13 Contoh Puisi Islami Menyejukkan Hati, Sebagai Pengingat Diri

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mewakili pikiran dan perasaan penulis. Setiap larik dan bait yang ada dalam puisi juga mengandung pesan yang bermanfaat untuk kehidupan. Salah satu bentuk nuansa puisi yang bertemakan keagamaan yaitu puisi islami. Puisi ini merupakan contoh puisi yang mengandung pesan kebaikan.

Selain pesan kebaikan, puisi ini biasanya juga mengandung pesan untuk selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa. Puisi ini biasanya ditulis agar para umat muslim senantiasa mengingat Allah dan selalu ingat untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Berikut adalah beberapa contoh puisi islami dengan tema kebaikan yang menyejukkan hati dan sebagai pengingat diri! Yuk, simak di bawah ini!

Apa Itu Puisi Islami?

Puisi islami adalah salah satu karya sastra puisi yang memiliki tema keagamaan khususnya agama Islam. Sajak-sajak dan pilihan diksi yang ada dalam puisi ini juga mengandung pesan keagamaan yang sangat mendalam, seperti pesan untuk selalu mengingat Allah SWT.

Selain itu, puisi ini juga biasanya mengingatkan para kaum muslim untuk selalu berbuat kebaikan, melaksanakan perintah Allah SWT, dan menjauhi larangan Allah SWT. Tidak hanya pesan kebaikan saja, beberapa puisi ini juga menceritakan tentang kisah-kisah cinta yang bertemakan Islam. 

Beberapa contoh kisah cinta tersebut, yaitu mencintai Tuhan dan mencintai manusia karena Tuhan. Karena bertemakan ketuhanan atau hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, puisi ini biasanya memiliki nuansa yang menyejukkan hati dan bisa digunakan sebagai pengingat diri.

13 Contoh Puisi Islami yang Menyejukkan Hati

Sebagai salah satu contoh puisi yang bertemakan keagamaan, puisi islami pada umumnya berisikan pesan kebaikan dan pesan untuk selalu mengingat Tuhan. Berikut adalah beberapa contoh puisi yang sarat akan makna dan mengandung berbagai pesan kebaikan:

1. Puisi Islami “Aku Cinta Karena Allah”

Ya Allah…

Jadikan cintaku ini sebagai rasa yang bisa membuat orang lain bahagia

Tidak tersombongkan dengan hati yang kosong iman

Jadikan cinta ini yang selalu mengharap ridho-Mu

Bukan cinta yang hadir untuk merusak ciptaan-Mu

Ya Allah…

Jadikanlah apapun yang aku lakukan selalu berdasarkan atas cinta

Agar tidak tersesat di hutan nafsu celaka

Tetap lurus dan tidak tergoncangkan oleh angin terlena

Labuhkan kelak di dermaga sungai-sungai surga

Ya Allah…

Anugerahilah aku atas cinta-Mu

Dan hadirkan orang-orang yang mencintai-Mu

Kumpulkan bersama untuk mendekatkan diri kepada-Mu

Bersatu rapatkan barisan itu

Ya Allah…

Palingkan raga ini dari kejahatan dunia

Hindarkan dari fitnah-fitnah yang memburu

Hanyutkan asa bersama kasih sayangMu

Harumkan bersama bidadari berupa ayu

Ya Allah…

Jika aku jatuh cinta

Sandarkanlah rasa cintaku itu kepada orang yang mencintai-Mu

Jangan biarkan cinta ini melebihi cintaku kepada-Mu

Hingga menggapai puncak berkah-Mu

2. Kapan Ada Waktu Untuk Ku?

Semasa kecil kau sibuk bertumbuh

Bermain kesana kemari

Melatih kemampuan motorik dan sensorik kata ayah ibumu

Di waktu sekolah kau sibuk belajar dan mengerjakan tugas

Bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayamu

Lalu jatuh cinta dengan lawan jenis

Patah hati karena ia mengecewakanmu

Waktu pun berlalu

Kini kau sibuk dengan pekerjaanmu

Kau bilang demi mencari sesuap nasi

Untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini

Mencari nafkah untuk anak istri

Saat tua nanti

Mungkin kau juga akan sibuk menyesali hal yang tak sempat kau lakukan

Mengasihani diri karena penuh kegagalan

Merindukan anak cucumu yang tak kunjung pulang

Atau menangisi kepergian pasanganmu

Hingga kau kelabakan melakukan semuanya sendirian

Sepi katamu

Tanpa pasangan dan anak-anakmu kau merasa sepi dan hampa

Lalu kau mengeluh pada Ku

Kenapa Ku ambil mereka secepat itu

Lalu, kembali Ku bertanya padamu

Kapan kau ada waktu untuk Ku? 

Kau terdiam

Dan bingung

Dimana zikirmu untuk memuja Ku? 

Dimana tangisan taubatmu setelah sekian lama mengabaikan perintah Ku? 

Dimana janjimu sebelum Ku tiupkan ruh ke jasadmu?

Kau masih terdiam

Bisu seribu bahasa

Bahkan disaat kau sibuk dengan urusan duniamu

Yang kau bilang sumber kebahagiaan mu

Kau tak dapat hidup tanpanya, katamu

Tapi kau menuntut keadilan Ku

Untuk memenuhi semua keinginan mu

Nafsumu

Tapi kau lupa dengan hak Ku sebagai pencipta mu

Hak Ku untuk mencabut rahmat Ku padamu

Hak Ku untuk menegurmu

Hak Ku untuk memintamu kembali mengingat Ku

Hak Ku untuk memintamu sebagai pelayan Ku

Bukankah telah tertulis

Takkan Ku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku

Lalu, dimana amal ibadah Mu?

3. Puisi Islami Berjudul “Menuju Kamu” Karya Nuratiqah Jani

Saat nama indah Mu disebut-sebut

Mentari pun meredup

Rembulan pun menunduk

Alunan nama Mu umpama ritma

Dengan bait-bait keindahan

Seakan-akan ada tangan yang menjemput siapa saja yang mendengarkan

Terkumat-kamit menyanyi-nyanyi

Meliuk-lentok menari-nari

Bertemasya aku dengan nama Mu

Biar Kau tak kutemukan, namun Kau yang aku rasakan

Biar Kau tak dipedulikan, namun Kau yang aku bicarakan

Karena ini barangkali bukti mengerti

Karena ini barangkali arti memahami

Masih berbicara tentang Mu

Semilir angin menyinggahi waktu menyapa bahuku

Dingin dan nyaman ini umpama ilusi sayangku

Umpama tetes embun yang jatuh di padang pasir yang membosankan dan menghampakan

Umpama bintang timur yang berkilau di langit hitam yang hujan dan mengecewakan

Apa ilusi-ilusi ini hadiahku karena telah bekerja keras menuju Kamu?

Dan semestinya ilusi yang paling menenangkan

Adalah menemui Kamu lantas terus jatuh cinta hingga cinta yang paling dalam

Hingga kedalaman muka bumi aku ragukan

Jatuh cinta yang paling besar

Hingga besarnya alam ini aku bimbangkan

Aku yakini yang mencari

Lantas menemui hingga akhir nanti

Tetap sahaja dengan nama Mu

Menyanyi aku

Menari aku

Deria-deria kemudian bertumbuh melawan aras mencari cinta yang paling deras 

Kamu

Panca indera pantas berkecambah lebih tegak menuju rindu yang paling tebal

Tetap Kamu

Penciptaku

4. Acep Syahril “Surat Cinta Dari Sangkakala” 

Ya Allah

Telah kami terima surat cintaMu

Tertanggal hari ini yang dikirim peniup seruling sejati 

Di antara kealfaan dan keasyik masyukkan kami 

Surat cinta yang Engkau tulis dengan tinta biru 

Sebagai tanda kasih dan maha sayangMu 

Surat cinta yang begitu panjang menegangkan 

Yang Engkau tulis tak sampai dalam satu tarikan nafas

Membuat kami terus menangis terisak tersedu

Membaca gugusan kata-kata hancur berserak 

Dengan tubuh dan nyawa terlunta-lunta

Surat cinta yang bercerita tentang tanah darat laut udara 

Sebagai ungkapan rinduMu yang membuat kami malu 

Karena kami tahu inilah surat cintaMu

Yang sudah Kau janjikan itu dan kami terima

Dikala perasaan dan mata hati kami pergi jauh fana

Ya Allah

Inikah surat cintaMu 

Dengan segala keputusan yang harus kami terima 

Selain bencana korupsi yang nyaris membuat kami hilang akal dan putus asa 

Surat cinta yang kertasnya lembab di tangan 

Kesedihan tak berkira dengan torehan luka maha dalam

Surat cinta yang menceritakan tentang panas dan dingin

Surat cinta yang bercerita tentang air berwajah beringas 

Dengan semburan lidah api dari laut lepas

Surat cinta yang bercerita tentang angkasa dan burung-burung meranggas

Surat cinta yang bercerita tentang pohon-pohon dan akar yang dikelupas

Surat cinta yang bercerita tentang tanah pasir dan lendir panas

Surat cinta yang bercerita tentang tanah rumah dan nyawa yang hilang nafas

Ya Allah

Inikah surat cintaMu yang penuh cemburu itu

Yang dikirim peniup seruling sejatiMu

Disaat kami lupa mengingat dan merayuMu

Surat cinta yang memang sepatutnya kami terima

Sebagai bukti bahwa Kau benar-benar Maha Mencintai 

Sementara kami berpaling dari keMaha Kasih dan SayangMu

Ya Allah

Maafkanlah kami yang telah berselingkuh 

Dari keMaha SetiaanMu 

Dan berpaling ke cinta yang tak kau restui 

Dengan menabur fitnah hasut dan dengki

Saling ingin menguasai tanah sekerabat sedarah 

Seurat tanah yang kau cipta bentangkan dan tegakkan urat

Yang kau sebar suburkan serta darah yang kau alir hidupkan 

Telah kami rusak dengan saling mencacah menumbuk penuh takabur 

Dengan kekuatan kerakusan dan keserakahan

Tapi kini yang kami cintai itu 

Telah engkau ratakan dengan tanah 

Harta tahta dan dunia berubah menjadi darah daging dan tulang

Membusuk dimana-mana

Sekarang kami tak tau dimana 

bapak dimana ibu dimana 

anak dimana adik dimana 

kakak dimana ipar dimana 

keponakan dimana saudara famili kerabat dan handai taulan

dimana dimana dimana yatim kan kami titipkan

Ya Allah

Hari ini kami baru tersadar akan jalan pulang

Setelah membaca surat cintamu yang panjang

Menegangkan surat cinta yang mengingatkan kami

Untuk bertandang menemu cahya menemu gulita

Menemu alfa menemu cinta

Surat cinta yang mengajarkan kami untuk

Pulang ke bilik latifa ke bilik sadik

Ke bilik baqa

Ya Allah

Ampunilah kami hamba-hambamu yang tak punya malu ini 

Ampunilah ampunilah ampunilah kami

Ya Allah

5. Puisi Islami “Penguasa Palsu” Karya Desyema Depa

Lihatlah dunia kelabu ini

Pandanglah lukisan kisah hidup ini

Dengarlah jeritan hati kami

Yang merintih menahan diri

Sentuhlah kesusahan yang lama teralami

Membelenggu kepiluan tanpa terkasihani

Kami…

Rakyat kecil masih menanti

Sadarnya dirimu atas perbudakan teori

Omong kosong tanpa ada bukti

Berteriak sana sini

Lalu esok kau tinggal pergi

Dan lusa kau tak lagi peduli

Kapan kau tak tuli

Bisa dengar rintihan hati kami

Kapan kau tak buta hati

Bisa lihat duka seisi negri

Yaa Allah Yaa Illahi . . .

Tolong sadarkanlah segera sang penguasa kami…

Jangan biarkan terus berkorupsi

Jangan izinkan terus berkolusi

Wahai rakyat sejati

Jangan hanya diam menahan diri

Menahan raga dan sukma yang tersakiti

Wahai sang penguasa tanah air, yang sejati

Jika kau benar punya hati

Berhentilah bersikap tak pasti

Semoga pikirannya belum mati

Tertindih keegoisan diri sendiri

Semoga suara jiwa kami tak terabaikan lagi

Semoga sang penguasa Negeri wujudkan mimpi pasti

Beri kebahagiaan seluruh rakyat di sini

Bukanlah kepalsuan lagi..

Karena kami butuh bukti…

Bukan sekedar janji.

6. Emha Ainun Najib “Doa Sehelai Daun Kering”

Janganku suaraku, ya ‘Aziz

Sedangkan firmanMupun diabaikan

Jangankan ucapanku, ya Qawiy

Sedangkan ayatMupun disepelekan

Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah

Sedangkan kasih sayangMupun dibuang

Jangankan sapaanku, ya Matin

Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan

Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka

Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus

Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka

Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban

Betapa tidak wajar untuk ku merasa berhak untuk mereka hormati

Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali

Betapa tak masuk akalnya keinginanku untuk tak tersakiti

Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu

Sedangkan IbrahimMu dibakar

Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut

Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian

Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir

Wahai Jabbar Mutakabbir

Engkau Maha Agung dan aku kerdil

Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan

Engkau Maha Kuat dan aku lemah

Engkau Maha Kaya dan aku papa

Engkau Maha Suci dan aku kumuh

Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya

Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar

Rasul kekasihMu ma’shum dan aku bergelimang hawaí

Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab

Wahai Mannan wahai Karim

Wahai Fattah wahai Halim

Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu

Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu

Aku budak yang kesepian namun percaya pada kasih sayang dan pembelaanMu

7. Emha Ainun Najib “Ketika Engkau Bersembahyang”

Ketika engkau bersembahyang

Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan

Partikel udara dan ruang hampa bergetar

Bersama-sama mengucapkan allahu akbar

Bacaan Al-Fatihah dan surah

Membuat kegelapan terbuka matanya

Setiap doa dan pernyataan pasrah

Membentangkan jembatan cahaya

Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi

Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri

Kemudian mim sujudmu menangis

Di dalam cinta Allah hati gerimis

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup

Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup

Ilmu dan peradaban takkan sampai

Kepada asal mula setiap jiwa kembali

Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri

Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali

Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira

Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya

Sembahyang di atas sajadah cahaya

Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia

Rumah yang tak ada ruang dan tak ada waktunya

Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun

Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah

Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika

Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang

Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy sembilan puluh sembilan

8. “Zikir” Karya Zamzam Noor

Aku mengapung

Ringan

Meninggi padamu

Bagai kapas menari-nari

Dalam angin

Jumpalitan bagai ikan

Bagai lidah api

Bau busuk mulutku, Anne

Seratus tahun memanggil-manggil

Namamu

Inilah zikirku

Lelehan aspal kealpaaanku 

Cairan timah kekeliruanku

Gemuruh mesin keliaranku

Tumpukan sampah keterpurukanku

Selokan mampat kesia-siaanku

Aku tak tidur padahal ngantuk

Tak makan padahal lapar

Tak minum padahal haus

Tak menangis padahal sedih

Tak berobat padahal luka

Tak bunuh diri padahal patah hati

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sepi menombakmu

Menembus lapisan langit keheninganmu

Mengerat gumpalan kabut rahasiamu

Mengiris pusaran angin kesadaranmu

Menghanguskan jarak ruang dan waktu

Aku mencair

Bagai air

Mengalir padamu

Bagai hujan

Tumpah ke bumi

Menggelinding bagai batu

Bagai hantu

Anne! Anne! Anne!

Inilah rentetan tembakan kerinduanku

Lemparan granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku

Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku

Semburan asap kepunahanku

Aku tak mengemis padahal miskin

Tak merampok padahal banyak utang

Tak mencuri padahal terdesak

Tak menipu padahal ada kesempatan

Tak menuntut padahal punya hak

Tak meminta padahal putus asa

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sunyi mengejarmu

Menggedor barikade pertahananmu

Menerobos dinding persembunyianmu

Mengobrak-abrik ruang semadimu

Menghancurkan singgasana kekhusyukanmu

Bau busuk mulutku, Anne

Seratus tahun memanggil-manggil

Namamu

9. Puisi Islami “Tahajjud Cintaku” Karya Emha Ainun Najib

Maha Anggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan

Maha Agung ia yang mustahil menganugerahkan keburukan

Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya

Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya tak diterima

Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepada kita

Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara

Katakan kepadaku adakah neraka yang kufur lagi durhaka

Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya

Kemanapun memandang yang tampak ialah kebenaran

Kebatilan hanyalah kebenaran yang tak diberi ruang

Maha Anggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan

Suapilah makanan agar ia tak kelaparan dan berwajah keburukan

Tuhan kekasihku tak mengajari apapun kecuali cinta

Kebencian tak akan ada kecuali cintanya telah engkau lukai hatinya

10. “Thank You Allah” Pengarang Nurul Rizki Rahmania

Ya Allah . . ,

Atas segala nikmatMu, aku bersyukur kepadaMu . . .

Atas segala rahmatMu, aku berlindung kepadaMu . . .

Kau ajarkan aku untuk bersabar, atas musibah yang menimpaku . . .

Kau ajarkan aku untuk selalu bersyukur atas apa yang aku punya . . ,

Tanpa merasa kekurangan suatu apapun . . .

Ya Allah . . ,

Kau berikan nikmat hidup ini kepada kami . . .

Begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan . . ,

Sehingga, kami tak mampu menghitungnya . . .

Dan kami mendapatkan rahmat dan karunia

Yang tak terhingga dari apa yang telah Kau hadiahkan untuk kami . . .

Ya Allah . . ,

Dengan otak, kami bisa berfikir

Dengan mata, kami melihat indahnya dunia . . .

Dengan hidung, kami menghirup udara segar . . .

Dengan mulut, aku bisa berbicara saat ini . . .

Dengan telinga, kami mendengar suara nan merdu . . .

Dengan tangan, kami melakukan banyak hal . . .

Dengan kaki, kami berjalan dan melangkah . . .

Ya Allah . . ,

Sungguh berkali lipat nikmat yang telah Kau berikan pada kami

Terutama, nikmat terbesar yang sejak dahulu ada

Yaitu nikmat Iman dan Islam

Yang dimiliki kaum muslim dan muslimat

Thank You, Allah . . .

11. “Candu Rindu Kepada Mu” Pengarang Siti Nur Kholifah

Hati bergetar mendengar seruan keagungan-Mu

Kaki bersorak melangkah menuju hadapan-Mu

Menjamah air suci untuk membersihkan diri

Menuju ke persimpuhan nan suci

Seraya melantunkan bacaan-bacaan yang mengagungkan-Mu

Syukur tak hentinya menjalar sanubari

Hati bergejolak rasa rindu

Rasa rindu tak terbendung untuk ingin segera menghadap-Mu

Rasa rindu seorang hamba yang haus akan kasih sayang dan rahmat-Mu

Apakah ini candu rindu kepada-Mu

Perasaan takut menyelimuti hati ini

Manakala tiada bertemu dengan-Mu

Seakan takut akan kehilangan-Mu

Hingga tak henti-hentinya ku bersimpuh di hadapan-Mu

Ya Robbi… Ya Rohman…

Jangan engkau hapuskan candu rindu ini

Candu rindu akan diri-Mu

Yang selalu menyelimuti hatiku

12. Puisi Islami Berjudul “Taubat Nasuha”

Ketika niat hati terasa mustahil ditepati

Hari-hari pun dilalui kosong tanpa arti

Dunia berbondong-bondong memasuki ruas hati

Memonopoli sukma yang tak berdaya seakan mati

Iya…

Aku telah mati sebelum malaikat maut bertamu

Sebelum napas yang dititipkan kembali bagai debu

Bahkan sebelum cakrawala runtuh di jantung sendu

Dan mentari tak lagi bersinar khidmat di garis ufuk

Menikam kalbu

Entah bekal apa yang kelak akan ditimbang di Yaumul Mizan

Jikalau ibadah yang diwajibkan enggan terlaksanakan

Bahkan panggilannya lima kali sehari pun terabaikan

Hingga ukhrawi tempatku dikembalikan terlalaikan

Taaba-yatuubu taubah

Taubat kuazamkan bukti hujah

Sari’a-yasro’u sur’ah

Segera menuju Sang Pemurah

Rasa takutku begitu dahsyat terhadap neraka

Tapi aku tak pantas menantikan nirwana

Semoga hatiku sigap jujur dalam niatnya

Untuk berubah menggapai taubat nasuha

13. “Wanita Shaleha” Karya Andi Darfawati dan Andi Umrah

Senyumnya..

Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya

Dihiasi dengan wajah yang berseri

Bagaikan bukti ketaatan ibadahnya

Rambut yang terbalut indah oleh hijabnya

Tangan yang cantik karena pacarnya

Berjalan dengan tertunduk….

Bagaikan wanita yang menjaga martabatnya

Kitab….

Tergenggam erat di tangannya

Bukti wanita cerdas

Yang mampu memilih keputusan

Dengan baik disertai senyum

Indah…

Kata yang pantas untuknya

Bukti kebaikan pribadinya

Wanita yang baik akhlaknya

Kelembutan yang membuatnya mempunyai banyak teman

Akhlak yang membuatnya merasa tentram

Hijab yang membuatnya merasa terjaga

Agama yang membuatnya dicintai

Dialah wanita saleha

Sudah Tahu Apa Saja Contoh Puisi Islami?

Beberapa contoh puisi islami tersebut merupakan salah satu contoh karya sastra dengan tema keagamaan yang menyejukkan hati dan sebagai pengingat diri. Puisi-puisi tersebut juga mengandung pesan untuk selalu mengingat Tuhan, menjalankan perintah-Nya, dan senantiasa menjauhi larangan-Nya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page