Asas Dasar Penilaian: Pengertian, Prinsip, Jenis, dan Faktor-faktornya

Sebuah perusahaan harus mempunyai auditor yang bertugas mengurus pembukuan keuangan. Jika perusahaan berhasil melakukan audit, baik internal maupun eksternal, maka akan menjadi nilai tambah khususnya bagi klien dan konsumen. Maka dari itu, proses audit harus berdasarkan judgement atau asas dasar penilaian.

Pengertian

Asas dasar penilaian merupakan pendapat dengan berdasarkan bukti atau fakta yang sudah ditemukan. Tujuannya agar bisa memperhatikan hal-hal yang sifatnya tersirat. 

Misalnya, asas tersebut dapat menjelaskan adanya pengecekan mengenai kualitas sebuah sistem internal kontrol pada audit dengan mengacu pada penilaian auditor terhadap situasi tertentu.

Pada proses auditing, sebuah asas dasar penilaian bisa diartikan sebagai kebijakan auditor untuk memberikan pendapat seputar informasi yang mereka temukan ketika menjalankan proses audit. Umumnya pendapat auditor tersebut berupa gagasan, ide, maupun estimasi terkait objek audit.

Seorang auditor juga perlu memberikan informasi dengan berdasarkan fakta. Hal ini karena bisa berpengaruh terhadap penilaian audit untuk melihat apakah memang sudah sesuai fakta atau sebaliknya. Untuk itu, auditor harus punya sifat amanah sehingga proses audit benar-benar dilakukan berdasarkan kondisi yang ada.

Prinsip Asas Dasar Penilaian dalam Akuntansi

Dalam memberikan penilaian, auditor harus memegang beberapa prinsip berikut ini:

1. Cost Principles

Ini merupakan prinsip yang digunakan untuk mencatat aset untuk jumlah kas masing-masing baik aset dibeli maupun diperoleh. Jumlah aset yang sudah dicatat tidak bisa ditingkatkan untuk kebutuhan peningkatan nilai pasar (inflasi) serta tidak bisa diperbarui agar mencerminkan penyusutan. 

Meskipun catatan keuangan kerap menemukan adanya peningkatan nilai aset maupun penyusutan, akan tetapi cost principles akan terus sama. 

Cost principles atau biaya historis merupakan pencatatan yang sederhana. Penerapan biaya historis ini memang terkenal sederhana serta memudahkan dalam proses pelacakan. Hal ini karena prinsip tersebut hanya berlaku pada biaya awal suatu aset sehingga cukup mencatat nilai awalnya saja. 

2. Revenue Recognition Principles

Prinsip asas dasar penilaian yang kedua yaitu revenue recognition principles. Pada prinsip ini, pendapatan merupakan hasil penjualan barang/jasa. Pendapatan inilah yang nanti akan menghasilkan harta.

Kemudian, aliran harta harus selalu dihitung berdasarkan jangka waktu tertentu. Pada prinsip ini, Anda harus “mengakui” uang masuk sebagai pendapatan/penghasilan. Contohnya, pada bulan Juni Anda menjual baju hingga mendapatkan Rp4 juta. Jumlah tersebut yang harus Anda akui sebagai hasil pendapatan.

3. Matching Principles

Matching principles adalah prinsip dasar akuntansi yang juga terkenal dengan istilah prinsip pencocokan. Pada prinsip tersebut, biaya harus dihubungkan dengan pendapatan pada periode akuntansi sama, meskipun di akhir biaya tersebut bisa dibayar di periode berikutnya.

Besarnya pendapatan maupun beban pada periode yang tepat bisa dicatat pada opsi cash basis maupun accrual basis yang dipakai dalam melaporkan beban dan pendapatan di dalam laporan untung-rugi. Laporan tersebut dibuat berdasarkan periode di mana uang kas sudah diterima baik untuk pendapatan atau pembayaran beban. 

Besarnya rugi atau laba bersih yang dihasilkan berdasarkan selisih pendapatan dan beban dapat mengindikasikan total uang kas bersih untuk net income maupun net loss

Sementara itu, pada accrual basis baik beban atau pendapatan dilaporkan di dalam untung-rugi. Akan tetapi, laporan tersebut dibuat berdasarkan periode pendapatan serta beban tanpa melihat arus kas yang masuk dan keluar. 

Melalui accrual basis, beban yang berhubungan dengan pencapaian pendapat tetap harus dilaporkan pada periode yang sama ketika pendapat tersebut diakui. Konsep pelaporan beban dan pendapatan pada periode yang sama inilah yang disebut matching concept.

Fungsi

Dalam segala hak terkait pembukuan keuangan, sudah tentu punya fungsi utama. Misalnya asas dasar penilaian sebagai judgement yang dibutuhkan di dalam proses audit. Hal ini karena bukti tidak bisa dilakukan secara keseluruhan.

Umumnya, bukti tersebut dipakai untuk membuktikan kebenaran terhadap sebuah pernyataan auditor mengenai laporan keuangan yang diaudit. Jadi, audit judgement bisa berpengaruh terhadap hasil akhir pelaksanaan audit.

Ketika pelaksanaannya tidak dapat berjalan lancar, kondisi tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap perusahaan. Auditor bisa dikatakan berkualitas ketika telah memenuhi beragam standar atau ketentuan yang berlaku dalam pengauditan.

Jenis Asas Dasar Penilaian Audit

Terdapat tiga macam judgement atau asas dasar penilaian audit:

1. Operational Audit

Pada jenis ini, penerapan audit dilaksanakan berdasarkan efisiensi serta efektivitas dari operasional perusahaan. 

Bukti atau fakta yang dikumpulkan berkaitan dengan operasional perusahaan tersebut dibandingkan dengan kebijakan atau standar yang sudah menjadi ketetapan perusahaan. Kemudian hasilnya dalam bentuk rekomendasi yang disampaikan ke pihak perusahaan.

2. Compliance Audit

Penerapan compliance audit bertujuan untuk menentukan seperti apa tingkat kepatuhan auditor pada prosedur, peraturan, atau regulasi yang sudah menjadi ketetapan. Hasil compliance audit akan dilaporkan ke pihak manajemen mengenai tingkat kepatuhan perusahaan pada regulasi dan prosedur.

3. Financial Statement Audit

Pada penerapannya, auditor bertugas untuk menentukan seperti apa tingkat kesesuaian dan kewajiban antara laporan keuangan dan standar akuntansi seperti GAAP, IFRS, atau PSAK. 

Tingkat kewajaran sebuah laporan keuangan juga ditentukan dengan melihat bukti yang telah didapatkan auditor. Kemudian hasilnya dituangkan pada laporan audit yang di dalamnya terdapat pendapat auditor.

Faktor yang Berpengaruh terhadap Asas Dasar Penilaian

Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi asas ini yaitu:

  • Pengalaman auditor: perusahaan harus menunjuk auditor berkualitas karena berpengaruh pada hasil auditnya.
  • Pengetahuan auditor: auditor yang menguasai hal seputar pekerjaannya akan membuat proses auditing menjadi lancar dan mampu mendeteksi kesalahan dengan lebih baik.
  • Tekanan ketaatan: tekanan yang didapatkan auditor junior dari auditor senior juga bisa berpengaruh yang berakibat pada hilangkan kredibilitas.
  • Kompleksitas tugas: auditor yang mengalami kesulitan karena yang diaudit tidak terstruktur akan berpengaruh terhadap hasil akhir pengauditan.

Kesimpulan

Sudah paham seputar asas dasar penilaian? Jadi judgement ini perlu diperhatikan auditor sehingga proses audit yang dilakukannya mampu berjalan lancar tanpa kendala. Semoga bermanfaat.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page