Teori Komunikasi Massa: Pengertian Menurut Para Ahli serta Jenisnya

Teori komunikasi massa memungkinkan Anda bisa memahami lebih dalam tentang bagaimana media massa bekerja. Ternyata, media massa tak hanya sekadar penyedia informasi saja. Lebih dari itu, banyak peran dalam media massa yang dituangkan ke dalam teori.

Terdapat beberapa jenis beserta contohnya untuk membantu Anda memahami teori dalam komunikasi massa. Anda bisa mendapatkan pemahaman tersebut melalui artikel berikut ini. 

Apa Itu Teori Komunikasi Massa?

Teori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi Massa | Image source: pixabay.com

Sebelum masuk ke penjelasan terkait teori komunikasi massa, Anda harus memahami terlebih dahulu apa itu komunikasi massa. Pemahaman ini akan membantu Anda untuk memahami teori yang ada di dalam komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah proses distribusi berita oleh organisasi media massa. Terdapat beberapa jenis media massa, yaitu koran, televisi, dan radio. Proses pembuatan pesan, seleksi, hingga distribusinya kepada khalayak, semua menjadi otoritas tunggal organisasi tersebut.

Dalam praktiknya, terdapat teori-teori yang digunakan dalam komunikasi massa, seperti Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory) dan Teori Kultivasi (Cultivation Theory).

Di dalam komunikasi massa, terdapat komponen yang perlu Anda pahami. Komponen tersebut adalah komunikator, pesan, media, komunikan, gatekeeper, noise (gangguan), serta feedback (timbal balik).

Komunikator adalah produsen pesan, sedangkan komunikan adalah penerima pesan. Pesan merupakan informasi yang disampaikan dari komunikator kepada komunikan. Dalam komunikasi massa, gatekeeper ada untuk menentukan pesan mana yang akan khalayak terima.

Dalam semua proses penyampaian dan penerimaan pesan, terdapat gangguan atau noise. Contoh gangguan adalah adanya interupsi dari pihak luar yang menyebabkan pesan tidak sampai dengan baik kepada penerima.

Selain itu, penerima juga bisa memberikan timbal balik kepada media. Namun, biasanya timbal balik tidak bisa komunikan berikan secara langsung. Ini karena komunikasi massa fokus pada komunikasi satu arah. Timbal balik biasanya komunikan sampaikan melalui surat pembaca atau kritik saran.

Komunikasi Massa menurut Para Ahli

Komunikasi Massa menurut Para Ahli
Komunikasi Massa menurut Para Ahli | Image source: pixabay.com

Berikut ini adalah beberapa pendapat ahli tentang komunikasi massa.

1. Wright

Menurut Wright, komunikasi massa adalah pesan secara terbuka yang disampaikan kepada khalayak yang heterogen. Jadi, pesan bersifat anonim dan diterima secara bersamaan oleh semua komunikan.

2. Gerbner

Gerbner mengatakan bahwa komunikasi massa adalah proses penyaluran pesan kepada khalayak yang berlandaskan organisasi dengan harmonisasi yang baik. Definisi Gerbner memungkinkan pesan tersalurkan kepada khalayak secara terus menerus dengan jangka waktu yang konsisten.

3. Pool

Dalam teori komunikasi massa menurut Pool, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang terjadi tidak secara langsung antara komunikator dan komunikan. Namun, pesan dalam proses komunikasi dapat secara langsung tersampaikan kepada khalayak.

4. John R. Bittner

Definisi komunikasi massa oleh John R. Bittner sangat sederhana. Dirinya mendefinisikan komunikasi massa sebagai proses penyampaian pesan melalui media kepada khalayak ramai.

5. Berlo

Berlo mendefinisikan massa tidak hanya sebagai kerumunan orang. Lebih dari itu, massa adalah kumpulan orang yang menjadi sasaran media dalam penyampaian pesannya.

6. Freidson

Menurut Freidson, komunikasi massa fokus pada penyampaian pesan kepada orang banyak. Perlu menjadi perhatian bahwa pesan tersebut terdistribusi kepada khalayak melalui media tertentu.

7. Maletzke

Maletzke mendefinisikan pesan dalam komunikasi massa tersampaikan secara terbuka melalui media tertentu. Dalam definisinya, Maletzke fokus kepada sifat distribusi pesan yang satu arah saja.

Jenis Teori Komunikasi Massa

Jenis Teori Komunikasi Massa
Jenis Teori Komunikasi Massa | Image source: pixabay.com

Berikut ini adalah jenis-jenis teori dalam komunikasi massa yang perlu Anda ketahui.

1. Media Equation Theory

Nama Indonesia dari teori ini adalah teori persamaan media. Teori mengkaji mengapa manusia secara tidak sadar menyamakan media dengan manusia. Seolah-olah mereka sedang berkomunikasi dengan manusia.

Menurut teori ini, media memang bisa berperan sebagai lawan bicara. Dalam praktiknya, manusia merasa bahwa media bisa bertindak sama seperti dirinya.

Contohnya ketika sedang menonton televisi untuk menerima informasi tertentu, manusia secara tidak sadar akan merespon seperti respon yang ia berikan saat melakukan percakapan langsung dengan orang lain.

2. Spiral of Science Theory

Media menyebarkan informasi kepada banyak orang dan berhak memilih informasi mana yang mereka tampilkan. Organisasi atau lembaga media dalam praktiknya membutuhkan dukungan khalayak.

Oleh karena itu, tidak heran bahwa media lebih condong kepada opini mayoritas. Minoritas cenderung kurang disukai oleh media. Ini menyebabkan minoritas sebisa mungkin menyembunyikan pendapat mereka.

Contohnya adalah informasi terkait dengan hari raya. Karena Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim, maka media akan lebih banyak menampilkan informasi terkait idul fitri daripada natal dan hari raya dari agama lainnya.

3. Hypodermic Needle Theory

Teori ini mengatakan bahwa khalayak bisa ‘tunduk’ kepada media melalui pesan-pesan yang mereka terima. Menurut teori ini, media memiliki kekuatan yang bisa mengatur bagaimana khalayak bertindak.

Jika sebuah media tidak memiliki komitmen yang jelas terkait tujuannya, ini bisa menjadi kesempatan untuk mengelabui khalayak. Untuk itu, khalayak sebaiknya membatasi diri terhadap informasi dari media. 

Jika informasi tersebut kurang baik atau menjurus ke hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip Anda, lebih baik mengabaikannya.

4. Cultural Imperialism Theory

Menurut teori ini, media barat memiliki pengaruh yang kuat di dunia, terutama bagi negara berkembang yang memiliki banyak keterbatasan dalam produksi pesan media. Ini menyebabkan media di dunia didominasi oleh negara barat.

Selain itu, teori Cultural Imperialism juga berpendapat bahwa media barat memiliki kekuatan untuk menyebarkan nilai-nilai dari budayanya. Salah satu nilai tersebut adalah kapitalisme. Efek kapitalisme adalah semakin kecilnya negara-negara berkembang karena dominasi negara barat.

5. Teori Komunikasi Massa: Cultivation Theory

Teori Kultivasi menyatakan bahwa televisi menjadi satu-satunya alat untuk masyarakat mempelajari budaya. Mungkin teori ini sudah tidak relevan untuk masa sekarang karena perkembangan media dan teknologi yang sangat pesat.

Dalam teori ini, apa yang ada di dalam televisi sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsi khalayak. Bagi pecandu televisi, mereka akan menganggap bahwa apa yang tampil di dalam media televisi adalah nyata dan tanpa pengaturan.

Padahal hal tersebut belum tentu benar. Televisi memiliki hak untuk mengatur bagaimana pesan dan informasi ditampilkan. Jadi, nyata atau tidak nyata itu merupakan pengaturan oleh pihak organisasi.

6. Technological Determinism Theory

Teori dari McLuhan ini mengatakan bahwa teknologi dapat mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berperilaku. Perkembangan teknologi secara tidak langsung akan memberikan arahan kepada manusia untuk maju.

7. Agenda Setting Theory

Menurut teori Agenda Setting, media memiliki peran dalam menyajikan informasi untuk publik. Media memberikan tekanan pada isu tertentu yang mereka anggap itu penting untuk kesadaran masyarakat.

Teori ini hadir dari asumsi para peneliti bahwa media tidak menyajikan informasi atau fakta yang nyata dari sebuah kejadian. Media menggunakan otoritasnya untuk membentuk informasi yang mereka inginkan.

Misalnya dalam berita sebuah kecelakaan, media bisa menciptakan informasi untuk menyudutkan salah satu pihak saja. Padahal, pada kenyataannya bisa jadi kedua pihak memiliki kesalahan yang sama besar.

8. Teori Komunikasi Massa: Media Critical Theory

Teori media kritis menyatakan bahwa media tidak bisa lepas dari kepentingan yang dibawa oleh para pemilik modal. Intinya, siapa yang paling banyak memberikan modal untuk proses produksi, maka kepentingannya yang menjadi prioritas utama.

Secara tidak langsung, media tidak lagi memihak kepada khalayak. Media merupakan agen sosial yang memiliki kekuatan mengatur persepsi masyarakat.

9. Uses and Gratification Theory

Teori yang memiliki nama Indonesia Teori Penggunaan dan Kepuasan ini adalah kebalikan dari Teori Hypodermic Needle. Menurut teori ini, khalayak memiliki kuasa penuh atas pilihan informasi yang mereka konsumsi.

Jadi, khalayak dianggap memiliki kemampuan dalam menentukan informasi mana yang ingin mereka terima atau tidak. Sebenarnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Maka, 1 teori saja tidak bisa menggambarkan masyarakat secara umum.

10. Teori Komunikasi Massa: Diffusion of Innovation Theory

Teori ini mengkaji kebaruan yang dapat menumbuhkan kecenderungan khalayak untuk menyebarkan informasi tersebut. Persebaran informasi akan mereka lakukan melalui media sosial.

Ini yang menjadi alasan bahwa hal-hal baru biasanya menjadi trending topic dalam kurun waktu tertentu. Setelah banyak orang membicarakannya, perlahan informasi tersebut akan tergantikan informasi baru lainnya.

Sudah Siap Menerapkan Teori Komunikasi Massa?

Terdapat banyak teori dalam komunikasi massa. Namun, tidak semua teori masih relevan jika diterapkan di masa sekarang. Namun, hal tersebut justru bisa menjadi bahan diskusi terkait dengan pengembangan teori dari waktu ke waktu.

Selain itu, setiap teori juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka, akan terus lahir teori baru yang berusaha untuk menyempurnakan teori-teori terdahulu.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page