Pendiri Kerajaan Majapahit memiliki pengaruh kuat dalam berkembangnya salah satu kerajaan terbesar di wilayah Nusantara. Kerajaan ini memiliki sejarah hingga peninggalan-peninggalan yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini.
Artikel ini mengajak kamu untuk menelusuri sejarah, lokasi, raja-raja, dan peninggalan Kerajaan Majapahit. Yuk, baca sekarang sampai akhir!
Daftar ISI
Raden Wijaya Sang Pendiri Kerajaan Majapahit
Sang Nararya Sanggramawijaya merupakan nama asli dari Raden Wijaya. Ia adalah sosok pendiri kerajaan Majapahit.
Ayahnya adalah seorang pangeran dari Kerajaan Sunda Galuh bernama Rakeyan Jayadarma. Sementara ibunya, Syah Lembu Tal, adalah cucu dari Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari.
Raden Wijaya mewarisi keturunan kerajaan Sunda yang mengalir dalam darahnya. Ia sebenarnya memiliki peluang untuk mewarisi tahta Kerajaan Sunda Galuh. Namun, ia memutuskan untuk mengabdi di Kerajaan Singasari, tempat asal ibunya, pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.
Pilihan untuk mengabdi di Kerajaan Singasari bukanlah keputusan sembarangan dari Raden Wijaya. Ia sendiri merupakan menantu dari Raja Kertanegara.
Menurut Kitab Negarakertagama, Raden Wijaya menikahi empat putri Kertanegara. Putri-putri tersebut antara lain Gayatri, Jayendradewi, Narendraduhita, dan Tribhuwaneswari. Tribhuwaneswari adalah permaisuri yang terpilih, sementara tiga lainnya menjadi selir Raden Wijaya.
Namun, pada Kitab Pararaton tertulis bahwa Raden Wijaya hanya menikahi dua dari putri Kertanegara dan juga seorang putri dari Kerajaan Dharmasraya di Sumatera. Putri tersebut bernama Dara Petak.
Putri Dara Petak kemudian ikut dalam ekspedisi Raden Wijaya atau lebih terkenal dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu di tanah Melayu antara tahun 1275 hingga 1286 M.
Raden Wijaya memiliki seorang putra yang bernama Jayanegara dari pernikahannya dengan Dara Petak. Dari selirnya yang bernama Gayatri, Raden Wijaya memiliki dua putri, yakni Dyah Ditarja atau Tribhuwana Wijayatunggadewi serta Dyah Wiyat atau Rajadewi Maharajasa.
Jayanegara nantinya akan meneruskan kekuasaan ayahnya sebagai raja kedua Kerajaan Majapahit. Sementara itu, Tribhuwana Wijayatunggadewi akan menjadi penguasa ketiga dalam sejarah Kerajaan Majapahit.
Sejarah Kerajaan Majapahit
Terjadi pemberontakan terhadap Kerajaan Singasari oleh Jayakatwang pada tahun 1292 M. Ia adalah seorang Bupati Gelang-gelang di sekitar wilayah Madiun saat ini. Dalam rencana pemberontakannya, Jayakatwang mengirim pasukan yang bernama Jaran Guyang untuk menyerang Singasari dari arah utara.
Raja Kertanegara yang telah mendengar rencana tersebut segera memerintahkan menantunya, yaitu Raden Wijaya, untuk memimpin pasukan Singasari dalam menghadapi ancaman tersebut.
Raden Wijaya pada akhirnya pun berhasil mengalahkan pasukan Jaran Guyang. Namun, ternyata serangan tersebut hanyalah taktik pengalihan Jayakatwang.
Pasukan utama Jayakatwang bergerak menuju ibu kota Singasari yang saat itu berada di sekitar Malang, tempat Raja Kertanegara bersemayam.
Saat itu pasukan Jayakatwang berhasil merebut istana. Raja Kertanegara tewas dalam insiden tersebut. Di sisi lain, pasukan yang di bawah pimpinan Raden Wijaya juga mengalami kekacauan setelah mengetahui jatuhnya Singasari dan kematian Kertanegara.
Berdirinya Kerajaan Majapahit
Pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya, melarikan diri ke dalam hutan rimba di sekitar aliran Sungai Brantas bersama beberapa pengikut setia yang masih tersisa. Ia berusaha untuk membuka daerah hutan di sekitar Sungai Brantas tersebut.
Daerah tersebut kemudian berkembang pesat menjadi sebuah kerajaan yang bernama Majapahit. Nama Majapahit berasal dari buah maja yang tumbuh subur di hutan tempat Raden Wijaya dan pengikutnya berlindung.
Dengan dukungan dari panglima setia seperti Arya Wiraraja, Nambi, Kebo (Mahisa) Anabrang, Lembu Sora, dan lainnya, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang.
Ia juga mendapatkan bantuan pasukan utusan dari Kekaisaran Mongol yang tiba di Jawa. Kubilai Khan, penguasa Kekaisaran Mongol saat itu, mengirimkan pasukannya ke Jawa untuk menyerang Kerajaan Singasari yang ternyata telah dikuasai oleh Jayakatwang.
Setelah mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Mongol dan menghancurkannya. Pada tahun 1293, Raden Wijaya menyatakan berdirinya Kerajaan Majapahit dengan pusat pemerintahan di Mojokerto.
Ia menjadi raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309). Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan saat cucunya, Hayam Wuruk, memerintah sebagai Sri Rajasanagara (1350-1389).
Hayam Wuruk didampingi oleh mahapatih terkenal, Gajah Mada. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan Majapahit berkembang menjadi imperium besar yang menguasai wilayah Nusantara dan sekitarnya.
Lokasi Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur. Ini juga didukung dengan adanya bukti peninggalan sejarah di daerah tersebut.
Menurut Kitab Negarakertagama, awalnya, wilayah Majapahit adalah kota kecil yang berdiri di daerah Tarik.
Mulanya daerah tersebut adalah hutan belantara. Kemudian, Aria Wiraraja mengorganisir orang-orang untuk membuka hutan tersebut. Daerah tersebut kemudian tumbuh menjadi sebuah desa yang bernama Majapahit
Pada periode awal, Kerajaan Majapahit hanya mencakup sebagian wilayah Jawa Timur yang dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Singasari.
Lokasi Kerajaan Majapahit di Tarik dapat terbukti karena adanya Situs Medowo di Dusun Kedung Klinter, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Sidoarjo.
Pada tahun 1319 M, Keraton Majapahit di Tarik berhasil dikuasai akibat pemberontakan Kuti. Menurut keyakinan Jawa Kuno, ketika terjadi penodaan di ibukota kerajaan, raja yang memerintah harus memindahkan ibukota.
Raja Jayanegara yang memimpin saat itu memutuskan untuk memindahkan kerajaan ke Trowulan pada tahun 1328. Pemindahan ini teridentifikasi melalui arca Wisnu di Bubat, seperti yang tercatat dalam Kitab Negarakertagama.
Berdasarkan catatan Ma Huan, Ibukota Majapahit di Trowulan hancur pada tahun 1478 saat Girindrawardhana berhasil mengalahkan Kertabumi. Setelah itu, pemerintahan Majapahit pun berpindah ke Daha Kediri.
Kerajaan Majapahit kemudian terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian timur dan barat. Bagian timur mencakup wilayah Lumajang. Sementara bagian barat mencakup Kediri, Singasari, Jenggala, dan Madura.
Silsilah Raja
Terdapat beberapa raja yang memimpin pemerintahan selama berdirinya Kerajaan Majapahit, di antaranya sebagai berikut:
- Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana sebagai raja pertama dan pendiri kerajaan Majapahit (1293-1309)
- Kalagamet/Sri Jayanagara (1309-1328)
- Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
- Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara (1350-1389)
- Wikramawardhana (1389-1429)
- Suhita/Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447)
- Kertawijaya/Brawijaya I (1447-1451)
- Rajasawardhana/Brawijaya II (1451-1453)
- Purwawisesa/Girishawardhana/Brawijaya III (1456-1466)
- Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV (1466-1468)
- Bhre Kertabumi/Brawijaya V (1468-1478)
- Girindrawardhana/Brawijaya VI (1478-1489)
- Patih Udara/Brawijaya VII (1489-1527)
Bukti Peninggalan Kerajaan Majapahit
Setelah kamu mengetahui pendiri kerajaan Majapahit dan sejarahnya, berikut ini adalah ulasan mengenai beberapa peninggalan dari kerajaan Majapahit. Adapun bukti-bukti peninggalan Majapahit tersebut adalah sebagai berikut.
1. Naskah
- Kitab Pararaton
- Kitab Negarakertagama
- Kitab Sundayana
- Kitab Usana Jawa
- Kitab Sutasoma
- Kitab Arjunawiwaha
- Kitab Prapanca
- Kitab Kunjarakarna
- Kitab Usana Bali
- Kitab Ranggalawe
- Kitab Panjiwijayakrama
2. Struktur bangunan
- Candi Cetho (Karanganyar, Jawa Tengah)
- Candi Tikus (Desa Bejijong, abad ke-13 atau 14 M)
- Candi Sukuh (Desa Berjo, tahun 1437 M)
- Candi Waringin Lawang (Trowulan, tahun 14 M)
- Candi Bajang Ratu (Desa Temon, abad ke-14 M)
- Candi Brahu (Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, abad ke-15 M)
- Candi Jabung (Paiton, Probolinggo tahun 1354 M)
- Candi Wringin Branjang (Desa Gandungan, Blitar)
- Candi Pari (Porong, Sidoarjo, tahun 1371 M)
- Candi Surawarna (Desa Canggu, Kediri, abad ke-14 M)
3. Naskah sejarah
- Babad Parahyangan
- Babad Tanah Jawi
- Babad Serat Sunda
4. Prasasti
- Prasasti Kudadu (1294 M)
- Prasasti Sukamerta (1296 M)
- Prasasti Balawi (1305 M)
- Prasasti Waringin Pitu (1447 M)
- Prasasti Canggu (1358 M)
- Prasasti Karang Bogem (1387 M)
- Prasasti Katiden I (1392 M)
- Prasasti Alasantan (939 M)
- Prasasti Kamban (941 M)
- Prasasti Hara-hara (Trowulan VI) (966 M)
- Prasasti Wurare (1289 M)
- Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M)
- Prasasti Canggu (Trowulan I)
5. Catatan dari Luar Negeri
- Catatan dari Dinasti Ming
- Catatan dari Dinasti Tang
Itulah beberapa bukti peninggalan dari kerajaan Majapahit. Selain itu, kamu juga dapat menjelajahi peninggalan sejarah tersebut hingga saat ini, lho.
Tempat wisata di sekitar wilayah Kerajaan Majapahit, seperti Candi Wringin Lawang, Museum Trowulan Mojokerto, dan Maha Vihara Majapahit bisa kamu kunjungi.
Baca Juga : Sejarah Pendiri Kerajaan Aceh dan 5 Contoh Peninggalannya
Sudah Tahu Pendiri Kerajaan Majapahit dan Sejarahnya?
Pendiri Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Lokasi kerajaan yang strategis di Jawa Timur dan wilayah-wilayah sekitarnya memberikan kontrol atas jalur perdagangan penting dan menguatkan pengaruh politiknya.
Peninggalan Majapahit menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan ini. Tidak hanya memberikan wawasan tentang sejarah Majapahit, tetapi peninggalan ini juga menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia.