Sadar atau tidak, patriarki adalah sebuah konsep sosial yang telah mendominasi banyak aspek kehidupan manusia selama ribuan tahun. Konsep ini mendorong pemahaman bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan laki-laki.
Walaupun ada simpang siur bahwa patriarki adalah pemahaman yang mendiskreditkan perempuan, namun dalam Islam hal ini cukup bertentangan. Kenapa bisa begitu? Mari simak penjelasan kajiannya menurut pandangan Islam di artikel ini!
Daftar ISI
Patriarki Adalah…?
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Istilah ini merupakan kata serapan dari bahasa Latin “patriarchia” yang merujuk pada aturan atau kepemimpinan dari ayah (rules of the father).
Berdasarkan definisinya di atas, sistem ini membuat peran laki-laki mendominasi berbagai fungsi yang ada dalam masyarakat. Bukan tidak mungkin pengaplikasiannya bisa masuk ke berbagai bidang, mulai dari organisasi sosial, agama, politik, dan juga ekonomi dari berbagai budaya yang berbeda.
Sistem ini bahkan muncul di berbagai belahan dunia pada waktu yang berbeda-beda. Secara historis, sistem patriarki adalah memberikan hak istimewa pada laki-laki dan terkadang memberikan dampak kekerasan terhadap perempuan.
Akibat posisi sosial kaum laki-laki yang lebih tinggi, menurut beberapa pihak sistem ini merugikan perempuan dalam berbagai sudut pandang. Dengan pandangan seperti itu, banyak yang kurang setuju dengan sistem sosial seperti ini.
Banyak pihak yang menyalahgunakan sistem ini untuk menindas kaum perempuan yang lebih lemah. Sehingga, menurut para feminis yang mengedepankan nilai emansipasi, seharusnya patriarki adalah konsep yang membuat perempuan juga bisa memiliki tempat kepemimpinan, minimal untuk dirinya sendiri.
Pandangan Islam Terkait Sistem Patriarki
Dalam Islam, sistem seperti ini juga cukup kental, apalagi cukup jelas bahwa beberapa dalam kitab suci Al Qur’an juga menjelaskan hal yang serupa. Tepatnya pada Surat An-Nisa ayat ke 34, yang menjelaskan terkait laki-laki merupakan pemimpin dari kaum perempuan.
Bahkan dalam ajaran Islam, sistem patriarki adalah salah satu pemahaman yang perlu manusia jalankan. Seperti halnya seorang ayah yang menanggung dosa dari istri dan anaknya, serta menjadi hukum tertinggi yang harus mengarahkan anak dan istrinya ke jalan yang benar.
Namun, sebagai agama yang mengedepankan cinta kasih, derajat perempuan juga harus tinggi atau setara dengan laki-laki. Bahkan, Nabi Muhammad SAW juga mengatakan untuk mengutamakan seorang ibu sebanyak 3 kali, baru kemudian ayah.
Belum lagi perlakuan Nabi Muhammad SAW pada istrinya, yang memanjakan dan memuliakannya dengan maksimal. Seperti menjalankan pekerjaan rumah, memberikan kasih sayang secara penuh, serta memberikan cinta kasih semaksimal mungkin.
Seharusnya, patriarki adalah konsep yang membuat para lelaki tetap sadar selaku pemimpin bahwa pastinya ada sosok perempuan yang mendukung segala kebutuhannya dari berbagai sisi. Ini juga yang mendasari pepatah bahwa selalu ada sosok perempuan hebat dibalik para tokoh hebat di dunia dalam bidang apa pun.
Sehingga secara pandangan Islam, seharusnya sistem patriarki adalah mengedepankan kesetaraan kedudukan dengan lelaki. Namun, ada anjuran tersendiri pada sistem keluarga yang mengharuskan laki-laki sebagai pemimpin.
Sejarah Perkembangan Patriarki dalam Islam
Dalam sejarah perkembangannya, sistem patriarki adalah konsep yang cukup erat dengan perspektif laki-laki dan perempuan di kehidupan masyarakat maupun sosial Islam. Pada masa sebelum Islam, masyarakat Arab merendahkan dan tidak memandang perempuan sebagai manusia.
Bahkan, ada banyak janin perempuan yang sengaja digugurkan, ibu-ibu teraniaya, dan kaum perempuan termarginalisasi. Situasi ini merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian utama bagi agama Islam di wilayah Arab pada periode tersebut.
Ajaran Islam datang ke muka Bumi untuk memberi pemahaman perlunya bersikap adil, setara, dan cinta kasih sesama manusia. Saling menghargai tanpa dasar status serta tak memandang buruk perbedaan jenis kelamin menjadi aspek pendorong bahwa patriarki adalah konsep yang salah.
Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah SWT juga mengajarkan sistem serupa dengan porsi yang semestinya. Tak sedikit yang berpendapat bahwa kedatangan Islam ke tanah Arab merupakan sebuah upaya mengoreksi budaya semena-mena yang masih berlaku di sana.
Namun, Islam mewajibkan untuk tetap memanusiakan kaum perempuan, terutama Ibu. Karena dari jasa beliaulah setiap manusia bisa tumbuh besar menjadi orang yang bermanfaat untuk sekitar.
Sebelum Islam masuk, perempuan dalam sistem patriarki adalah kaum lemah yang tidak memiliki hak besar atas ranah kepemimpinan. Umumnya, fokusnya hanya bertanggung jawab pada peran domestik dan reproduktif, sedangkan laki-laki pada peran publik.
Namun, pandangan Islam menganggap baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang seimbang dan memiliki peran dan porsinya masing-masing. Islam memandang seluruh umat dalam derajat yang sama di hadapan Allah.
Jenis Patriarki Adalah…?
Menurut pandangan Islam, sistem sosial seperti ini memang menempatkan laki-laki dalam kedudukan yang lebih tinggi sesuai porsinya. Tentunya porsinya dapat berbeda dari tiap jenisnya, seperti halnya:
1. Patriarki dalam Rumah Tangga
Sebelum Islam muncul di Bumi, kaum perempuan hanya bertanggung jawab pada peran domestik reproduktif, sedangkan laki-laki memiliki peran publik. Status dan peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga inilah merupakan salah satu bentuk patriarki.
Dalam rumah tangga, masyarakat mengibaratkan suami adalah surganya dari istri. Bahkan, sebatas izin keluar rumah saja, istri harus mendapatkan izin dari suami. Walaupun istri masih bisa menolak perintah suami jika perintah tersebut tidak mengarah pada kebaikan.
Dalam pandangan lain, suami juga memiliki keistimewaan untuk diperbolehkan melakukan poligami, sedangkan istri tak boleh sama sekali melakukan poliandri. Namun, tetap harus Anda garis bawahi bahwa syarat poligami yang berkaitan dengan konsep patriarki adalah mendapat izin dari istri serta dapat berlaku adil.
2. Patriarki dalam Organisasi Sosial
Dalam sistem organisasi sosial, masyarakat juga menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam politik, otoritas moral, hak sosial, dan penguasaan properti. Walaupun begitu, perempuan juga masih memiliki hak tersendiri untuk mendapatkan posisi setara jika memang memiliki kapabilitas.
Uniknya, pada kegiatan organisasi dan sosial, ada beberapa poin yang memang perempuan memiliki kapabilitas lebih besar. Sehingga, dalam hal ini perempuan masih memiliki keistimewaan dan bisa memiliki jiwa kepemimpinan tersendiri.
3. Patriarki dalam Agama
Sistem kepemimpinan dalam hal patriarki adalah juga berlaku dalam berbagai ajaran agama, nilai kebudayaan, sosial, dan politik. Sebut saja dalam ibadah sholat berjamaah, imam harus dari kaum laki-laki, kecuali jika seluruh makmumnya sama-sama perempuan.
Adapun dalam beberapa penafsiran agama, banyak pihak laki-laki yang mengambil peran besar. Tanpa Anda sadari, dalam Islam, semua 25 nabi adalah kaum laki-laki, meskipun setiap pria diwajibkan untuk menghormati kaum perempuan dengan sangat tinggi.
4. Patriarki dalam Ekonomi
Dalam dunia ekonomi, sistem patriarki adalah konsep yang cukup penting. Banyak kaum laki-laki yang lebih mendominasi kepemilikan dan pengambilan keputusan dalam bidang ekonomi. Walaupun pada beberapa sisi perbendaharaan dan urusan finansial, kaum perempuan lebih dominan.
5. Patriarki dalam Pendidikan
Pada takaran pendidikan, Islam memberikan peranan yang besar bagi kaum perempuan. Inilah yang mendasari ajaran bahwa ibu adalah sekolah pertama untuk anak. Hal ini bisa terjadi karena dalam keluarga, agama mengajarkan laki-laki memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah pada istri dan anaknya.
Selain itu, secara tingkat kedekatan, kaum ibu umumnya memiliki jiwa yang lebih “ngemong” dan lebih disiplin daripada kaum laki-laki. Sedangkan kaum laku-laki umumnya lebih santai, lebih keras, dan terkadang memiliki caranya sendiri untuk mengajarkan arti kehidupan untuk anak dan istrinya.
Baca Juga : Malam Satu Suro: Arti, Sejarah, Serta 5 Larangannya
Sistem Patriarki Adalah Konsep yang Menguntungkan Sekaligus Merugikan
Pada intinya, perlu Anda sadari bahwa memahami dan mengatasi patriarki adalah tanggung jawab bersama. Konsep ini bukan hanya tentang masalah gender, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan setara.
Untuk mencapai kesetaraan gender yang diharapkan, Anda perlu terus memerangi norma-norma sosial yang merugikan perempuan dan mendukung perubahan dalam budaya dan kebijakan. Bersama-sama, kita dapat mengubah konsep patriarki dan membawa dunia menuju masa depan yang lebih cerah.