6 Pakaian Adat Kalimantan Selatan, Makna, dan Ciri Khasnya

Kalimantan Selatan yang juga dikenal sebagai Tanah Banjar adalah provinsi yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu aspek warisan budayanya adalah pakaian adat Kalimantan Selatan yang memikat. 

Berbagai macam pakaian adatnya selalu mencerminkan identitas serta sejarah Tanah Banjar yang kaya dan telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Jika Anda penasaran dengan keunikannya, artikel ini akan membahasnya lengkap untuk Anda!

Corak Kebudayaan Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah di Pulau Kalimantan yang memiliki dataran tinggi dan dataran rendah menakjubkan se-Indonesia. Jika Anda menilik sejarah masa lalu, wilayah Kalimantan Selatan didominasi oleh kebudayaan suku Banjar yang dianggap sebagai nenek moyang Madagaskar.

Sejak saat itulah, keberagaman adat dan kehidupan masyarakat suku Banjar Kalimantan Selatan mendorong terbentuknya pakaian adat Kalimantan Selatan. Kekayaan baju adat yang ada cukup unik dan menarik, di mana masing-masing pakaian dan aksesorisnya memiliki makna tersendiri. 

Akan tetapi, dari segala jenis pakaian adatnya, aksesoris utama yang pasti dikenakan adalah bogem. Aksesoris tersebut memberi aksen kental budaya khas suku Banjar. Dengan rangkaian bunga melati dan mawar, aksesoris tersebut dapat menunjang penampilan mereka agar lebih menarik. 

Selain itu, ada beberapa keunikan lainnya yang terdapat pada keberagaman pakaian adat Pulau Borneo ini. Salah satunya adalah perpaduan budaya Banjar dan Tiongkok. Perpaduan tersebut menggambarkan kehidupan masa lampau pedagang dari China dan Gujarat yang masuk ke Indonesia melalui Kalimantan Selatan.

6 Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Pada dasarnya, pakaian adat suku Banjar ini memiliki empat jenis, di mana ada beberapa tampilannya yang sudah termodifikasi. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas keseluruhan pakaian adat Kalimantan Selatan yang mendapat sentuhan budaya Banjar. Berikut ini penjelasannya:

1. Pakaian Adat Bagajah Gamuling Baular Lulut

Bagajah Gamuling Baular Lulut
Bagajah Gamuling Baular Lulut | Sumber gambar: pariwisataindonesia.id

Pakaian adat Kalimantan Selatan yang pertama memiliki nama Bagajah Gamuling Baular Lulut. Biasanya, pakaian adat ini dipakai sebagai baju pengantin kedua mempelai pria maupun wanita. 

Berdasarkan sejarah, pakaian adat yang cenderung berwarna perak ini mendapatkan pengaruh dari agama Hindu. Meskipun sering kali berguna sebagai busana pada pesta pernikahan, tapi Bagajah Gamuling Baular Lulut memiliki sedikit perbedaan dengan pakaian adat lainnya. 

Biasanya, mempelai pria tidak mengenakan baju atau hanya sekadar baju lengan pendek yang berhiaskan motif manik-manik yang memberi kesan mewah. Baju lengan pendek tersebut bisa dipadupadankan dengan celana sepanjang betis yang terbalut dengan kain senada. 

Umumnya, kain senada yang berfungsi sebagai balutan pada bawah pinggang pria memiliki motif halilipan. Hanya saja, aksesori yang biasanya pria gunakan sebagai pelengkap pakaian adat Kalimantan Selatan ini adalah ikat pinggang dan penutup kepala.

Sementara kaum wanita akan menggunakan baju lengan pendek yang penuh dengan hiasan payet beserta kemben di dalamnya. Kemudian, wanita juga akan menggunakan rok dengan motif senada seperti yang dikenakan pria, yaitu motif halilipan.

Untuk menghias bagian kepala, kaum wanita akan menggunakan konde yang berhiaskan mahkota pada bagian atasnya serta kuncup bunga melati dan kembang goyang. Kedua bunga hidup tersebut memberikan kesan cantik dan segar pada para pemakainya.

Setelah itu, keduanya juga harus memakai aksesoris berupa kalung samban dengan motif kelapang dan mahkota kepala ular yang melingkar. Unik sekali, bukan?

2. Banjar Baamar Galung Pancaran Matahari

Pakaian Adat Banjar Baamar Galung Pancaran Matahari
Pakaian Adat Banjar Baamar Galung Pancaran Matahari | Sumber gambar: Keluyuran.com

Pakaian adat Kalimantan Selatan yang kedua ini juga berfungsi sebagai busana pernikahan, tapi terdapat keunikan tersendiri padanya. Nama jenis baju ini memiliki makna bersinar seperti matahari, oleh karena itu warna kuning pasti mendominasi baju ini.  

Pakaian adat yang sudah ada sejak 17 tahun silam ini masih populer di kalangan masyarakat Banjar hingga sekarang. Pasalnya, pakaian ini mengangkat budaya Hindu dan budaya Jawa sekaligus dengan kain beludru berwarna kuning yang memberi kesan mewah tersendiri.

Anda bisa melihat sentuhan budaya Hindu pada pakaian ini di bagian aksesoris mahkota berupa kain lilit yang berbentuk naga dan kelabang. Model aksesoris tersebut dikenal dengan nama halilipan.

Berbeda dengan pakaian adat Kalimantan Selatan Bagajah Gamuling Baular Lulut, pengantin pria akan menggunakan jas terbuka yang bisa dipadupadankan dengan celana panjang dan dalaman kemeja lengan panjang. Sang pria juga memakai aksesoris tali pinggang berupa tali wenang.

Sedangkan mempelai wanita akan menggunakan baju koko pendek dengan hiasan manik-manik yang berbentuk rumbai. Kemudian, pada bagian dada biasanya ditambahkan kida atau penutup dada yang berbentuk segi lima. Pakaian adat ini juga penuh dengan hiasan bunga melati dan mawar. 

3. Pakaian Adat Babaju Kun Galung Pacinan

Babaju Kun Galung Pacinan
Babaju Kun Galung Pacinan | Sumber gambar: tuliskan.id

Babaju Kun Galung Pacinan merupakan pakaian adat Kalimantan Selatan yang mencerminkan perpaduan adat antara budaya Timur Tengah dan Tiongkok. Sejak abad ke-15 silam, baju ini sudah populer di kalangan masyarakat suku Banjar. 

Baju ini kerap digunakan sebagai busana pernikahan dengan ciri khas yang unik. Biasanya, mempelai pria akan menggunakan jubah yang mirip dengan pedagang Gujarat pada zaman dahulu. 

Sebagai pelengkap, kaum pria menggunakan tambahan aksesoris berupa kopiah alpe dengan lilitan surban atau menggunakan tanjak laksamana. Tidak lupa untuk menyematkan roncean bunga melati pada bagian leher pria.

Sedangkan kaum wanita umumnya menggunakan kebaya lengan panjang bergaya cheongsam yang berwarna kuning keemasan. Agar menambah kesan mewahnya, kebaya tersebut dijahit menggunakan benang dan payet berwarna emas. Uniknya, payet tersebut berbentuk bunga teratai yang membuat pemakainya terlihat anggun.

Kemudian, wanita akan menggunakan bawahan rok panjang dengan hiasan manik-manik dan sulaman bermotif tirai bambu. Tidak lupa untuk memberikan hiasan kepala berupa mahkota dengan kembang goyang dan tusuk konde yang mana membuat penampilan pakaian adat Kalimantan Selatan itu semakin cantik.

Uniknya, tusuk konde yang mempelai wanita gunakan berbentuk huruf arab, yaitu huruf lam dan burung hong. Hiasan tersebut mampu membuat daya tarik tersendiri bagi kedua mempelai.

4. Pakaian Adat Banjar Baamar Galung Modifikasi

Banjar Baamar Galung Modifikasi
Banjar Baamar Galung Modifikasi | Sumber gambar: keluyuran.com

Pakaian adat Kalimantan Selatan selanjutnya merupakan model modifikasi dari Banjar Baamar Galung Pancaran Matahari. Nama baju adat ini adalah Babaju Kubaya Panjang.

Menurut masyarakat suku Banjar, perkembangan model pada pakaian adat ini bertujuan untuk mengikuti tren mode pada zamannya. Meskipun sudah termodifikasi, namun pakaian adat ini tidak menghilangkan budaya asli dan kecantikan alaminya. 

Aturan pemakaian busana ini untuk mempelai pria dan wanita juga tidak jauh berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada baju wanita, di mana mempelai wanita menggunakan kebaya panjang dengan paduan jilbab bernuansa Islami.

Tentunya, aksesoris mahkota atau amar juga tersematkan sebagai hiasan kepala wanita. Roncean bunga melati pun turut memeriahkan baju modifikasi dari Banjar Baamar Galung Pancaran Matahari ini.

5. Baju Adat Tanah Bambu

Baju Adat Tanah Bambu
Baju Adat Tanah Bambu | Sumber gambar: beritasatu.com

Berbeda dengan pakaian adat Kalimantan Selatan lainnya, baju adat Tanah Bambu ini mayoritas digunakan oleh bangsawan maupun masyarakat suku Bugis. Sebab, baju adat ini berasal dari wilayah Pagatan yang berada di Kabupaten Tanah Bambu.

Ciri khas pakaian adat ini terletak pada penggunaan sarung dan laung atau penutup kepala yang terbuat dari kain tenun Pagatan. Uniknya, baju adat Tanah Bambu adalah satu-satunya pakaian adat Kalimantan Selatan yang tidak digunakan dalam upacara pernikahan.  

6. Kain Sasirangan

Kain Sasirangan
Kain Sasirangan | Sumber gambar: id.wikipedia.org

Selain pakaian, bentuk kebudayaan adat lain yang terkenal dari Kalimantan Selatan adalah kain Sasirangan. Berdasarkan berbagai sumber, pembuatan kain ini pertama kali terjadi pada abad ke-7 Masehi yang mana terkenal dengan nama kain Langgundi.

Dalam kisah yang beredar, masyarakat mempercayai bahwa kain ini berguna sebagai media penyembuhan. Beberapa diantaranya menganggap kain ini merupakan jimat untuk mengusir roh jahat dan sebagai pelindung.

Namun, saat ini kain Sasirangan biasanya berfungsi untuk melengkapi pakaian adat seperti sabuk, ikat kepala, dan selendang perempuan. Untuk menambah kecantikannya, terdapat berbagai motif seperti sarigading, bayam raja, dan lainnya.

Baca Juga : 7 Upacara Adat Jawa Barat, Fungsi dan Pelaksanaannya

Sudah Tahu Macam-Macam Pakaian Adat Kalimantan Selatan?

Demikian akhir dari artikel yang menjelaskan macam pakaian adat Kalimantan Selatan. Harapannya, Anda bisa lebih mengenal budaya yang ada di Indonesia. Sebagaimana negara Indonesia memiliki banyak kepulauan sehingga keberagaman budaya pun juga sangat banyak. 

Selain mengenalnya, Anda sebagai generasi muda juga harus turut melestarikan budaya khas mana pun. Akan lebih baik lagi jika Anda juga mengenal kilas balik dari masing-masing budaya yang Indonesia punya. Dengan begitu, Anda bisa meningkatkan jiwa nasionalisme dalam diri.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page