Sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah mempersiapkan pembentukan sistem pemerintahan yang dipimpin presiden. Mengetahui urutan presiden Indonesia penting karena kamu dapat lebih mengenal perkembangan negara ini.
Daftar ISI
Bagaimana Urutan Presiden di Indonesia?
Indonesia merupakan negara republik yang dipimpin oleh presiden dengan masa jabatan selama 5 tahun serta batas maksimal menjabat 2 periode. Presiden dipilih melalui pemilu oleh rakyat. Berikut urutan presiden Indonesia dari awal hingga sekarang, yaitu:
1. Ir. Soekarno (1947 – 1967)
Presiden pertama Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno atau akrab disapa Bung Karno. Ia menjabat mulai dari tahun 1947 sampai 1967.
Sebelum menjadi presiden, banyak sekali riwayat perjuangan Bung Karno yaitu mendirikan partai PNI dan tergabung dalam partai Partindo. Akibatnya, ia sering ditangkap oleh Belanda.
Selain itu, ia juga memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 bersama temannya, Moh. Hatta. Kemudian pada 18 Agustus 1945 di sidang pertama PPKI, Ir Soekarno terpilih menjadi presiden Republik Indonesia.
Banyak sekali perjuangan yang harus dihadapi pada saat menjabat menjadi presiden. Perjanjian demi perjanjian pada saat itu seringkali ia lakukan agar kedaulatan Indonesia diakui negara lainnya.
Beberapa perjanjian tersebut adalah Konferensi Asia Afrika dan pembentukan Gerakan Non Blok pada tahun 1955. Dari kedua hal tersebut, Indonesia mulai dipercaya beberapa negara seperti Uni Soviet dan Tiongkok.
Pada akhir masa jabatannya, keadaan Indonesia sangat genting karena munculnya pemberontakan G-30-S/PKI. Beberapa panglima besar TNI meninggal secara tragis. Akhirnya, timbul kerusuhan yang mengakibatkan Ir. Soekarno turun dari jabatan.
Baca Juga : Teori Terbentuknya Negara: Macam, Bentuk, dan Penjelasannya
2. Soeharto (1968 -1998)
Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia. Pada 5 Oktober 1945, ia resmi masuk TNI. Ia telah melewati perjuangan yang panjang pada masa militernya. Awal mulanya ia berpangkat sersan hingga menjadi letnan kolonel.
Kemudian pada tahun 1965, terjadi pemberontakan G-30-S/PKI Soeharto naik menjadi panglima angkatan darat.
Selain itu, ia mendapat Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno yang berisi tugas untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban.
Karena situasi politik semakin memburuk, maka pada tahun 1967 Soeharto dinobatkan menjadi presiden kedua RI. Soeharto menjabat selama 6 Periode secara berturut turut dengan kabinet pembangunan VI.
Program kerja yang berhasil ia lakukan pada waktu itu ialah memajukan pembangunan nasional. Hubungan yang rusak karena peristiwa tragis tersebut dipulihkan oleh Soeharto. Sehingga, Indonesia mendapat aliran dana dari luar negeri.
Soeharto mengizinkan perusahaan-perusahaan asing mendirikan usahanya dengan syarat membayar pajak. Di masa jabatannya, Indonesia menjadi negara dengan ekonomi yang menjanjikan. Namun, sisi buruknya banyak investor dalam negeri yang gulung tikar karena kalah saing dengan investor luar.
Tidak hanya itu, Soeharto juga membuat depolitisi Indonesia dimana para menteri tidak diizinkan membuat kebijakan sendiri.
Selain itu, Soeharto mendirikan partai yang dinamakan Golkar. Partai ini digunakan sebagai kendaraan parlementer Maka dari itu tidak ada celah bagi rakyat untuk mengkritik pemerintah.
Akhirnya, pada tahun 1990-an Pemerintahan Soeharto mulai kehilangan kendali. Banyak sekali pemberontakan yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk menurunkan ia. Terlebih lagi, pada tahun 1998 ketika gedung MPR dinaiki oleh ribuan mahasiswa.
Sementara itu, lebih dari ribuan orang terbunuh akibat kerusuhan tahun 98 sehingga Soeharto pun terdesak dan mundur dari jabatannya.
Baca Juga : Fungsi, Syarat, dan Cara Mendirikan Partai Politik Negara
3. B.J Habibie (1998-1999)
Urutan presiden Indonesia berikutnya adalah BJ Habibie. Ia merupakan presiden ketiga Republik Indonesia. Ia terkenal dengan sebutan “Bapak Pesawat” karena berhasil menciptakan pesawat pertama Indonesia. Pesawat yang ia rakit, yaitu: CN-235 dan N250 Gatotkaca.
Di masa pendidikannya, Habibie pernah kuliah di jurusan teknik mesin ITB. Lalu melanjutkan pendidikan di Rheinisch Westfälische Technische Hochschule (RWTH), Aachen, Jerman dan mendapat gelar diploma dari Technische Hochschule.
Setelah sukses di Jerman, BJ. Habibie pulang dan kembali ke Indonesia. ia menjabat sebagai menteri RISTEK. Kemudian naik menjadi wakil presiden Soeharto waktu itu.
Krisis tahun 1998 mengakibatkan Soeharto lengser, maka BJ. Habibie menjadi presiden tanpa adanya pemilihan umum.
Masa jabatan Habibie bersama kabinet reformasi pembangunan tanpa wakil presiden banyak konflik yang harus ia tangani. Mulai pemulihan krisis 1998 dan pemberontakan di Timor-Timur hingga akhirnya Habibie pun juga dipaksa rakyat lengser karena referendum timor timur yang ingin merdeka.
4. Drs. Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Abdurrahman Wahid atau akrab Gus Dur adalah urutan presiden Indonesia ke-4. Ia menjabat sebagai presiden kurang lebih 2 tahun.
Pada masa jabatan Gus Dur, banyak sekali program peninggalan Habibie yang mangkrak. Pada masa jabatannya, ia bersama wakilnya Megawati menjalankan negara ini dengan Kabinet Persatuan Nasional.
Karena Gus Dur berasal dari kalangan NU, ia sering memberikan kemudahan bagi penganut Islam pada waktu itu. Misalnya hari Jumat warga tidak boleh melakukan aktivitas kerja dan sekolah, sekolah diliburkan, dan lain-lain.
Selain itu, ia juga menghapus TAP MPR yang membahas tentang Partai PKI, melepas jabatan Jusuf Kalla dan Laksamana Sukardi, serta menghapus lembaga parlemen.
Gus Dur dianggap korupsi dana yayasan yaitu Dana Kesejahteraan Karyawan Bulog dan bantuan Sultan Brunei Darussalam, sehingga ia dilengserkan oleh MPR.
Akibatnya, pada tanggal 23 Juli 2001 Abdurrahman Wahid resmi lengser menjadi presiden berdasarkan Dekrit Presiden. Jabatan presiden pun lanjut ke Megawati Soekarnoputri.
5. Megawati (2001-2004)
Megawati adalah presiden perempuan pertama di Indonesia. Ia merupakan putri Soekarno dan Fatmawati. Pada masa pendidikan, Megawati sekolah di Universitas Padjajaran dan Universitas Indonesia.
Awal jejak karir Megawati yaitu menjadi anggota parlemen dari fraksi PDI pada tahun 1987.
Kemudian pada tahun 1993, Megawati diangkat menjadi Ketua Umum partai PDI. Selama menjadi ketua PDI, ia sering memberikan dukungannya kepada para calon presiden.
Bahkan, ia juga pernah menjadi wakil presiden pada saat Abdurrahman Wahid menjabat. Banyak yang menilai Wahid tidak efektif sebagai presiden, sehingga ia mengeluarkan keputusan presiden, yang memberi Megawati kendali sehari-hari atas pemerintahan.
Pada 23 Oktober 2001, Ketua MPR melantik Megawati menjadi presiden Indonesia wanita 1 di Indonesia.
Di masa pemerintahannya dengan kabinet gotong royong, ia membangun Indonesia dari segi politik yaitu melakukan amandemen UUD 1945 dan sistem pemilu dipilih secara langsung oleh warga.
Sedangkan dalam segi ekonomi, Megawati mengakhiri perjanjian antara Indonesia dan IMF. Akhirnya kebijakan ini membuahkan hasil, Indonesia berhasil mengekspor bahan non migas mencapai 50,7 miliar US Dollar.
6. Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)
Susilo Bambang Yudhoyono yang sering dipanggil SBY ini berasal dari Pacitan, Jawa Timur.
Di masa pendidikannya, SBY sering ikut dalam dunia militer. Ia tercatat mengikuti Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) yang setara dengan Pelajar Islam Indonesia (PII).
Selain itu, ia juga termasuk dalam anggota TNI AD pada masa itu. Pada tahun 1997, ia menjadi Letnan Jendral dan lengser pada tahun 2001 karena diangkat menjadi menteri oleh Megawati. Kemudian mengikuti pencalonan presiden pada tahun 2004 melalui Partai Demokrat.
Urutan presiden Indonesia yang ke-5 ini dipilih oleh masyarakat untuk pertama kalinya melalui Pilpres tahun 2004. Ia dibantu Jusuf Kalla sebagai wakil presiden.
Kabinetnya yang bernama Kabinet Indonesia Bersatu mencanangkan program 100 hari yang berisi kebijakan menciptakan sistem yang aman dan damai.
Pada masa jabatannya bersama Jusuf Kalla, ia menghadapi berbagai masalah bencana mulia dari gempa bumi, tsunami, lumpur lapindo, serta pengeboman beberapa gedung dan wisata.
Tidak hanya itu, ia juga terpaksa menaikkan harga BBM karena beratnya APBN disebabkan lonjakan harga minyak dunia.
Di akhir jabatannya, ia juga mencalonkan diri dan kembali terpilih menjadi presiden bersama rekannya yaitu Boediono.
Dengan melanjutkan kabinet Indonesia Bersatu II, dalam pemerintahannya kali ini banyak masalah korupsi seperti kasus bank century, proyek hambalang dan konflik KPK dan POLRI.
Namun dibalik banyaknya masalah, presiden SBY berhasil meluncurkan bantuan berupa KUR dan penyelenggaraan penyetaraan pendidikan untuk anak usia dini.
7. Joko Widodo (2014 – Sekarang)
Urutan presiden Indonesia yang terakhir adalah Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi.
Pengalaman Jokowi dalam karir politik dimulai pada tahun 1998 dengan mengikuti partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Ia mulai dari menjadi Walikota Solo hingga menjadi Presiden Republik Indonesia.
Setelah melihat jenjang politiknya, akhirnya ketua PDIP mempercayakan Jokowi untuk mencalonkan diri di Pilpres tahun 2014. Sehingga, pada tahun itu Jokowi dan Jusuf Kalla menang sebagai Presiden dan Wakil Presiden dengan kabinet bernama Kabinet Kerja Jokowi.
Dalam pemerintahannya bersama Jusuf Kalla, ia memiliki kebijakan seperti memberikan bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), dan lain-lain.
Tidak hanya itu, ia juga mempercepat penerbitan sertifikat hak milik tanah untuk mengurangi sengketa lahan di Indonesia.
Sedangkan pada Pilpres 2019, Joko Widodo kembali terpilih sebagai Presiden didampingi oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin untuk masa jabatan 2019 hingga 2024 mendatang dengan kabinet Indonesia Maju.
Untuk kebijakannya pada periode II ini, ia mendirikan program pembangunan infrastruktur jalan mulai dari Sumatra hingga Papua. Upaya ini dilakukan olehnya karena Indonesia telah tertinggal jauh dari negara lain dalam sektor ini.
Sudah Tahu Urutan Presiden Indonesia?
Demikian urutan presiden Indonesia yang telah menjabat di negeri ini. Dengan memahami masa jabatan hingga program kerjanya, semoga bisa membuatmu semakin lebih mengenal Indonesia dari tahun ke tahun. Sebagai warga negara yang telah menikmati kemerdekaan, kita harus lebih bijak dalam bertindak.