Apa Itu Ureum: Pengertian, Fungsi, Kadar Normal, dan Kelainannya

Tubuh manusia adalah struktur biologis yang kompleks, dengan setiap bagian memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan dan kinerja yang optimal. Salah satu komponen penting yang sering kali menjadi fokus perhatian dalam dunia medis adalah ureum. 

Meskipun mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, ureum memiliki peran penting dalam detoksifikasi amonia. Maka dari itu, kita akan memperluas pemahaman tentang ureum, fungsinya, batasan normalnya dalam darah, serta penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat ketidakseimbangan ureum. 

Apa Itu Ureum?

Ureum adalah senyawa kimia yang terbentuk sebagai produk akhir dari metabolisme protein dalam tubuh manusia. Dalam proses pemecahan protein yang terjadi dalam tubuh saat mencerna makanan yang mengandung protein, terbentuklah asam amino. 

Selanjutnya, asam amino ini berubah menjadi amonia di dalam hati. Amonia, yang sebenarnya bersifat toksik bagi tubuh, kemudian berubah menjadi ureum melalui proses yang disebut siklus ornitin.

Senyawa kimia ini kemudian dikirimkan melalui aliran darah ke ginjal. Sementara ginjal adalah organ yang berfungsi untuk menyaring ureum dari darah dan mengeluarkannya dalam bentuk urin. 

Proses tersebut penting bagi tubuh manusia untuk menghilangkan kelebihan nitrogen, yang berasal dari asam amino. Karena nitrogen tidak mungkin disimpan dalam tubuh dalam jumlah yang besar. 

Oleh karena itu, ureum berfungsi sebagai “pelopor” yang mengangkut kelebihan nitrogen keluar dari tubuh melalui proses pembentukan urin. Menakjubkan, bukan?

Fungsi Ureum dalam Tubuh

Berdasarkan sedikit penjabaran di atas, kita menjadi paham bahwa ureum adalah senyawa kimia yang memiliki fungsi substansial untuk tubuh. Berikut ini penjelasan fungsi lengkapnya:

1. Pengatur Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Salah satu fungsi utama ureum adalah membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Senyawa kimia ini berperan dalam proses reabsorpsi air di dalam tubulus ginjal, yang memungkinkan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan air yang tepat.

2. Detoksifikasi Amoniak

Proses utama ureum adalah mengubah amonia menjadi bentuk yang lebih aman dan tidak beracun bagi tubuh. Amonia, yang merupakan produk sampingan dari metabolisme protein, dapat merusak sel-sel tubuh jika dibiarkan menumpuk dalam darah. 

Dengan mengubah amonia menjadi ureum, tubuh dapat dengan aman mengeluarkannya melalui urin. Kesehatan dan metabolisme tubuh pun akan tetap terjaga.

3. Pendukung Fungsi Seluler 

Selain itu, senyawa kimia ini juga berkontribusi pada menjaga keseimbangan pH dalam cairan tubuh yang sangatlah penting bagi fungsi seluler. Dengan begitu, ureum membantu menjaga lingkungan yang sesuai bagi sel-sel tubuh untuk berfungsi dengan baik.

4. Pembuangan Kelebihan Nitrogen

Fungsi paling utama dari ureum adalah menghilangkan kelebihan nitrogen dalam tubuh. Kelebihan nitrogen ini berasal dari asam amino dalam makanan yang kita konsumsi. Karena tubuh tidak dapat menyimpan nitrogen dalam jumlah besar, maka ureum berperan dalam mengangkutnya keluar dari tubuh melalui urin.

5. Pemeliharaan Keseimbangan Metabolisme

Berdasarkan keempat fungsi di atas, kita memahami bahwa ureum berperan penting dalam metabolisme asam amino dan nitrogen. Karena metabolisme protein dan asam amino sangat penting bagi banyak proses tubuh, maka ureum membantu memastikan bahwa proses-proses ini berkontribusi pada kesehatan keseluruhan.

Batasan Normal Ureum dalam Darah

Batasan Normal Ureum dalam Darah
Sumber: Freepik

Kadar ureum dalam darah diukur dalam satuan miligram per desiliter (mg/dL). Jumlah kadar yang ada dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti diet, usia, dan kondisi kesehatan seseorang. Namun, rentang batasan normal untuk ureum biasanya adalah: 

  • Pria dewasa: 8 sampai 24 mg/dL.
  • Wanita dewasa: 6 sampai 21 mg/dL.
  • Anak usia 1 hingga 17 tahun: 7 sampai 20 mg/dL.

Uremia, Penyakit Karena Ketidakseimbangan Ureum

Ketidakseimbangan kadar ureum menyebabkan penyakit yang bernama uremia. Jadi, kadar ureum yang berlebihan maupun kurang dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan atau bahkan dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit tertentu. 

Salah satu komplikasi utama akibat ketidaksimbangan ureum adalah gagal ginjal. Pada kasus ini, gagal ginjal terjadi akibat penumpukan ureum yang tinggi dalam darah (hiperuremia). Lalu, ginjal yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat mengeluarkan ureum dan produk sampingan lainnya dari tubuh. 

Sementara hiperuremia yang parah dapat menyebabkan keracunan uremik, yang dapat memengaruhi berbagai organ dan menyebabkan gejala. Mulai dari mual, muntah, kebingungan, hingga bahkan koma.

Gejala Uremia

Ketika seseorang terdiagnosa mengidap uremia, biasanya mereka akan mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Sakit kepala.
  • Kelelahan,
  • Keram dan nyeri pada bagian ginjal.
  • Muntal atau mual.
  • Masalah kognitif.
  • Berat badan turun drastis.
  • Sesak nafas.

Penyebab Ketidakseimbangan Ureum

Penyebab Ketidakseimbangan Ureum
Sumber: Freepik

Setelah mengetahui penyakit uremia dan komplikasinya, mungkin Anda akan bertanya-tanya, apa saja penyebab ketidakseimbangan ureum dalam darah? Jika Anda penasaran, berikut ini adalah penjelasan beberapa penyebab kadar ureum yang tidak seimbang:

1. Dehidrasi

Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darah. Penyebabnya adalah karena kurangnya cairan membuat ginjal sulit mengeluarkan ureum melalui urin. Sehingga, peningkatan kadar ureum akibat dehidrasi dapat mempengaruhi fungsi ginjal.

2. Malnutrisi

Selain itu, diet yang tinggi protein atau kurang asupan cairan dapat menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darah. Kekurangan nutrisi atau malnutrisi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memproses dan menghilangkan ureum dengan efektif.

3. Obstruksi Saluran Kemih

Lalu, ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin dengan baik dari tubuh, seperti pada kasus obstruksi saluran kemih, dapat menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darah. Kondisi uremia dapat menjadi potensi serius dan memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah dampak lebih lanjut pada kesehatan.

4. Penyakit Ginjal Polikistik

Ginjal polikistik adalah kondisi yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Akibatnya adalah kadar ureum dalam darah akan meningkat.

5. Penyakit Hati

Gangguan fungsi hati, seperti sirosis, dapat memengaruhi produksi ureum. Pada kondisi seperti ini, hati tidak dapat mengubah amonia menjadi ureum dengan efektif, sehingga amonia dan ureum dapat menumpuk dalam darah.

6. Infeksi Berat atau Sepsis

Sementara infeksi berat atau sepsis dapat memicu respons inflamasi yang mengganggu keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Lalu, selanjutnya dapat menyebabkan peningkatan produksi ureum dan penumpukan dalam darah.

7. Kerusakan Jaringan

Kerusakan jaringan yang signifikan, seperti cedera berat atau luka bakar, dapat menyebabkan pelepasan protein dari sel-sel yang rusak. Pemecahan protein ini dapat meningkatkan kadar ureum dalam darah.

Metode Pemeriksaan Kadar Ureum

Biasanya, pemeriksaan kadar ureum adalah satu langkah penting untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan seseorang, terutama yang berkaitan dengan fungsi ginjal dan metabolisme protein. Berikut ini beberapa metode pemeriksaan umum untuk mengukur kadar ureum dalam darah:

1. Tes Darah 

Tes darah adalah metode pemeriksaan utama untuk mengukur kadar ureum dalam darah. Pada metode ini, sampel darah diambil dari vena di lengan. 

Kemudian, sampel tersebut dianalisis di laboratorium medis untuk mengukur jumlah ureum dalam darah. Jadi, tes darah dapat memberikan informasi tentang seberapa efektif ginjal dalam menghilangkan ureum dari darah.

2. Tes Urin 

Selain tes darah, tes urin juga dapat berguna untuk mengukur kadar ureum. Pada tes ini, sampel urin dikumpulkan selama periode waktu tertentu. Tes urin dapat memberikan informasi tentang seberapa baik ginjal dalam menghilangkan ureum dari tubuh.

3. Uji Fungsi Ginjal

Sementara uji fungsi ginjal memberikan informasi komprehensif tentang bagaimana ginjal bekerja dalam memproses dan menghilangkan produk-produk sampingan, termasuk ureum.

Bagaimana Cara Menurunkan Kadar Ureum?

Bagaimana Cara Menurunkan Kadar Ureum
Sumber: Freepik

Jika kadar ureum di dalam tubuh terlalu banyak, maka diperlukan usaha untuk menurunkannya. Berikut ini langkah-langkah yang dapat membantu:

  • Minum cairan yang cukup membantu mengurangi peningkatan kadar ureum dengan memastikan ginjal memiliki cukup cairan untuk ekskresi yang efektif.
  • Jika diet tinggi protein berkontribusi pada peningkatan kadar ureum, maka pengaturan diet dengan membatasi asupan protein dapat membantu mengurangi produksi ureum.
  • Jika penyakit kesehatan yang mendasari seperti gagal ginjal atau penyakit hati menjadi penyebab peningkatan kadar ureum, maka pengobatan yang tepat untuk kondisi tersebut dapat membantu mengurangi kadar ureum.

Sudah Memahami Fungsi dan Kadar Normal Ureum dalam Tubuh? 

Meskipun mungkin sering terabaikan, tetapi ternyata ureum adalah senyawa kimia yang memiliki fungsi-fungsi vital. Mulai dari menjaga keseimbangan cairan, detoksifikasi, dan pendukung fungsi selular.

Ketidakseimbangan kadar ureum dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius atau dapat berkontribusi pada komplikasi kesehatan yang lebih lanjut. 

Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami pentingnya pemantauan kadar ureum dalam darah dan melakukan pemeriksaan rutin untuk mengidentifikasi masalah potensial sejak dini. Menjaga kadar ureum dalam rentang normal sangatlah penting untuk menjaga metabolisme. 

Jika Anda merasa ada yang tidak beres pada ginjal atau pada urin Anda, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui adanya keterkaitan dengan kadar ureum. Dengan begitu, Anda bisa mendapat evaluasi medis yang tepat.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page