Untuk menciptakan kerjasama yang baik antarnegara Asia Tenggara, terdapat lima negara pendiri ASEAN yang berperan penting. Beberapa negara, memiliki perwakilan masing-masing untuk menghasilkan organisasi yang bertujuan memajukan negara-negara di Asia Tenggara.
Simak penjelasan berikut mengenai negara mana saja beserta tokoh yang mendirikan ASEAN dan tujuannya.
Daftar ISI
Sejarah ASEAN
ASEAN atau kependekan dari Association Southeast Asian Nations yaitu organisasi ekonomi dan geopolitik yang berasal dari Asia Tenggara. ASEAN pertama kali terbentuk karena adanya pengaruh ideologi dari negara-negara besar yang mengakibatkan konflik dan pertikaian di Asia Tenggara pada tahun 1960-an.
Konflik yang terjadi seperti Blok Timur dan Barat antara Filipina dan Vietnam, konflik militer Laos, Vietnam dan Kamboja, serta konflik bilateral Indonesia, Malaysia, Kamboja dan Vietnam. Akibatnya, tokoh-tokoh negara pendiri ASEAN ingin menciptakan hubungan yang stabil, sejahtera, makmur, dan damai di Asia Tenggara.
Kemudian, organisasi regional ASEAN resmi terbentuk setelah penandatanganan Deklarasi Bangkok atau Deklarasi ASEAN pada 8 Agustus tahun 1967 di Bangkok, Thailand. Lima menteri luar negeri yang sering terkenal dengan sebutan “Tokoh Pendiri ASEAN” menandatangani deklarasi tersebut sebagai perwakilan.
Negara Pendiri ASEAN Beserta Tokohnya
Lima tokoh negara pendiri ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) memiliki keistimewaan masing-masing. Kelima perwakilan tersebut menghadiri pertemuan mulai tanggal 5 Agustus hingga 8 Agustus tahun 1967 di Bangkok Thailand.
Selain itu, kelima tokoh tersebut juga menjadi perwakilan dari negara-negara yang pertama kali menjadi bagian dari ASEAN sebelum memiliki 11 negara anggota pada saat ini di tahun 2023. Berikut kelima tokoh yang mendirikan ASEAN:
1. Adam Malik dari Indonesia
Adam Malik lahir pada tanggal 22 Juli tahun 1917 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Beliau bersekolah di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) Pematang Siantar. Kemudian, ia mengawali karir sebagai wartawan dan menulis berita di koran Majalah Partindo dan Pelita Andalas. Beliau juga membangun Kantor Berita Antara.
Karir Adam Malik terus naik hingga menjadi Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Rusia dan Polandia. Karena beliau memiliki kemahiran dan pengalaman, beliau menjadi Menteri Perdagangan pada periode 1963-1964. Namun, ketika beliau menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia, beliau lebih dikenal orang.
Pada tahun 1966, Adam Malik menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang ke-11 dan berada pada kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada saat yang bersamaan, beliau menjadi perwakilan dari negara Indonesia untuk mendirikan ASEAN pada tahun 1967.
2.Thanat Khoman dari Thailand
Thanat Khoman merupakan Menteri Luar Negeri Thailand yang lahir pada 9 Februari 1914. Ia menempuh pendidikan pertamanya di Assumption College. Kemudian, melanjutkan studinya di Universitas Bordeaux dengan mendapat gelar hukum.
Ia juga mendapatkan gelar doktor hukum setelah menyelesaikan studi di Universitas Paris, Perancis. Sebagai Menteri Luar Negeri Thailand, beliau menjabat mulai tahun 1959 sampai 1971.
Setelah Thanat Khoman menjadi penggagas ASEAN, beberapa tahun setelahnya, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan yang ia miliki saat itu. Ia justru menjadi Wakil Perdana Menteri Thailand mulai 1980 sampai 1983.
Fakta tentang negara Thailand yaitu hanya negara tersebut di antara semua perwakilan negara pendiri ASEAN yang tidak pernah mengalami penjajahan oleh negara lain. Selain itu, Thailand adalah negara penengah antara negara Asia Tenggara yang sedang berkonflik dan menjadi tuan rumah saat pembuatan ASEAN.
3. Narciso Rueca Ramos dari Filipina
Bukan hanya perwakilan Indonesia dan Thailand saja, perwakilan dari Filipina, Narciso Rueca Ramos atau Narciso Ramos juga merupakan Menteri Luar Negeri Filipina pada masa didirikannya ASEAN. Beliau menjabat pada kepemimpinan Presiden Filipina Ferdinand Marcos.
Narciso Ramos lahir pada 11 November 1900 di Kota Asingan, Pengasinan. Ia mengawali karir sebagai jurnalis, lalu menjadi pengacara, dan berakhir menjadi diplomatik dan politikus. Selain itu, beliau aktif menjadi anggota legislatif selama lima periode.
Sebelumnya, negara Filipina menyerahkan kepercayaannya terhadap Manila Washington untuk mengatasi masalah politik luar negeri. Namun, akibat mereka ikut andil dalam mendirikan ASEAN, Filipina berhasil mengatasi masalah Konflik Sabah dengan Malaysia, sehingga mereka percaya pada organisasi tersebut.
4. Tun Abdul Razak dari Malaysia
Tun Abdul Razak atau bernama lengkap Kapten Tun Abdul Razak lahir pada 11 Maret 1922 di Petang, Malaysia. Pada masa pendirian ASEAN, Tun Abdul Razak menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri yang pertama dari negara Malaysia.
Pada 1970, Tun Abdul Razak menjadi Perdana Menteri ke-2 negara Malaysia karena menggantikan yang sebelumnya menjadi atasannya, yaitu Tunku Abdul Rahman. Beliau menjadi Perdana Menteri Malaysia mulai tahun 1970 hingga tahun 1976, tahun dimana beliau meninggal.
Faktanya, Tun Abdul Razak adalah tokoh penting dalam kemerdekaan negara Malaysia yang telah bebas dari penjajahan Inggris dari tahun 1957.
5. S. Rajaratnam dari Singapura
S. Rajaratnam memiliki nama lengkap Sinnathamby Rajaratnam lahir pada 25 Februari 1915 di Jaffna, Sri Lanka. Beliau menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada saat pembentukan ASEAN di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Lee Kuan Yew.
Beliau menempuh pendidikan pertama kali di sekolah khusus anak laki-laki bernama St Paul. Kemudian, beliau meneruskan pendidikannya di Raffles Institution, Singapura. Selanjutnya, karena beliau tertarik pada bidang politik, beliau melanjutkan pendidikan di King’s College, London, Inggris.
Karir pertama beliau sebagai jurnalis dan pernah menjadi editor tetap di The Strait Time, koran terkenal Singapura. Lalu, ia juga menjabat sebagai anggota Parlemen Singapura, Dewan Rakyat Malaysia, Menteri Luar Negeri Singapura, Menteri Tenaga Kerja Singapura, Wakil Perdana Menteri Singapura, dan Menteri Senior Singapura.
Selain kelima negara tersebut, ada beberapa negara lain yang telah bergabung dengan ASEAN, seperti Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste. Keberhasilan yang didapatkan dari pembentukan organisasi ini membuat beberapa negara lain bergabung dengan ASEAN.
Baca Juga : Unsur-Unsur Negara Bisa Berdiri, Simak dan Pahami!
Tujuan Utama Pembentukan ASEAN
Beberapa tokoh dari negara pendiri ASEAN, tentunya memiliki tujuan yang sama dalam mendirikan organisasi terbesar di Asia Tenggara tersebut. Berdasarkan buku yang berjudul “Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)” tahun 2014 karya Koesrianti, tujuan utama ASEAN adalah untuk memajukan perekonomian.
Selain itu, tujuan lain ASEAN adalah meningkatkan pertumbuhan sosial, budaya, dan ekonomi antarnegara Asia Tenggara. Ada beberapa tujuan ASEAN yang penting dalam pembentukan awal organisasi regional ini secara lebih rinci, yaitu:
- Memajukan kerja sama di bidang ekonomi, teknologi, budaya, dan sosial.
- Menumbuhkan perdamaian dan keseimbangan regional.
- Meningkatkan percepatan pertumbuhan kondisi sosial, ekonomi, sosial, dan budaya.
- Saling membantu dalam memfasilitasi di bidang pendidikan, administrasi, dan teknik.
- Menumbuhkan industri seperti komoditas internasional, perbaikan pengiriman, dan komunikasi.
- Memelihara kerja sama antar negara serta aktif dalam urusan tersebut.
- Meningkatkan identitas ASEAN melalui tingkatan kesadaran atas keragaman budaya dan warisan.
- Memajukan penggunaan sumber daya manusia dengan kerja sama di bidang pendidikan.
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk hidup lebih layak.
Prinsip-prinsip ASEAN
Dalam menjalankan suatu organisasi, tentu ada prinsip yang digunakan agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik seperti ASEAN. Prinsip digunakan bukan hanya untuk negara pendiri ASEAN, namun untuk semua anggota negara ASEAN. Beberapa prinsip tersebut adalah:
- Seluruh negara anggota ASEAN wajib untuk selalu menghormati kedaulatan, kemerdekaan, kesamaan, batas wilayah, dan identitas nasional.
- Adanya komitmen bersama dan tanggung jawab di kawasan ASEAN secara bersama-sama untuk menjaga perdamaian, kemakmuran, dan keamanan.
- Bertindak dalam menolak agresi, penyalahgunaan kekuatan, ancaman, atau tindakan apapun yang melanggar hukum internasional.
- Mengutamakan penyelesaian konflik secara damai, tidak ikut campur masalah dalam negeri dari setiap negara anggota ASEAN.
- Menghormati kebebasan yang berdasar, kemajuan perlindungan hak asasi manusia, serta pemajuan keadilan bagi sosial.
- Kerja sama harus selalu efektif, rasional, dan efisien.
5 Negara Pendiri ASEAN Berhasil Menyejahterakan Asia Tenggara
Sudah 56 tahun negara pendiri ASEAN berhasil menjalin kerja sama yang baik antarnegara di Asia Tenggara. Faktanya, hingga saat ini, organisasi regional ini masih hadir untuk saling membantu melalui perkembangan yang pesat. Dalam mewujudkan tujuan ASEAN, terdapat rapat tahunan yang bernama KTT ASEAN.
Mulai dari 5 negara hingga saat ini sudah memiliki 11 negara anggota termasuk Timor Leste. Sekitar lebih dari 4 dekade ASEAN telah mampu memelihara perdamaian dan stabilitas negara-negara di kawasan Asia Tenggara hingga luar kawasan. Itu membuktikan bahwa ASEAN mampu terus berjalan setiap waktunya.