Ada lebih dari 10 tokoh pahlawan dari Jawa yang berkiprah dalam perjuangan kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Tetapi, setidaknya, kamu perlu mengenal sepuluh di antara mereka beserta kisah perjuangan dan jasa masing-masing bagi negara dan kita, generasi penerus. Ikuti pembahasannya berikut ini, ya!
Daftar ISI
Kenali 10 Tokoh Pahlawan dari Jawa Berikut ini!
Peristiwa-peristiwa penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sering kali terjadi di Pulau Jawa. Tidak heran, bila di Jawa terdapat tokoh-tokoh berpengaruh dalam kemerdekaan negara kita. Inilah sepuluh sosok pahlawan Indonesia dari tanah Jawa yang harum nama dan kisah perjuangannya.
1. Ki Hajar Dewantara
Tokoh pahlawan dari Jawa yang pertama adalah Ki Hajar Dewantara. Kita mengenal beliau sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Beliau merupakan seorang aktivis, jurnalis, politisi, serta pelopor pendidikan bagi masyarakat era penjajahan Belanda. Beliau juga merupakan Menteri Pengajar Indonesia yang pertama.
Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Walaupun memiliki darah bangsawan, beliau dikenal sebagai sosok yang sederhana dan dekat dengan rakyat.
Ki Hajar Dewantara mengenyam pendidikan selama 7 tahun di Sekolah Dasar Belanda (Europeesche Lagere School/ELS) di Yogyakarta. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA, tetapi tidak bisa menamatkan pendidikan beliau karena alasan kesehatan.
Semasa hidupnya, Bapak Pendidikan Indonesia ini aktif sebagai wartawan pada sejumlah surat kabar dan anggota aktif dari Budi Utomo. Bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangunkusumo, ketiga tokoh ini mendapat julukan “Tiga Serangkai”.
Salah satu peran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan adalah pembangunan Perguruan Nasional Taman Siswa. Sekolah ini memberikan kesempatan kepada pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta menanamkan rasa nasionalisme bangsa.
Kini, hari lahir dari Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Tidak cuma itu, beliau telah menanamkan semangat menimba ilmu untuk generasi penerus bangsa. Semangat itu beliau tuangkan dalam konsep trilogi yang jadi semboyan untuk dunia pendidikan kita yang tertuang dalam penjelasan berikut.
- Ing Ngarsa Sung Tulada: Pendidik yang di depan hendaknya memberikan contoh kepada para pelajar.
- Ing Madya Mangun Karsa: Pendidik yang di tengah hendaknya menjadi teman bagi pelajar supaya murid bisa tetap berjuang.
- Tut Wuri Handayani: Mereka yang di belakang harus memberikan dorongan atau dukungan kepada murid untuk tetap maju.
2. Pangeran Diponegoro
Tokoh pahlawan dari Jawa berikutnya adalah Pangeran Diponegoro. Beliau merupakan tokoh yang ikut bertempur melawan penjajahan Belanda. Tokoh ini lahir pada tanggal 11 November 1785. Sewaktu kecil, beliau memiliki nama Bendoro Raden Mas Mustahar, kemudian berubah menjadi Bendoro Raden Mas Ontowiryo.
Pada tahun 1825, Pangeran Diponegoro memimpin pasukannya untuk melakukan perlawanan pada Belanda di Tegalsari, perang ini disebut Perang Diponegoro. Dengan berbagai strategi dan taktik berperang, beliau berhasil memojokan pasukan Belanda.
Akan tetapi, Belanda kembali melakukan perlawanan dan berhasil memojokkan pasukan Pangeran Diponegoro. Puncaknya, pada tahun 1830, Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dan mengasingkannya ke Makassar. Pada akhirnya, saat meninggal, Pangeran Diponegoro dimakamkan di Kota Makassar.
3. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman juga merupakan tokoh pahlawan dari Jawa. Sosok pahlawan ini lahir pada tanggal 24 Januari 1916, di Purbalingga. Jenderal Soedirman pernah mengikuti pelatihan Pembela Tanah Air (PETA) dan pernah menjadi daidanco di Kroya.
Beliau mendapatkan jabatan sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama, waktu itu TNI masih bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Gelar tersebut beliau peroleh berkat jasanya memukul mundur Sekutu dalam Pertempuran Ambarawa pada 12 Desember 1945.
Berkat jasa dan pengorbanan beliau, dalam Keppres No.314 Tahun 1964 mengesahkan Jenderal Soedirman sebagai pahlawan nasional.
4. R. A. Kartini
Raden Ajeng Kartini merupakan sosok pahlawan perempuan yang mempelopori kebangkitan wanita-wanita pribumi. Tokoh pahlawan dari Jawa ini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara. Beliau berasal dari kalangan priyayi Jawa dan berhasil menempuh pendidikan hingga usia 12 tahun di ELS.
Kartini memiliki kepedulian dan empati yang tinggi terhadap rakyatnya, terutama kaum perempuan yang tertinggal dalam bidang pendidikan. Beliau mencurahkan ide dan pemikirannya lewat korespondensi dengan teman-temannya di Belanda, salah satu temannya, Rosa Abendanon.
Setelah menikah dengan bupati Rembang, KRM Ario Patih Singgih Djojodiningrat, Kartini dapat membangun sekolah untuk perempuan pribumi. Setelah Kartini meninggal, kumpulan surat-suratnya dibukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” dan terbit pada tahun 1911.
5. dr. Soetomo
dr. Soetomo merupakan tokoh pahlawan dari Jawa yang mendirikan organisasi Budi Utomo. Tokoh ini lahir pada tanggal 30 Juli 1888 di Nganjuk dan menempuh pendidikan dari STOVIA atau sekolah kedokteran Jawa.
Bersama teman-teman pelajar STOVIA, dr. Soetomo mendirikan sebuah perkumpulan dengan nama Budi Utomo. Tanggal terbentuknya organisasi tersebut, yaitu tanggal 20 Mei 1908, sekarang kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Organisasi ini bergerak untuk mendukung kemajuan nusa dan bangsa dalam pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, hingga kebudayaan. Budi Utomo pun menjadi organisasi yang sukses, dan memiliki 40 cabang dengan anggota sekitar 10.000 orang.
Setelah lulus dari STOVIA, dr. Soetomo bekerja sebagai dokter pemerintahan. Oleh sebab itu, beliau sering berpindah-pindah tempat untuk mengobati pasien. Dari situ pula, dr Soetomo makin merasakan penderitaan rakyat dan bertekad untuk membantu rakyat Indonesia.
dr. Soetomo wafat pada tanggal 29 Mei 1938 di usia yang ke 50 tahun. Beliau dimakamkan di Gedung Nasional Indonesia (GNI), tepatnya di Jalan Bubutan No. 85-87, Kota Surabaya.
6. Sutomo
Sutomo, atau lebih dikenal sebagai Bung Tomo, merupakan figur penting dalam peristiwa 10 November 1945. Pria yang lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920 ini semasa muda telah aktif sebagai anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI).
Beliau juga mempunyai minat dalam bidang jurnalistik. Tokoh pahlawan dari Jawa Timur ini pernah menjadi wartawan di Harian Soeara Oemoem pada tahun 1937, dan Redaktur Mingguan Pembela Rakyat pada tahun 1939. Beliau juga pernah menjadi pemimpin redaksi di Kantor Berita Antara di tahun 1945.
Bung Tomo memiliki peran penting dalam menggerakkan semangat juang para warga Surabaya melawan tentara Inggris dan Nica-Belanda. Dengan kalimat patriotismenya, Bung Tomo membakar semangat warga Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
7. Dewi Sartika
Raden Dewi Sartika adalah salah satu tokoh pahlawan dari Jawa Barat. Beliau juga merupakan tokoh perempuan yang memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan. Lahir pada tanggal 4 Desember 1884 di Cicalengka, Dewi Sartika merupakan putri dari keluarga terpandang.
Dewi Sartika memiliki impian untuk menjadi seorang guru. Demi mewujudkan impiannya, beliau mendirikan sekolah untuk perempuan, bernama Saloka Istri. Sekolah ini memiliki 20 murid dan tenaga didik dan mengajarkan pendidikan rumah tangga seperti mencuci, menjahit, hingga membatik.
8. HOS Tjokroaminoto
Raden Mas Hadji Oemar Said Tjokroaminoto adalah tokoh pemimpin Sarekat Dagang Islam (SDI) yang kemudian menjadi Sarekat Islam (SI). Beliau juga merupakan guru bagi tokoh-tokoh berpengaruh, seperti Alimin, Musso, Kartosuwiryo, Semaun, hingga Soekarno.
Tidak heran, jika beliau mendapat julukan sebagai Guru Bangsa.
Cokroaminoto merupakan salah seorang sosok tokoh pahlawan dari Jawa Timur. Beliau lahir di Ponorogo pada tanggal 6 agustus 1882. Sewaktu muda, beliau menempuh pendidikan di sekolah Belanda. Setelah lulus, beliau bekerja sebagai juru tulis dan pembantu utama patih di Ngawi.
Pada tahun 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi Sarekat Islam. Masuknya beliau mengilhami gagasan baru pada Kongres pertama Sarekat Islam yang meliputi empat poin di bawah ini.
- Mengilhami konsepsi baru perihal kehidupan bangsa, seperti nasionalisme, demokrasi, hingga modernisme.
- Mendorong kesadaran demokratis berkat peran islam.
- Memunculkan gerakan bagi kemajuan konstitusional.
- SI mendapatkan popularitas di berbagai tempat, seperti Jakarta, Surakarta, dan Bandung.
9. Ir. H. Juanda Kartawijaya
Ir. Juanda merupakan tokoh pahlawan pasca kemerdekaan. Pria kelahiran Tasikmalaya ini pernah menempuh pendidikan di teknik sipil di Technische Hooge School, yang sekarang kita mengenalnya sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tokoh pahlawan dari Jawa Barat ini pernah menjabat sebagai menteri dalam sejumlah kabinet. Jabatan tersebut antara lain adalah Menteri Keuangan pada kabinet kerja I dan II, dan Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Hatta. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada kabinet Syahrir III.
Kontribusi besar Ir. Juanda pada NKRI adalah dengan adanya Deklarasi Juanda. Deklarasi Juanda menegaskan perihal kedaulatan lautan Indonesia dan menolak aturan ordonansi yang memecah wilayah Indonesia. Berkat deklarasi tersebut, Indonesia memiliki batas wilayah lautan yang utuh dan tidak terpecah-pecah.
10. S. K. Trimurti
Tokoh pahlawan yang terakhir dalam daftar ini adalah Soerastri Karma Trimurti. Beliau merupakan pahlawan perempuan yang memperjuangkan hak-hak kemerdekaan Indonesia. Trimurti aktif sebagai penulis, jurnalis, guru, serta Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia.
Perannya sebagai Menteri Tenaga Kerja menghasilkan Undang-Undang (UU) tentang perburuhan. Salah satunya Undang-Undang No.33 Tahun 1947 yang membahas ganti rugi kepada pekerja yang mengalami kecelakaan di tempat kerja.
Trimurti juga aktif dalam organisasi perempuan. Beliau tergabung dalam Barisan Buruh wanita (BBW) dan Gerakan Wanita Sedar (Gerwis) yang berubah nama menjadi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Trimurti juga turut andil menyuarakan protesnya pada praktik poligami.
Apa yang Perlu Kamu Teladani dari Para Tokoh Pahlawan dari Jawa dan Seluruh Nusantara?
Bentuk penghargaan bagi perjuangan para tokoh pahlawan dari Jawa dan juga seluruh Nusantara bukan dengan sekadar mengenang perjuangan mereka. Tetapi, yang terpenting adalah dengan meneladani dan menerapkan semangat dan ketulusan mereka dalam berjuang untuk kepentingan bersama.