Pengertian Kritik Karya Seni Rupa: Fungsi, Jenis, dan Tahapan

Dalam dunia keilmuan, kritik merupakan bentuk evaluasi atau pemberian nilai atas sebuah gagasan atau karya. Konotasinya tidak selalu negatif karena kritik juga memiliki sifat membangun yang menyertainya. Hal ini juga berlaku pada pengertian kritik karya seni rupa yang ranahnya tidak hanya bentuk hujatan.

Mengidentifikasi apa saja kelebihan dan kekurangan dari sebuah karya seni rupa merupakan kegiatan dari kritik itu sendiri. Tujuannya untuk memberikan stimulus kreativitas pada sang pemilik karya dan memperkaya analisis mengenai karya itu sendiri.

Pengertian Kritik Karya Seni Rupa

Secara umum, pengertian kritik karya seni rupa merujuk pada kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangannya. Dua aspek tersebut berguna untuk mengetahui tingkat kualitas yang dimiliki oleh karya tersebut. 

Kekurangan dan kelebihan yang kami maksud di sini bisa mencakup berbagai bidang. Jika merujuk pada seni rupa, biasanya akan berkaitan dengan aspek bahan yang menggambarkan kualitas dari karya seninya.

Kemudian, pengertian kualitas tidak hanya merujuk pada sifat positif atau negatif dalam proses kritik karya seni rupa. Kualitas memiliki makna yang lebih mendalam sebagai “keadaan atau bentuk sejati” dari sesuatu yang mungkin tidak terlihat saat tidak diperhatikan dengan seksama.

Proses ini akan mencakup aktivitas analisis dan evaluasi terhadap sebuah karya seni visual dengan tujuan untuk memahami, menginterpretasi, dan menghargai aspek-aspek estetika, makna, serta pesan yang terkandung di dalamnya. 

Pengertian kritik karya seni rupa bukan hanya sebatas memberikan pendapat subjektif, tetapi melibatkan pemaparan argumen yang mengacu pada pengetahuan dan pengalaman dalam dunia seni. Para ahli juga sepakat bahwa keberadaan kritik justru akan memperkaya khazanah seni rupa yang ada.

Ahli di bidang ini dikenal sebagai kritikus. Umumnya, kritikus cenderung memberikan fokus lebih besar pada seni kontemporer dan modern yang berasal dari budayanya sendiri.

Hasil karya seni yang mendapat kritik oleh kritikus memiliki pengaruh besar terhadap cara orang melihat kualitas sebuah karya seni. Sehingga pada akhirnya juga dapat mempengaruhi nilai ekonomis dari karya seni tersebut.

Fungsi Kritik Karya Seni Rupa

Mengkritik Karya Seni Rupa
Mengkritik Karya Seni Rupa | Image source : Freepik

Keberadaan kritik seni rupa tentu bukan hanya sekadar ajang keren-kerenan belaka. Fungsinya amat penting mendukung kualitas seni rupa agar terus menunjukkan eksistensi terbaiknya. Berikut ini adalah dua fungsi paling fundamental dalam pengertian kritik karya seni rupa:

1. Menjembatani Persepsi dan Apresiasi

Antara pencipta karya seni dan penikmat seni sangat mungkin memiliki persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, melalui kritik, persepsi tersebut dapat kedua pihak pahami karena mampu memunculkan suatu diskusi atau obrolan. Selain itu, keberadaan kritik juga bisa menjadi jembatan tersampaikannya apresiasi.

2. Menjadi Dua Mata Panah yang Saling Dibutuhkan

Tak dapat kita pungkiri bahwa seorang pencipta karya seni atau seniman pasti membutuhkan feedback atau umpan balik atas hasil karyanya dari para penikmat seni. Tujuannya adalah untuk mengecek apakah pesan dari karya seni rupa yang mereka buat telah mampu ditangkap dengan baik oleh penikmatnya.

3. Sebagai Aktivitas Evaluasi Karya Seni Rupa

Fungsi ini melibatkan analisis mendalam, interpretasi, dan penilaian terhadap kualitas, makna, serta dampak sebuah karya seni. Aktivitas ini memiliki tujuan untuk memberikan pandangan kritis yang lebih mendalam kepada penonton, kolektor, seniman, dan bahkan masyarakat umum.

Jenis-Jenis Kritik Karya Seni Rupa

Setelah mengetahui pengertian kritik karya seni rupa dan fungsinya, saatnya Anda mempelajari jenis-jenis dari kritik itu sendiri. Agar tidak salah memahami dan menangkap kritik yang ada, berikut ini adalah pengelompokannya:

1. Kritik Populer

Sesuai namanya, target sasaran kritik satu ini adalah untuk konsumsi masyarakat pada umumnya. Tanggapan yang kritikus sampaikan terkait nilai artistiknya tidaklah terlalu tinggi. Melainkan lebih mengacu kepada pengenalan atas publikasi sebuah karya. 

Itulah mengapa bahasa yang digunakan cenderung mudah dipahami oleh orang awam. Terkadang, istilah-istilah yang digunakan pun relatif sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

2. Kritik Jurnalis

Jurnalis
Jurnalis | Image source : Freepik

Secara umum, pengertian kritik jurnalis merujuk pada seni menilai suatu karya seni rupa secara terbuka melalui media massa, khususnya surat kabar. Namun, beberapa kasus menemukan bahwa proses kritik ini juga mencakup kegiatan pamerannya.

Isi kritik sebenarnya hampir mirip seperti kritik populer, hanya saja proses analisis yang terjadi cenderung lebih mendalam. Kritik jenis ini mulai makin meluas karena medianya yang mulai bergeser ke ranah online.

3. Kritik Keilmuan

Berbeda dengan dua jenis kritik sebelumnya yang bisa disampaikan oleh siapa saja, kritik keilmuan hanya bisa tersampaikan oleh mereka yang memang memiliki kompetensi di bidang seni. Kritikus ini juga akan mengikuti metodologi akademis dalam melakukan kritik.

Kemudian, hasil kritik dalam bidang ilmu ini akan berguna sebagai acuan kolektor atau kurator di lembaga seni seperti galeri, museum, dan rumah lelang. Hasil tanggapan selalu berlandaskan atas teori-teori yang relevan sehingga isinya memiliki nilai evaluatif yang tinggi.

4. Kritik Kependidikan

Pengertian kritik karya seni rupa kerap berkaitan dengan dunia pendidikan. Hal ini selaras dengan salah satu jenis kritik yang memang berkaitan dengan penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni di sekolah. 

Pada level ini, para murid diajarkan untuk memberikan kritik dan cara penyampaiannya. Sehingga, kepekaan diri terhadap dunia artistik dan estetika dalam proses belajar seni akan meningkat. 

5. Kritik Formalistik

Kritik formalistik berkaitan dengan unsur-unsur pembentuk karya seni rupa itu sendiri. Orang-orang yang melayangkan kritik ini akan tertuju pada gambar, garis, tekstur, warna, dan segala detail yang melekat pada karya. Nantinya, mereka akan menarik kesimpulan terkait tingkat kualitas dari karya seni rupa tersebut.

6. Kritik Ekspresivistik

Berasal dari kata ekspresif, kritikus pada level ini ingin menyoroti pesan atau kualitas gagasan yang ingin pencipta karya seni atau seniman sampaikan. Maka dari itu, unsur-unsur yang dianalis tertuju pada kesuaian dan keterkaitan antara tema, judul, isi, dan bentuk visualisasi objek-objek pada karya seni tersebut.

7. Kritik Instrumentalistik

Pada kritik instrumentalistik, cakupan analisis kritikus terkait pengertian kritik karya seni rupa yang ia ungkapkan sangat filosifis. Kritikus tidak lagi menilai unsur-unsur formalnya seperti apakah warnanya bagus, garisnya tepat, dan sebagainya. Tetapi mengkritik keterkaitan antara objek dan konteks dari pembuatan karya tersebut.

Tahapan dalam Proses Kritik Karya Seni Rupa

Tahapan dalam Proses Kritik Karya Seni Rupa
Tahapan dalam Proses Kritik Karya Seni Rupa | Image source : Freepik

Untuk bisa menghasilkan kritik karya seni rupa, kritikus perlu melakukan beberapa tahapan. Dengan begitu, hasil kritik yang mereka buat mampu memberikan dampak positif bagi penciptanya. Berikut ini tahapannya:

1. Deskripsi

Deksripsi merupakan tahapan yang bertujuan untuk menemukan, mencatat, dan menjelaskan segala sesuatu yang terlihat dari karya seni tersebut. Dengan kata lain, apa yang ditangkap oleh mata dapat dituangkan secara dreskriptif sampai sedetail mungkin.

Pada tahap ini, bagian karya seni yang mendapat kritik biasanya berhubungan dengan hal-hal teknis, sehingga kritikus harus memahami pengertian dari bahasa-bahasa teknis dalam dunia kritik karya seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, kritikus akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena dari karya.

2. Analisis Formal

Sama seperti jenis kritik fomalistik, pada tahapan ini kritikus akan melakukan analisis formal berdasar unsur-unsur pembentuk karya seni rupa yang ada. Seperti gambar, warna, garis, tekstur, dan tata letaknya.

Oleh karena itu, kritikus harus memiliki bekal pengetahuan mengenai unsur-unsur seni rupa. Mereka tidak boleh asal memberikan penilaian tanpa landasan teori yang jelas karena mereka tidak akan menghasilkan dampak evaluatif terhadap karya seni.

3. Interpretasi

Tahapan yang mencakup pengertian kritik karya seni rupa adalah tahap interpretasi. Kritikus akan melakukan penafsiran terhadap tema, simbol, dan masalah-masalah yang diangkat dalam karya seni tersebut.

Hasil kritikan akan sangat bergantung dari wawasan yang kritikus miliki. Apabila kritikus memiliki wawasan luas mengenai keilmuan dalam dunia seni rupa, maka mereka sangat mudah melakukan interpretasi yang mendalam.

4. Evaluasi atau Penilaian

Pada tahapan satu sampai tiga, kritikus cenderung fokus menyoroti satu karya seni. Oleh sebab itu, pada tahapan keempat ini, kritikus melakukan penilaian secara lebih luas yang merambah pada karya seni lainnya, walaupun tetap pada jenis karya seni rupa yang sama.

Kritikus akan membandingkan karya seni yang ada dengan karya seni sejenis di luar sana, apakah kualitasnya lebih baik atau tidak. Hasil dari penilaian ini biasanya akan sangat berpengaruh terhadap evaluasi yang pencipta atau seniman lakukan.

Baca Juga : Contoh Kritik Karya Seni Rupa & Kritikusnya di Indonesia

Sudah Paham Pengertian Kritik Karya Seni Rupa?

Memang tidak mudah untuk bisa memahami pengertian kritik karya seni rupa dan melakukan proses pengkritikan itu sendiri. Mungkin pada jenis kritik populer, pendapat Anda sebagai orang awam akan diterima dengan mudah oleh masyarakat. 

Tetapi pada jenis kritik yang lebih tinggi, Anda perlu latar belakang pengetahuan mengenai dunia seni yang mumpuni. Apalagi dalam tahapan-tahapan kritik, Anda tidak cukup hanya memahami unsur pembentuk karya itu saja, melainkan membutuhkan wawasan luas untuk menghasilkan interpretasi yang evaluatif. Sebab, pada akhirnya output yang ingin dihasilkan dari kritik adalah mampu menjadi jembatan pemahaman antara pencipta dan penikmat seni. Jadi, pelajari artikel ini secara mendalam, ya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page