Pengertian Distribusi – Tujuan, Sistem, Strategi, hingga Contohnya

Distribusi merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang sudah pasti familiar bagi para pengusaha dan juga masyarakat umum. Secara umum, kegiatan ini merupakan proses pengiriman atau penawaran suatu produk dan/atau jasa kepada pihak ketiga hingga sampai ke tangan konsumen.

Nah, untukmu yang penasaran dan ingin tahu lebih banyak seputar aktivitas ekonomi yang satu ini, mulai dari pengertian, tujuan, hingga contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Simak ulasan selengkapnya dalam artikel di bawah ini, ya!

Pengertian

Istilah distribusi sudah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi, khususnya di bidang pemasaran atau marketing. Oleh karena itulah, dibutuhkan pengetahuan yang luas terkait sistemnya. Khususnya bagi para pelaku bisnis.

Singkatnya, distribusi merupakan proses pengiriman barang dari satu pihak ke pihak lainnya atau bisa juga diartikan sebagai upaya pemindahan barang dari satu titik ke titik lain dengan tujuan tertentu. Baik itu dipindahkan untuk keperluan dijual, dikonsumsi, ataupun dipindahkan untuk diolah kembali menjadi jenis barang lainnya.

Merujuk dalam istilah ekonomi, kegiatan ini disebut sebagai proses menyalurkan hasil produksi barang dan/atau jasa kepada konsumen ataupun sebagai proses perpindahan barang dari produsen ke tangan konsumen.

Pada intinya, proses ini menjadi salah satu upaya perpindahan barang yang dilakukan dari satu titik ke titik lain dalam proses ekonomi. Dengan berbagai macam tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat.

Adapun berbagai pengertian distribusi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut.

  • Menurut Oentoro: Kegiatan pemasaran yang berusaha untuk memperlancar dan juga mempermudah penyampaian barang dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Jadi, penggunaannya akan disesuaikan dengan jenis, jumlah, harga, tempat, serta waktu yang diperlukan.
  • Menurut Basu Swastha: Saluran pemasaran yang digunakan oleh si pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen. 
  • Menurut Assauri: Kegiatan memindahkan produk dari sumber ke tangan konsumen tingkat akhir, dengan saluran pengiriman pada waktu yang tepat.
  • Menurut Soekartawi: Aktivitas penyaluran atau pengiriman barang dan/atau dengan tujuan agar bisa sampai ke tangan konsumen dengan baik.

Adapun orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan dengan distributor. Dalam kegiatan ini, ada beberapa aspek fisik dan non fisik yang perlu dilakukan, agar proses pemasaran bisa berjalan lancar. 

Aspek fisik berkaitan erat dengan lokasi pemindahan dan juga penyaluran produk. Sedangkan aspek non fisik berkaitan dengan pengetahuan produsen atau penjual tentang apa saja yang diinginkan oleh konsumen. Tak hanya itu saja, konsumen juga harus mengetahui produk apa yang dijual oleh produsen tersebut.

Fungsi dan Tugas

Setelah menyimak penjelasan singkat tentang pengertian kegiatan distribusi, berikut ini adalah berbagai fungsi dan juga tugas pokoknya dalam kegiatan ekonomi yang perlu dipahami:

1. Pengangkutan atau Transportasi

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di sebuah negara, maka akan semakin bertambah juga kebutuhan terhadap suatu produk, khususnya pada produk yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

Oleh karena itulah, produk barang harus bisa disalurkan ke berbagai tempat. Penyaluran ini sudah pasti membutuhkan alat transportasi yang memadai untuk mengangkut semua produk tersebut, agar bisa segera sampai ke tangan konsumen.

2. Penjualan atau Selling

Dalam strategi pemasaran, kegiatan menjual suatu produk yang dilakukan oleh produsen tentu saja akan selalu ada. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen bisa dilakukan melalui penjualan. Nantinya, dari proses penjualan tersebut, produk baru bisa sampai ke tangan konsumen untuk digunakan sesuai kebutuhan.

3. Pembelian atau Buying

Setiap aktivitas penjualan sudah pasti akan diiringi dengan adanya kegiatan pembelian atau yang kerap disebut dengan transaksi jual beli. Apabila penjualan dilakukan oleh pihak produsen, maka kegiatan pembelian ini dilakukan oleh konsumen yang membutuhkan produk tersebut.

4. Penyimpanan atau Storing

Sebelum produk disalurkan langsung ke tangan konsumen, sering kali produk-produk tersebut akan disimpan terlebih dahulu oleh distributor dalam sebuah gudang. Tujuannya adalah agar produk bisa tetap aman dan utuh hingga nantinya diterima oleh konsumen.

5. Pembakuan Standar Kualitas Barang

Semua konsumen sudah pasti menginginkan produk yang memiliki mutu dan kualitas terbaik sesuai dengan jenis dan ukuran produknya. Maka dari itu, dibutuhkan adanya pembakuan standar. Baik itu terkait dengan jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang nantinya akan diperjualbelikan tersebut.

Adapun pembakuan atau biasa disebut juga dengan standarisasi suatu produk ini dilakukan dengan tujuan agar produk yang akan didistribusikan bisa sesuai dengan harapan konsumen.

6. Penanggung Risiko

Sering kali, ada beberapa produk distribusi yang mengalami jatuh atau pecah di dalam perjalanan, sehingga membuat produk tersebut rusak. Hal ini tentu saja menjadi risiko yang harus ditanggung oleh seorang distributor. Beruntungnya, sekarang ini sudah banyak lembaga atau perusahaan asuransi yang bisa menanggung risiko tersebut.

Tujuan Kegiatan

Setidaknya ada beberapa tujuan kegiatan distribusi yang perlu dipahami dengan jelas. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga tujuan tersebut:

1. Menjaga Kelancaran Bisnis

Tujuan kegiatan penyaluran barang yang pertama adalah untuk menjaga kelancaran bisnis, mulai dari proses hingga sistem yang digunakan. Sistem penyaluran barang yang baik tentu saja akan membuat barang bisa sampai ke tangan konsumen tanpa ada cacat atau kerusakan.

Tak hanya itu saja, sistem yang baik dapat memudahkan produsen dalam mendapatkan pelanggan baru. Namun, tentu saja kegiatan ekonomi yang satu ini tidak dapat terlaksana dengan lancar tanpa adanya peran dari berbagai pihak, seperti jasa logistik, pihak internal bisnis, dan pihak-pihak lain yang terlibat.

2. Proses Pengiriman Produk Lebih Jelas

Kegiatan penyaluran barang diperlukan untuk memudahkan produsen dalam mengirimkan produk mereka ke tangan konsumen. Jadi, barang yang sudah diproduksi oleh produsen akan dikirimkan dengan menggunakan alat yang tersedia. 

Biasanya, proses pengiriman produk ini sudah memiliki jadwalnya sendiri atau berdasarkan kesepakatan yang ada.

3. Jaminan Keberlangsungan Proses Produksi

Saat perusahaan memproduksi barang, maka hasil produksi harus segera dikirim secepatnya. Jika tidak, barang hasil produksi tersebut akan menumpuk di gudang penyimpanan serta memberikan risiko kerusakan yang lebih besar. Apabila hal tersebut terjadi, sudah pasti pihak yang merugi adalah perusahaan.

Oleh karena itulah, kegiatan distribusi hadir untuk menjamin keberlangsungan proses produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Baik itu dalam mengirimkan barang yang siap dipasarkan ataupun bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi, termasuk segala hal yang dilakukan dalam kegiatan penyaluran barang tersebut.

4. Menjaga Aktivitas Ekonomi Negara agar Tetap Berjalan

Kegiatan penyaluran barang merupakan salah faktor yang paling penting untuk menggerakkan roda perekonomian negara. 

Jika proses penyaluran barang ke berbagai daerah bisa tetap berjalan dengan lancar, maka transaksi penjualan dan juga pembelian juga akan berjalan lancar. Hal inilah yang kemudian dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi negara.

5. Mengembangkan Kualitas Produk

Tujuan dari kegiatan penyaluran barang yang selanjutnya adalah untuk mengembangkan kualitas produk. Biasanya, konsumen akan memberikan ulasan terhadap pemakaian produk tertentu. Nah, kemudian pihak distributor akan menyampaikannya kepada produsen.

Dengan begitu, maka proses produksi akan tetap terjaga. Bahkan, perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas produk berdasarkan ulasan dan saran dari konsumen tersebut.

6. Meningkatkan Nilai Jual Suatu Produk

Dalam proses distribusi, para distributor tidak hanya sekedar mengirimkan produknya agar bisa sampai ke tangan konsumen dengan aman. Sebab, kegiatan ini juga berperan dalam meningkatkan nilai jual produk sesuai dengan jarak pengiriman yang mereka tempuh. Inilah yang kemudian dapat meningkatkan nilai jual produk.

7. Menyalurkan Barang dari Produsen ke Tangan Konsumen

Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Tanpa adanya distributor, maka produk yang telah diproduksi oleh produsen tidak akan bisa sampai ke konsumen.

Apalagi tidak setiap daerah bisa memproduksi berbagai jenis barang. Oleh karena itulah, barang yang ada di daerah tertentu perlu didistribusikan ke berbagai daerah lain sesuai dengan permintaan pasar.

Apabila pabrik sebagai produsen mendistribusikan produk secara langsung, tentunya akan memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itulah, produsen membutuhkan distributor agar hasil produk mereka bisa langsung didistribusikan ke berbagai daerah dalam waktu yang cepat.

8. Mempersingkat Waktu Distribusi untuk Sampai ke Tangan Konsumen

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, tujuan kegiatan ini juga untuk mempersingkat waktu. Hal ini tidak hanya berlaku bagi pihak produsen, namun juga bagi konsumen.

Dengan begitu, produsen dapat tetap fokus untuk memproduksi barang dan/atau jasa. Sedangkan konsumen dapat fokus menikmati hasil produk tersebut. Berbeda halnya dengan distributor yang akan fokus menyalurkan barang dan/atau jasa ke segala penjuru daerah yang membutuhkan.

9. Pemerataan Produksi

Terakhir, tujuan kegiatan ini juga untuk meratakan hasil produksi. Dengan kata lain, salah satu pencapaian terbesar bagi produsen adalah ketika produk yang mereka hasilkan bisa terkenal di seluruh negeri atau bahkan seluruh dunia.

Walau sekilas hal tersebut terlihat mudah, nyatanya untuk memeratakan hasil produksi bukanlah hal yang mudah, lho. Apalagi Indonesia termasuk negara kepulauan, yang mana beberapa daerah tidak bisa dijangkau dengan mudah.

Kemudian dari segi finansial, tidak semua lapisan masyarakat mempunyai kemampuan untuk membeli produk dan/atau jasa tersebut. Oleh karena itulah, dibutuhkan strategi yang matang, baik dari produsen maupun distributor untuk bisa menyalurkan hasil produksi ke berbagai daerah. Bila perlu hingga ke pelosok.

Sistem Distribusi

Secara umum, sistem penyaluran barang terbagi ke dalam tiga jenis. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang ketiga sistem tersebut:

1. Langsung

Kegiatan penyaluran barang langsung dilakukan secara langsung antara produsen dengan konsumen. Sebagai contoh seperti petani sayur yang melakukan transaksi jual beli secara langsung kepada konsumen di pasar.

2. Semi Langsung

Sistem penyaluran barang yang selanjutnya adalah pendistribusian semi langsung, yakni kegiatan pengiriman barang yang dilakukan melalui seorang perantara. Dengan tujuan agar produk dari produsen tetap bisa sampai ke tangan konsumen dengan aman.

Contohnya seperti penerbit buku yang menjual buku-buku terbitannya melalui sales agar bisa sampai ke tangan konsumen, yakni sekolah, siswa, mahasiswa, lembaga akademik, maupun masyarakat secara umum.

3. Tidak Langsung

Sistem penyaluran barang yang satu ini dilakukan melalui beberapa perantara sekaligus, sehingga produk yang dikirimkan tidak bisa langsung diterima oleh konsumen dari produsennya langsung. 

Contohnya seperti pabrik minuman yang menjual produk-produk minumannya kepada konsumen melalui banyak agen atau sales terlebih dahulu.

Strategi Kegiatan Distribusi

Agar produsen bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal, tentu saja produsen membutuhkan strategi penyaluran barang yang tepat. Tujuannya agar produk tersebut dapat sampai ke konsumen dengan aman tanpa adanya kerusakan. Nah, berikut ini adalah beberapa strategi penyaluran barang yang bisa diterapkan oleh produsen:

1. Intensif

Strategi pertama yang bisa dilakukan oleh produsen adalah strategi penyaluran barang intensif. Pada strategi ini, produsen akan menempatkan produk mereka pada pengecer atau retailer dan juga beberapa distributor di berbagai daerah.

Strategi yang satu ini sangat cocok diterapkan dalam produk yang menjadi kebutuhan sehari-hari. Misalnya sembako, sabun, rokok, alat tulis, dan lain sebagainya.

2. Selektif

Strategi selanjutnya adalah strategi penyaluran barang selektif. Dalam strategi ini, perusahaan akan menyalurkan produknya ke daerah pemasaran tertentu, di mana sebelumnya produsen telah memilih beberapa distributor atau pengecer.

Jadi, nantinya akan muncul persaingan antara distributor dengan pengecer untuk mendapatkan konsumen. Di sini, pihak yang terlibat bisa menerapkan berbagai strategi pemasaran dengan tekniknya masing-masing. Umumnya, strategi ini cocok untuk produk-produk elektronik, pakaian, sepeda, dan lain sebagainya.

3. Eksklusif

Strategi yang terakhir dan bisa diterapkan oleh produsen adalah strategi penyaluran barang eksklusif. Strategi ini memungkinkan distributor atau pengecer untuk mendapatkan hak istimewa atas produk yang akan mereka jual.

Umumnya, strategi ini diterapkan pada jenis produk yang memiliki kualitas dan harga tinggi. Contohnya seperti factory outlet, showroom mobil, dan lain sebagainya.

Mata Rantai Distribusi

Bicara soal kegiatan penyaluran barang, tentu tidak terlepas dari mata rantai yang melibatkan beberapa pihak hingga bisa sampai ke tangan konsumen dengan aman. Berikut adalah penjelasan singkat tentang urutan mata rantai kegiatan penyaluran barang yang menarik untuk diketahui:

1. Produsen

Produsen merupakan pihak pemilik produk yang bertanggung jawab dalam melakukan penjualan produk ke distributor. Jadi, produsen juga bertugas untuk memantau ketersediaan produk sesuai dengan jumlah yang diminta oleh konsumen di pasaran.

Nah, agar penyaluran bisa dilakukan secara maksimal, maka produsen bersama dengan distributor perlu melakukan mutual understanding.

2. Distributor

Distributor mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan ekonomi suatu bisnis. Sebab, pihak ini berperan sebagai penerima produk dari berbagai produk. Baru setelahnya akan dijual kembali ke pihak lain. 

Umumnya, distributor menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dibanding saat membelinya dari produsen, agar bisa mendapatkan keuntungan. 

3. Grosir

Grosir merupakan pihak yang juga berperan dalam kegiatan ekonomi yang satu ini. Hal ini karena grosir menjadi pihak yang akan membeli produk dari distributor. Biasanya, pihak grosir akan membeli produk dari distributor dalam jumlah yang relatif banyak.

Baru kemudian mereka akan menjualnya kembali kepada pihak pengecer ataupun pedagang yang lebih besar.

4. Pedagang Ecer

Apabila ingin mencari produk dengan harga yang lebih murah, biasanya konsumen akan membelinya langsung ke pedagang ecer. Dalam hal ini, akan terjadi komunikasi dua arah antara pedagang ecer dengan konsumen, sehingga terjadi transaksi jual beli.

5. Konsumen

Tahapan yang cukup penting dari keseluruhan kegiatan ekonomi adalah konsumen. Tanpa adanya konsumen, maka sebuah bisnis tidak akan bisa berjalan. Bahkan, bisnis pun tidak bisa berkembang.

Maka dari itu, agar bisnis dapat berkembang, produsen perlu memastikan bahwa produk yang mereka hasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan begitu, maka akan lebih mudah bagi konsumen untuk memberikan ulasan kepada bisnis yang kamu jalani.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Produksi

Dalam mata rantai kegiatan distribusi, distributor selaku penyedia jasa juga perlu memperhatikan sejumlah faktor. Sebab, faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi kelancaran kegiatan produksi. Berikut ini adalah berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi tersebut:

1. Produk

Proses penyaluran barang memang tidak terlepas dengan akomodasi. Oleh karena itulah, dalam proses akomodasi, sangat penting bagi para distributor untuk memperhatikan sifat, bentuk, ukuran, dan juga jenis barang yang akan didistribusikan.

Sebab, jenis barang yang berbeda sudah pasti membutuhkan perlakuan dan penyimpanan yang berbeda pula. Tak hanya itu saja, massa dari sebuah produk yang akan didistribusikan juga akan berpengaruh terhadap berat pada saat dikirimkan dari satu daerah ke daerah lainnya.

2. Perusahaan

Perusahaan berkaitan erat dengan level profesional internal perusahaan pada mata rantai kegiatan penyaluran barang. Hal ini karena perusahaan menjadi pihak yang akan menentukan bagaimana dan apa saja teknologi yang digunakan sekaligus ketersediaan dana dalam proses penyaluran barang tersebut.

Kedua hal itulah yang akan menjadi cerminan dari kelancaran proses penyaluran barang dan jasa yang didistribusikan kepada konsumen.

3. Pasar

Dalam ilmu ekonomi, istilah pasar bisa diartikan sebagai tempat terjadinya pertemuan antara penjual dan pembeli secara langsung. Sedangkan dalam mata rantai distribusi, pasar adalah letak geografis, jumlah pesanan, dan juga konsumen. 

Ketiga faktor tersebut yang akan mencerminkan bagaimana pasar dari mata rantai penyaluran barang. Hal ini jugalah yang dapat mencerminkan volume serta volatilitas dari mata rantai penyaluran barang.

4. Ritme Pasar

Selain pasar, ritme pasar juga dapat mencerminkan bagaimana volume dan kebiasaan pasar dalam merespons produk yang ada pada mata rantai penyaluran barang.

Hal inilah yang kemudian akan menunjukkan bagaimana kebiasaan pembelian di tingkat konsumen. Sehingga, nantinya menjadi faktor penentu harga dan biaya penyaluran barang dan/atau jasa dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen.

5. Jarak

Jarak juga menjadi faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran dan harga dari mata rantai penyaluran barang. Jarak tempuh menjadi biaya variabel dari perusahaan. 

Hal inilah yang membuat semakin jauh dan semakin sulit lokasi penyaluran barang ditempuh, maka akan membuat biaya mata rantai pendistribusian jadi makin meningkat.

Konflik Saluran Distribusi

Setiap kegiatan bisnis pasti memiliki risiko tertentu yang dapat menimbulkan konflik, termasuk juga dalam kegiatan penyaluran barang. Berikut ini adalah beberapa jenis konflik yang sering kali terjadi dalam saluran distribusi:

1. Konflik Horizontal

Umumnya, konflik horizontal terjadi antara perantara tingkat penyaluran barang yang sama. Penyebab umumnya adalah karena kebiasaan pedagang perantara yang menganekaragamkan persediaan produk dengan cara menambah jenis produk baru.

Contohnya di era sekarang, di mana supermarket juga mulai menjual berbagai alat kecantikan hingga obat-obatan. Pada akhirnya, distributor atau pengecer lain akan merasa tersaingi.

2. Konflik Vertikal

Konflik vertikal umumnya terjadi antara pihak produsen dengan pedagang besar. Tak hanya itu, konflik ini juga kerap terjadi antara produsen dengan pengecer atau retail. Berikut adalah penjelasan selengkapnya tentang konflik vertikal tersebut:

a. Produsen dengan Pedagang Besar

Konflik yang terjadi antara produsen dengan pedagang besar bisa disebabkan karena berbagai aspek. Contohnya seperti adanya perbedaan pandangan antara kedua belah pihak.

b. Produsen dengan Pengecer

Konflik seperti ini biasanya muncul karena antara kedua belah pihak merasa memiliki kepentingannya masing-masing dan mempunyai ‘senjata’ dalam menyalurkan produk ke tangan konsumen sebagai mata rantai terakhir.

Contoh Kegiatan Distribusi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pada dasarnya, kegiatan penyaluran barang ini bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Contohnya seperti saat kita belanja online, di mana kurir akan menghampiri pemesan secara langsung untuk mengantarkan barang pesanan mereka.

Meski begitu, sebenarnya ada banyak sekali contoh kegiatan penyaluran barang yang bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari, beberapa contohnya antara lain:

  • Nelayan yang mengirimkan hasil tangkapannya di laut kepada pedagang di pasar ikan atau Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
  • Pengiriman beras dari Perum Bulog ke berbagai daerah yang ada di Indonesia.
  • Distribusi secara besar-besaran dari penerbit buku kepada toko buku di berbagai daerah.
  • Penjualan sembako secara langsung kepada konsumen yang dilakukan oleh pemilik warung atau toko kelontong.
  • Pedagang sayur yang menjual barang dagangannya ke konsumen di pasar.
  • SPBU Pertamina yang mendistribusikan bahan bakar minyak ke seluruh Indonesia.
  • Apotek yang menjual berbagai jenis obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
  • Pihak importir yang mendatangkan jenis barang tertentu dari luar negeri.
  • Agen jual beli pulsa yang menjual kuota pulsa kepada konsumennya.
  • Pedagang kain grosir yang menyediakan aneka kebutuhan fashion di Tanah Abang.
  • Minimarket yang menjual aneka barang-barang yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
  • Pabrik kendaraan bermotor yang mendistribusikan produk terbaru mereka melalui dealer resmi yang ada di setiap kota di Indonesia.
  • Pengrajin gerabah yang melakukan transaksi jual beli produk mereka lewat showroom yang ada di toko khusus hasil seni gerabah di setiap kota.

Sudah Paham Tentang Konsep Kegiatan Distribusi dalam Ekonomi?

Itu dia ulasan lengkap tentang kegiatan distribusi yang erat kaitannya dengan perekonomian masyarakat sehari-hari. Dari penjelasan di atas, apakah kini kamu sudah semakin paham tentang kegiatan penyaluran barang yang dilakukan oleh distributor tersebut?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page