Teori Gujarat: Isi, Tokoh, Bukti Masuknya Islam ke Indonesia

Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar, Teori Gujarat jadi salah satu cara agama tersebut masuk ke Indonesia. Hal ini banyak sejarawan yakini, karena cukup banyak bukti pendukung yang menguatkannya. Namun, tahukah kamu isi teori ini? Mari belajar sejarahnya dari artikel ini!

Mengenal Teori Gujarat

Ilustrasi Pedagang Gujarat
Ilustrasi Pedagang Gujarat | Sumber gambar: Ruang Guru

Pada dasarnya, teori ini termasuk sebuah history yang para sejarawan percayai, jadi maksudnya adalah kisah yang menjelaskan masuknya ajaran agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Dalam teori ini, para pedagang yang berasal dari Gujarat, India, menjadi pihak yang memiliki andil yang cukup besar.

Sekedar informasi, daerah gujarat ini terkenal menjadi daerah yang letaknya paling dekat dengan laut Arab, sehingga pada kala itu penyebaran agama Islam cukup massive

Kemudian, teori ini pertama kali muncul dari seorang sarjana bernama J. Pijnapel pada abad ke-19. 

Menurut teori Gujarat, banyak ulama dan umat muslim yang singgah ke Gujarat dan Malabar, untuk satu dan lain hal. Kemudian, setelah Islam cukup besar di dua daerah tersebut, lalu penyebarannya mulai meluas ke berbagai area Asia, termasuk Indonesia.

Proses penyebaran Islam di Indonesia terjadi ketika para pedagang Gujarat menetap di Indonesia untuk menunggu kedatangan angin musim pada Selat Malaka untuk kembali pulang. Karena itulah, pada masa awal, penyebaran agama Islam lebih besar di area Timur Nusantara.

Dari waktu tersebutlah, mulai ada interaksi dengan pedagang lokal dan penduduk setempat, serta terjadinya asimilasi budaya lewat perkawinan. Semakin banyaknya perkawinan serupa, membuat penyebaran agama Islam semakin meluas.

Penggabungan dua kebudayaan inilah yang membuat ajaran Islam mulai menyebar melalui ikatan keluarga. Bahkan, penyebaran semakin meluas, ketika agama Islam masuk ke keluarga kerajaan dan mendirikan Kesultanan Samudera Pasai, Aceh. Ini juga alasan kenapa Aceh menjadi negara yang cukup kental keislamannya. 

Isi Teori Gujarat

Dalam perkembangan teori ini, sebenarnya ada beberapa poin yang jadi fokus utama, seperti halnya:

1. Penyebaran Islam dari Para Pedagang

Teori ini menjelaskan penyebaran Islam ke Indonesia berasal dari para pedagang Gujarat yang berdagang ke dunia timur, termasuk Nusantara timur. Proses penyebaran Islam terjadi ketika para pedagang Gujarat menetap di Indonesia untuk menunggu kedatangan angin musim. 

Dalam waktu tersebut, terjadi pernikahan pedagang dengan warga lokal, yang membuat agama dan budaya Islam semakin berkembang. Interaksi ini menghasilkan asimilasi budaya melalui ikatan perkawinan. sehingga kebudayaan dan ajaran Islam makin menyebar luas di Timur Nusantara.

2. Waktu Perkiraan Persebaran

Menurut Teori Gujarat, Islam secara masif berkembang di Nusantara sekitar abad ke-13 Masehi. Perkembangan melalui kontak para pedagang dengan warga lokal, dan masuk ke dalam kekeluargaan. Hingga akhirnya berdiri Kerajaan Samudra Pasai (Aceh), yang menguasai selat Malaka pada saat itu.

Namun, kepastian teori ini masih dipertanyakan, karena catatan masuknya agama Islam ke Indonesia didukung oleh banyak teori lainnya. 

Selain itu, Teori Gujarat memiliki beberapa kelemahan, namun tetap menjadi salah satu yang memberikan gambaran tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.

Tokoh Pencetus Teori Gujarat

Sebenarnya, ada 3 tokoh yang mencetuskan dan mengembangkan teori penyebaran Islam ini, yakni J. Pijnapel dan mendapatkan sambutan baik dari J.P. Moquette dan Snouck Hurgronje. Ketiganya merupakan tokoh sejarawan besar pada kala itu. Berikut ulasannya:

1. J. Pijnappel

J. Pijnappel
J. Pijnappel | Sumber gambar: Wikimedia

Pada dasarnya, J. Pijnappel merupakan sarjana muda dari Universitas Leiden, Belanda, yang lahir pada tahun 1822. Beliau tumbuh menjadi sejarawan ternama, yang mencetuskan Teori Gujarat menjadi kisah balik penyebaran Islam di Indonesia.

Perjalanannya menjadi profesor bahasa Melayu pertama, membuat kecintaannya pada Indonesia semakin berkembang. Hingga akhirnya beliau mempelajari sejarah masuknya ajaran agama Islam dan menemukan teori tersebut.

2. J.P. Moquette

J.P. Moquette
J.P. Moquette | Sumber gambar: Wikimedia

Tokoh berikutnya yang pendapatnya ikut andil dalam membesarkan teori ini adalah J.P. Moquette, yang lahir pada tahun 1856. Sejarawan ini mulai tertarik dan mengembangkan teori ini pada tahun 1912, dengan menyatakan keyakinan cukup kuat dan didukung oleh berbagai bukti pendukung.

Mulai dari batu nisan Sultan Malik Al-Saleh (Kesultanan Samudera Pasai, Aceh), yang memiliki kesamaan dengan batu nisan Maulana Malik Ibrahim (Gresik). Menurutnya, nuansa budaya Islam India pada keduanya cukup erat!

3. Snouck Hurgronje

Snouck Hurgronje
Snouck Hurgronje | Sumber gambar: Wikimedia

Munculnya Teori Gujarat juga mendapatkan sambutan baik dari seorang orientalis Belanda bernama Snouck Hurgronje. Pada kala itu, beliau juga menilai kekokohan pelabuhan Anak Benua India, yang cukup kental keIslamannya.

Dari fakta tersebut, menurutnya orang Gujarat, khususnya pada pedagang, lebih dulu memeluk agama Islam. Lalu, melalui perkawinan dengan warga lokal, agama Islam semakin masyhur di Indonesia. Selain itu, ada pergerakan orang Arab ke daerah Gujarat, yang sudah lebih dulu terjadi.

Bukti Teori Gujarat

Sebenarnya, teori ini termasuk cukup kuat, karena terdukung dengan berbagai bukti, seperti halnya:

1. Batu Nisan dengan Corak Khas India

Bukti pertama yang cukup kuat adalah kemiripan Batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh (1297) dan batu nisan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur. Kedua nisan ini memiliki corak yang sama dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, India.

2. Keterangan Marcopolo dari Venesia

Bukti selanjutnya adalah munculnya keterangan penguat dari Marcopolo (Venesia, Italia), yang pernah singgah di Perlak (Pereruela) tahun 1292. Menurutnya, terdapat banyak penduduk di Perlak, yang menganut ajaran Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam pada kala itu.

3. Hubungan Dagang India dan Indonesia

Bukti berikutnya dari Teori Gujarat adalah eratnya hubungan dagang Indonesia dan para pedagang asal Gujarat sejak dulu kala. Apalagi banyak keturunan India yang juga pemeluk agama Islam di tanah Nusantara (khususnya area Tmur seperti Aceh).

4. Batu Nisan Lainnya

Ada juga penemuan batu nisan lain di pesisir utara Sumatera, bertanggal 17 Dzulhijjah 831 H atau 27 September 1428 M. Makam ini juga memiliki batu nisan yang serupa dari Cambay, Gujarat. Kemudian, salah satu Walisongo – Maulana Malik Ibrahim, juga menggunakan nisan yang serupa saat wafat pada tahun 1419.

Kelebihan Teori Gujarat

Ada beberapa kelebihan yang membuat teori ini cukup populer, seperti halnya:

  • Memberikan gambaran tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia, yakni melalui jalur perdagangan dan interaksi budaya. Apalagi hal ini terdukung dengan banyak bukti.
  • Teori ini didukung oleh beberapa bukti, seperti yang telah kamu pelajari sebelumnya
  • Dalam Teori Gujarat, kamu juga mempelajari bahwa perdagangan dan interaksi budaya telah terjadi antara Indonesia dan para pedagang asal Gujarat sebelum datangnya orang-orang Arab.
  • Terdapat penjelasan tentang bagaimana Islam menyebar di Indonesia melalui ikatan keluarga dan perkawinan, antara para pedagang Gujarat dan penduduk setempat. Hal ini memberikan kontribusi dalam memahami sejarah masuknya Islam ke Indonesia.

Kelemahan Teori Gujarat

Walaupun memiliki banyak kelebihan, namun teori ini juga memiliki beberapa kelemahan,yang mencakup:

  • Tidak adanya penjelasan secara rinci, terkait masuk dan berkembangnya Islam di wilayah Indonesia timur.
  • Masyarakat Samudera Pasai banyak menganut mazhab Syafi’i, sedangkan masyarakat Gujarat banyak yang menganut mazhab Hanafi. Sehingga, menunjukkan perbedaan dalam praktik keagamaan antara kedua kelompok, yang membuat teori ini kurang valid.
  • Saat terjadi islamisasi di Samudera Pasai, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pedagang Gujarat di Indonesia tidak selalu berkaitan dengan penyebaran agama Islam.
  • Teori Gujarat tidak menjelaskan peran bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia. Padahal, andilnya dalam penyebaran Islam di India juga cukup besar dan berpengaruh.
  • Masih terdapat banyak pertanyaan yang meragukan kebenarannya, karena catatan masuknya agama Islam ke Indonesia didukung oleh banyak teori lainnya.

Kini Kamu Lebih Tahu Soal Teori Gujarat!

Dari penjelasan tersebut, dapat kamu simpulkan bahwa teori ini bermula dari transaksi perdagangan India dan Indonesia yang cukup besar di daerah Timur Nusantara pada kala itu. Saat para pedagang menetap untuk menunggu angin musim, pernikahan terjadi antara pedagang muslim dengan warga lokal.

Lambat laun, pertumbuhan agama dan kebudayaan Islam Gujarat mulai masif dan berkembang pesat di daerah timur. Bahkan, terbentuknya Kesultanan Samudera Pasai di Aceh, memperkuat teori ini. Belum lagi bukti batu nisan para raja yang serupa dengan yang ada di Gujarat.

Walaupun begitu, masih banyak pertanyaan yang membuat Teori Gujarat kurang kuat. Apalagi selain teori ini, masih banyak teori lain yang juga punya bukti pendukung yang sama kuatnya. Namun, tetap saja, teori ini menjadi salah satu yang cukup populer dan perlu kamu pelajari!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page