Teori Sektoral: Pengertian, Bunyi, Pencetus, serta Contoh

Berbicara tentang struktur tata ruang daerah atau kota, salah satu konsep yang menarik untuk dibahas yaitu teori sektoral.

Sejatinya teori ini merupakan perkembangan dari teori konsentris, yang menyatakan bahwa suatu kota terbagi menjadi 5 zona yang terkonsentris dalam bentuk lingkaran. Namun, dalam teori sektoral, hal itu justru digambarkan berbeda. Penasaran seperti apa? Simak ulasan selengkapnya! 

Tentang Teori Sektoral

Daerah perkotaan dapat dikatakan memiliki masyarakat yang heterogen, begitu juga dengan bangunannya. Maka tak heran jika kota merupakan suatu kawasan yang mana bangunan dan lapisan masyarakatnya sudah menjadi satu kesatuan.

Ada banyak teori yang menjelaskan terkait struktur tata ruang, salah satunya yaitu teori sektoral yang membahas mengenai pengelompokan penggunaan lahan kota. 

Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Homer Hoyt pada 1939 dalam studi berjudul ‘The Structure and Growth of Residential Neighborhoods in American Cities’.

Hoyt menyebut bahwa struktur ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor ketimbang pada lingkaran-lingkaran konsentrik sehingga penggunaan lahan perkotaan memiliki sifat yang lebih bebas layaknya irisan kue tart.

Ya, teori sektoral menjadi bertentangan dengan teori konsentris sebelumnya yang menyatakan bahwa struktur ruang kota tumbuh secara teratur. 

Hoyt melihat kecenderungan pembentukan sektor-sektor terjadi bukan karena kebetulan, namun adanya asosiasi keruangan yang kuat dengan variabel lain yang terlihat pada lokasi yang dianggap nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. 

Konsep Teori/Model Sektoral

Pada konsep teori sektoral menempatkan Pusat Daerah Kegiatan (PDK) atau yang kita kenal dengan istilah Central Business District (CBD) di zona pertama.

Sementara pada sektor-sektor lain di sekitarnya, terdapat juga kawasan industri dan pemukiman penduduk yang berada di zona berikutnya. Berikut penjabaran secara lengkapnya:

Model Sektoral
Wikimedia.org
  • Zona I: Kawasan CBD; 
  • Zona II: Kawasan industri manufaktur.
  • Zona III: Kawasan pemukiman kelas bawah yang berada sekitaran pusat kota;
  • Zona IV: Kawasan permukiman kelas menengah yang berada agak jauh dari pusat kota; dan
  • Zona V: Kawasan permukiman kelas atas, yang berada jauh dari pusat kota.

Berdasarkan pembagian zona tersebut, ciri-ciri kawasan CBD meliputi bangunan- bangunan seperti gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, hingga sektor publik lainnya yang perputaran ekonominya sangat dominan.

Kemudian pada kawasan industri, terdapat banyak pabrik-pabrik dan berbagai pertokoan grosir yang merupakan lalu lintas perdagangan.

Nah, untuk pemukiman penduduk itu sendiri sejatinya terbagi lagi menjadi tiga golongan, yakni golongan kelas bawah, menengah, dan atas.

1. Pemukiman Kelas Bawah

Secara umum lokasinya berada sekitaran kawasan industri atau pusat bisnis, yang mana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai buruh, dan bekerja di daerah tersebut.

Daerah ini berupa jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota ke daerah perbatasan. Lebih lanjut, pemukiman kelas bawah biasanya mempunyai sewa tanah dan harga yang relatif rendah.

2. Pemukiman Kelas Menengah

Pemukiman yang satu ini lokasinya berada setelah pemukiman kelas bawah yang cenderung agak jauh dari pusat kota. Selain itu, lingkungan daerah ini juga cenderung lebih baik lantaran tidak bersinggungan langsung dengan kawasan industri.

3. Pemukiman Kelas Atas

Lokasinya berada jauh dari pusat perdagangan, tepatnya berada di area pinggir tata ruang kota. 

Penduduknya kebanyakan golongan elit seperti pejabat atau para eksekutif yang tinggal di perumahan dengan suasana yang lebih segar dan tenang. Biasanya daerah-daerah semacam ini mempunyai harga tanah maupun sewa yang relatif tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan

Teori sektoral mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri, antara lain sebagai berikut:

Kelebihan

Berbeda dengan konsentris, model sektoral dapat disesuaikan untuk ekspansi spasial. Artinya, setiap sektor dapat tumbuh keluar karena alasan berikut:

  • CBD berkembang, menggusur orang untuk keluar;
  • Migrasi masuk ke kota membutuhkan perumahan baru; dan
  • Penduduk perkotaan mengubah status sosial ekonomi mereka antara kelas rendah, menengah, dan tinggi serta pindah ke lingkungan lain.

Kekuatan lainnya adalah konseptualisasi sektor perkotaan yang memungkinkan perencana kota, pemerintah, dan sektor swasta sebagai komponen yang ampuh untuk merumuskan pembiayaan real estate, asuransi, penggunaan lahan, transportasi, dan kebijakan prosedur lainnya.

Dengan memanfaatkan pendekatan sektoral yang disesuaikan dengan wilayah secara spesifik, pihak yang berkepentingan dapat mengantisipasi dan merencanakan pertumbuhan kota.

Kekurangan

Model sektoral ini merupakan penyederhanaan realitas. Oleh sebab itu, harus dimodifikasi untuk kondisi lokal, terutama aspek geografi, sejarah, hingga budaya.

  • Geografi:  Model sektoral memperhitungkan aspek geografi sampai batas tertentu, meskipun bukan kondisi spesifik di kota tersebut.
  • Terdapat beberapa pusat kota: Sejak 1930-an, posisi CBD menjadi kurang jelas lantaran pusat kota lain yang turut berkembang. Selain itu, tidak sedikit instansi pemerintah dan swasta telah meninggalkan CBD menuju daerah pinggiran kota, terlepas dari apakah lokasi tersebut berkembang menjadi pusat-pusat baru.
  • Tidak ada kendaraan pribadi: Kelemahan terbesar model sektoral adalah kurangnya pertimbangan dominasi kendaraan pribadi seperti halnya mobil sebagai moda transportasi utama. 
  • Budaya: Karena didasarkan pada pertimbangan ekonomi, model sektoral tidak selalu mempertimbangkan faktor budaya seperti fakta bahwa kelompok etnis dan agama tertentu mungkin lebih suka tinggal di lingkungan yang sama terlepas dari tingkat pendapatan mereka.

Contoh Teori Sektoral

Hoyt memberikan banyak contoh pertumbuhan perkotaan di Amerika Serikat, mulai dari kota kecil seperti Emporia dan Lancaster, hingga wilayah metropolitan seperti halnya New York City dan Washington DC.

Salah satu contoh dari penerapan model ini yaitu Philadelphia. Kota ini sangat cocok dengan model sektoral pada tahun 1930-an, dengan CBD yang kokoh dan pabrik atau sektor industri di sepanjang jalur rel utama dan Sungai Schuylkill, yang menghubungkan ke pelabuhan di Sungai Delaware. 

Ratusan ribu imigran kelas pekerja tinggal di lingkungan hulu seperti Manayunk dan Philadelphia Selatan, sementara lingkungan kelas menengah menyebar ke utara dan timur laut di dataran yang lebih tinggi.

Sektor ekonomi kelas atas menghuni tanah yang paling diinginkan di sepanjang Main Line kereta api Pennsylvania dan jalur trem terkait. Ketika populasi kota tumpah ke Montgomery County yang berdekatan dengan wilayah Main Line, karakternya menjadi identik dengan beberapa lingkungan pinggiran kota terkaya dan paling eksklusif di Amerika Serikat.

Beberapa dari pola ini tetap ada sampai sekarang, golongan kelas bawah berada di lokasi yang lingkungannya paling tidak sehat, CBD telah diremajakan lantaran orang-orang telah pindah kembali ke kota dalam beberapa dekade terakhir, dan lingkungan eksklusif di sepanjang jalur transportasi kereta api masih menjadi ciri dari wilayah Main Line.

Selain Philadelphia, contoh yang paling klasik dari model sekoralnya Hoyt yaitu kota Chicago.

Daerah CBD yang paling terkenal yaitu Chicago Loop yang menampilkan gedung pencakar langit pertama di dunia. Berbagai kawasan industri di sepanjang sungai dan jalur kereta api menyediakan lapangan kerja bagi banyak warga Afrika-Amerika dan kulit putih kelas bawah di kota tersebut.

Sudah Paham Teori Sektoral?

Pada intinya teori sektoral berangkat dari ketidaksesuaian dengan teori sebelumnya, yaitu teori konsentris, yang mana Hoyt beranggapan bahwa struktur keruangan kota tumbuh secara bebas, tidak hanya dimulai dari bagian pusat kota, namun juga dari wilayah sektoral, yang kemudian menyebar ke sekitarnya.

Meski bertentangan, pemikiran dari Hoyt ini sebenarnya mempunyai kesamaan dengan teori konsentris, seperti terdapat Central Business District (CBD) yang berfungsi sebagai pusat kota dan beberapa zona yang mengelilinginya. 

Akan tetapi, zona yang ditekankan pada teori ini tidaklah melingkar sehingga pertumbuhan kota terjadi pada masing-masing sektor cenderung terpancar keluar dari kawasan pusat bisnis kota (CBD).

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page