Kemampuan Kognitif: Definisi, Macam, Tahapan, dan Contohnya

Di sekolah-sekolah Indonesia, ada 3 aspek penilaian utama yang dilakukan untuk memantau perkembangan siswa, yakni afeksi, psikomotorik, dan kemampuan kognitif. 

Afeksi adalah kemampuan individu dalam merasakan berbagai emosi dan perasaan yang ia rasakan. Psikomotorik berkaitan dengan kemampuan gerak fisik dan perilaku. Sementara kognitif berhubungan dengan cara berpikir seseorang dalam menalar, memahami, dan memecahkan suatu masalah. 

Dalam artikel kali ini, kamu hanya akan belajar lebih jauh tentang apa itu kognitif hingga contoh-contohnya. Selengkapnya, simak pemaparan di bawah ini!

Pengertian Kemampuan Kognitif

Otak
Otak | Sumber: istockphoto.com

Pernahkah kamu menemui soal berbentuk pilihan ganda, esai, jawaban singkat, benar-salah, dan mencocokkan saat ujian? Kalau pernah, itulah salah satu aspek penilaian untuk mengetahui perkembangan otak siswa, namanya penilaian kemampuan kognitif.

Kemampuan ini identik dengan kemampuan berpikir dan penalaran. Ia berhubungan langsung dengan kemampuan pengetahuan, pemahaman informasi, pemikiran, dan rasionalitas seseorang. Beberapa ahli menjelaskan pengertian dari kemampuan ini, seperti:

1. Ahmad Susanto

Dalam bukunya yang bertajuk Perkembangan Anak Usia Dini, ia menyebut bahwa kognitif termasuk kemampuan dasar yang identik dengan proses berpikir seseorang, bagaimana individu tersebut menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa.

2. Margaret W. Matlin

Margaret menyebut kemampuan ini termasuk proses kegiatan yang melibatkan berbagai aktivitas menggunakan mental seseorang. Kegiatan ini erat kaitannya dengan proses mencari, memperoleh, menyimpan, dan menggunakan ilmu pengetahuan yang didapatkan sesuai situasi dan syarat tepat.

3. Abdurrahman

Abdurrahman menyebut bahwa kognitif seseorang bisa berkembang secara bertahap. Perkembangan ini bisa terus meningkat sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf di pusat susunan saraf individu.

4. Husdarta dan Nurlan

Keduanya menyebut aspek kognitif ini merupakan perkembangan terus menerus, namun hasilnya tidak berkelanjutan dari hasil-hasil yang sudah dicapai.

Dari sini, bisa disimpulkan bahwa kognitif adalah kemampuan berpikir yang berhubungan dengan kecerdasan seseorang. Kemampuan ini juga berbicara tentang bagaimana individu menggunakan otaknya secara menyeluruh sehingga berperan penting bagi keberhasilan belajar seseorang.

Tujuannya, supaya individu mampu mengeksplorasi lingkungan sekitar menggunakan panca inderanya. Selain itu, individu tersebut juga memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki untuk bertahan dan melanjutkan hidup.

Macam-macam Kemampuan Kognitif

Menulis buku
Menulis buku | Sumber: istockphoto.com

Ada beberapa macam aspek penilaian kognitif yang biasanya digunakan. Aspek tersebut antara lain:

1. Bahasa

Kemampuan bahasa menilai bagaimana seseorang bisa memahami dan mengungkapkan pikiran melalui kata-kata.  Ini penting untuk menilai cara berkomunikasi seseorang dengan manusia lainnya.

2. Pengetahuan dan Memori

Aspek ini menilai bagaimana kemampuan seseorang dalam menghafal, mengingat, memahami, dan menafsirkan suatu informasi yang didapatkannya. Ini adalah kemampuan dasar yang penting untuk mengetahui apakah individu memahami materi yang ditugaskan kepadanya.

3. Pemahaman

Ini aspek yang paling penting dari proses pembelajaran mengenai bagaimana seseorang memahami dengan baik materi yang ia dapatkan. Tidak hanya sekadar menghafal tapi juga memahami betul ilmu pengetahuan yang didapatkan.

Untuk bisa melihat apakah seseorang sudah memiliki pemahaman yang baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:

  • membandingkan,
  • mendeskripsikan,
  • mengorganisasikan,
  • mengategorikan,
  • memahami makna,
  • memahami konsep,
  • dan lain-lain.

4. Pembelajaran

Aspek kemampuan kognitif ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima hal-hal dan informasi baru dan cara ia menghubungkan pengetahuan tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah ia dapatkan.

5. Pengaplikasian

Setelah mendapatkan dan memahami suatu pengetahuan, seseorang harus mampu menerapkannya di dunia nyata. Aspek pengaplikasian ini mengharuskan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang sudah ia pelajari sebelumnya.

6. Pikiran dan Analisis

Aspek ini tak kalah pentingnya dengan aspek sebelumnya. Karena aspek pikiran dan analisis berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan begitu, ia akan punya kemampuan pengambilan keputusan yang baik.

7. Penciptaan

Terakhir ada aspek penciptaan. Kemampuan kognitif satu ini penting supaya seseorang mampu menciptakan sesuatu dari pengetahuan yang ia miliki. Ia bisa bermain dengan kreativitas sehingga bisa memberikan inovasi dari penelitian yang dilakukannya.

Kemampuan ini sangat berguna untuk menciptakan generasi penerus berkualitas. Karena dari situlah muncul berbagai pemikiran, inovasi, dan gebrakan baru dari hasil yang mereka ciptakan.

Selain ketujuh aspek tersebut, ada juga aspek utama lainnya yang termasuk dalam penilaian kognitif seseorang, yakni:

  • Nalar dan berpikir logis;
  • Bilangan (numerical ability);
  • Tilikan keruangan (spatial factor); serta
  • Mengamati cepat dan cermat.

Tahapan Perkembangan Kemampuan Kognitif

Kognitif ini terjadi secara bertahap dan berproses. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami perkembangan signifikan baik fisik maupun kemampuan sebagai bagian dari proses tumbuh kembangnya.

Ada beberapa tahap perkembangan kognitif seseorang mulai kecil hingga dewasa. Fase-fase tersebut berasal dari teori Piaget yang dikembangkan oleh pakar biologi dan psikologi asal Swiss bernama Jean Piaget.

Dalam teorinya, ia menyebut ada beberapa tahapan kognitif, seperti:

1. Sensorimotor

Tahap ini berlangsung selama dua tahun awal kehidupannya (0-2 tahun). Saat itu, anak pertama kali berinteraksi dengan lingkungan sekitar menggunakan indera sensoriknya (seperti melihat, meraba, mencium, mendengar, dan merasa) serta melalui aktivitas fisik yang ia lakukan. 

Fase ini sudah terlihat sejak pertama kali seseorang itu lahir. Ia mulai reflek menggerakkan anggota tubuhnya, kemudian saat usia 2 tahun ia sudah bisa menggenggam, mengambil, menarik, dan melempar suatu benda.

Ia juga belajar sifat-sifat khusus benda, seperti cair dan padat, serta memahami kegunaan suatu benda untuk tujuan berbeda. Kemampuan ini penting sebagai awal terbentuknya cara berpikir secara simbolis.

2. Praoperasional

Tahap perkembangan ini terjadi pada usia 2-7 tahun. Saat itu, anak sudah punya kemampuan untuk melakukan kegiatan bersifat simbolis, seperti menggunakan telepon mainan untuk berpura-pura telepon, atau bermain peran seperti bapak ibunya.  

Selain itu, mereka umumnya juga sudah bisa menyusun puzzle, membangun rumah-rumahan, dan melakukan aktivitas kognitif lainnya.

Pada usia ini, anak sedang ada di tahap menyusun pikirannya. Cara berpikir mereka belum stabil dan tidak teratur sehingga fase kemampuan kognitif ini penting sebagai proses untuk mengembangkan cara berpikirnya. 

3. Operasi Konkret

Umur 7-12 tahun kemampuan berpikir rasionalnya sudah mulai berkembang dari sebelumnya. Mereka memiliki kemampuan untuk mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Dalam fase ini, anak juga mampu belajar, berpikir, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya lebih logis dari sebelumnya.

4. Operasi Formal

Anak mulai memasuki usia remaja hingga dewasa (12 tahun ke atas). Perkembangan cara berpikir mereka meningkat dari konkret ke abstrak dan lebih rasional.

Mereka mulai mampu mengembangkan kreativitas, mengemukakan ide, dan melakukan proses belajar ilmiah. Mereka mampu mengemukakan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.

Baca Juga : Perkembangan Kognitif: Pengertian, Teori dan Tahapannya

Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Kognitif

Menurut para ahli, ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif seseorang. Misalnya saja dalam teori Piaget, perkembangan kognitif ini dipengaruhi oleh pengalaman dari lingkungan sekitar dan kematangan.

Sementara itu, menurut Soemiarti dan Patmonodewo, kemampuan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan hubungan antar sel otak. Oleh karena itulah kondisi kesehatan dan gizi sangat perlu diperhatikan sejak dalam kandungan.

Selain itu, ada juga faktor lain yang disebut-sebut berpengaruh pada perkembangan kognitif seseorang, seperti:

  • keturunan,
  • lingkungan,
  • kematangan,
  • kebebasan,
  • minat dan bakat.

Contoh Kemampuan Kognitif

Mengajar di Kelas
Mengajar di Kelas | Sumber: pixabay.com

Berikut contoh kemampuan kognitif pada seseorang dalam proses pembelajaran:

  • Mengingat materi;
  • Memecahkan masalah;
  • Membangun gagasan atau ide;
  • Menghubungan hal satu dengan hal lain;
  • Mampu memahami konsep sebab akibat;
  • Mampu berpikir kritis;
  • Berpikir logis;
  • Berpikir sistematis;
  • Mampu menganalisa sesuatu;
  • Mampu berimajinasi;
  • Bisa melakukan evaluasi atau penilaian;
  • Mengenali huruf;
  • Memahami bacaan;

Cara Meningkatkan Kemampuan Kognitif 

Demi bisa mengembangkan kemampuan tersebut. ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, seperti:

  • Rajin membaca buku;
  • Mendengarkan musik;
  • Mengajak anak bermain kreatif, seperti bermain puzzle, bermain warna, dan bentuk;
  • Mengasah kreativitas dengan membuat karya seni dan kerajinan;
  • Melatih ingatan;
  • Lakukan olahraga secara rutin untuk bisa meningkatkan daya ingat;
  • Kelola stres dengan baik;
  • Tidur cukup; serta
  • Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Sudah Paham tentang Apa itu Kemampuan Kognitif?

Kognitif adalah kemampuan dasar pada diri seseorang. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan proses berpikir, memahami, dan  memecahkan suatu masalah yang berguna untuk menjalani hidup ke depan.

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengasah kemampuan ini sejak dini. Mulai dari hal-hal kecil seperti bermain, mendengarkan musik, sampai olahraga supaya bisa membantu meningkatkan cara berpikir seseorang.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page