Manusia umumnya memiliki sisi baik dan jahat. Ketika sedang jahat, tidak menutup kemungkinan manusia melakukan tindakan kriminal seperti kekerasan. Penyebab kekerasan sendiri bisa bermacam-macam. Salah satu faktor utamanya karena adanya sumber konflik atau perbedaan kepentingan antara dua pihak atau lebih.
Pihak-pihak yang saling terlibat konflik bisa memicu terjadinya kekerasan, baik verbal maupun non verbal. Apalagi, dengan banyaknya permasalahan yang ada dalam masyarakat, tindakan tersebut terus bermunculan. Pihak yang mengalami kerugian besar adalah korban karena menderita dampak fisik maupun psikologis.
Apa Itu Penyebab Kekerasan?
Kekerasan adalah tindakan yang melanggar norma oleh seseorang atau sekelompok orang yang berbuat jahat dengan tujuan menyebabkan cedera, menindas, merusak harta benda, hingga menghilangkan nyawa.
Perbuatan yang bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) ini bisa dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Contoh dari tindakan amoral tersebut bisa Anda amati dari kasus kekerasan yang tayang di berita televisi maupun curhatan yang berseliweran di sosial media.
Misalnya seperti kasus KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga), perundungan, pelecehan seksual, dan lain sebagainya. Pemicu penyebab kekerasan berasal dari konflik yang sedang terjadi di tengah masyarakat.
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat memang membuat kebudayaan kita beragam. Akan tetapi, perbedaan-perbedaan itu juga yang sering jadi konflik sosial, di mana masing-masing pihak saling bertentangan.
Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa kekerasan tidak selalu berupa penyerangan fisik. Seringkali bentuk kejahatan ini tercermin dalam bentuk penyerangan psikis yang merugikan korban. Oleh sebab itu, tindakan amoral ini melanggar norma dan nilai-nilai yang mencerminkan HAM.
Jenis-Jenis Tindak Kekerasan

Kekerasan terbagi menjadi beberapa kategori yaitu berdasarkan bentuknya dan pelakunya. Masing-masing kategori memiliki sub pembahasan yang akan Anda simak pada poin berikut ini.
1. Berdasarkan Bentuknya
Dari segi bentuk, kekerasan terbagi menjadi fisik, psikologis, dan struktural. Berikut adalah penjelasan masing-masing bentuknya:
- Kekerasan fisik
Pada kekerasan fisik, tindakan kejahatan bisa tampak oleh mata dengan bukti luka atau memar di tubuh. Umumnya, kejahatan fisik bertujuan menurunkan kesehatan tubuh seseorang, melukai, hingga menghilangkan nyawa.
Contoh dari kekerasan fisik antara lain pemukulan, penganiayaan, dan lain sebagainya yang membuat pelaku kejahatan melakukan kontak fisik dengan korban.
- Kekerasan psikologis
Jika kejahatan fisik menuntut pelaku harus membuat kontak sentuhan langsung dengan korban, maka pada jenis kejahatan psikologis pelaku bisa menyerang tanpa harus menyentuh fisik secara langsung seperti tindakan mengancam, menekan, fitnah, penghinaan, dan lainnya.
Tujuan dari kejahatan psikologis adalah membuat korban merasa ketakutan hingga mendapatkan trauma. Pelaku kejahatan ini mengincar mental atau jiwa seseorang untuk dilukai.
- Kekerasan struktural
Berikutnya, kekerasan struktural melibatkan individu atau kelompok yang merasakan ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, atau pendapatan sebagai akibat dari sistem tertentu. Contoh dari kejahatan struktural ini adalah pencemaran limbah pabrik yang merugikan masyarakat sekitarnya.
2. Penyebab Kekerasan Berdasarkan Pelakunya
Dari segi pelaku, kekerasan dibedakan menjadi individual dan kolektif. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
- Kekerasan individu
Sesuai dengan namanya, tindak kejahatan ini dilakukan oleh seorang individu terhadap individu lainnya. Misalnya seperti penganiayaan, pemukulan, pencurian, dan lain-lain.
- Kekerasan kolektif
Pada jenis kolektif, pelaku berjumlah lebih dari satu orang dan biasanya berupa sekelompok orang atau massa. Misalnya seperti tawuran antar pelajar.
Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan
Seperti yang sudah Anda ketahui, penyebab dari kekerasan utamanya karena ada konflik yang melatarbelakangi terjadinya hal tersebut. Tanpa ada konflik tidak mungkin kekerasan bisa terjadi. Selain itu, masih ada faktor lain yang mendukung terjadinya tindakan amoral ini. Apa sajakah itu? Simak pembahasannya berikut ini.
1. Penyebab Kekerasan karena Faktor Individual
Faktor individual berarti berasal dari kepribadian individu itu sendiri. Sikap agresif, marah, dendam, kurangnya rasa empati, stres, dan lain semacamnya dapat memicu seseorang berbuat kejahatan kepada orang lain.
Ketika seseorang merasa kurang bisa mengontrol emosinya dengan baik, tidak menutup kemungkinan pelampiasannya adalah dengan menyakiti orang lain. Perasaan yang menguasai pikirannya itulah menyebabkan manusia tidak bisa berpikir jernih sehingga akhirnya melakukan tindak kejahatan.
2. Faktor Kelompok
Seperti yang sudah Anda pelajari sebelumnya, bukan hanya individu saja yang bisa menjadi pelaku kekerasan, melainkan juga sekelompok orang secara kolektif. Biasanya faktor pemicunya ketika identitas kelompok berbenturan dengan identitas kelompok yang berbeda sehingga mengakibatkan kekerasan.
Contoh dari kasus ini adalah perkelahian antara pendukung klub bola yang memihak tim berbeda di stadion.
3. Penyebab Kekerasan karena Tingkat Ekonomi
Perbedaan tingkat ekonomi juga bisa menjadi penyebab tindakan amoral satu ini. Hal itu bisa terjadi lantaran kemiskinan membuat orang-orang sulit mendapatkan akses memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bagi penduduk miskin yang pengangguran, mungkin berbuat tindak kekerasan untuk menyambung hidup.
Misalnya adalah menjambret, merampok, dan lain sebagainya. Alasan dari tindakan perampokan itu sebagian karena minimnya harta benda yang dimiliki sehingga tidak mempunyai pilihan lain selain mencuri.
4. Strata Sosial
Strata atau tingkatan sosial mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak. Umumnya, pihak yang berasal dari strata sosial tinggi memiliki ego yang tinggi dan cenderung meremehkan pihak di bawahnya. Fenomena tersebut bisa memunculkan berbagai aksi kekerasan seperti perundungan.
Misalnya, anak yang memiliki kekayaan dan kekuasaan lebih tinggi cenderung menindas anak lemah yang berasal dari strata sosial rendah. Tindakan perundungan atau penindasan tersebut tergolong kekerasan.
5. Sosial Budaya
Kemudian, penyebab kekerasan yang terakhir adalah faktor sosial budaya. Faktor ini menekankan bahwa tindakan kekerasan sudah menjadi sebuah kebiasaan atau tradisi sehingga jarang orang-orang mau melaporkannya.
Contohnya seperti ospek di sekolah atau perguruan tinggi yang berlebihan sampai pingsan, terluka, dan lainnya.
Baca Juga : Apa itu Prasangka? Ini Indikator, Dampak, dan Contohnya
Contoh Bentuk Kekerasan

Setelah mengetahui jenis dan faktor yang melatarbelakangi tindak kekerasan, Anda perlu mengetahui bahwa kejahatan ini bisa terjadi secara fisik, verbal, non verbal, hingga melalui media daring. Berikut adalah contoh-contoh bentuk kekerasan yang cukup sering terjadi:
1. Kekerasan Fisik
Seperti namanya, kekerasan fisik berarti pelaku melakukan kontak fisik secara langsung ke korban dengan atau tanpa alat bantu. Misalnya seperti perkelahian, tawuran, pembunuhan, dan lain sebagainya.
2. Kekerasan Psikis
Tidak hanya bisa menyerang fisik, kekerasan juga menyasar ke jiwa atau mental seseorang. Pelaku bertujuan mengancam, menakuti, dan menghina korban sehingga korban merasa terpojok. Beberapa contoh kasus kekerasan ini adalah penghinaan, pengucilan, intimidasi, pemerasan, dan lain-lain.
3. Perundungan
Perundungan termasuk salah satu contoh bentuk kekerasan yang sering terjadi di lingkungan kerja, sekolah, masyarakat. Penyebab kekerasan tersebut karena pelaku minim empati, kurangnya didikan, atau penguasaan emosi yang tidak stabil. Umumnya, kasus ini terjadi karena ketimpangan relasi kuasa.
4. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah perbuatan melecehkan yang menyerang tubuh dan atau fungsi reproduksi dan akibatnya bisa membuat korban menderita fisik maupun menyerang psikisnya. Misalnya seperti pemerkosaan, penyampaian ujaran yang melecehkan, dan lain sebagainya.
Dampak Mengalami Kekerasan

Pihak korban yang menerima kekerasan dari seseorang atau sekelompok orang pastinya akan menderita, baik secara fisik maupun psikis. Itulah mengapa peran keluarga dan teman sangat penting untuk selalu memantau kondisi korban. Berikut adalah beberapa dampak mengalami kekerasan yang perlu Anda perhatikan.
1. Dampak Fisik
Sudah jelas seperti apa dampak fisik yang korban terima dari tindakan kekerasan. Pelaku yang memukul, menganiaya, atau melakukan kontak fisik ke korban dengan tujuan melukai pastinya akan meninggalkan bekas. Baik itu memar, lebam, luka, patah tulang, dan kesakitan fisik lainnya.
Korban yang mengalami tindak kekerasan akan merasakan kondisi kesehatan tubuhnya menurun. Bahkan bisa jadi luka fisik yang diderita tidak mudah hilang.
2. Dampak Psikologi
Selain dampak fisik yang bisa Anda lihat langsung dengan mata, kekerasan juga berdampak pada jiwa atau psikologi seseorang. Korban yang mengalami penyerangan pastinya merasa takut, depresi, dan trauma akan kejadian yang sudah menimpanya.
Selain itu, korban bisa menderita mimpi buruk, gangguan tidur, dan ketakutan untuk menjalin hubungan baru sebagai akibat dari perbuatan tidak bertanggungjawab dari pihak pelaku.
3. Dampak Sosial
Berikutnya, adalah dampak sosial yang korban terima. Seperti yang sudah Anda ketahui, salah satu faktor penyebab kekerasan adalah strata sosial yang berbeda. Pihak yang lebih mendominasi akan menindas pihak yang lebih lemah sehingga korban bisa terkucilkan atau terisolasi.
Alasan pengucilan tersebut tidak lain karena orang lain takut dengan pihak yang dominan sehingga memutuskan untuk melakukan hal serupa supaya tidak menjadi target selanjutnya.
Sudah Paham dengan Penyebab Kekerasan?
Jadi, ada 5 faktor penyebab kekerasan mulai dari faktor individu, kelompok, sosial budaya, ekonomi, dan strata sosial. Harapannya setelah mengetahui pembahasan terkait tindakan amoral ini, Anda bisa mawas diri dan menjaga dari perbuatan yang bisa melukai orang lain.
Selain itu, ada beberapa upaya untuk mencegah tindak kekerasan agar tidak merajalela di masyarakat. Misalnya melakukan kampanye, menyelesaikan masalah dengan bijak, dan menegakkan hukum secara adil. Anda perlu melakukan tindakan preventif untuk mengurangi kejahatan yang hanya merugikan orang lain.