10 Cara Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic, dan Ciri-Cirinya

Secara normal dan umum, hampir pekerjaan memang memiliki tingkat stress yang sama. Namun jika kamu berada di lingkungan kerja yang toxic, hal umum dan normal jelas tidak berlaku.

Setiap pekerjaan tentu punya tekanan dan beban kerja, saya sepakat dengan hal ini. Tapi..

Jikalau mau berangkat kerja atau bahkan baru kebayang saya sudah membuat badan capek, demam, merinding, cemas, ini artinya pekerjaan yang sedang dijalani punya problem.

Kabar buruknya, hal demikian menjadi salah satu ciri bahwa tempatmu berkerja adalah lingkungan kerja yang toxic.

Lantas apa saja yang menjadi ciri ciri lingkungan kerja toxic? Berdasarkan analisis dan pengalaman yang lumayan, saya menjabarkannya menjadi 8 ciri.

8 Ciri-ciri Lingkungan Kerja yang Toxic

Meski mungkin masih ada ciri yang tak disebutkan, namun secara umum, tempat kerja yang sudah toxic memiliki ciri sebagai berikut:

1. Menganut Sistem Kekeluargaan

Saya yakin kamu pernah membaca sebuah lowongan pekerjaan, atau sedang interview, dan pihak HRD menjelaskan bahwa perusahaannya menganut sistem kekeluargaan.

“Kekeluargaan” adalah ciri pertama yang patut kamu camkan. Jika ada perusahaan yang menulis atau memiliki semboyan demikian, kamu wajib curiga!

Lho, bukannya bagus ya? Karena kita akan menjadi keluarga? Akrab gitu?

Nah ini dia, memang betul kamu akan menjadi akrab dengan siapapun. Dengan kolega, dengan divisi lain, bahkan dengan atasan.

Faktanya, keakraban ini yang kemudian menimbulkan masalah.

Kamu akan semakin susah untuk berkata “tidak” kepada kolega maupun atasan.

Kekeluargaan artinya menghilangkan batasan formal yang ada di lingkungan kerja.

Tidak ada Batasan, akhirnya menjadi kerja tanpa batas.

Biasanya, konsep kekeluargaan akan membuatmu susah mendapatkan hak-hak normative dalam sebuah lingkungan kerja.

Contoh:

Susahnya untuk mengambil hak cuti.

2. Pekerjaan Mengganggu Pikiran hingga Kehidupan Pribadi

Ciri ciri lingkungan kerja yang toxic selanjutnya adalah sebuah hal yang hanya bisa dirasakan oleh kamu yang merasa pekerjaanmu tak ada habisnya.

Ragamu sudah tiba di rumah, namun pikiran tetap memikirkan pekerjaan yang taka da habisnya.

Seharusnya kamu bisa menikmati waktu bersantai atau mengerjakan hal lain, namun hal itu adalah sebuah kemewahan.

3. Lembur Setiap Hari

Overtime atau lembur stiap hari adalah salah satu ciri perusahaan yang toxic

Jika kamu berfikir lembur setiap hari adalah sebuah prestasi, maka anggapan ini dalah salah besar.

Ya, memang tidak ada yang salah dengan lembur.

Tapi ketika kamu punya hal lain yang harus dikerjakan di rumah, hal ini menjadi satu hal yang tidak lagi bisa dibenarkan.

Hal ini juga menunjukkan ada yang salah dalam perusahaan tersebut. Entah kekurangn SDM, atau beban pekerjaan yang overload atau tidak realistis.

Lembur ketika butuh! That’s the best choice, but not every day!.

4. Turn Over Tinggi (Karyawan Keluar Masuk)

Mungkin kamu pernah menemui sebuah perusahaan yang membuka lowongan setiap saat di portal pencari kerja seperti Jobstreeet misalnya.

Apalagi, posisi yang dibuka adalah yang itu-itu saja. Fix, ada hal yang salah di sana.

5. Atasan yang Buruk

Atasan yang Buruk

Seperti apa contoh atasan yang buruk?

Kira-kira begini contohnya: apapun kondisinya, atasan selalu benar, dan bawahan wajib tunduk mengikuti apa yang sudah menjadi titahnya.

Semena-mena dalam memberikan instruksi dan tugas.

Jika kamu pikir atasan yang seperti ini hanya ada di Indosiar, maka anggapanmu tidak benar. Karena hal ini nyata adanya, dan mungkin saja akan kamu temui nantinya.

Dalam beberapa kasus, atasan yang buruk juga timbul karena dari tingkat top management yang juga bernada serupa.

Sehingga apa yang sebenarnya buruk tidak nampak lagi menjadi hal yang buruk.

Atasan yang buruk juga akan membuat kamu susah untuk berkembang. Karena tidak ada kepercayaan dan kebebasan untuk berekspresi dan berkembang.

6. Kurangnya Empati Sesama Rekan Kerja

Kurangnya empati sesama rekan kerja

Ciri lingkungan kerja yang toxic selanjutnya dalah kurangnya empati dari sesama rekan kerja.

Kamu akan menemui rekan kerja yang hobinya cari muka, dan show off di depan atasan.

Keberanian untuk mengakui kesalah dan saling support dalam sebuah tim akan sulit di temukan. Hal ini dikarenakan setiap individu hanya berfikir pada apa yang mereka hadapi.

Jika kamu salah, kamu bukan menerima bantuan maupun panduan, namun kamu akan menerima kemarahan.

Dan parahnya rekanmu akan mengatakan bahwa itu semua salahmu.

7. Pilih Kasih yang Mencolok

Dalam satu lingkungan kerja, kamu akan menemui bagaimana perilaku pilih kasih sangat mencolok dan kasat mata.

Ketika si A dekat dengan atasan maka karir dan jabatan yang akan diterima semakin cepat dan baik.

Jika kamu orang yang idealis, maka tempat kerja yang seperti tidak akan cocok denganmu.

8. Tanggung Jawab Pekerjaan tidak ada Batas

Ada banyak perusahaan yang memang tidak memikirkan kehidupan pribadi karyawannya. Entah itu malam, entah itu hari libur, selama sebuah pekerjaan itu menjadi tanggung jawabmu maka kamu harus siap bertanggung jawab kapanpun dan dimanapun.

Meski tidak semua, perusahaan yang demikian biasanya begerak di bidang produksi dan menerapkan 3 shift dalam seminggu.

Sehingga memang tidak ada jeda waktu perusahaan beroperasi.

Nah itulah ciri-ciri perusahaan atau lingkungan kerja yang toxic. Kini saatnya berbicara mengenai cara bertahan di lingkungan kerja yang toxic.

Hal ini juga akan membautmu tidak bisa cuti, meski cuti adalah hak yang bisa kamu ambil. Namun, semua orang akan sibuk dengan pekerjaannya amsaing masing, tidak ada yang mau dan bisa membackup pekerjaanmu selama kamu cuti.

7 Cara Bertahan di Lingkungan Kerja yang Toxic

Berada di lingkungan kerja yang seperti ini memang bukan sebuah pilihan dan keinginan. Ada hal yang mungkin tidak bisa diceritakan dan diungkapkan sehingga membuat kamu tidak bisa segera beranjak dari sana.

Untuk kamu yang memilih bertahan, berikut adalah cara paling ampuh yang bisa kamu coba:

1. Sesungguhnya Bersama Kesulitan ada Kemudahan

Jika kamu beragama Islam hal ini sudah dijelaskan dalam surat Al Insyirah ayat 5 & 6. Bisa jadi apa yang sedang kamu alami ini hanya hal buruknya saja yang tampak oleh mata.

Sedangkan jelas diterangkan bahwa kemudahan datang Bersama kesulitan.

Jadi yang perlu kamu lakukan adalah tetap optimis dan ikhlas dengan yang kamu jalani.

Tetap semangat dan sambil melamar kerja di tempat lainnya tentunya. Ingat, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali ia sendiri yang merubahnya.

So, keep positif dan semangat.

2. Perkuat Alasan

Memperkuat alasan adalah cara bertahan di lingkungan kerja yang toxic

Cara bertahan di lingkungan kerja toxic selanjutnya adalah memperkuat alasan mengapa kamu harus tetap di sana.

Entah itu karena ada keluarga yang harus dinafkahi, atau kamu percaya masih banyak hal positif yang masih bisa menjadi alasan kua tuntuk tinggal.

Dengan begitu, kamu menjadi punya alasan yang kuat untuk tetap berangkat esok hari.

3. Jangan Masukan Hati

Tempat kerja yang beracun memang sudah menganggap hal demikian adalah hal yang biasa. Jadi yang berharap kamu akan mendapatkan simpati.

Salah satu cara agar kamu kuat bertahan adalah dengan tidak memasukkan hati setiap perkataan, perilaku yang kamu temui di kantor.

Dengarkan lewah telinga kanan, keluarkan leawat telinga kiri. Apa yang kamu terima di kantor, segera lupakan sesampainya di rumah.

Memang akan sulit di awal, namun itu adalah cara terbaik jika kamu hendak bertahan.

4. Selesaikan Semua Pekerjaan di Kantor

Selesaikan semua pekerjaanmu selesai di kantor saja. Tetap bekerja dengan sungguh-sungguh dan semangat. Tinggalkan semua energi negatif yang kamu temui di kantor tetap berada di meja kerjamu.

Jangan membuat celah untuk kamu dikejar-kejar karena pekerjaan yang menumpuk.

Pulang dan kumpulkan Kembali energi positif dengan cara beristirahat yang cukup. Lupakan sejenak semua pekerjaan yang mengusik pikiran, bila perlu matikan hp untuk membuatmu tetap relaks.

5. Menyebarkan Energi Positif

Percayalah, meski kamu bekerja di tempat yang beracun, kamu harus tetap membagikan energi positif.

Setidaknya, kamu dapat menciptakan sebuah ruang lingkup lebih kecil yang dikelilingi oleh orang-orang yang positif juga.

Kamu bisa punya sekutu kan … hehe

6. Brave to Say NO

Kelemahan orang Indonesia adalah rasa tidak enak untuk menolak permintaan yang dasarnya justru membuat ia kerepotan.

Agar pekerjaan tidak mengganggu kehidupan pribadimu, maka kamu perlu membuat Batasan. Hal ini memang tidaklah mudah, tapi ini adalah hak yang kamu miliki.

Kamu tidak salah untuk mendapatkan hak yang seharusnya kamu dapat. Jangan takut untuk dikucilkan karena memang itu hak mu.

7. Rencanakan Resign

Resign untuk mencari kerja baru

Banyak yang saya pribadi temui di tempat kerja yang mengandung toxic berkata bahwa mereka tidak lagi betah dan ingin segera pindah.

Namun yang mereka lakukan justru kebalikannya. Semua hanya ucapan dan keluhan sepanjang waktu tanpa aksi yang jelas.

Bertahan boleh, namun ada baiknya tetap memikirkan bahwa sebenarnya ada banyak kok yang lebih baik.

Jadi jangan berhenti untuk punya recana mundur untuk maju. Tetap melamar kerja ditempat lain namun lebih selektif.

Hal yang perlu kamu sadari juga, ternyata aktif melamar kerja dapat membuat kamu tetap berfikrian positif karena ada harapan baru di sana.

Kita sudah membahas beberapa ciri dan contoh lingkungan kerja toxic, bahkan cara untuk bertahan.

Namun untuk keluar dari lingkungan kerja toxic memang tidaklah mudah. Satu satunya cara adalah dengan mencari tempat kerja baru yang lebih baik.

Percayalah bahwa kita datang ke sebuah perusahaan yang sudah demikian kondisinya tidak serta merta kita harus menjadi pahalawan yang memperbaiki yang sudah rusak.

Terkadang cara terbaik adalah dengan tidak bertahan di sana.

Itulah penjelasan mengenai cara bertahan di lingkungan kerja toxic. Dalam beberapa bab, saya sendiri juga mengalami sehingga terdapat penulisan yang emosional. Salam dan tetap semangat.

SHARE:

Seorang lifestye enthusiast dan traveller Indonesia yang suka berbagi inspirasi melalui tulisan. Mari diskusi di kolom komentar ya...

Tinggalkan komentar

Konten dengan Hak Cipta Dilarang Copy-Paste