Teori evolusi merupakan bagian dari ilmu biologi yang mengemukakan bahwa berbagai jenis makhluk hidup di bumi berasal dari jenis lainnya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, manusia mengalami evolusi dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks secara bertahap dalam jangka waktu yang lama.
Ada banyak pemikiran dari tokoh terkenal seperti Darwin dan Lamarck yang menjelaskan bagaimana makhluk hidup berkembang dan berevolusi dari masa ke masa. Lebih lanjut, Anda bisa memperluas pengetahuan tentang bagaimana makhluk hidup berevolusi menurut beberapa teori dalam ulasan di bawah ini.
Daftar ISI
Pengertian Teori Evolusi
Evolusi dalam ilmu biologi merupakan perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan sifat yang terjadi bisa disebabkan karena kombinasi antara tiga proses utama, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi.
Gen makhluk hidup yang berevolusi akan membawa sifat-sifat dasar dan mewariskannya untuk keturunannya serta mengembangkan variasi sifat untuk suatu populasi. Ketika suatu organisme melakukan reproduksi, maka keturunannya akan memiliki sifat yang baru.
Teori evolusi menyatakan bahwa semua jenis makhluk hidup berasal dari makhluk terendah. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan geologi astronomi yang berangsur pada makhluk hidup sampai saat ini.
Bahkan, manusia digolongkan sebagai hewan dalam pemikiran evolusi. Hewan mengalami perkembangan dan bentuk seperti makhluk terendah sehingga muncul pemikiran tersebut. Ada banyak tokoh yang berpendapat tentang teori ini, seperti Aristoteles, Plato, Lamarck, Darwin, Wallace, dan Weisman.
Prinsip Evolusi
Pada dasarnya, evolusi didukung oleh dua mekanisme utama antara lain seleksi alam dan hanyutan genetik. Kemiripan antar organisme sebenarnya menunjukkan bahwa semua spesies bisa berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen. Lebih lanjut, berikut ini prinsip evolusi yang bisa Anda pahami:
- Spesies baru bukan bentuk dari yang paling sempurna yang langsung hidup. Spesies baru berasal dari bentuk sederhana yang belum terspesialisasi.
- Evolusi bisa terjadi lebih cepat daripada yang lain sehingga bentuk baru muncul dan bentuk lama punah.
- Evolusi bisa berasal dari perubahan bentuk kompleks menjadi bentuk sederhana.
- Laju kecepatan proses evolusi tidak selalu sama di antara organisme yang mengalaminya.
- Proses evolusi hanya dapat terjadi pada sebuah populasi, bukan suatu individu. Evolusi ini terjadi melalui banyak proses mulai dari proses mutasi, reproduksi diferensial, maupun seleksi alam.
Macam-Macam Teori Evolusi
Berikut adalah beberapa macam dari teori ini yang perlu Anda ketahui:
1. Evolusi Manusia Purba
Pertama adalah tentang evolusi yang berasal dari seorang filsuf pra-socrates, Anaximandros yang membahas kemungkinan evolusi manusia berasal dari ikan. Namun, belum ada bukti ilmiah mengenai pendapat ini.
Pemikiran tentang evolusi manusia kemudian berkembang dan muncul pemikiran jika manusia di bumi berasal dari primata yang telah punah. Primata yang sering berkaitan dengan teori ini adalah primata kera. Anda mungkin sudah tidak heran jika ada informasi yang menyatakan jika manusia berasal dari kera.
DNA manusia dan primata diketahui mempunyai kemiripan hingga 97 persen. Inilah yang menjadi dasar mengapa hewan primata sering dikaitkan dengan manusia. Meski begitu, bukan berarti manusia benar-benar berasal dari kera.
Penelitian tentang kemiripan DNA manusia dan primata hanya mampu mendeteksi kemungkinan bahwa manusia dan primata memiliki nenek moyang yang sama. Bukan berarti manusia berasal dari kera.
2. Teori Charles Darwin
Teori evolusi yang tidak kalah populer sepanjang zaman evolusi manusia adalah teori menurut Charles Darwin. Charles Darwin mengemukakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan berhubungan satu sama lain.
Proses mutasi genetik dari nenek moyang yang sama berakibat pada terjadinya proses evolusi yang panjang hingga muncul spesies baru. Teori ini tertuang dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species. Darwin menggambarkan evolusi manusia seperti sebuah pohon, di mana akarnya adalah nenek moyang.
Sedangkan ranting dan daun merupakan spesies baru dari proses mutasi genetik. Proses mutasi genetik ini bisa terjadi karena seleksi alam dalam jangka waktu yang panjang. Kemudian Darwin membagi proses evolusi ini menjadi dua, yaitu mikroevolusi dan makroevolusi.
Mikroevolusi menunjukkan perubahan yang terjadi pada spesies dengan cara yang sederhana. Seperti adanya perubahan warna dan ukuran pada populasi dari beberapa generasi. Sedangkan makroevolusi merupakan perubahan yang terjadi karena adanya seleksi alam yang bisa menciptakan spesies baru.
3. Teori Lamarck
Lamarck berpendapat bahwa organisme hidup mewakili sebuah kemajuan dengan manusia sebagai bentuk tertingginya. Pemikiran ini kemudian menjadi teori tentang perubahan kehidupan sejak awal abad ke-19.
Organisme yang mengalami evolusi selama bertahun-tahun ini berawal dari bentuk yang lebih rendah menuju bentuk yang lebih tinggi. Sementara puncaknya adalah manusia. Perbedaan antar individu bisa terjadi akibat kebiasaan yang dilakukan setiap individu. Sementara karakteristik organisme dapat diwariskan nantinya.
Gagasan pertama dari teori Lamarck adalah fenomena jerapah dengan leher yang panjang. Menurut Lamarck, jerapah zaman dahulu berleher pendek, karena keinginannya menggapai dedaunan di pucuk pohon menyebabkan leher jerapah memanjang.
Gagasan ini menunjukkan bahwa bagian tubuh yang sering digunakan akan terus berkembang, sedangkan bagian yang tidak digunakan akan tereduksi. Ada pula gagasan kedua yang menyatakan jika modifikasi suatu tubuh individu dapat diwariskan pada keturunan selanjutnya.
Pada akhirnya, gagasan ini dikenal sebagai lamarckisme yang mungkin tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang evolusi. Meski begitu, teori Lamarck berkontribusi penting dalam tahapan evolusi biologis yang mendukung penelitian lebih lanjut.
4. Teori Weismann
Pada awal abad ke-20 muncul teori baru dari August Friedrich Leopold Weismann yang mempelajari ciri-ciri organisme berkembang dan berevolusi dalam berbagai organisme. Mayoritasnya adalah serangga dan hewan air.
Weismann mengusulkan teori kontinuitas plasma nutfah dan berpendapat jika hanya perubahan pada sel germinal yang dapat diwariskan dan bukan sel tubuh. Selain itu, Weismann juga mengusulkan mengenai teori seleksi germinal sebagai bentuk pengembangan dari prinsip evolusi melalui seleksi alam.
Sebagaimana eksperimen yang dilakukan Weismann terhadap tikus. Weismann memotong bagian ekor tikus dan mengawinkannya satu sama lain dengan harapan tikus generasi baru memiliki ekor yang lebih pendek. Sayangnya, sampai percobaan generasi kelima pun ekor tikus tetap panjang seperti generasi sebelumnya.
Berdasarkan eksperimen tersebut, Weismann membantah teori evolusi Lamarck dan menyimpulkan bahwa informasi hanya bisa diwariskan melalui sel gamet dan bukan sel somatik.
5. Teori Wallace
Pada dasarnya, teori dari Wallace adalah bentuk pengembangan dari teori seleksi alam yang sebelumnya telah dikemukakan oleh Charles Darwin. Pemikiran Wallace berawal dari ditemukannya tentang perbedaan bentuk pada kelompok fauna yang sama di pulau yang berbeda.
Wallace kemudian menyimpulkan bahwa, makhluk hidup melewati proses seleksi alam yang panjang, sehingga muncul spesies baru dengan kemiripan sifat. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Sudah Paham Berbagai Macam Teori Evolusi?
Demikian informasi mengenai bagaimana makhluk hidup berkembang dan berevolusi menurut beberapa teori dari tokoh terkemuka. Anda bisa menjadikan ulasan ini sebagai informasi untuk mengenal bagaimana manusia berevolusi dari masa ke masa. Meski demikian, tidak semua teori dapat terbukti secara ilmiah.