Salah satu cara untuk mengenal kekayaan bangsa lebih dalam adalah dengan mempelajari karya sastra. Ada banyak karya sastra khas Indonesia yang penting untuk kamu ketahui. Karya-karya tersebut antara lain hikayat, novel, cerita pendek, puisi, pantun, fabel, gurindam, roman, legenda, dongeng, dan masih banyak lagi.
Artikel ini akan membahas karya sastra hikayat secara detail dan lengkap dengan contohnya. Hikayat juga disebut sebagai babad atau cerita yang merupakan jenis karya sastra Melayu klasik yang berkembang sebelum abad 20an. Mulanya, babad merupakan karya sastra lisan karena penyampaiannya dari mulut ke mulut.
Jika ingin mendapatkan informasi lebih dalam dan lengkap, silakan ikuti pembahasan artikel ini hingga selesai.
Daftar ISI
Apa itu Hikayat?
Apabila mengartikan kata hikayat secara harfiah, maka artinya adalah kenang-kenangan. Makna tersebut juga bisa diartikan sebagai buah pemikiran atau karya dari seorang pengarang atau pujangga yang dibuat untuk orang lain supaya menjadi kenangan.
Namun apabila mengartikan kata hikayat dari Bahasa Arab, maka memiliki makna cerita, kisah atau dongeng. Karya sastra ini biasanya menggunakan bahasa Melayu saat menceritakannya. Kisah karya sastra Melayu ini banyak menceritakan tentang keajaiban, mukjizat, atau cerita kepahlawanan.
Babad yang merupakan prosa Melayu ini juga termasuk dalam kategori karya sastra fiksi karena menceritakan kisah yang tidak nyata. Mengingat karya sastra ini berkembang sebelum abad 20 an, maka lebih banyak mengangkat latar zaman kerajaan.
Cerita-cerita yang berkembang di masyarakat, hanya sebatas untuk hiburan saja. Meskipun bersifat menghibur, hikayat juga mengandung pesan moral yang dalam terhadap pembacanya.
Sebagai karya sastra fiksi, hikayat memiliki unsur pembangun yang sama dengan karya sastra fiksi lainnya. Unsur pembangun sastra yang dimaksud adalah tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan amanat.
Apa Saja Ciri-Ciri Hikayat?
Guna memudahkan kamu mengenalnya lebih detail, maka bisa simak beberapa ciri-cirinya seperti di bawah ini:
1. Menggunakan Bahasa Melayu Klasik
Mengingat babad adalah bagian dari karya sastra klasik, maka penulisannya pun juga menggunakan bahasa klasik. Bahasa klasik yang umum digunakan yaitu Bahasa Melayu. Dengan demikian, pembaca akan banyak menjumpai diksi-diksi yang jarang atau tidak lazim digunakan pada karya sastra modern.
Penggunaan Bahasa Melayu klasik inilah yang membuat babad mempunyai sentuhan seni yang tinggi. Bahasa Melayu klasik juga menambahkan keunikan tersendiri dan dapat memperkaya pengetahuan berbahasa pembacanya.
2. Bertema Kerajaan
Hampir semua kisah cerita yang banyak beredar menggunakan tema kerajaan. Fakta tersebut berdasarkan kemunculan jenis karya yang sudah sangat lama, yaitu sebelum abad 20 an. Abad sebelum itu, hampir di seluruh wilayah di Indonesia memiliki banyak kerjaan.
Meskipun lebih banyak bertemakan kerajaan, namun setiap cerita mempunyai keunikan tersendiri. Sebab, masing-masing kerajaan memiliki nilai etnis yang beragam.
3. Statis
Ciri ketiga dari babad yakni bersifat statis atau tetap. Kamu bisa mengetahui ciri ini dengan memperhatikan penulisan dari penggambaran cerita karena tidak banyak melakukan perubahan.
Unsur intrinsik yang digunakan pada semua babad umumnya sama atau tidak jauh berbeda. Selain itu, kisah yang diangkat juga mempunyai kemiripan dengan satu sama lain.
4. Tradisional
Kisah-kisah dalam cerita babad sangat lekat dengan budaya dan tradisi masyarakat pada masa tersebut. Mengingat pada zaman tersebut teknologi canggih masih belum ditemukan, maka pembaca pun dapat mengetahui gambaran kehidupan sehari-hari zaman kerajaan.
Pembaca juga dapat mengetahui mata pencaharian umum para masyarakat di zaman kerajaan dan kendaraan yang mereka gunakan untuk bepergian. Hal ini lantaran hikayat masih lekat dengan nilai-nilai tradisional.
Selain itu, konflik dalam cerita babad juga selalu menonjolkan kemenangan kebaikan atas keburukan. Hal inilah yang membuat karya sastra Melayu klasik ini sering dijadikan contoh karena mengandung amanat dan pesan moral yang baik.
5. Edukatif
Babad memang merupakan cerita fiksi yang berasal dari imajinasi pengarangnya. Namun demikian, karya sastra ini bersifat edukatif atau mendidik karena amanat dan nilai-nilai yang baik untuk para pembacanya.
Karya sastra yang edukatif ini jarang sekali mencantumkan nama pengarangnya. Umumnya, semua pengarang akan membuat cerita yang mengajarkan pembaca supaya senantiasa melakukan kebaikan, saling mencintai dan menyayangi sesama dan lingkungan, toleransi, serta nilai-nilai kehidupan lainnya.
Apa Saja Jenis-Jenis Hikayat?
Berdasarkan jenisnya, karya sastra ini dibagi menjadi dua, yaitu jenis hikayat berdasarkan isi dan asalnya. Silakan simak penjabaran lengkapnya di bawah ini:
1. Historis
Jika menilik dari segi historisnya, karya sastra ini memang lebih banyak menggunakan Bahasa Melayu. Namun, babad juga menggunakan bahasa lain karena beberapa negara juga mempunyai karya hikayat. Dengan demikian, bahasa, latar belakang, agama dan budaya yang dikisahkan akan mengalami perbedaan.
Jenis babad berdasarkan segi historis terdiri dari empat poin. Di bawah ini adalah keempat poin tersebut yang bisa kamu lihat untuk memperluas pengetahuan:
a. Melayu
Saat belajar Bahasa Indonesia, kamu akan lebih banyak menemukan babad Melayu. Kumpulan cerita dalam babad Melayu sangat lekat dengan unsur keagamaan. Pada zaman tersebut, masyarakat Melayu banyak yang memeluk agama Islam.
Itulah mengapa karya sastra Melayu klasik ini banyak memuat nilai-nilai agama berdasarkan ajaran Islam. Ada banyak babad Melayu yang termashur seperti Hikayat Si Miskin, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Malim Deman.
b. Jawa
Hikayat Jawa juga mengusung tema kerajaan dan lekat dengan nilai-nilai agama. Jika babad Melayu kental dengan nilai-nilai islami, maka babad Jawa lekat dengan nilai islami dan hindu.
Jauh sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, hampir semua kerajaan menganut agama Hindu. Agama Islam mulai dikenal semenjak kehadiran saudagar Arab dan Persia yang datang ke tanah Jawa.
Keberadaan agama Hindu dan Islam pun menghasilkan budaya baru sehingga menambah keberagaman kesusastraan Indonesia. Hasil dari percampuran budaya ini membuat hikayat Jawa memiliki kemiripan pada tema alur cerita, penokohan, dan sifat yang digunakan pada babad Arab dan Hindia.
Adapun contoh babad Jawa yang terkenal yaitu Hikayat Indera Jaya, cerita tersebut terinspirasi dari kisah Anglingdarma. Hikayat Jawa terkenal lainnya adalah Hikayat Cekel Weneng Pati dan Hikayat Panji Semirang.
c. India
Hikayat India tentu lebih sarat akan nilai-nilai agama Hindu lataran Hindu merupakan agama mayoritas penduduk India. Umumnya, kisah hikayat India banyak mengambil dari cerita induk seperti Mattabbroto dan Sri Rama.
Perkembangan zaman juga membuat cerita tersebut berkembang menjadi Hikayat Pandawa Lima. Kisah Pandawa Lima sering diceritakan dalam pewayangan Jawa. Selain itu, ada pula hikayat dengan nuansa Hindu lainnya yang terkenal seperti Hikayat Perang Pandawa, Hikayat Sri Rama, dan Hikayat Bayan Budiman.
Isi cerita pada Hikayat Perang Pandawa yaitu mengadaptasi dari cerita Mahabarata, sedangkan kisah pada Hikayat Sri Rama berasal dari cerita Ramayana.
d. Arab – Persia
Cerita hikayat Arab dan Persia tentu lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam karena kedua negara tersebut mayoritas menganut agama islam.
Contoh hikayat Arab atau Persiap terkenal yang bisa kamu baca antara lain Hikayat Bachtiar, Hikayat Seribu Malam, dan Hikayat Amir Hamzah. Amir Hamzah sendiri merupakan salah satu pahlawan islam.
2. Isi
Jenis hikayat juga bisa ditentukan oleh isi cerita didalamnya. Berdasarkan isinya, karya sastra ini terbagi menjadi empat, yakni sebagai berikut:
a. Sejarah
Isi dari hikayat sejarah yaitu lebih banyak mengisahkan peristiwa bersejarah atau tokoh pada zaman dahulu kala. Cerita ini tentu saja tidak nyata karena merupakan buah imajinasi dari pujangga yang menulisnya. Penulisan cerita fiksi ini pun biasanya dihubungkan dengan sejarah yang pernah terjadi.
Latar dari hikayat sejarah juga bisa berupa peristiwa nyata namun dikolaborasikan dengan imajinasi. Misal hikayat yang menceritakan kehidupan kerajaan atau peperangan yang nyata terjadi di masa lalu. Penulis cerita akan menumbuhkan imajinasinya untuk membuat cerita tersebut lebih dramatis dan menarik.
b. Agama
Isi hikayat agama lebih banyak bercerita tentang tokoh agama dan peristiwa yang terjadi pada agama tersebut. Selain itu, hikayat agama juga memuat nilai-nilai ajaran dari suatu agama.
Agama yang dikisahkan meliputi agama Islam, agama Hindu, kolaborasi antara Islam dan Hindu, atau bahkan agama lainnya. Pembahasan di atas menyebutkan bahwa hikayat adalah cerita fiksi atau khayalan belaka.
Namun, pesan-pesan atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat memberikan edukasi terhadap pembacanya.
c. Cerita
Hikayat umumnya memang banyak menceritakan tentang kehidupan kerajaan atau keagamaan, namun kamu juga bisa menemukan hikayat cerita yang berisi tentang roman percintaan. Latar belakang roman percintaan juga masih mengandung sejarah.
Salah satu cerita fiksi percintaan yang terkenal adalah Hikayat Malin Kundang. Malin Kundang merupakan tokoh utama dalam cerita ini yang tidak mengakui ibunya di hadapan istrinya.
d. Biografi
Hikayat tidak selalu berisikan cerita fiksi atau khayalan saja, namun juga bisa berisi biografi. Biografi merupakan kisah perjalanan hidup suatu tokoh hingga meninggal dunia. Hikayat biografi bisa mengambil kisah dari tokoh nyata maupun tokoh fiksi.
Contoh hikayat biografi yaitu menceritakan seorang tokoh yang terkenal atau dianggap pahlawan oleh masyarakat. Biografi ini juga akan mengupas konflik hidup yang pernah dialami oleh tokoh tersebut dan peristiwa-peristiwa ajaib yang pernah pula dialaminya.
e. Peristiwa
Hikayat peristiwa mempunyai tujuan pembuatan untuk menghibur atau membangkitan semangat pembacanya. Biasanya, hikayat ini akan menceritakan peristiwa besar yang pernah terjadi di kehidupan nyata.
Supaya lebih menarik dan melibatkan emosi pembaca, maka proses penulisannya akan dipercantik dengan penggambaran peristiwa yang menakjubkan. Cerita akan menjadi lebih seru karena tambahan mukjizat dan keajaiban yang dimiliki oleh tokoh.
Apa Saja Bentuk Hikayat?
Selain mempunyai ciri-ciri dan jenis-jenisnya, hikayat juga terdiri dari beberapa bentuk. Fakta yang mendasari adalah adanya percampuran budaya sehingga menghasilkan penggambaran cerita yang berbeda. Berikut merupakan bentuk-bentuknya:
1. Cerita Rakyat
Penggambaran kisah pada cerita rakyat biasanya ditulis dengan bahasa yang jenaka. Cerita rakyat banyak mengisahkan asal-usul suatu benda atau suatu tempat. Hikayat Rhang Manyang merupakan salah satu hikayat cerita rakyat yang bisa kamu baca.
Latar tempat cerita rakyat Rhang Manyang yaitu di Kabupaten Aceh Besar. Cerita singkatnya yaitu seorang pemuda yang merantau dan berhasil meraih kesuksesannya. Kesuksesan telah membuat pemuda tersebut berubah menjadi sombong dan durhaka kepada orang tua.
2. Epos
Epos merupakan bentuk hikayat yang berkisah tentang kepahlawanan. Cerita ini pun bisa diambil dari cerita nyata dan dipadukan dengan imajinasi. Hikayat Prang Kompeuni merupakan salah satu karya epos yang menarik untuk kamu baca.
Cerita asli Hikayat Prang Kompeuni ini ditulis menggunakan Bahasa Aceh. Inti dari cerita ini yaitu persiapan rakyat Indonesia dalam menghadapi serangan Belanda ke Aceh. Rakyat Aceh kewalahan karena Belanda membawa ribuan pasukan. Cerita ini juga mengisahkan huru-hara yang terjadi selama peperangan.
3. Roman
Roman adalah bentuk karya sastra untuk mengisahkan kehidupan rumah tangga atau kehidupan asmara lainnya. Umumnya, roman mempunyai epik yang panjang sehingga membuat pembacanya tertarik dengan cerita lengkapnya. Contoh roman yang menarik untuk kamu baca yaitu Hikayat Putroe Gumbak Meuh.
Inti cerita dari hikayat tersebut adalah seorang raja yang mempunyai tiga permaisuri. Dari ketiga permaisuri tersebut, hanya permaisuri terakhir yang bisa memberikan keturunan kepada raja.
Hal tersebut membuat permaisuri pertama dan kedua merasa iri dan melakukan tindakan membuang bayi yang dilahirkan permaisuri terakhir.
4. Tambeh
Bentuk hikayat tambeh adalah cerita yang sarat akan amanat atau pedoman kehidupan. Jika kamu ingin mendapatkan pedoman kehidupan, maka coba baca karya sastra Hikayat Tambeh Tujoh Blah.
Tambeh Tujoh Blah berasal dari Aceh, sehingga penulisannya juga menggunakan Bahasa Aceh. Pada zaman dulu, masyarakat Aceh sudah sibuk menuntut ilmu agama dan ilmu lainnya yang bermanfaat dalam kehidupan.
5. Chara
Bentuk hikayat yang terakhir adalah chara yang mana mirip dengan biografi. Sebab, chara mengisahkan kehidupan seorang tokoh yang dianggap terpuji. Dengan demikian, pembaca bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai kehidupan tokoh tersebut.
Hikayat Hiyaken Tujoh merupakan salah satu contoh chara yang layak kamu pertimbangkan untuk dibaca.
Contoh-contoh Hikayat
Bagi kamu yang belum pernah membaca karya hikayat, maka silakan lihat beberapa contoh di bawah ini agar dapat memperkaya pengetahuan kesusastraan Indonesia:
1. Hang Tuah
Hang Tuah merupakan seorang anak laki-laki dari Hang Mahmud yang tinggal di Sungai Duyun. Pada suatu hari, masyarakat Sungai Duyun mendengar bahwa ada seorang Raja Bintan yang sangat ramah dan baik kepada semua rakyat.
Mendengar berita tersebut, Hang Mahmud mengajak istrinya Dang Dayu untuk pergi ke Bintan agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Setelah melakukan percakapan dengan isterinya, Hang Mahmud tertidur lalu bermimpi.
Dalam mimpinya, Hang Mahmud melihat rembulan turun dari langit dan cahayanya menerangi kepala Hang Tuah. Kemudian Hang Mahmud terbangun dari mimpinya dan segera mencium putranya, Hang Tuah. Saat ia mencium putranya, tubuh Hang Tuah mengeluarkan aroma yang sangat harum.
Keesokan harinya Hang Mahmud menceritakan mimpi tersebut kepada Dang Dayu. Setelah mendengar cerita suaminya, Dang Dayu memandikan Hang Tuah dan meluluri tubuh anaknya. Selesai mandi, Hang Tuah dipakaikan pakaian serba putih dan diberi makan nasi kunyit dan telur ayam.
Hang Tuah melakukan pekerjaannya seperti biasa, yaitu membelah kayu dengan kapak. Pada saat itu, ada seorang pemberontak yang masuk ke kampung dan membuat rusuh. Orang-orang kampung berlarian menyelamatkan diri, begitu pula dengan Hang Tuah.
Namun dalam perjalanan menyelamatkan diri, pemberontak tersebut hendak menghunuskan keris ke arah Hang Tua. Sontak Hang Tuah mengayunkan kapaknya dan mengenai kepala pemberontak itu. Warga yang menyaksikan hal tersebut menceritakannya kepada pegawai kerajaan.
Lantas, hal tersebut membuat Raja Bintan ingin bertemu Hang Tuah dan menjadikannya pegawai kerajaan. Menteri-menteri di kerajaan ini iri dan tidak suka dengan kehadiran Hang Tuah, sehingga berusaha menyingkirkan Hang Tuah dari kerajaan. Mereka melakukan fitnah hingga raja marah dan murka kepada Hang Tua.
Hang Tuah pun berhasil disingkirkan dari istana. Menurut kabar yang beredar, Hang Tuah tinggal di Sungai Perak. Ia menjadi seorang raja orang hutan dan segala Batak. Ia pun tidak ingin beristri lagi.
2. Bunga Kemuning
Hikayat Bunga Kemuning mengisahkan seorang raja yang mempunyai 10 orang putri. Raja tersebut menamai semua putrinya dengan nama-nama warna. Istri raja meninggal usai melahirkan Putri Kuning yang merupakan putri bungsu mereka.
Raja yang sangat sibuk dengan urusan kerajan tidak bisa merawat semua putrinya sendiri sehingga inang pengasuh yang merawatnya. Suatu hari, raja berpamitan kepada semua putri karena akan melakukan perjalan jauh. Raja menanyakan oleh-oleh apa yang diinginkan oleh masing-masing putrinya tersebut.
Semua kakak dari Putri Kuning meminta hadiah mahal seperti kain sutera, perhiasan, dan berbagai hadiah mahal lainnya. Namun, Putri Kuning tidak menginginkan hadiah apapun kecuali kehadiran ayahanda kembali dengan selamat. Semua kakak-kakaknya pun tertawa mengejek Putri Kuning.
Ketika sang raja tidak berada di istana, semua kakak Putri Kuning bertingkah semena-mena terhadap inang pengasuh dan pelayan. Pelayan yang sibuk menuruti keinginan saudaranya tersebut sampai tidak sempat membersihkan taman, tempat favorit Putri Kuning.
Putri Kuning berinisiatif membersihkan taman tersebut namun pelayan melarangnya. Walaupun begitu, Putri Kuning tetap ingin membantu pelayan untuk membersihkan taman tersebut. Melihat Putri Kuning menyapu taman, semua saudaranya mengejek dan meneriaki Putri Kuning.
Saat raja pulang dari perjalanan, semua putri langsung menyambut dengan gembira dan langsung menanyakan oleh-oleh yang diminta. Tidak ada satupun yang menanyakan kondisi sang raja setelah lama meninggalkan istana. Raja merasa bangga melihat Putri Kuning yang sibuk merangkai bunga, lalu menghampirinya.
Raja mengeluarkan perhiasan permata berwarna hijau sebagai hadiah untuk Putri Kuning. Sang ayah meminta maaf karena tidak bisa menemukan permata berwarna kuning seperti warna kesayangan Putri Kuning. Namun demikian, Putri Kuning menerimanya dengan gembira.
Putri Hijau, kakak Putri Kuning yang melihat hadiah tersebut merasa iri dan ingin merebutnya. Putri Kuning tidak mau memberikan hadiah tersebut, lalu Putri Hijau memukul kepala Putri Kuning hingga meninggal dunia. Takut dengan kelakuannya, Putri Hijau pun membuat cerita bohong kepada saudara-saudaranya.
Kesembilan kakak Putri Kuning secara diam-diam menguburkan Putri Kuning di taman istana. Karena beberapa hari tidak melihat Putri Kuning, raja mengutus prajurit untuk mencari putri kesayangannya tersebut.
Raja pun dirundung kesedihan dengan menghilangnya Putri Kuning karena prajurit kerajaan tidak ada yang bisa menemukan keberadaan Putri Kuning. Untuk mengobati kerinduannya pada Putri Kuning, raja pergi ke taman duduk menyendiri.
Perhatian raja tertarik pada tanaman yang berbunga kekuningan dan mengeluarkan aroma wangi. Tanaman tersebut tumbuh di atas kuburan Putri Kuning. Untuk mengenang putri kesayangannya, raja menamai tanaman tersebut bunga Kemuning.
Taman bunga kemuning tersebut mempunyai banyak manfaat, mulai dari bunga, daun, hingga batangnya. Tumbuhnya bunga kemuning mengisyaratkan Putri Kuning tetap memberikan kebaikan sekalipun sudah meninggal.
3. Sri Rama Mencari Sita Dewi
Sri Rama merupakan seorang raja dan mempunyai istri cantik bernama Sita Dewi. Secara tiba-tiba, Sita Dewi menghilang dan tidak ada yang tahu kemana perginya. Sebagai seorang suami, Sri Rama pun berusaha mencari istrinya yang hilang seacara misterius.
Bersama dengan seorang pengawal, Sri Rama mencari istrinya ke dalam hutan. Saat menyusuri hutan, Sri Rama bertemu dengan seekor burung jantan. Sri Rama pun bertanya kepada burung tersebut apakah mengetahui keberadaan isterinya.
Burung tersebut menjawab dengan sombong bawah dia yang mempunyai istri empat bisa menjaganya dengan baik, sedangkan Sri Rama yang hanya mempunyai satu istri tidak becus menjaga istrinya. Perkataan tersebut tentu saja sangat menyinggung perasaan Sri Rama.
Sakit hati dengan perkataan tersebut kemudian Sri Rama berdoa kepada Dewata supaya supaya burung jantan yang sombong tersebut buta dan tidak bisa melihat isterinya. Dewata pun mengabulkan doa Sri Rama dan mata burung tersebut menjadi buta.
Ia kembali melanjutkan perjalanan bersama dengan pengawalnya lalu berjumpa dengan seekor bangau. Melihat bangau yang sedang minum, Sri Rama pun bertanya apakah burung bangau melihat Sita Dewi, istrinya.
Sri Rama mendapatkan petunjuk dari burung bangau tersebut bahwa seorang raksasa bernama Rahwana membawa terbang seorang wanita.
Sebagai ungkapan terima kasih, Sri Rama berdoa kepada Dewata agar memperpanjang leher burung bangau tersebut supaya lebih mudah ketika minimum. Dewata kembali mengabulkan doa Sri Rama.
Lama berjalan mencari Sita Dewi, Sri Rama mulai merasa kehausan lalu melepaskan anak panah untuk mencari sumber air. Pengawal mengikuti arah anak panah tersebut dan membawakan air untuk Sri Rama. Sayangnya, air tersebut berbau busuk karena terdapat burung yang sangat besar sedang sekarat.
Burung tersebut bernama Jentayu dan menceritakan kejadian yang dia alami, Jentayu bertarung dengan Rahwana dan berhasil mendapatkan cincin Sita Dewi. Jentayu yang hampir mati menyampaikan keinginan terakhirnya kepada Sri Rama agar menguburkannya di tempat yang tidak tinggali oleh manusia.
Setelah mengutarakan permintaan terakhirnya, Jentayu pun mati dan Sri Rama tidak menemukan tempat sesuai dengan permintaan burung besar tersebut. Alhasil, Sri Rama membakar jasad burung tersebut.
Ketika Sri Rama mulai membakar jasad tersebut kemudian api menyala sangat besar. Kobaran api yang sangat besar tersebut sama sekali tidak melukai Sri Rama karena mempunyai kesaktian tinggi.
Sri Rama menunggu hingga api yang membakar jasad Jentayu padam sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Setelah api tersebut padam, Sri Rama dan pengawalnya pun segera bergegas mencari keberadaan istrinya, Sita Dewi.
Sudah Bisa Memahami Apa yang Dimaksud dengan Hikayat?
Itulah pembahasan lengkap tentang hikayat yang merupakan salah satu dari karya sastra klasik. Hikayat adalah cerita fiksi atau buah karangan imajinasi pengarang tentang suatu peristiwa yang berhubungan dengan sejarah masa lalu. Cerita tersebut bisa terinspirasi dari kejadian nyata atau karangan belaka.
Tujuan utama membuat hikayat adalah untuk menghibur rakyat dengan cerita yang disajikan. Lebih dari itu, pembaca bisa mengambil amanat dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Jadi, siapkah kamu membaca hikayat dan mengambil nilai baiknya?