Pengertian Kearifan Lokal: Fungsi, Ciri, Jenis dan Contoh

Kearifan lokal atau local wisdom merupakan hal sangat penting di dalam menjaga identitas sebuah budaya di masyarakat. Apalagi sekarang laju modernisasi serta globalisasi sudah kian meningkat dan seolah tak ada hentinya.

Adanya local wisdom tersebut bukan sekadar berperan sbeagai warisan masa lalu. Namun juga pandangan hidup di dalam merangkul kebijaksanaan serta norma-norma yang telah mengakar di dalam aktivitas sehari-hari.

Pengertian Kearifan Lokal

Masyarakat sedang melakukan tradisi budaya lokal
Masyarakat sedang melakukan tradisi budaya lokal | Sumber: detik.com

Local wisdom adalah sebuah tata nilai maupun perilaku hidup masyarakat lokal yang arif di dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sebuah local wisdom tak hanya berhenti di etika saja melainkan pada tindakan, norma, maupun tingkah laku masyarakat.

Oleh karena itu, sebuah kearifan lokal tersebut mampu menjadi pedoman bagi masyarakat di dalam memberikan sikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga yang menjelaskan jika local wisdom merupakan pengetahuan dan kebijaksanaan asli masyarakat yang asalnya dari nilai luhur maupun tradisi.

Tujuannya untuk pedoman di dalam mengatur kehidupan masyarakat. Selain itu, local wisdom juga merupakan nilai budaya lokal dan bisa dimanfaatkan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat secara bijaksana.

Local wisdom menjadi kepribadian atau identitas budaya bangsa. Ini menjadikan bangsa tersebut dapat menyerap serta mengolah kebudayaan dari luar maupun bangsa lain. Lalu kebudayaan tersebut akan dijadikan sebagai watak serta kemampuannya sendiri.

Baca Juga : Pengertian Adat Istiadat Menurut Para Ahli: Macam dan Contohnya

Fungsi Kearifan Lokal

Anak-anak melestarikan kearifan budaya lokal
Anak-anak melestarikan kearifan budaya lokal | Sumber gambar: Wikimedia.com

Local wisdom mempunyai beberapa fungsi. Adapun fungsinya adalah seperti berikut:

  • Membantu konservasi serta pelaksanaan SDA (Sumber Daya Alam) dan mengembangkan SDM (Sumber Daya Manusia)
  • Sebagai amanah, petuah, kepercayaan, pantangan, dan sastra
  • Pengembangan ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Contohnya pada tradisi keagamaan maupun upacara adat sebuah daerah
  • Dalam wujud etika serta moral seperti penyucian roh leluhur dan upacara ngaben
  • Bermakna politik seperti kekuasaan patron klien serta upacara nangluk merana

Ciri Kearifan Lokal

Ilustrasi kearifan lokal Indonesia
Ilustrasi kearifan lokal Indonesia | Sumber: tirto.id

Setelah mengetahui fungsinya, informasi berikutnya adalah tentang beberapa ciri khas dari local wisdom. Berikut informasinya.

1. Bertahan Terhadap Gempuran Budaya Asing

Setiap daerah maupun negara mempunyai adat atau kebudayaan masing-masing. Berbeda dari negara kita yang tetap bisa mempertahankan budaya serta nilai-nilai adat, umumnya orang-orang negara lain sudah melupakan adat serta istiadat dari nenek moyangnya.

Mereka cenderung lebih suka akan kehidupan yang bebas dan modern tanpa perlu terikat oleh aturan atau petuah-petuah. Terlebih lagi adat lama yang memang telah dianggap sudah ketinggalan zaman alias old-fashioned.

Meskipun begitu, bukan berarti budaya asing tak masuk ke Indonesia. Namun masyarakat Indonesia masih bisa mempertahankan apa yang menjadi local wisdom di masing-masing daerahnya. Apalagi nilai-nilai yang telah mencapai puluhan maupun ratusan tahun.

Nilai-nilai tersebut masih dipegang teguh hingga sekarang. Inilah yang menjadikan budaya asing cenderung sulit untuk masuk serta mempengaruhi masyarakat.

2. Mampu Mengakomodasi Budaya Luar

Menghindari budaya luar memang bukan sesuatu yang mudah. Terlebih pada era globalisasi di mana berbagai hal akan terhubung secara mudah dan cepat. Tren atau budaya luar umumnya mudah menyebar melalui media elektronik maupun media sosial.

Hadirnya teknologi tersebut memungkinkan budaya asing berpotensi lebih mudah masuk serta mempengaruhi masyarakat Indonesia. Akan tetapi, kearifan lokal punya fleksibilitas tinggi. Ini membuatnya mampu mengakomodasi budaya luar tanpa perlu merusak kepercayaan masyarakat akan local wisdom yang telah ada sebelumnya.

Meskipun ada budaya luar masuk, budaya tersebut hanya sekadar menjadi tren. Budaya asing tak akan menggantikan budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang.

3. Mengintegrasikan Budaya Asing dan Budaya Asli

Ciri yang ketiga yaitu local wisdom mampu bukan sekadar mengakomodasi melainkan mengintegrasikan budaya asing lalu memadukannya dengan budaya lokal yang telah ada. Misalnya video Wonderful Indonesia yang isinya adalah perpaduan dari berbagai kebudayaan tradisional.

Lalu pada video yang viral tersebut juga ada perpaduan dengan beberapa hal yang bernuansa asing serta modern. Lalu bagaimana hasilnya? Sudah jelas video tersebut sangat indah serta banyak orang yang menyukainya, baik masyarakat lokal maupun luar negeri.

Contoh lainnya yaitu pembangunan gedung di Indonesia. Arsiteknya tak jarang akan memadukan antara budaya lokal dengan referensi beberapa bangunan tradisional Indonesia. Lalu memadukannya dengan desain arsitektur modern.

Masjid Raya di Sumatera Barat yang berada di pusat kota Padang mempunyai bangunan dengan arsitektur khas Minangkabau. Lalu untuk atap masjid malah terlihat seperti rumah Gadang yang merupakan rumah tradisional Provinsi Sumatera Barat. Perpaduan tersebut membuat masjid terlihat lebih modern.

4. Mengendalikan Budaya Asing

Budaya asing memang tidak seharusnya langsung mendapat penolakan begitu saja, asalkan mengandung nilai-nilai positif. Di sisi lain, local wisdom sudah menjadi adat dan budaya khas masyarakat serta mengakar sangat kuat sehingga sulit menghilangkannya.

Alih-alih hilang serta digantikan budaya asing, masyarakat begitu percaya terhadap kearifan lokal. Ini membuat masyarakat tersebut dapat mengendalikan budaya luar yang masuk.

Selain itu, masyarakat juga mampu menyaring budaya luar dengan mudah. Tinggal menentukan mana budaya luar yang mampu diterima masyarakat dan mengandung nilai positif. Kemudian pinggirkan budaya luar yang membawa nilai-nilai negatif.

Jenis Kearifan Lokal

Prosesi Upacara Adat
Prosesi Upacara Adat | Sumber: katadata.co.id

Local wisdom terbagi ke dalam 2 jenis, yakni yang wujudnya nyata dan tidak berwujud. Kedua jenis local wisdom tersebut perlu Anda ketahui. Adapun kedua jenis tersebut antara lain:

1. Local Wisdom yang Wujudnya Nyata atau Tangible

Adapun yang tergolong local wisdom berwujud nyata yaitu:

  • Tekstual: tata cara, sistem nilai, ketentuan khusus yang ditulis seperti pada catatan tradisional. Contohnya kalender, primbon, prasasti, maupun budaya tulis pada atas daun lontar
  • Benda cagar budaya maupun tradisional: batik dan keris
  • Bangunan/arsitektur: candi serta beragam bangunan rumah tradisional

2. Local Wisdom Tak Berwujud atau Intangible

Jenis yang kedua yaitu local wisdom yang tak berwujud alias abstrak. Contohnya adalah petuah yang disampaikan lewat lisan maupun diwariskan turun-temurun. Selain itu, kearifan lokal yang tak berwujud juga bisa berupa kidung atau nyanyian dengan kandungan nilai ajaran tradisional.

Lewat intangible local wisdom tersebut, nilai-nilai sosial bisa diwariskan secara lisan pada generasi dan terus ke generasi berikutnya. Contohnya yaitu budaya berpamitan serta mencium tangan kedua orang tua sebelum berangkat kerja/sekolah.

Memang tak berwujud fisik, namun tindakan tersebut mempunyai makna mendalam di dalam budaya lokal. Budaya ini merepresentasikan rasa hormat serta penghargaan pada orang tua dan sudah menjadi sebuah tradisi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Kearifan Lokal

Awig-awig
Awig-awig | Sumber gambar: goodnewsfromindonesia.id

Selain jenisnya, terdapat contoh-contoh dari local wisdom. Adapun beberapa contoh dari local wisdom antara lain:

1. Te Aro Neweak Lako di Papua

Masyarakat yang berasal dari Papua cenderung mempunyai kepercayaan bernama te aro neweak lako atau alam adalah aku. Mereka menganggap bahwa tanah merupakan bagian dari hidup manusia. Maka dari itu, dalam memanfaatkannya harus sangat berhati-hati.

2. Tana’ Ulen Suku Dayak

Selanjutnya ada masyarakat suku Dayak Kenyah yang berada di Kalimantan Timur. Mereka mempunyai tradisi bernama tana’  ulen. Kawasan hutan dikuasai serta menjadi milik dari masyarakat adat.

3. Pikukuh Suku Baduy

Masyarakat Baduy juga mempunyai kearifan lokal mengenai mitigasi bencana di dalam bentuk pikukuh atau ketentuan adat pokok. Local wisdom tersebut mengajarkan:

  • Gunung teu meunang dilebur
  • Lebak teu meunang dirusak atau tak boleh menghancurkan/merusak gunung
  • Tak boleh merusak sumber air

4. Celako Kumali di Bengkulu

Masyarakat yang tinggal di Serawai, Bengkulu mempunyai keyakinan yaitu celako kumali. Artinya, lingkungan yang lestari mampu terwujud melalui kuatnya keyakinan akan nilai-nilai di dalam berladang serta tradisi tanam.

5. Awig-awig (Bali serta Lombok)

Masyarakat di Bali maupun Lombok juga mempunyai local wisdom-nya sendiri. Awig-awig merupakan patokan atau pedoman tingkah laku yang dibuat oleh masyarakat di daerah tersebut. Tingkah laku ini harus mengedepankan rasa keadilan maupun kepatuhan terhadap masyarakat setempat.

Baca Juga : Pengertian Kearifan Lokal: Fungsi, Ciri, Jenis dan Contoh

Sudah Paham tentang Kearifan Lokal?

Sudah seharusnya para generasi muda menjaga serta melestarikan local wisdom sesuai daerahnya. Masuk dan tersebarnya budaya asing bukan menjadi alasan untuk mengabaikan atau bahkan menghilangkan apa yang sudah menjadi kebiasaan maupun tradisi di masyarakat asalkan bernilai positif.

Justru tradisi maupun kebiasaan tersebut akan menjadi identitas diri masyarakat atau daerah. Oleh karena itu menjaga kearifan lokal sangat penting untuk Anda lakukan. Selain itu, dengan melestarikan kearifan lokal tersebut, generasi selanjutnya tidak akan kehilangan identitas sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keragaman budaya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page