Sebagai salah satu daerah di Indonesia yang berperan penting dalam kemerdekaan, Sumatera memiliki sejumlah pahlawan. Para pejuang tersebut ikut melawan dan mempertahankan kedaulatan Indonesia dari penjajah. Siapa saja pahlawan asal Sumatra? Artikel ini menyajikan informasinya untuk Anda.
Daftar ISI
11 Pahlawan Asal Sumatra dan Perjuangannya
Banyak pejuang dari Sumatera yang turut andil dalam melawan penjajah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Tentu saja diikuti dengan perjuangan nyata. Berikut 11 pahlawan asal Sumatra, yaitu:
1. Sisingamangaraja XII
Bernama asli Patuan Bosar Ompu Pulo Batu, Sisingamangaraja XII adalah seorang Raja dari Sumatera Utara yang sangat populer. Masa jabatannya mulai dari tahun 1876, sehingga ia ikut berperang melawan penjajah.
Ketika ia dinobatkan sebagai Raja, itu bertepatan dengan Belanda masuk ke Sumatera Utara. Belanda bertujuan untuk memonopoli jalur perdagangan di Bakkara.
Berbagai serangan Belanda membuat Sumatera Utara mengalami perang hingga puluhan tahun. Pada tahun 1907, beliau meninggal tertembak di Dairi. Setelah pertempuran itu, Belanda berhasil menguasai Bakkara. Atas semua pengorbanannya, pada 9 November 1961 ia dinyatakan sebagai pahlawan nasional.
2. Tuanku Imam Bonjol
Muhammad Syahab adalah nama asli dari Tuanku Imam Bonjol. Sebagai pahlawan nasional, beliau juga dikenal sebagai Malim Basa dan Peto Syarif.
Ia lahir tahun 1772 di Bonjol. Pada 6 November 1864, Tuanku Imam Bonjol meninggal dunia di Lotak, Pineleng, Minahasa. Perjuangan paling terkenal dari beliau adalah menjadi pemimpin dalam Perang Padri 1803 hingga 1838.
Akan tetapi, Tuanku Imam Bonjol ditangkap oleh Belanda. Lalu ia pun dibuang pada tempat pengasingan. Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai pahlawan nasional pada 6 November 1973.
3. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta merupakan pahlawan asal Sumatra Barat. Ia lahir pada 12 Agustus 1902, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Tidak hanya sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, beliau juga menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang pertama.
Ia turut andil dalam memperjuangkan Indonesia dari jeratan penjajahan Belanda. Bahkan sejak dini Mohammad Hatta sudah ikut gerakan nasionalis. Pada 17 Agustus 1945, ia pun turut menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, Mohammad Hatta juga dikenal sebagai pendiri gerakan nasional pengembangan ekonomi Indonesia. Tujuannya untuk mendorong ekonomi Indonesia semakin berkembang.
Bukan itu saja, ia juga berpendapat bahwa industri dan pertanian penting karena berfungsi untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
4. Raja Ali Haji
Raja Ali Haji lahir tahun 1809 di Pulau Penyengat, Riau. Ia dikenal sebagai sejarawan, cendekiawan, dan penulis terkenal. Oleh sebab itu, ia menjadi ikon kebangkitan sastra abad ke 19.
Menurut banyak referensi, Raja Ali Haji menjadi Pangeran Riau pertama yang menunaikan ibadah haji.
Pada tahun 1821, Raja Ahmad (ayah Raja Ali Haji) mengajaknya dan saudara lain untuk pergi haji. Ia juga orang pertama yang melukiskan sejarah Bugis Melayu dan raja-rajanya.
Salah satu karya populer dari Raja Ali Haji adalah catatan tentang dasar-dasar tata bahasa Melayu. Inilah mengapa bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa nasional pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda Indonesia. Hingga kini, itu menjadi bahasa Indonesia.
Ada juga karya lain yang tidak kalah terkenal, seperti Tuhfat al-Nafis, Gurindam Dua Belas, dan karya fenomenal lainnya.
Menurut perkiraan, beliau wafat pada tahun 1872 atau 1873, di Pulau Penyengat. Pada 5 November 2004, Raja Ali Haji ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
5. Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dien lahir tahun 1848 di Lam Padang Peukan Bada, Aceh. Berkat keberaniannya melawan penjajahan Belanda dalam Perang Aceh, ia memiliki julukan sebagai Ratu Aceh.
Pada tahun 1875, Cut Nyak Dien ikut serta membantu rakyat Aceh melawan penjajah. Ia menyediakan logistik dan senjata untuk kebutuhan perang.
Namun, suaminya tewas dalam pertempuran Glie Tarum pada tahun 1878. Meskipun begitu, Cut Nyak Dien tetap bertekad untuk menumbangkan Belanda. Akan tetapi, ia sakit dan membuat prajurit melaporkan ke Belanda.
Akhirnya, Belanda pun menangkap dan membawanya ke Banda Aceh pada tahun 1905. Kemudian, Cut Nyak Dien mendapatkan perawatan dan mulai sembuh. Belanda tidak membiarkan ia tetap berada di Aceh, karena bisa mempengaruhi rakyat.
Oleh sebab itu, pada tahun 1906 terjadi pengasingan Cut Nyak Dien ke Sumedang, Jawa Barat. Ia tinggal bersama keluarga pengabdi setia Belanda, yakni Uleebalang. Masyarakat setempat memberikannya gelar Ibu Perbu atau Ibu Ratu.
Beliau wafat pada 6 November 1908, Sumedang. Pada 2 Mei 1964, pemerintah mengakui Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Namanya juga sering abadi dalam bandar udara Meulaboh, kapal perang, nama jalan, sekolah, dan organisasi perempuan.
6. Fatmawati
Fatmawati termasuk pahlawan asal Sumatra. Ia lahir pada 5 Februari 1923, Bengkulu. Namun, wafat pada 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia. Fatmawati terkenal sebagai istri pertama Presiden Indonesia Soekarno dan penjahit bendera merah putih.
Bendera merah putih hasil jahitan Fatmawati dikibarkan pada pembacaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Maka, sudah jelas ia turut menyumbang bakatnya untuk Indonesia.
Selain itu, ia juga aktif dalam gerakan sosial dan kemanusian. Mulai dari Yayasan Kesejahteraan Anak-Anak Indonesia (YKAI), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).
7. Radin Inten II
Lahir pada 1834, Radin Inten II adalah salah satu sosok Raja di Lampung. Namun sayangnya, ia wafat pada 5 Oktober 1856 saat usianya masih 22 tahun. Berbagai perjuangan ia gaungkan untuk Indonesia.
Ia ikut serta melawan Belanda untuk memperjuangkan kemakmuran rakyat Lampung. Selain itu, ia juga termasuk garis keturunan Sunan Gunung Jati.
Pada 23 November 1986, pemerintah Indonesia menetapkan Radin Inten II sebagai pahlawan nasional.
8. Sultan Mahmud Badaruddin II
Sebagai pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Selatan, Sultan Mahmud Badaruddin II sangat berdedikasi kepada rakyat. Beliau lahir di Palembang pada tahun 1767, namun wafat pada tahun 1852.
Sultan Mahmud Badaruddin II termasuk keturunan Kesultanan Palembang Darussalam dan menjadi sultan ke 9. Dengan demikian, ia pun pernah memerintah daerah tersebut dari tahun 1803 sampai tahun 1821.
Beliau aktif membantu rakyat dalam memperjuangkan hak bangsa. Terutama melawan Belanda yang ingin mendapatkan perdagangan lada Palembang.
Meskipun pada tahun 1819 beliau berhasil mengusir Belanda, namun sayangnya ia tertangkap. Oleh karena itu, pada tahun 1812 beliau diasingkan ke Ternate.
9. Tuanku Tambusai
Harimau Paderi Dari Rokan atau Tuanku Tambusai adalah salah satu pahlawan asal Sumatra. Ia lahir 5 November 1784 di Rokan Hulu, Riau. Sekitar 15 tahun, rakyat Rokan Hulu melawan penjajah Belanda.
Tuanku Tambusai memiliki karakter yang sulit dikalahkan. Hal ini karena sifat pantang menyerah dan tidak pernah mau berdamai dengan Belanda. Ia selalu bersikap keras dan teguh pendirian, sehingga semua ajakan damai Kolonel Elout ditolak.
Namun pada 28 Desember 1838, Belanda berhasil menyerang dan mendapatkan benteng Dalu-Dalu. Beliau pun melarikan diri dan memilih tinggal di Malaysia hingga akhir hayat.
10. Depati Amir
Depati Amir lahir pada 1790 di Air Bangis, Bengkulu. Ia wafat pada tahun 1864. Beliau adalah sosok pemimpin perang dalam melawan Belanda dan Inggris. Di mana kedua negara tersebut ingin menguasai daerah Bengkulu.
Sebagai pemimpin yang mampu mengobarkan semangat, Depati Amir memberikan strategi gerilya dan diplomasi untuk rakyat. Namun naasnya, pada tahun 1862 Belanda menangkapnya. Kemudian ia diasingkan ke Ambon dan 2 tahun setelahnya meninggal.
11. Sultan Thaha Syaifuddin
Sultan Thaha Saifuddin merupakan raja terakhir dari Kesultanan Jambi. Ia lahir di Tanah Pilih, Jambi, 1816. Pada 26 April 1904, beliau wafat di Betung Bedarah, Tebo.
Belanda menginvasi Jambi dan melakukan banyak peraturan di tahun 1858 hingga 1899. Sebagai pemimpin, beliau terus melakukan cara untuk mengklaim wilayah kekuasaan miliknya. Akan tetapi, tentara Belanda berhasil membunuhnya.
Baca Juga : Contoh Ancaman Militer Luar Negeri dan Dalam Negeri, Lengkap!
Sudah Tahu Para Pahlawan Asal Sumatra?
Sejatinya, pahlawan nasional seluruh Indonesia termasuk asal Sumatra sangat berjasa dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai masyarakat yang baik, kita harus ikut andil dalam menghormatinya.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah mengisi kemerdekaan dengan perbuatan positif dan bijak, sehingga perjuangan-perjuangan mereka tidak sia-sia.