Secara umum, Growth Pole adalah area yang dijadikan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan suatu wilayah dengan cukup pesat. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya teori pusat pertumbuhan. Apa sajakah itu?
Daftar ISI
Apa Itu Teori Pusat Pertumbuhan?
Kelompok wilayah secara umum terbagi menjadi dua, yakni wilayah dengan pusat pertumbuhan dan wilayah yang masih berkembang. Kedua wilayah sangat berkaitan satu sama lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat memiliki definisi sebagai tempat yang terletak di tengah, titik di tengah-tengah dalam bentuk bulatan atau sejenisnya, pokok pangkal, pusat, dan lain sebagainya.
Sedangkan pertumbuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “tumbuh”. Di mana kata tersebut berarti sedang berkembang, menjadi besar, dan sejenisnya. Selain itu, “pertumbuhan” memiliki definisi keadaan yang tumbuh, kemajuan, maupun perkembangan.
Oleh sebab itu, teori pusat pertumbuhan atau biasa disebut growth pole sering digunakan sebagai kawasan perkembangan, sehingga cukup pesat untuk dijadikan pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah. Kemajuan pusat pertumbuhan mendorong perkembangan pada semua wilayah sering dijuluki spread effect.
Bukan hanya itu saja, pusat pertumbuhan juga menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan lebih pesat daripada wilayah lainnya. Dengan demikian, pusat pertumbuhan bisa menjadi pusat layanan daerah di sekitarnya.
Sebagai contoh, ada beberapa pusat pertumbuhan wilayah terkemuka, seperti Silicon Valley, San Jose, California. Pada wilayah tersebut, ekonominya mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Penyebab utamanya adalah industri teknologi di dalamnya yang semakin canggih.
Berdasarkan sisi fungsional, pusat pertumbuhan adalah lokasi dengan konsentrasi yang ada di dalam kelompok usaha maupun cabang industri tertentu. Di mana teori ini bersifat saling berhubungan, sehingga menciptakan unsur kedinamisan. Jadi, kehidupan ekonomi di dalam maupun luar wilayah bisa terdorong maju.
Sementara itu, secara geografis, teori ini menjadi lokasi dengan fasilitas yang serba mudah. Oleh sebab itu, wilayahnya akan menjadi pusat daya tarik. Sehingga menyebabkan berbagai kalangan tertarik untuk membuka usaha di lokasi tersebut.
Francois Perroux merupakan pencetus dari teori pusat pertumbuhan atau growth pole theory. Beliau menyatakan bahwa semua wilayah tidak akan mengalami pertumbuhan yang sama, ada yang terbatas maupun bertambah. Hal tersebut terjadi karena beberapa tempat memiliki variabel intensitas yang berbeda-beda.
Faktor yang Menentukan Teori Pusat Pertumbuhan
Setiap wilayah terdapat potensi untuk mengalami perkembangan agar menjadi pusat pertumbuhan. Ini tidak lepas dari beberapa faktor yang menentukannya. Nah, berikut ini berbagai faktor yang mempengaruhi teori pusat pertumbuhan bagi suatu wilayah:
1. Sumber Daya Alam
Pada wilayah yang memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, maka memungkinkannya menjadi salah satu daerah pusat pertumbuhan bagi wilayah lainnya.
Sebagai contoh, di suatu wilayah terdapat industri bahan tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehingga wilayah tersebut dapat merangsang kegiatan ekonomi dan memberikan kesempatan kerja kepada masyarakatnya.
Bukan hanya itu saja, sumber daya alam juga akan meningkatan pendapatan daerah maupun individu. Selain itu, faktor ini juga mampu memberikan pengaruh akan munculnya ekonomi yang menunjang.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam pembentukan teori pusat pertumbuhan yang ada di suatu wilayah. Hal tersebut terjadi karena sumber daya manusia yang mumpuni dapat menjadi salah satu potensi yang membentuk pusat pertumbuhan.
Adanya tenaga kerja yang andal, ahli, dan profesional sangat penting dalam pengelolaan sumber daya alam. Inilah mengapa keduanya memiliki hubungan yang berkaitan. Jika keduanya dijalankan secara bersamaan dan benar, maka pusat pertumbuhan dapat berkembang secara signifikan.
3. Kondisi Lokasi
Kondisi lokasi atau fisiografi, di mana dapat mempengaruhi pusat pertumbuhan untuk berkembang. Dengan menggunakan lokasi yang strategis, maka dapat memudahkan transportasi untuk beroperasi. Jadi, teori pusat pertumbuhan akan mengalami perkembangan yang sangat cepat.
Contohnya seperti di daerah dataran rendah, di mana cenderung memiliki relief yang rata. Sehingga memungkinkannya menjadi pusat pertumbuhan yang akan berkembang dengan cepat. Apalagi jika Anda bandingkan dengan wilayah pedalaman, seperti pegunungan.
4. Fasilitas Penunjang Lainnya
Pada wilayah dengan potensi perkembangan teori pusat pertumbuhan yang mumpuni, pastinya membutuhkan aktivitas untuk lebih berkembang. Oleh sebab itu, aktivitas tersebut juga harus didukung dengan berbagai fasilitas penunjang yang memadainya.
Adanya fasilitas penunjang akan membantu mengelola sumber daya manusia dan sumber daya alam dengan baik. Dengan demikian, semua proses yang berjalan dapat diandalkan.
Ada berbagai fasilitas yang bisa dijadikan sebagai penunjang. Mulai dari jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut, pelabuhan udara, jalan, penyediaan bahan bakar, fasilitas air besar, dan lain sebagainya.
Teori Pusat Pertumbuhan di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang sedang melakukan perencanaan tata ruang. Oleh sebab itu, pusat pertumbuhan juga perlu mendapat perhatian agar pembangunan berjalan baik.
Berdasarkan buku Menata Wilayah Kehidupan, yakni buku hasil terbitan dari Kemdikbud pada tahun 2020. Dikatakan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas pernah melakukan beberapa pembagian untuk wilayah Indonesia menjadi empat pembangunan utama.
Mulai dari kawasan, A, B, C, hingga D. Pada setiap wilayah pembangunan utama, terdapat kategori berupa beberapa kota tertentu. Nantinya, kota-kota tersebut dipilih sebagai pusat pertumbuhan.
Contoh Kota Pusat Pertumbuhan Indonesia
Kota-kota Indonesia yang disebutkan sebelumnya diharapkan memiliki pusat pertumbuhan yang mampu mendorong kemajuan untuk wilayah di sekitarnya. Adapun rincian dari pembagian wilayah teori pusat pertumbuhan yang ada di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:
1. Wilayah Pembangunan Utama Kawasan A
Contoh teori pusat pertumbuhan pertama adalah kawasan A yang memiliki beberapa pembagian di dalamnya, yakni:
- Kota pusat pertumbuhannya adalah Medan.
- Aceh dan Sumatera Utara menjadi pusatnya daerah Medan, sehingga menjadikannya sebagai pembagian wilayah utama 1.
- Sementara untuk pembagian wilayah utama 2 adalah Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau yang berpusat di Pekanbaru.
2. Wilayah Pembangunan Utama Kawasan B
Contoh teori pusat pertumbuhan berikutnya adalah kawasan B. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
- Jakarta sebagai kota pusat pertumbuhan,
- Wilayah utama 3 terbagi menjadi Aceh dan Sumatera Utara yang berpusat di Medan.
- Sementara itu, wilayah utama 4 terbagi menjadi Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, dan Bengkulu yang pusatnya ada di Palembang.
- Sedangkan pada wilayah utama 5, ada DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lampung, Jawa Barat, Banten yang berpusat di Jakarta.
3. Wilayah Pembangunan Utama Kawasan C
Contoh teori pusat pertumbuhan selanjutnya adalah wilayah pembangunan utama C di Indonesia, yakni:
- Pusat Pertumbuhan: Kota Surabaya.
- Wilayah Utama 6: Jawa Timur dan Bali (namun pusatnya di Surabaya).
- Wilayah Utama 7: Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur (pusatnya ada di Samarinda dan Balikpapan).
4. Wilayah Pembangunan Utama Kawasan D
Contoh teori pusat pertumbuhan terakhir adalah kawasan D yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yakni sebagai berikut:
- Pusat Pertumbuhan: Kota Makassar
- Wilayah Utama 8: Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan yang pusatnya di Makassar.
- Wilayah Utama 9: Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo dengan pusatnya ada di Manado.
- Wilayah Utama 10: Maluku, Papua, Maluku Utara, dan Papua Barat yang berpusat di Sorong.
Dari pembagian wilayah pembangunan di atas, maka beberapa kota yang menjadi sebagai pusat pertumbuhan Indonesia adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Medan.
Sudah Memahami tentang Teori Pusat Pertumbuhan?
Secara sederhana, teori pusat pertumbuhan memang lebih fokus pada negara-negara yang memiliki wilayah dengan potensi pertumbuhan pasar. Dengan demikian, wilayah tersebut bisa menjadi pusat berkembang dan bertumbuhnya negara.
Pengaruh dari pertumbuhan ini sendiri adalah peningkatan kegiatan ekonomi, kemajuan komunikasi, kesempatan kerja yang lebih luas, dan sebagainya. Meskipun memiliki banyak dampak positif, pertumbuhan ini juga dapat menimbulkan urbanisasi dan kriminalitas. Karena itu, pengembangan yang terarah sangat penting.