afrika yang dikelilingi oleh samudra luas. Namun, tahukah Anda bahwa dalam teori apungan benua, semua benua tersebut awalnya berasal dari satu benua utuh bernama Pangea?

Yap, bentuk Bumi saat ini berbeda jauh dari bentuk muka Bumi pada awal mulanya. Pencetus teori pengapungan benua menganggap bahwa berjuta-juta tahun yang lalu, Bumi terdiri dari satu permukaan utuh hingga akhirnya terpecah menjadi beberapa benua. 

Bunyi Teori Apungan Benua

Teori pengapungan benua atau continental drift theory termasuk salah satu teori pembentukan Bumi yang dicetuskan oleh Alfred Wegener pada buku bertajuk The Origin of Continents and Oceans. Pendapat Wegener terkait pembentukan bumi pada mulanya terjadi karena pergeseran benua utuh bernama Pangea. 

Istilah Pangea merujuk dari bahasa Yunani Kuno yang bermakna seluruh Bumi. Teori ini menjelaskan bahwa permukaan Bumi sekarang ini bisa terbentuk karena daratan benua melintasi Bumi secara perlahan tapi pasti. Wegener mengungkapkan gerakan daratan benua tersebut sebagai akibat dari pergeseran. 

Jadi, menurut teori apungan benua, benua yang selama ini Anda ketahui tidaklah diam di tempat saja, melainkan bergerak secara perlahan. Wegener memperkirakan keberadaan Pangea sekitar 240 juta tahun silam yang pada dasarnya bersifat dinamis alias terus mengalami perubahan. 

Kemudian, daratan utuh ini mulai mengalami fragmentasi atau perpecahan hingga akhirnya terpisah menjadi potongan benua. Fragmentasi dari Pangea tersebut berubah menjadi benua Laurasia dan Gondwana. 

Kedua benua hasil perpecahan itulah yang nantinya akan terpecah lagi menjadi benua yang sekarang ini Anda kenali serta tempati. Pada dasarnya, teori pengapungan benua ini mempercayai bahwa benua mengalami pergerakan, baik menyatu dan terpisah hingga menciptakan bagian benua baru. 

Alfred Wegener memperkuat hipotesisnya dengan mengilustrasikan bahwa potongan-potongan benua di dunia saat ini dapat bersatu layaknya sebuah puzzle

Pencetus Teori Apungan Benua

Seperti yang sudah sedikit kita singgung bersama sebelumnya, orang yang mencetuskan teori apungan benua adalah seorang ilmuwan bernama Alfred Wegener. 

Alfred Wegener mengemukakan pendapatnya terkait pergeseran benua pada tahun 1912. Pendapatnya tersebut tertuang pada buku The Origin of Continents and Oceans.

Sebenarnya, sebelum Wegener, sudah ada beberapa ilmuwan yang mencetuskan konsep apungan benua ini. Gagasan awal dari teori ini berasal dari pengamatan Abraham Ortelius pada tahun 1596. 

Kemudian, berlanjut ke ilmuwan lainnya seperti Christoph Lilienthal, Alexander von Humboldt, Antonio Snider-Pellegrini, dan lain-lain. Namun, menurut Wegener sendiri, Bumi mula-mula seperti batu apung yang mengapung, lalu mengalami pergerakan seiring dengan aktivitas lempeng di bagian dalam bumi. 

Ilmuwan pencetus teori pengapungan benua menganggap bahwa permukaan bumi sekarang ini seperti potongan-potongan puzzle yang akan bersatu bila digabungkan.   Namun, kekurangan yang membuat teorinya tentang pembentukan bumi sulit diterima adalah karena Wegener bukan seorang ahli geologis. 

Namun, tetap saja pendapat dari Wegener terkait pergeseran benua menjadi tambahan khasanah wawasan yang berarti untuk kemajuan ilmu pengetahuan.  

Bukti Teori Apungan Benua

Seorang ilmuwan tentunya berupaya untuk membawa bukti akurat sebanyak-banyaknya untuk memperkuat gagasan yang ia sampaikan. Alfred Wegener memiliki keyakinan tersendiri mengapa continental drift theory merupakan teori pembentukan bumi yang benar. Berikut adalah bukti-buktinya:

1. Terdapat Persamaan Fosil Hewan dan Tumbuhan

Anda tentu sering mendengar bahwa hewan atau tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri khas telah ditemukan di wilayah yang sangat berjauhan. 

Penemuan fosil hewan dan tumbuhan yang memiliki kemiripan meski terpisah jarak jauh itu menguatkan hipotesis bahwa pada awalnya permukaan bumi membentuk satu benua utuh yang besar. 

Wegener berpendapat bahwa organisme akan kesulitan melakukan perjalanan melewati lautan atau bahkan samudra luas. Beberapa contoh fosil hewan yang telah ahli temukan di tempat berbeda dan saling berjauhan antara lain:

  • Fosil Mesosaurus berada di Amerika Selatan dan Afrika. 
  • Cynognathus berada di Amerika Selatan dan Afrika. 
  • Lystrosaurus berada di Afrika, India, dan Antartika. 

Bagaimana bisa fosil hewan yang sama ada di dua wilayah yang berjauhan? Apalagi, pada kasus Mesosaurus, hewan tersebut merupakan reptil air tawar sehingga kecil kemungkinan untuk mampu berenang di Samudra Atlantik. 

Selain fosil hewan, fosil tumbuhan seperti Clossopteris juga ditemukan di Afrika, Australia, India, Amerika Selatan, dan Antartika.

2. Terdapat Persamaan Struktur, Jenis, dan Usia Batuan

Bukti teori apungan benua berikutnya adalah terdapat persamaan struktur, jenis, dan usia batuan. Kesamaan batuan tersebut dapat terjadi karena dulunya batuan itu terbentuk secara berdampingan. 

Akan tetapi, setelah daratan mengalami pergeseran, maka batuan yang identik masih dapat Anda temukan di benua lainnya. Itulah yang menguatkan bukti bahwa awal mulanya permukaan bumi terdiri dari satu benua utuh yang besar hingga akhirnya terpisah-pisah seperti sekarang. 

Contohnya seperti kenampakan pantai timur Amerika Selatan dengan pantai barat Afrika yang memiliki persamaan bentuk seolah-olah seperti potongan puzzle yang menyatu. 

Penolakan dan Penerimaan Terhadap Teori Apungan Benua

Setiap orang mempunyai dua reaksi berbeda ketika menghadapi suatu teori. Reaksi tersebut dapat berupa penolakan akan konsep yang ilmuwan pencetus bawakan. Sedangkan sisanya, menerima dan meyakini bahwa teori tersebut masuk akal. Begitupun dengan teori apungan benua yang mengundang dua reaksi berikut:

1. Penolakan Terhadap Teori Apungan Benua

Orang-orang tidak serta merta menerima begitu saja pendapat Wegener terkait apungan benua. Sebagian menolak gagasan tersebut, lantaran latar belakang Wegener yang bukan seorang geologist. Selain itu, kebanyakan ilmuwan di bidang geofisika dan geologi lebih condong pada pandangan Dana. 

Dana berpendapat yang sebaliknya dari Wegener bahwa benua-benua di bumi ini diam di tempat dan tidak mengalami pergerakan. Teori tersebut bernama permanence theory

Apalagi, pada masa itu, ilmu terkait struktur Bumi masih belum terlalu maju sehingga para ilmuwan menganggap konsep apungan benua memiliki kredibilitas rendah. Penyebabnya adalah tidak adanya gaya yang mampu mendorong atau menggerakkan benua yang sangat berat dan luas.  

2. Penerimaan Terhadap Teori Apungan Benua

Namun, di sisi lain, orang lain menerima teori pengapungan benua karena bukti-bukti yang telah Wegener sampaikan sebelumnya. Misalnya, adanya persamaan fosil hewan dan tumbuhan di wilayah benua berbeda, persamaan bentuk pesisir pantai Afrika dan Amerika Selatan, dan lain sebagainya. 

Orang-orang yang setuju dengan teori pergerakan benua ini beranggapan bahwa benua mengalami pergerakan dan saling menjauh menjadi potongan-potongan benua seperti sekarang. 

Dulunya, para ilmuwan banyak yang tidak mempercayai pemikiran Wegener bahwa benua bergeser. Akan tetapi, seiring perkembangan waktu, ditemukan sebuah fakta baru bahwa benua memang benar-benar bergerak.

Sudah Paham dengan Teori Apungan Benua?

Nah, Anda sudah mengetahui bagaimana isi teori apungan benua yang Alfred Wegener kemukakan pada tahun 1912. Meskipun sudah lama, teori ini membawa dampak besar bagi kemajuan ilmu geografi. Misalnya, muncul anggapan bahwa permukaan bumi selalu bersifat dinamis dan mengalami perubahan. 

Sebagian orang pada zaman dulu tidak mempercayai bahwa benua-benua di dunia ini bergerak secara perlahan seiring berjalannya waktu. Namun, semenjak teori pengapungan benua ini muncul, memicu para geofisikawan untuk berpikir secara mendalam. 

Akhirnya, penelitian oleh ilmuwan ahli selanjutnya semakin mendukung kebenaran terkait benua yang mengalami pergerakan. Lama kelamaan, teori ini berubah menjadi teori tektonik lempeng. Jadi, kesimpulannya setiap teori ilmiah pasti membawa pengetahuan baru yang berfaedah. 

Dengan mempelajari teori ini, harapannya dapat membuka kacamata wawasan Anda menjadi lebih luas. Apalagi, bumi sampai saat ini masih belum terbatas untuk Anda eksplorasi dan teliti demi membawa kemajuan ilmu pengetahuan. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page