Sejarah Penemu Baterai dan Perkembangan yang Menakjubkan

Sejak pertama kali ditemukan, baterai telah menjadi salah satu inovasi paling penting dalam kehidupan modern yang memungkinkan kita menggunakan perangkat elektronik portabel dan menghadirkan revolusi transportasi listrik. Semua itu tidak terlepas dari kisah hidup dan tangan dingin penemu baterai, Alessandro Volta.

Dari penemuan awal Alessandro Volta pada tahun 1800 hingga inovasi terbaru, baterai terus berkembang pesat. Tak ada ruginya jika Anda mengenal lebih dalam terkait kisah sejarah penemuan baterai dengan membaca artikel ini.

Biografi Alessandro Volta, Sang Penemu Baterai

Alessandro Volta
Alessandro Volta | Sumber Gambar: Kompas.com

Lahir pada 18 Februari 1745 di Como, Italia, Alessandro Volta adalah seorang ilmuwan dan fisikawan terkemuka pada zamannya. Ia memiliki minat yang kuat dalam bidang listrik dan eksperimen ilmiah. 

Sebelum menjadi penemu baterai, Volta terkenal karena mengembangkan teori tentang kapasitas listrik dan elektromagnetisme. Pada tahun 1774, ia menjadi profesor Fisika di Universitas Pavia dan mendapat pengakuan sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah. 

Kemudian, di tahun 1776 Volta berhasil menemukan sekaligus mengisolasi senyawa gas metana terkait kelistrikan. Sehingga, pada tahun 1800, Volta mendapat penghargaan Medali Copley oleh Royal Society of London atas kontribusinya yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan.

Sejarah Penemu Baterai 

Alessandro Volta Bereksperimen dengan Penemuannya
Alessandro Volta Bereksperimen dengan Penemuannya | Sumber Gambar: Kompas.com

Pada tahun 1749, Benjamin Franklin adalah ilmuwan yang pertama kali menggunakan istilah “baterai” untuk menjelaskan rangkaian kapasitor yang berguna dalam penelitian listriknya. Istilah ini kemudian berguna untuk menggambarkan sel elektrokimia yang terhubung untuk menghasilkan tenaga listrik. 

Pada tahun 1938, seorang arkeolog bernama Wilhelm Koning menemukan beberapa pot tanah liat yang aneh saat menggali di Khujut Rabu, di luar Baghdad, Irak. Pot-pot berukuran sekitar lima inci (12,7 cm) itu berisikan batang besi yang terlapisi tembaga dan diperkirakan berasal dari tahun 200 SM. 

Koning menganggap pot-pot tersebut sebagai jenis baterai kuno lantaran pot terisi zat asam seperti anggur dan cuka. Penemuan ini memicu pembuatan replika pot yang menghasilkan muatan listrik, dan banyak yang percaya baterai Baghdad mungkin bermanfaat dalam ritual keagamaan, pengobatan, dan pelapisan logam. 

Tahun 1799, fisikawan Italia Alessandro Volta menciptakan baterai pertama dan menjadi penemu baterai paling terkemuka dalam sejarah. Volta menumpuk lapisan perak, kain, atau papan tulis yang terendam dalam air garam, sehingga tumpukan tersebut menghasilkan listrik berkelanjutan yang terkenal sebagai “baterai volta”. 

Perkembangan Sejarah Penemu Baterai

Meskipun bukan perangkat pertama yang mampu menghasilkan listrik, baterai volta menjadi perangkat pertama yang dapat memancarkan arus stabil dan tahan lama. Hanya saja, penemuan tersebut memiliki kelemahan bahwa ketinggian tumpukan logam tergolong terbatas.

Selain itu, berat tumpukan logam tersebut akan menghilangkan air garam dengan cepat, sehingga logam jadi mudah terkorosi. Namun, untuk menyelesaikan permasalahan penemu baterai tersebut, ahli kimia asal Inggris, John Frederic Daniell, menemukan sel yang ia beri nama sebagai sel Daniell pada tahun 1836.

Sel Daniell ini terdiri dari pelat tembaga dan seng yang Daniell letakkan di dalam tabung gelas yang mana sebelumnya berisikan larutan tembaga sulfat dan seng sulfat. Penemuan tersebut relatif jauh lebih aman daripada baterai volta. 

Pada masa itu, penemuan Daniell banyak bermanfaat dalam pembuatan telepon dan bel pintu generasi awal. Eksplorasi dalam pengembangan baterai terus berlanjut hingga ada penemuan sel bakar pertama oleh William Grove. 

Pada tahun 1839, inovasinya berhasil menghasilkan aliran listrik dengan mengombinasikan oksigen dan hidrogen. Tak berhenti sampai di situ, pada tahun 1859, Gaston Plante yang merupakan seorang ilmuwan Perancis menggagas penemuan revolusioner dengan menciptakan baterai timbal-asam. 

Baterai ini, yang kemudian terkenal sebagai aki, menandai penemuan pertama dalam kategori baterai sekunder atau dapat diisi ulang. Hingga saat ini, penemuan Plante masih menjadi fondasi utama untuk aki yang berguna dalam kendaraan bermotor, seperti mobil dan motor.

Penelitian baterai terus berlanjut hingga pada tahun 1881, ilmuwan bernama Carl Gassener menciptakan produk baterai sel kering pertama yang mengandung elektroda negatif. Berdasarkan kesuksesan penelitian tersebut, Dry Cell Kolombia adalah baterai komersial pertama yang dijual di Amerika Serikat pada tahun 1998.

Prinsip Kerja Baterai

Prinsip Kerja Baterai
Prinsip Kerja Baterai | Sumber Gambar: Researchgate.net

Berdasarkan hasil penelitian lanjutan penemu baterai oleh para ahli modern, diketahui bahwa baterai bekerja berdasarkan dua prinsip yang berbeda namun saling terkait, yaitu pengisian dan pengosongan. Apakah itu?

Prinsip pengisian melibatkan proses mengisi ulang energi kimia dalam baterai yang telah digunakan, sehingga baterai dapat menghasilkan listrik lagi. Kemudian, prinsip pengosongan melibatkan konversi energi kimia menjadi energi listrik melalui reaksi elektrokimia. 

Energi listrik yang dihasilkan kemudian digunakan oleh perangkat elektronik, sementara energi kimia dalam baterai berkurang atau habis. Hasil dari penelitian dan pengembangan lanjutan yang ada kini dapat dinikmati secara langsung oleh kita semua. 

Penggunaan laptop atau smartphone adalah contoh konkret dari manfaat penelitian penemu baterai, dan perlu mencatat bahwa pengembangan baterai masih berlanjut hingga saat ini.

Jenis-jenis Baterai

Berdasarkan sejarah penemu baterai, terlihat bahwa berbagai jenis baterai telah berkembang untuk memenuhi kebutuhan khusus dan mendukung berbagai aplikasi. Berikut adalah beberapa jenis umum baterai:

1. Baterai Zinc-Carbon

Baterai ini menggunakan seng sebagai pembungkus dan elektroda negatif, sementara karbon berfungsi sebagai elektroda positif. Contohnya adalah baterai tabung yang sering digunakan untuk jam dinding dan remote TV.

2. Alkalin

Baterai alkalin menghasilkan energi yang lebih banyak jika Anda bandingkan dengan baterai zinc-carbon dengan ukuran yang sama. Baterai ini lebih tahan lama, tetapi biasanya memiliki harga yang lebih tinggi. Sehingga, para penemu baterai menggunakannya untuk tujuan khusus.

3. Lithium-Ion (Li-ion)

Baterai Li-ion sangat umum digunakan dalam perangkat elektronik portabel seperti ponsel dan laptop. Baterai ini memiliki kapasitas besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan berat yang ringan. Selain itu, baterai Li-ion juga memiliki tingkat pengisian yang lebih tinggi jika Anda bandingkan dengan baterai NiCd.

4. Nikel-Kadmium (NiCd)

Baterai NiCd menggunakan nikel sebagai katoda dan kadmium sebagai anoda. Baterai ini dapat terisi ulang hingga 1.000 kali dan menghasilkan daya yang lebih tinggi daripada baterai alkalin.

5. Asam-Timbal

Baterai asam-timbal terdiri dari oksida timbal sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang terendam dalam larutan asam H2SO4. Baterai dengan tipe basah, hybrid, dan kering ini berguna untuk kendaraan bermotor, karena dapat menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi. 

Baca Juga : Penemu Benua Amerika Sebelum Columbus, Ini Penjelasannya!

Sudah Tahu Sejarah Perkembangan dan Penemu Baterai?

Dalam sejarah perkembangannya, penemu baterai seperti Alessandro Volta telah memberikan kontribusi besar. Tentu saja kontribusi dalam mengembangkan teknologi baterai yang kita kenal saat ini. 

Dari penemuan tumpukan Volta hingga perkembangan baterai modern seperti lithium-ion, baterai telah memainkan peran penting dalam memungkinkan penggunaan perangkat elektronik sehari-hari. Kita sebagai generasi modern harus menghargai setiap wujud penemuan baterai yang ada.

Misalnya tidak menggunakan baterai secara berlebihan ketika tidak terlalu dibutuhkan, pilih produk baterai yang memang berkualitas dan aman, hingga tidak membuang limbah baterai sembarangan. Semoga artikel ini bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page