Zaman praaksara berdasarkan arkeologi terbagi menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam. Arkeologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari budaya di masa lampau, seperti benda peninggalan dari kebudayaan itu sendiri.
Sementara masa praaksara artinya masa manusia belum mengenal tulisan. Oleh karena itu, cara tepat untuk mempelajari kebudayaan masa lampau ini adalah melalui benda peninggalan seperti fosil dan artefak. Mari simak ulasannya!
Daftar ISI
Pembagian Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi
Seperti penjelasan sebelumnya, praaksara berdasarkan arkeologi terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman ini terbagi lagi menjadi beberapa masa.
Umumnya, manusia praaksara memiliki corak kehidupan berburu untuk mengumpulkan makanan, bercocok tanam, beternak, hingga masa perundagian atau kemahiran teknik. Corak kehidupan manusia praaksara tersebut mulai dari paling sederhana hingga membuat alat-alat yang terbuat dari logam.
Selain itu, kehidupan manusia di zaman praaksara berdasarkan arkeologi awalnya sering berpindah-pindah, lalu memutuskan untuk menetap dengan mendirikan rumah sebagai tempat tinggal.
Karena, kehidupan nomaden dilakukan untuk mencari dan mendapatkan makanan. Sebab, pada zaman tersebut manusia masih sangat bergantung dengan alam sekitar.
Manusia Praaksara Zaman Batu
Di era zaman batu memiliki 4 masa, yaitu Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman ini, alat-alat berburu hingga alat makan manusia praaksara masih terbuat dari batu. Namun, setiap masa pada zaman ini memiliki budaya dan peninggalan yang berbeda. Berikut rangkumannya:
1. Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
Pertama, ada masa zaman batu tua atau paleolitikum. Pada zaman ini, kehidupan manusia masih berburu atau meramu. Paleolitikum adalah masa di mana manusia masih sangat bergantung dengan alam, sehingga harus berpindah-pindah untuk mencari makan.
Tempat tinggal manusia di masa paleolitikum umumnya dekat dengan sumber air dan berelief datar. Bentuk alat makan yang digunakan pun masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau tulang-tulang.
Di masa ini, manusia belum mengenal bercocok tanam atau memasak, akan tetapi sudah mengenal api. Menurut sejarah, zaman praaksara berdasarkan arkeologi di masa paleolitikum terdapat penemuan beberapa fosil, antara lain:
- Pithecanthropus Erectus
- Meganthropus Palaeojavanicus
- Homo Erectus, Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis
2. Zaman Mesolitikum (Batu Tengah)
Setelah batu tua, berikutnya masuk era mesolitikum atau batu tengah. Ini merupakan lanjutan dari manusia zaman praaksara berdasarkan arkeologi yang meningkatkan cara berburu serta meramu.
Di era zaman batu tua, manusia masih hidup berpindah-pindah untuk mencari makanan. Terkadang mereka hidup di dalam gua, agar terhindar dari serangan hewan buas.
Peralatan yang digunakan saat berburu pun masih terbuat dari batu dan tulang. Namun, bentuk dari peralatan tersebut jauh lebih baik dari era paleolitikum.
Nah, salah satu peninggalan dari era mesolitikum adalah kjokkenmoddinger, yaitu sampah dapur berupa tumpukan kulit kerang di sepanjang Pantai Sumatera.
3. Neolitikum (Zaman Batu Baru)
Zaman praaksara berdasarkan arkeologi setelah era mesolitikum berakhir adalah era neolitikum atau zaman batu baru. Di era ini, manusia sudah mulai bercocok tanam dengan cara membuka ladang.
Kehidupan manusia di era neolitikum juga mengalami perubahan. Karena mereka akan menetap di area ladang, lalu akan pindah jika kesuburan ladang berkurang atau sudah berkali-kali panen. Kemudian, mereka akan membabat hutan untuk membuka ladang baru yang tanahnya masih subur.
Selain bercocok tanam, di era ini manusia juga sudah mulai beternak. Mereka juga hidup berkelompok dan mengenal kepemimpinan. Bentuk peralatan manusia di era neolitikum sudah semakin baik, karena melalui proses pengasahan hingga halus.
Beberapa peninggalan manusia di era neolitikum, yaitu berbagai jenis kapak, tembikar, hingga pakaian terbuat dari kulit kayu.
4. Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi di Era Megalitikum
Megalitikum menjadi era zaman batu terakhir yang tercatat dalam ilmu arkeologi. Zaman megalitikum atau batu besar ini muncul setelah berakhirnya era neolitikum hingga kemunculan zaman perunggu.
Di era ini, manusia sudah bisa membuat bangunan dari batu-batu besar untuk tempat tinggal. Selain itu, ada juga bangunan untuk kepentingan lain, seperti upacara keagamaan dan tempat mengubur jenazah.
Manusia yang mendominasi era megalitikum adalah Homo Sapiens. Sedangkan peninggalan di era megalitikum, antara lain menhir, arca statis, punden berundak, waruga, peti kubur dari batu, sarkofagus, dan dolmen.
Zaman Logam
Setelah zaman batu berakhir, kehidupan manusia praaksara berlanjut hingga ke zaman logam atau perundagian. Di zaman ini, manusia sudah mulai mengenal pekerjaan tangan dan teknologi, sehingga bisa membuat peralatan sesuai kebutuhan. Selain itu, zaman logam terbagi menjadi tiga masa, yaitu:
1. Zaman Tembaga
Pada zaman tembaga ini, manusia sudah mengenal logam sebagai bahan utama membuat peralatan untuk berburu, makan, memasak, hingga bertahan hidup.
Namun, berdasarkan temuan sejarah, Indonesia tidak terpengaruh oleh zaman tembaga, karena tidak ada benda peninggalan berupa tembaga yang ditemukan.
Meski begitu, dalam ilmu arkeologi, zaman tembaga termasuk salah satu era yang menandakan adanya peningkatan pengetahuan manusia purba, selain bercocok tanam dan berburu.
2. Perunggu
Kemunculan zaman perunggu menjadi tanda berakhirnya era tembaga. Berbeda dari era tembaga, Indonesia ternyata mendapat pengaruh dari zaman perunggu. Ini dibuktikan oleh beberapa peninggalan zaman praaksara berdasarkan arkeologi yang ditemukan, antara lain:
a. Nekara
Nekara, yaitu tambur berukuran besar yang bentuknya mirip seperti dandang terbalik. Manusia purba menggunakan nekara untuk mengiringi upacara kematian, memanggil hujan, hingga sebagai alat perang.
Lokasi penemuan nekara cukup beragam, mulai dari di Pulau Sumatera, Bali, Jawa, Sumbawa, hingga Pulau Roti dan Selayar. Salah satu nekara yang paling populer adalah “The Moon of Pejeng”, yaitu nekara terbesar yang ada di Bali.
b. Candrasa
Selanjutnya, ada candrasa, yaitu senjata yang digunakan oleh manusia zaman logam untuk keperluan upacara adat. Benda ini ditemukan di daerah Bandung, Jawa Barat.
c. Moko
Manusia di zaman logam sudah hidup berkelompok dalam jumlah besar, sehingga mereka sedikit tahu tentang kepemimpinan. Salah satu bukti yang menandakan adanya pemimpin di antara mereka adalah keberadaan moko, yaitu benda pusaka milik kepala suku. Benda tersebut akan diwariskan kepada anak laki-laki keturunan kepala suku.
Nah, Pulau Alor dan Flores menjadi lokasi yang paling banyak ditemukan moko peninggalan manusia zaman perunggu.
3. Zaman Besi
Terakhir adalah zaman besi. Kehidupan manusia praaksara pada zaman ini jauh lebih beragam, karena mengalami banyak perubahan, mulai dari sosial, ekonomi, dan religi. Adapun ciri-ciri manusia yang hidup di era besi, antara lain:
- Adanya kelompok sosial dan terdapat pemimpin di dalamnya.
- Manusia praaksara sudah hidup menetap dan bermasyarakat.
- Meningkatnya pengetahuan seputar teknik pembuatan peralatan, mulai dari batu, kayu, hingga logam.
- Manusia sudah bisa mengolah besi secara mandiri.
- Mampu mengembangkan pertanian hingga bisa memproduksi pangan untuk kebutuhan hidup.
Indonesia juga terpengaruh oleh zaman besi. Sebab, ada beberapa peninggalan kuno yang mengindikasikan adanya keberadaan manusia purba zaman besi di Indonesia. Peninggalan-peninggalan tersebut, antara lain, cangkul, pedang, mata sabit, mata panah, hingga perhiasan.
Selain itu, pada zaman logam, terdapat dua teknik pembuatan peralatan. Pertama, ada teknik bivalve, yaitu cetakan batu. Teknik kedua bernama a cire perdue, yaitu cetakan lilin dan tanah liat.
Hal yang menarik dari zaman praaksara berdasarkan arkeologi di era logam adalah pembagian status manusia harus berdasarkan jumlah kekayaannya. Mereka yang memiliki jumlah kekayaan banyak, berpeluang untuk menjadi pemimpin dari suatu kelompok.
Sudah Lebih Tahu Pembagian Zaman Praaksara Menurut Arkeologi?
Zaman praaksara merupakan era di mana manusia belum mengenal tulisan. Di zaman ini manusia purba memiliki budaya hidup yang mengalami perubahan setiap masanya.
Dalam ilmu arkeologi, zaman praaksara terbagi menjadi dua era, yaitu era batu dan era logam. Kedua era tersebut terbagi lagi menjadi beberapa masa. Zaman batu memiliki 4 era, yaitu paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum. Sedangkan era logam terbagi menjadi tiga, yaitu tembaga, perunggu, dan besi.