Teori Pembelajaran Skinner, adalah salah satu teori dalam dunia pendidikan yang diusulkan oleh seorang psikolog Amerika, B.F. Skinner. Teori ini membantu Anda memahami bagaimana seseorang belajar dan berkembang. Yuk, jelajahi teori Skinner dan bagaimana penerapannya telah membentuk pendidikan kita.
Daftar ISI
- Siapa B.F. Skinner?
- Asal Mula Perkembangan Teori Skinner
- Pendekatan Skinner terhadap Pembelajaran
- Apa saja Prinsip-Prinsip Teori Skinner?
- Bagaimana Penerapan Teori Pembelajaran Skinner dalam Dunia Pendidikan?
- Kelemahan Teori Pembelajaran Skinner
- Apa Pengaruh Teori Pembelajaran Skinner dalam ektor Pendidikan?
Siapa B.F. Skinner?
Sebelum kita membahas teori Skinner, mari kenali sedikit tentang B.F. Skinner, sang pencetus teori tersebut. Burrhus Frederic Skinner lahir pada tahun 1904 di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Beliau adalah seorang psikolog, penulis, dan ilmuwan sosial yang sangat berpengaruh dalam dunia psikologi. Skinner dikenal karena kontribusinya dalam bidang psikologi perilaku dan pembelajaran.
Asal Mula Perkembangan Teori Skinner
Teori pengkondisian operan yang dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner memiliki akar yang dapat ditelusuri hingga pemikiran E.L. Thorndike pada tahun 1911. E.L. Thorndike memunculkan dasar-dasar teori ini setelah teori pengkondisian klasik yang dikemukakan oleh Pavlov sebelumnya.
Untuk menguji teorinya, Thorndike melakukan serangkaian eksperimen dengan menggunakan binatang sebagai subjek penelitian. Binatang-binatang ini ditempatkan dalam apa yang disebut sebagai “kotak teka-teki” dan setelah beberapa percobaan, mereka berhasil keluar dari kotak dengan cepat.
Berdasarkan hasil-hasil eksperimennya, Thorndike merumuskan hipotesis bahwa “jika suatu respon diikuti oleh pengalaman yang menyenangkan, kemungkinan besar respon tersebut akan diulang kembali.” Hipotesis ini dikenal sebagai “hukum akibat” atau “law of effect.”
Setelah kesuksesan Thorndike dalam menemukan teorinya, B.F. Skinner mulai mengembangkannya lebih lanjut. Beliau memperluas teori pengkondisian operan dengan mengenalkan konsep penguatan ke dalam hukum akibat yang sudah ada.
Skinner mendefinisikan penguatan sebagai konsep sentral yang memengaruhi apakah suatu tingkah laku akan muncul kembali atau tidak. Tingkah laku yang dikuatkan (contohnya dengan afirmasi atau validasi) memiliki kemungkinan besar untuk diulang kembali.
Sementara itu, tingkah laku yang tidak diperkuat memiliki kemungkinan besar untuk menghilang.
Secara keseluruhan, teori pengkondisian operan ini memiliki keterkaitan erat dengan psikologi pembelajaran. Dalam teori ini, proses belajar sangat bergantung pada respon yang dihasilkan oleh individu.
Contohnya, ketika seorang siswa menjawab soal dengan benar, mereka mungkin akan menerima penguatan berupa nilai yang baik dari soal tersebut.
Pendekatan Skinner terhadap Pembelajaran
Salah satu konsep kunci dalam teori pembelajaran Skinner adalah perilaku. Menurut Skinner, perilaku adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya.
Di samping itu, menurut beliau perilaku dapat berubah atau menjadi lebih baik melalui stimulus dan respons. Dengan kata lain, jika seseorang mendapat rangsangan atau insentif yang tepat, ia akan memberikan respons yang positif.
Apa saja Prinsip-Prinsip Teori Skinner?
Teori pembelajaran hasil pemikiran B.F. Skinner ini berdasar pada sejumlah prinsip utama yang membentuk dasar pendekatannya dalam memahami bagaimana manusia belajar yang dijelaskan di bawah ini.
1. Pengondisian Klasik dan Operan
Salah satu kontribusi besar Skinner dalam dunia psikologi adalah konsep pengondisian klasik dan pengondisian operan. Pengondisian klasik adalah proses pembelajaran yang melibatkan asosiasi antara stimulus yang tidak terkondisikan dengan stimulus yang terkondisikan.
Misalnya, jika seseorang terbiasa mendengar bel saat makan siang, mereka bisa mengasosiasikan suara bel dengan makan siang.
Pengondisian operan adalah jenis pembelajaran di mana perilaku individu mendapat pengaruh oleh konsekuensi dari tindakan tersebut. Skinner mengklaim bahwa hukuman dan penguatan adalah alat yang efektif untuk membentuk perilaku.
2. Penguatan dan Hukuman
Dalam teori pembelajaran Skinner, penguatan dan hukuman memainkan peran sentral dalam pembentukan perilaku. Penguatan adalah tindakan yang meningkatkan kemungkinan perilaku tertentu terjadi lagi di masa depan.
Tindakan tersebut dapat berupa penguatan positif yang merupakan sesuatu yang diinginkan, ditambahkan untuk meningkatkan perilaku. Atau, bisa pula berupa penguatan negatif, yaitu sesuatu yang tidak diinginkan dihapus untuk meningkatkan perilaku.
Di sisi lain, hukuman adalah tindakan yang mengurangi kemungkinan suatu perilaku terjadi lagi di masa depan. Hukuman positif melibatkan penambahan sesuatu yang tidak diinginkan, sedangkan hukuman negatif melibatkan penghapusan sesuatu yang diinginkan.
3. Pembelajaran melalui Pencapaian Bertahap
Skinner percaya bahwa pembelajaran yang efektif umumnya melibatkan pencapaian bertahap. Artinya, individu harus mendapat penguatan secara bertahap saat mereka mendekati perilaku yang positif.
Proses ini disebut dengan “penguatan bertahap” atau “shaping.” Sebagai contoh, jika seorang anak sedang belajar berjalan, mereka mungkin akan diberi penguatan setiap kali mereka berhasil membuat beberapa langkah kecil.
Bagaimana Penerapan Teori Pembelajaran Skinner dalam Dunia Pendidikan?
Penerapan teori Skinner dalam dunia pendidikan telah memiliki dampak yang signifikan dalam cara kita mengajar dan memahami bagaimana siswa belajar. Anda dapat melihatnya melalui beberapa contoh dalam ringkasan di bawah ini.
1. Penguatan Positif dalam Kelas
Penggunaan penguatan positif telah menjadi praktik umum dalam kelas. Di antaranya adalah ketika guru memberikan pujian, hadiah, atau pengakuan kepada siswa yang menunjukkan perilaku yang baik dan positif.
Misalnya, seorang guru mungkin memberikan penguatan positif kepada siswa yang rajin dalam mengerjakan tugas mereka.
2. Penilaian dan Umpan Balik
Skinner menekankan pentingnya umpan balik (feedback) dalam membentuk perilaku. Di kelas, guru memberikan umpan balik reguler kepada siswa tentang kemajuan mereka. Feedback tersebut bisa berupa penilaian hasil tugas, ulangan, atau komentar positif.
3. Pembelajaran Berbasis Tugas
Pembelajaran berbasis tugas mencakup pemberian tugas atau proyek yang memerlukan respons aktif atau tindakan dari siswa. Ketika siswa menyelesaikan tugas tersebut dengan sukses, mereka menerima penguatan positif berupa hasil yang memuaskan atau pengakuan dari guru.
4. Pendidikan Dalam Jaringan (E-Learning)
Di era digital saat ini, metode pembelajaran daring (online) atau e-learning juga mengikuti prinsip-prinsip teori pembelajaran Skinner. Sistem pembelajaran online sering menggunakan penguatan positif, seperti poin atau penghargaan virtual, untuk mendorong siswa untuk mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas mereka.
5. Program Keterampilan Sosial
Teori Skinner juga berperan penting dalam pengembangan program keterampilan sosial untuk siswa. Program ini membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial seperti berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama dalam kelompok.
Baca Juga : Ketahui Serba Serbi Strategi Pembelajaran yang Efektif
Kelemahan Teori Pembelajaran Skinner
Meskipun teori Skinner telah memberikan kontribusi besar dalam pemahaman kita tentang pembelajaran, ada beberapa kritik terhadapnya. Salah satu kritik utama adalah bahwa teori ini mungkin terlalu mekanistik dalam pendekatannya, sehingga mengabaikan faktor-faktor psikologis yang lebih kompleks dalam pembelajaran.
Selain itu, beberapa kritikus juga mengkhawatirkan penggunaan penguatan dan hukuman dalam pendidikan. Pasalnya, kedua aspek tersebut justru bisa menjadi pemicu siswa untuk berorientasi hanya pada hadiah atau menghindari hukuman, tanpa benar-benar memahami materi atau memiliki motivasi intrinsik untuk belajar.
Apa Pengaruh Teori Pembelajaran Skinner dalam ektor Pendidikan?
Teori pembelajaran Skinner telah memberikan landasan yang kuat untuk praktik pendidikan kita saat ini. Konsep-konsep seperti penguatan, hukuman, dan pembelajaran bertahap tetap relevan dalam membantu kita memahami bagaimana manusia belajar dan bagaimana pendidikan dapat menjadi lebih efektif.
Meskipun demikian, penting untuk mengimbangi pendekatan mekanistik Skinner dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor psikologis yang memengaruhi prose manusia belajar.