Cara Menghilangkan Hasad (Benci pada Nikmat Orang Lain) dari Diri Sendiri 

Sebagai seorang Muslim, Hasad merupakan sifat buruk sekaligus sebuah penyakit akut yang harus dihilangkan. Jika hasad tetap bertahan dari dalam diri, terdapat dampak berbahaya terhadap sesama manusia. Jadi, bagaimana cara menghilangkan hasad?

Menghilangkan hasad dari sifat dari dalam diri seorang muslim menjadi kewajiban. Pasalnya, hasad merupakan sifat iri dengki terhadap manusia, terutama dalam persaingan, baik dalam prestasi atau pengumpulan harta.

Lalu bagaimana bisa hasad bisa menjadi sangat berbahaya bagi kita? Jika benar, apa saja yang menjadi cara untuk menghilangkannya? Yuk kita simak lebih lengkapnya.

Definisi Hasad

Sebelumnya, ada baiknya kita pahami definisi hasad dan mengapa sangat merugikan. Hasad merupakan sifat iri dengki bagi seorang manusia. Iri dengki di sini maksudnya kita tidak suka menyaksikan seseorang mendapat sebuah kenikmatan.

Sebaliknya, jika memiliki sifat ini, kita justru sangat berharap orang itu dicabut kenikmatannya dan menjadi menderita. Pengertian yang kita pahami ini mendekati dengan perkataan Ibnu Taimiyah RA sebagai berikut:

الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ لِمَا يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ

Artinya:

“Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang dihasad.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 10:111).

Sifat ini pada dasarnya bisa menghancurkan seluruh kebaikan kita. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda demikian bahwa hasad bisa membumihanguskan seluruh kebaikan yang kita miliki.

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ صَالِحٍ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ يَعْنِي عَبْدَ الْمَلِكِ بْنَ عَمْرٍو حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي أَسِيدٍ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Shalih Al Baghdadi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] -maksudnya Abdul Malik bin Amru- berkata, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Ibrahim bin Abu Asid] dari [Kakeknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar.’” (HR. Abu Daud No. 4257).

Hasad bisa dipicu oleh beberapa hal. Umumnya, karena kurang beriman pada Allah SWT. Sering sekali pula kecintaan terhadap dunia dan tekanan sosial seperti takut tersaingi menyebabkan sifat jelek yang satu ini.

Jika masih mempertahankan sifat hasad, kita bisa saja merusak hubungan antar manusia, baik itu keluarga, teman, dan rekan kerja. Sifat ini dapat menyebabkan dosa sekaligus menyebabkan stres yang merugikan secara fisik dan mental.

Sebagai perbuatan yang mengandung dosa, hasad akan menjauhkan kita dari surga saat di akhirat kelak. Terdapat dalil Al-Qur’an yang mengingatkan tentang sifat hasad dapat memicu kita masuk neraka.

اِنِّيْٓ اُرِيْدُ اَنْ تَبُوْۤاَ بِاِثْمِيْ وَاِثْمِكَ فَتَكُوْنَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِۚ وَذٰلِكَ جَزَاۤؤُا الظّٰلِمِيْنَۚ

Artinya:

“Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim.” (Q.S. Al-Maidah: 29).

Baca juga: Hukum Mencabut Uban dalam Islam, Bolehkah?

Cara Menghindari Hasad

Terdapat tiga cara yang paling sering harus kita ketahui untuk menghindari hasad. Ketiga cara ini bertujuan agar kita tidak menjadi iri dengki terhadap orang lain:

1. Selalu Bersyukur

Cara pertama adalah selalu bersyukur. Coba kita renungkan berapa banyak yang sudah kita dapatkan sejauh ini, bisa berupa usaha, harta, atau pencapaian. Walaupun hanya sedikit, kita harus tetap bersyukur.

Terdapat sebuah dalil yang menyebutkan kita harus bersyukur meski pencapaian kita baru sedikit. Jika tidak bisa melakukannya, kita justru akan tetap tidak puas ketika mendapat banyak pencapaian.

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

Artinya:

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278).

Jika melihat pencapaian orang lain yang sudah banyak, beberapa dari kita cenderung memiliki sifat iri dengki. Hal ini ikut menjadi pertanda bahwa kita tidak bersyukur atas karunia Allah SWT.

Tujuan lain dalam bersyukur adalah demi menahan diri dari sikap tidak ridho dengan keputusan Allah SWT, baik harta atau pencapaian. Dengan itu, kita bisa mencegah perbuatan yang mengekspresikan kebencian.

Baca juga: Istidraj: Pengertian, Tanda, Bahaya, dan Cara Menghindarinya

2. Mendoakan Orang Lain

Cara menghilangkan hasad kedua adalah mendoakan orang lain. Benar, kita bisa mendoakan seseorang, terutama orang lain yang mungkin kita sangat iri dengki padanya. Kita bisa memulai mendoakan yang baik bagi orang tersebut.

Terdapat dalil hadits yang menunjukkan sabda Rasulullah SAW agar kita mendoakan yang baik untuk sesama saudara.

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

Artinya:

“Doa seorang muslim kepada saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat (yang bertugas mengaminkan doanya kepada saudaranya). Ketika dia berdoa kebaikan kepada saudaranya, malaikat tersebut berkata: Aamiin, engkau akan mendapatkan yang semisal dengannya.” (HR. Muslim, no. 2733).

Contoh doa paling sederhana untuk orang yang kita mungkin iri adalah permohonan agar ia mendapat kebaikan dan keberkahan. Langkah ini dapat menghilangkan hasad pada diri kita.

3. Perbanyak Amalan Baik

Cara ketiga adalah perbanyak amalan baik. Kita sebaiknya berfokus untuk memperbaiki ibadah sekaligus meminta ampun pada Allah SWT. Perbuatan ini menjadi bentuk perlawanan pada sifat hasad dalam diri kita.

Amalan baik ini bertujuan mengobati sifat buruk kita dan menggantinya dengan sifat-sifat baik. 

Contohnya, tawadhu atau rendah hati menggantikan tawadhu dan melakukan infak atau membayar sedekah membuat sifat rakus tergantikan oleh qana’ah.

Demikianlah pembahasan cara menghilangkan hasad. Semoga kita dapat terjauhkan dari sifat hasad yang sangat merugikan bagi diri kita dan orang lain.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment