Kenali 10 Upacara Adat Kalimantan yang Unik dan Penuh Makna

Indonesia memang mempunyai banyak sekali keragaman budaya dan kearifan lokal yang tersebar di setiap daerah. Keragaman budaya ini mencakup pakaian, rumah, lagu daerah, dan upacara perayaan. Adanya upacara adat Kalimantan bisa menjadi contoh nyata daerah yang masih menjaga nilai-nilai budaya.

Setiap provinsi di Kalimantan memiliki berbagai macam upacara dengan tujuan tertentu, misalnya untuk perayaan acara keluarga, bisnis, maupun acara sosial lainnya. Ragam upacara ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Kalimantan dalam menarik perhatian turis mancanegara. Berikut ulasan lengkap seputar upacara adat beserta maknanya.

Upacara Adat Kalimantan

Upacara adat merupakan salah satu bagian dari tradisi yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Berikut ini beberapa macam upacara yang tersebar di sepanjang pulau Kalimantan, mencakup provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Selatan.

1. Upacara Adat Beluluh

Upacara Beluluh
Upacara Beluluh | Sumber gambar: kutaikartanegara.com

Beluluh merupakan upacara adat Kalimantan Timur. Beluluh berasal dari kata buluh artinya batang bambu yang mengacu pada singgasana sultan dan putra mahkota. Singgasana ini berbentuk balai bambu bertingkat tiga. Sementara kata luluh artinya musnah. 

Secara keseluruhan, upacara adat beluluh merupakan upacara yang bertujuan untuk penyucian sultan dan putra mahkota dari Kesultanan Kutai Kartanegara. Sultan dan putra mahkota ini merupakan pemimpin pemangku adat daerah Kutai yang terletak 80 km dari Samarinda.

Masyarakat setempat percaya bahwa upacara beluluh dapat menghancurkan semua unsur negatif yang ada di sekitar keluarga sultan. Oleh karena itu, terdapat semacam sesajen berupa peduduk dan tambak karang di balai yang akan ditempati oleh sultan. Kedua benda ini kemudian akan dibuang untuk menyingkirkan unsur negatif.

2. Upacara Adat Erau

Erau berasal dari bahasa eroh, artinya ramai atau riuh atau menggambarkan suasana penuh suka cita. Upacara adat Erau berasal dari Kalimantan Timur yang merupakan tradisi ritual dan pesta adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Biasanya, upacara Erau berlangsung bersamaan dengan hari jadi Kota Tenggarong.

Acara ini bertujuan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat sehingga suasananya sangat ramai. Ada banyak kegiatan yang mengandung makna yang bersifat sakral, ritual, dan hiburan. Acara ini juga berfungsi sebagai wujud rasa syukur atas limpahan hasil bumi yang didapatkan oleh rakyat Kutai.

Beberapa kegiatan dalam upacara ini antara lain mendirikan tiang kayu, letupan meriam, bersepah, barlimbut, dan pemberian gelar penghormatan. Sementara acara puncaknya adalah kegiatan saling menyiram antara masyarakat yang hadir dalam upacara. 

3. Upacara Adat Belian

Upacara Beliant Bawo
Upacara Beliant Bawo | Sumber gambar: Antaranews

Upacara adat Kalimantan timur yang selanjutnya adalah upacara Belian atau Beliant. Belian merupakan tradisi ritual untuk penyembuhan penyakit oleh masyarakat suku Dayak Benuaq. Ada dua macam upacara Beliant yang paling sering diselenggarakan yaitu Beliant Bawo dan Beliant Sentiu.

Apa perbedaan dari kedua upacara Belian tersebut? Belian Bawo adalah upacara penyembuhan dengan seorang tabib perempuan sebagai pemimpinnya. Biasanya bertujuan untuk melakukan pengobatan ringan seperti demam pada anak. 

Sedangkan Belian Sentiu adalah upacara Belian yang lebih besar dan terdapat satu atau lebih dari satu tabib yang memimpin. Belian Sentiu biasanya berlangsung selama 4 hari 4 malam.

Tidak hanya mengobati penyakit, upacara adat Belian juga bisa digunakan untuk kepentingan lainnya seperti mencegah terjadinya bencana alam, membuang sial, dan gagal panen. Sebelum melangsungkan upacara, biasanya ada acara penyembelihan beberapa ekor babi untuk mengambil darahnya.

4. Upacara Adat Mamapas Lewu

Mamapas Lewu
Mamapas Lewu | Sumber gambar: goodnewsfromindonesia.id

Beralih ke Kalimantan Tengah, salah satu upacara adat yang terkenal adalah Mamapas Lewu. Upacara Mamapas Lewu merupakan wujud manifestasi tatanan kehidupan dalam berinteraksi dengan komunitas sesama bagi masyarakat Dayak Kotawaringin Timur, terutama orang yang memeluk kepercayaan Kaharingan.

Oleh sebab itu, upacara Mamapas Lewu bertujuan untuk membersihkan alam dan lingkungan hidup, termasuk segala sesuatu dari hal buruk seperti bahaya, sial, wabah penyakit, dan lainnya. 

Lebih lanjut. upacara Mamapas Lewu bisa menjadi jalan untuk menyampaikan doa kepada Tuhan agar kehidupan di bumi terhindari dari segala musibah dan tercipta keharmonisan antar umat manusia dan alam.

Baca Juga : 6 Pakaian Adat Kalimantan Tengah, Dayak Ngaju

5. Upacara Adat Tiwah

Upacara Tiwah
Upacara Tiwah | Sumber gambar: pariwisataindonesia.id

Upacara adat Kalimantan Barat selanjutnya adalah upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak, khususnya suku Dayak Pedalaman penganut kepercayaan Kaharingan. 

Tradisi upacara kematian ini biasanya digelar bagi orang yang sudah meninggal dan dikuburkan lama sehingga mungkin hanya tersisa tulangnya. Tujuan dari upacara Tiwah adalah untuk meluruskan perjalanan arwah atau roh dari orang yang sudah meninggal ini agar bisa hidup damai dan tentram di Lewu Tatau (surga dalam bahasa Sangiang).

6. Upacara Adat Mallasuang Manu

Mallasuang Manu
Mallasuang Manu | Sumber gambar: wartaniaga.com

Mallasuang Manu adalah upacara adat yang berfungsi sebagai ritual khas untuk kaum pemuda di Suku Mandar, Kalimantan Selatan. Pelaksanaan ritual ini dengan cara melepaskan beberapa pasang ayam jantan dan betina. Masyarakat setempat yang mengikuti pun boleh memperebutkan ayam-ayam tersebut.

Tujuan dari pelepasan ayam ini adalah sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar segera mendapatkan jodoh. Selain itu, pelaksanaan dari ritual ini biasanya di sebuah pulau kecil berbentuk hati, sehingga dikenal sebagai Pulau Cinta. Luas Pulau Cinta hanya sekitar 500 m2 dan terdiri dari batu-batu besar serta pepohonan.

7. Upacara Adat Babalian Tandik dan Badudus

Babalian Tandik
Babalian Tandik | Sumber gambar: budaya-indonesia.org

Babalian Tandik juga termasuk upacara adat Kalimantan Selatan. Pelaksanaan tradisi ini berlangsung sekitar satu minggu dengan puncak acara yang berlangsung di ambang mulut goa. Puncak acara Babalian Tandik biasanya menggunakan sesaji pemotongan hewan kurban. Selanjutnya, terdapat upacara penutup yaitu upacara Badudus.

Upacara Badudus merupakan ritual yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga seseorang yang beralih dari masa remaja menuju dewasa. Penyelenggaraan upacara Badudus juga berlangsung saat acara pernikahan, penobatan seseorang, dan perempuan yang hamil tujuh bulan.

8. Upacara Adat Naik Dango

Upacara Naik Dango
Upacara Naik Dango | Sumber gambar: majalahmataborneonews.com

Selanjutnya, ada upacara adat Kalimantan Barat yaitu Naik Dango atau Gawai Dayak. Upacara Naik Dango adalah tradisi untuk menyampaikan rasa syukur terhadap Sang Pencipta atau Nek Jubata atas berkah yang diberikan kepada masyarakat, terutama hasil panen yang berlimpah.

Oleh karenanya, pelaksanaan upacara adat Naik Dango berlangsung secara rutin setiap tahun setelah masa panen. Caranya yaitu dengan menyimpan seikat padi yang baru dipanen di dalam lumbung padi (dango) dan dilakukan oleh setiap kepala keluarga dalam masyarakat Dayak yang bertani.

Nantinya, padi yang sudah tersimpan ini akan digunakan sebagai bibit padi pada penanaman bersama-sama selanjutnya. Lebih lanjut, upacara Naik Dango mencakup tiga aspek utama, yaitu kehidupan agraris, religius, dan kehidupan kekeluargaan.

9. Upacara Adat Pakanan Sahur Lewu

Pakanan Sahur Lewu berasal dari kata Pakanan yang artinya memberikan persembahan berupa sesajen kepada leluhur. Kata Sahur memiliki arti sebagai leluhur yang dipercaya mampu menjaga kehidupan manusia, memberikan kesehatan, keselamatan perdamaian, dan anugerah bagi yang mempercayainya. 

Sedangkan kata Lewu artinya kampung atau tempat bermukim suatu penduduk di kawasan tertentu. Orang yang berperan sebagai pemimpin upacara Pakanan Sahur Lewu adalah tokoh Agama Kaharingan atau disebut Basir. Menariknya, upacara ini juga sering melibatkan beberapa tokoh dan kelompok dari agama lain.

Jadi, selain memanjatkan rasa syukur kepada Sang Pencipta, upacara ini juga bisa menjadi sarana untuk menjalin semangat persaudaraan antara sesama manusia dan pemeluk agama di lingkungan masyarakat Suku Dayak.

10. Upacara Adat Dayak Manyanggar

Jenis upacara adat Kalimantan barat berikutnya adalah upacara Manyanggar. Upacara ini merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat Dayak untuk membentuk batas-batas berbagai aspek kehidupan dengan makhluk ghaib yang tidak kasat mata. 

Pasalnya, masyarakat Dayak percaya bahwa tidak hanya ada manusia di dunia ini, melainkan ada pula makhluk ghaib lainnya. Oleh karenanya, masyarakat perlu menetapkan batas agar tidak saling mengganggu kehidupan masing-masing. 

Ritual ini biasanya dilaksanakan ketika seseorang akan melakukan pembukaan lahan baru untuk pertanian maupun mendirikan bangunan tempat tinggal serta aktivitas berskala besar lainnya. Ini juga bisa menjadi bentuk penghormatan terhadap batasan kehidupan dengan makhluk lain agar tidak merasa terganggu.

Baca Juga : 5 Upacara Adat Sumatera Barat: Fungsi dan Cara Pelaksanaannya

Sudah Mengenal Ragam Upacara Adat Kalimantan?

Kesimpulannya, ada beberapa upacara adat yang tersebar di Kalimantan. Beberapa di antaranya adalah upacara adat Beluluh, Erau, Tiwah, dan Manyanggar. Upacara adat ini telah menjadi ciri khas yang harus kita lestarikan. Selain itu, upacara adat tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page