Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki keberagaman adat istiadat dan budaya. Tak terkecuali dengan rumah adatnya yang cukup beragam. Setidaknya ada 7 rumah adat Jawa Barat yang masih dilestarikan sampai sekarang.
Apa Anda penasaran dengan jenis, ciri khas, dan keunikannya? Simak artikel ini untuk lebih lengkapnya!
Daftar ISI
7 Jenis Rumah Adat Jawa Barat
Tidak usah berlama-lama, berikut ini jenis rumah-rumah adat dari Jawa Barat yang perlu Anda ketahui:
1. Rumah Adat Togok Anjing
Pertama-tama, rumah adat Togok Anjing (Togog Anjing atau Tagog Anjing) adalah jenis rumah tradisional yang harus Anda ketahui. Ciri khas rumah adat ini yaitu bentuk atapnya berupa tagog anjing atau jago anjing yang mana merujuk pada posisi anjing ketika sedang duduk.
Atapnya memiliki dua bidang atap dengan batas berupa garis batang suhunan. Berdasarkan sejarah masyarakat Sunda, suhuan adalah istilah yang menggambarkan bagian rumah adat Jawa Barat yang mana terbuat dari sebatang kayu.
Bidang atap pertama umumnya lebih lebar dan berfungsi sebagai penutup ruangan. Sementara atap lain lebih sempit dan memiliki sisi-sisi sama panjang.
Bidang atap yang sempit tersebut memiliki fungsi untuk melindungi rumah dari sinar matahari atau air hujan. Selain itu, rumah adat Togok Anjing juga tidak memakai tiang penyangga pada sisi bawahnya.
Desain rumahnya sangat simple dan mungkin cukup familiar untuk Anda. Pasalnya, banyak gazebo-gazebo di Jawa Barat yang memiliki desain mirip rumah Togok Anjing.
2. Rumah Adat Buka Palayu
Anda bisa dengan mudah menjumpai rumah adat Buka Palayu di daerah Tomo, Sumedang, Jawa Barat. Rumah adat satu ini memiliki tata letak pintu yang sangat unik. Biasanya, letak pintu depan menghadap ke antara sisi bidang atap rumah.
Jadi, saat Anda melihat dari arah depan rumah, maka Anda bisa melihat dengan jelas seluruh garis suhuan. Garis tersebut melintang dengan kokohnya dari arah kiri ke kanan.
Rumah adat Jawa Barat Buka Palayu dibangun dengan tujuan untuk menghadapkan bangunan dan atap rumah ke arah jalan. Selain bernama Buka Palayu, rumah satu ini juga terkenal dengan nama Rumah Jure.
Nama Rumah Jure muncul karena bentuk atapnya yang memakai jure-jure. Jure-jure adalah batang kayu yang menghubungkan antara garis suhuan pada sudut rumah khas Jawa Barat.
3. Rumah Adat Kasepuhan Cirebon
Nah, rumah adat Kasepuhan Cirebon ini tidak hanya memiliki ciri khas dan keunikan, tapi juga memiliki filosofi mendalam. Berdasarkan sejarah, rumah adat Kasepuhan Cirebon pertama kali dibangun oleh Pangeran Cakrabuana di tahun 1529.
Pangeran Cakrabuana adalah putra Prabu Siliwangi yang merupakan raja agung Kerajaan Sunda Pajajaran. Sang Pangeran membangun rumah yang begitu mewah dan juga indah, berbeda dari rumah adat daerah lain.
Di masa lalu, prajurit kerajaan menggunakan rumah Kasepuhan Cirebon sebagai tempat pelatihan. Selain itu, ada ruangan khusus untuk proses pengadilan dan hukum adat. Fakta tersebut menunjukkan rumah Kasepuhan Cirebon memiliki fungsi yang sangat beragam.
Setidaknya ada empat bagian atau ruangan di rumah adat Jawa Barat Kasepuhan Cirebon. Pertama, jinem atau pendopo yang berfungsi sebagai tempat para punggawa kerajaan yang bertugas menjaga keselamatan sultan.
Kedua, pringgodani yang berfungsi sebagai tempat sultan memberi perintah pada bawahannya. Ketiga, prabayasa yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu istimewa. Terakhir, ruang kerja dan ruang istirahat sultan.
4. Rumah Adat Jawa Barat Jolopong
Berdasarkan bahasa Sunda, jolopong artinya tegak lurus atau terkulai. Nama tersebut merujuk pada bentuk atapnya yang terlihat seperti jolopong atau tegak lurus. Anda masih bisa lho menemukan rumah adat satu ini di wilayah Sumedang, Jawa Barat.
Ciri khas atap rumah Jolopong yaitu memiliki dua bidang yang dipisahkan oleh jalur suhunan. Jalur tersebut ada di bagian tengah bangunan sehingga terlihat begitu jelas.
Selain itu, rumah Jolopong juga memiliki ruang kosong di bawah bagunan rumah atau sering disebut kolong. Biasanya, tinggi kolong dari lantai yaitu kurang lebih 40 cm.
Fungsi utama kolong rumah yaitu sebagai tempat memelihara hewan seperti ayam. Namun, ada juga yang memanfaatkannya sebagai tempat untuk menyimpan alat pertanian.
Menurut para peneliti, bentuk atap rumah Jolopong yang sederhana merupakan awal mula bentuk atap rumah adat Jawa Barat lainnya. Pasalnya, bentuk atap tersebut mudah ditemukan di saung-saung yang sudah sangat tua. Masyarakat Jawa Barat membangun saung di sawah untuk beristirahat.
5. Rumah Adat Parahu Kumureb
Bagi Anda yang belum tahu, rumah Parahu Kumureb juga terkenal dengan nama Imah Perahu Kumureb oleh masyarakat Jawa Barat. Anda mungkin sudah bisa menebak bentuk rumah satu ini.
Ya, rumah adat Parahu Kumureb memiliki atap yang mirip dengan perahu terbalik. Namun, ada juga yang menyebutnya mirip dengan lesung terbalik sehingga disebut Jubleg Nangkub.
Secara sekilas, arsitektur rumah Parahu Kumureb cukup rumit. Atapnya berbentuk limas dari bahan ijuk. Sementara bangunan utamanya memakai bahan dasar kayu yang kuat dan kokoh.
Kemudian, area sisi-sisi dari rumah menggunakan bentuk berbeda-beda. Area sisi depan menggunakan bentuk trapesium, sedangkan sisi belakangnya berbentuk segitiga sama sisi. Masyarakat daerah Kampung Adat Kuta, Ciamis, Jawa Barat masih ada yang membangun rumah adat Jawa Barat ini.
Meskipun begitu, lebih banyak orang yang mulai meninggalkan model rumah Parahu Kumureb. Pasalnya, bentuknya yang bermacam-macam cukup sulit untuk dibangun. Selain itu, atapnya yang berdesain perahu terbalik juga mudah bocor jika sambungannya tidak tepat.
6. Rumah Adat Badak Heuay
Sekilas rumah adat Badak Heuay memiliki nama yang sangat unik, ya? Ketika Anda lihat dari samping, bagian atap rumah sangat mirip mulut badak yang menguap atau menganga.
Rumah adat Jawa Barat satu ini tidak memakai sambungan atap depan dan belakang atau yang lebih dikenal dengan istilah wuwung. Ada bagian atap yang lebih panjang di puncaknya. Bagian tersebut dikenal dengan nama rambu.
Kemudian, bagian depan rumah menggunakan golodog atau tangga dari kayu. Sementara dindingnya memakai anyaman bambu sederhana yang dikenal dengan sebutan bilik.
Desain arsitektur rumah adat Badak Heuay sebenarnya terlihat serupa dengan Togok Anjing. Perbedaannya hanya pada atapnya yang memiliki ciri khas masing-masing. Namun, keduanya sama-sama termasuk rumah panggung yang sederhana.
7. Rumah Adat Jawa Barat Julang Ngapak
Terakhir, rumah adat Julang Ngapak atau Julang Ngampak. Rumah adat satu ini memiliki atap yang mirip dengan burung julang saat mengepakkan sayap. Sangat menarik dan unik, bukan?
Ciri khasnya yaitu memiliki atap dengan dua sisi yang melebar. Pada bagian paling atas dari atap, terlihat desain berbentuk seperti huruf V. Ketika Anda lihat dari kejauhan, atap rumah sangat mirip dengan burung yang sedang mengepakkan sayap.
Seperti beberapa rumah adat Jawa Barat lainnya, rumah Julang Ngapak juga menggunakan golodog dari kayu atau bambu. Anak tangga golodog tersebut tidak banyak, biasanya hanya tiga buah anak tangga.
Hampir semua bahan yang digunakan untuk membuat rumah Julang Ngapak adalah bahan alami. Selain kayu dan bambu, masyarakat juga memakai daun rumbia atau ijuk sebagai atap. Semua bahan alami tersebut membuat interior dan eksterior rumah terlihat sangat tradisional dan khas.
Baca Juga : 7 Upacara Adat Jawa Barat, Fungsi dan Pelaksanaannya
Ciri Khas dan Keunikan Rumah Adat Jawa Barat
Setiap rumah adat dari daerah di Nusantara memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda. Begitu pula dengan rumah adat Jawa Barat. Berikut ini pembahasan mengenai ciri khas dan keunikannya:
1. Posisi Bangunan
Masyarakat Sunda mempercayai bahwa posisi bangunan rumah berpengaruh pada keharmonisan keluarga di dalamnya. Oleh sebab itu, rumah adatnya memiliki posisi bangunan yang khas.
Semua rumah harus menghadap ke timur atau barat. Apapun model atau jenis rumah yang akan dibangun, tidak boleh ada yang menghadap ke arah lain.
2. Lantai
Sebagian besar lantai rumah adat Jawa Barat menggunakan susunan bambu. Pemilihan lantai bambu dipicu oleh berbagai kelebihan seperti mudah ditemukan, sejuk, tidak panas, dan sirkulasi udara yang baik.
3. Dinding
Ciri khas dan keunikan dindingnya yaitu penggunaan bahan alami berupa anyaman bambu. Penggunaan bahan tersebut menunjukkan kesederhanaan. Selain itu, anyaman bambu memiliki banyak lubang yang membuat sirkulasi udara rumah lebih bagus.
4. Pintu
Rumah tradisional masyarakat Jawa Barat memiliki pintu yang serupa dengan dindingnya. Jadi, bahan untuk membuat pintu berupa kisi-kisi bambu atau kayu dengan banyak lubang. Tujuannya sama, yaitu agar sirkulasi udara bagus. Selain itu, pintu yang banyak lubang membuat rumah lebih terang.
5. Plafon
Rumah khas Jawa Barat memakai plafon dari bambu utuh. Ukurannya lebih besar jika Anda bandingkan dengan bagian rumah lainnya. Biasanya, bagian plafon rumah juga berguna untuk menyimpan barang yang jarang dipakai.Â
Baca Juga : 5 Macam Rumah Adat Jawa Tengah Paling Unik dan Ciri Khasnya
Yuk, Kenali Rumah Adat Jawa Barat yang Sangat Istimewa Ini!
Jika Anda telisik lebih mendalam, rumah adat Jawa Barat tidak hanya unik dan menarik, tapi juga memiliki filosofi mendalam. Secara umum, rumah adat tersebut merupakan penghormatan bagi alam sekitar. Pasalnya, banyak rumah yang memakai nama dengan unsur hewan atau tumbuhan.
Mempelajari rumah adat setiap daerah yang ada di Nusantara dapat menambah wawasan. Bahwa Indonesia merupakan negara yang unik dan memiliki keberagaman tinggi.
Ayo berkunjung ke daerah Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, atau Bandung untuk melihat rumah adatnya secara langsung! Meskipun sudah mulai berkurang, namun masih cukup banyak rumah-rumah yang berkonsep tradisional di Jawa Barat.