Bulan suci Ramadhan adalah bulan mulia dimana seluruh umat Islam melaksanakan puasa dan memperbanyak ibadah. Bulan ini adalah bulan dimana segala ibadah yang dilakukan akan mendapatkan pahala berlipat-lipat. Nah, untuk menyambut bulan ini, kamu bisa mengirimkan puisi Ramadhan untuk orang tersayang.
Puisi Ramadhan merupakan puisi-puisi islami dengan konsep religi khas bulan Ramadhan. Tujuannya agar kamu bisa membagikan rasa suka cita menyambut Ramadhan dengan banyak orang, terlebih pada keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang tersayang. Bagaimana isi puisinya? Simak berikut ini!
Daftar ISI
- Kumpulan Puisi Ramadhan Penuh Hikmah
- 1. Ramadhan Datang
- 2. Suka Cita Ramadhan
- 3. Sebulan Penuh Puasa
- 4. Doa Bulan Ramadhan
- 5. Menapaki Bulan Suci
- 6. Aku Pulang
- 7. Kemuliaan yang Dirindukan
- 8. Pada Bulan yang Suci
- 9. Waktu Berbuka Tiba
- 10. Nyatanya, Ramadhan Akan Terus Kembali
- 11. Malam Kemuliaan
- 12. Menanti Ramadhan
- 13. Ramadhan yang Dinanti
- 14. Menyambut Bulan Mulia
- 15. Ramadhan
- 16. Dua Piring untuk Berbuka
- 17. Suasana Tadarus
- 18. Ramadhan yang Kurindu
- 19. Sekali Saja
- 20. Waktu yang Didambakan
- 21. Kepada Ibu
- 22. Lagi Tersungkur
- 22. Selamat Bulan Ramadhan
- 23. Ketika Ramadhan Menghampiri
- Itulah Kumpulan Puisi Ramadhan Penuh Hikmah
Kumpulan Puisi Ramadhan Penuh Hikmah
Inilah beberapa kumpulan puisi yang bisa kamu gunakan atau bagikan ke orang-orang tersayang, melalui pesan singkat WhatsApp, Instagram, Facebook atau yang lain.
1. Ramadhan Datang
Judul puisi: Ramadhan Datang
karya: Siti Fatimah
Malam indah penuh bintang
Menyambut bulan penuh ampunan
Bulan yang selalu kurindukan
Untuk mendekat kepada Tuhan
Marhaban ya Ramadhan
Hadirmu seperti kerinduan
Yang berhasil masuk dalam relung jiwa
Banyak doa dipanjatkan
Segala harapan mulai dilangitkan
Segala dosa terhapuskan
Marhaban ya Ramadhan
Bulan ampunan yang mulia
2. Suka Cita Ramadhan
Judul puisi Ramadhan: Suka Cita Ramadhan
Karya: Siti Fatimah
Bahagia terselip pada tawa anak-anak kecil yang sedang berlarian
Menyambut bulan suci penuh ampunan
Suka cita merekah pada senyum manisnya
Menyambut bulan mulia
Terima kasih Tuhan
Kau hadirkan kembali Ramadhan dalam hidup
Kau berikan pahala berlipat-lipat
dan ampunan yang begitu besar
Ramadhan-Mu akan kusambut dengan penuh gembira
Dengan penuh kekhusyukan
Mengharap Rahmat dan kasih sayang
Darimu, Rabbi…
3. Sebulan Penuh Puasa
Judul puisi: Sebulan penuh puasa
Karya: Siti Fatimah
Ramadhan tiba saatnya kita berpuasa
Puasa satu bulan penuh dengan penuh suka cita
Menahan lapar dan dahaga
Hingga amarah yang bersarang dalam dada
Satu bulan penuh kita berpuasa
Mengharap ridho dan rahmat-Nya
Tanpa lelah meminta ampunan-Nya
Yang melebihi luasnya samudera
Satu bulan penuh kita berpuasa
Menahan segala sesuatu yang bisa mengotori hati
Mengubah menjadi sesuatu yang suci
Atas Ridho Illahi
4. Doa Bulan Ramadhan
Judul puisi: Doa Bulan Ramadhan
Karya: Siti Fatimah
Ya Allah Ya Tuhanku
Dalam dekapan bulan suci-Mu ini
Berikan hamba ampunan dan kesadaran
akan kasih sayangMu yang begitu besar
Ya Allah Ya Tuhanku
Kasih-Mu Maha Luas
Sayang-Mu tak terbatas
Berikan pada hamba
Yang sungguh penuh dosa
Ya Allah Ya Tuhanku
Apapun yang ada dalam lubuk hatiku
Naungi dengan rahmat-Mu
Karena sungguh ku tak sanggup apabila berjalan sendiri
Di dunia yang fana ini
Ya Allah Ya Tuhanku
Jadikan kami sebagai hamba yang selalu mengingatMu
Mengingat ayat-ayat suci-Mu
Mengingat sabda Nabi-Mu
Sebagai petunjuk jalan hidup kami
Di dunia, maupun akhirat
5. Menapaki Bulan Suci
Judul puisi: Menapaki Bulan Suci
Karya: Ika Dina Syarifa
Sebelum fajar benar-benar matang
Sudah banyak doa dipanjatkan
Semoga dilancarkan
Semoga diampunkan
Semoga dikuatkan
Subuh yang sumringah dari biasanya
Siang terang-benderang
Riuh suara adzan berkumandang
Lantunan ayat suci Al-Qur’an
Shaf masjid terisi sampai belakang
Bulan dengan segala kebaikan
Manusia berlomba dengan berupa amalan
Menuju petang, “Mau berbuka apa nanti?”
Maghrib yang penuh syukur
Doa yang satu-persatu kabul
Untuk makanan dan minuman
Serta kekuatan hingga adzan datang
Perjalanan masih panjang
Tiga puluh hari menuju kemenangan
6. Aku Pulang
Judul puisi: Aku Pulang
Karya: Faras Alifia Rahman
Hingar bingar penuh mungkar dan kelakar
Giat menggeliat bercumbu dengan malaikat
Ayo ambil satu gelas lagi!
Kita terbang sampai pagi!
Omong kosong lima waktu!
Toh, aku bisa bersenang-senang setiap waktu
Persetan dengan puasa!
Toh, aku bisa berpuas-puas mengecap rasa
Ayolah!
You only live once!
Hidupkan hidupmu selagi hidup!
Tunggu sebentar..,
Hidup apa?
Aku siapa?
Sejatinya aku adalah calon mayat
Yang terlalu takabur padahal esok bakal dikubur
Terlalu jauh aku berkelana dan terlena
Hingga diriku terbenam dalam kabut kelam
Sang Maha Penolong membukakan pintu-Nya sekali lagi untukku
Dengan tertunduk malu, aku tertatih-tatih melangkah mendekati-Nya
Ya Rabb..
Hamba pulang
Izinkan tubuh yang berlumur kerak-kerak nista ini
Tuk bersimpuh rapuh di hadapan-Mu
Perbolehkan kening yang selalu mendongak congkak ini
Tuk tunduk bersujud menyembah nama-Mu
Dengan segala kefasikan diri
Dan segenap kekumuhan hati
Sisakan setitik ampunan untuk pendosa sepertiku, Ya Rabb
Sebab diri ini terlalu hina untuk memohon Lailatur Qadar-Mu
Ya Rabb..
Masih pantaskah pendosa sepertiku menyandang gelar sebagai hamba-Mu
Ramadhan ini aku pulang
Menemui Tuhanku yang selalu enggan kutemui
Rangkul aku dengan rahmat-Mu, Ya Rabb
Jangan biarkan aku menginjak bibir jurang kedurhakaan itu lagi.
7. Kemuliaan yang Dirindukan
Judul puisi Ramadhan: Kemuliaan yang Dirindukan
Karya Adi Taufika Adi
Butir-butir tasbih berputar tak terhitung
Mengiringi alunan zikir di bulan suci
Menyeru kepada umat muslim seisi bumi
Melantunkan kalimat-kalimat agung
Sungguh indahnya suasana di malam hari
Sejuk mendengar alunan bersenandung
Melebihi merdunya suara kidung
Yaitu alunan kalam ilahi
Sungguh kemuliaan yang layak kita junjung
Ramadhan penuh kedamaian di hati
Penuh rahmat Sang Maha Pelindung
Kemuliaan itu selalu dinanti
Rindu datangnya tiada terbendung
Karena datangnya setahun sekali
8. Pada Bulan yang Suci
Judul puisi ramadhan: Pada Bulan yang Suci
Karya: Delfiani Safira
Kali ini, aku tak lagi menyalahkan angin;
Yang tak pernah meniupkan sepoi-sepoi kerinduan
Melalui hembusnya yang selalu tajam
Aku ingin berterima kasih;
Kepada angin dan mereka
Yang berhasil memberi ketenangan kali ini
Ketenangan mencipta damai
Kedamaian mencipta bahagia
Semua makhluk berbondong bersukacita
Semua makhluk mendamba tentram dan sentosa
Aku ingin berterima kasih;
Kepada-Nya
Yang masih mengizinkan hamba
Bersua dengan yang suci
Yang menghadirkannya tenang
Yang menghadirkannya tentram
9. Waktu Berbuka Tiba
Judul puisi Ramadhan: Waktu Berbuka Tiba
Karya: Siti Fatimah
Sayup kumandang azan terdengar dari kejauhan
Aku bergegas pulang sembari membawa jajanan dari pasar
Berlari kecil-kecilan
Bersiap menyambut santapan di meja makan
Ibu sudah menungguku di meja makan
Bersama bapak dan dua saudara kecilku
Lapar dan dahaga akan ku akhiri
dengan segarnya es kolak buatan Ibu
Terima kasih atas segala rahmat-Mu
dan rezeki yang Engkau berikan
Pada sepiring nasi yang kumakan
Pada semangkuk es yang kuteguk
Tanpa nikmat dan kasih-Mu
Waktu berbuka puasaku takkan indah
Terima kasih Ya Allah
Engkau satu-satunya Tuhan
Yang Maha Pengasih
10. Nyatanya, Ramadhan Akan Terus Kembali
Judul puisi Ramadhan: Nyatanya, Ramadhan Akan Terus Kembali
Karya: Ajilni Ilmi N.
Menjelma kasih pada bilik yang mulai digarap manusia, hari demi hari.
Menyusuri jalan penuh cita bahagia pada jiwa yang seakan tidak bisa digandakan.
Melewati masa dan ruang, mengantongi kisah yang berujung pada kasih, menyelesaikan kebangkitan batin yang tidak lepas dari sebuah perjuangan hakiki menuju roma Ilahi.
Semua itu, melekat pada ingatan
Mungkin dari sekian pinta manusia, mereka memilih untuk dijumpakan lagi dengan bulan penuh keberkahan ini.
Bulan di mana semua tatap seperti penuh dengan kebaikan dan aroma pekat kemanusiaan.
Bulan yang ketika ketetapan hati belum sepenuhnya diperbaiki, namun kesempatan untuk menata diri selalu diberi.
Lagi-lagi,
Ramadhan mulai memeluk jiwa manusia yang belum tentu memeluk kembali kehadirannya.
Dan lagi-lagi,
semua yang tidak dengan baik digenggam oleh manusia mampu diterima hangat oleh-Nya.
Selamat menyelami Ramadhan Karim
Sebab di dalam Ramadhan, manusia bisa menemukan kasih Tuhan tanpa sebuah permintaan.
11. Malam Kemuliaan
Judul puisi Ramadhan: Malam Kemuliaan
Karya: Intan Novitasari
Angkasa kian pekat menghitam,
Duduk bergeming seorang diri dalam bising lirih,
Celotehan insan pertiwi mengembara kesana kemari,
Menanti gempita kerinduan yang kian bertamu,
Deru haru merasuk sukma,
Menggetarkan jiwa-jiwa hilang tak berpenghuni,
Tuk Menemukan tempat pulang,
Diujung rasa yang kian mati,
Mengisahkan diri tanpa tabah,
Merebah diri melawan keadaan,
Menggeluti diri penuh noda,
Lantaran kalut masih ku kantongi,
Benahi diri dalam laskar iman,
Menahan hasrat kian menggoda,
Meski ego meraung menggelegar,
Mendapati diri masih tergeletak tak berdaya,
Ingin menyambutmu dengan menggelora,
Memeluk hadirmu kian mengudara,
Pada pesona pemilik malam kemuliaan,
Pantaskah diri ini tuk bertemu kembali?
Sekalipun berpulang di penghujung takbir,
rindunya bersua lagi bukan kepalang ajar,
Oh Ramadhan,
Malam kemuliaan para insan berlomba mencari kebajikan diri.
12. Menanti Ramadhan
Judul puisi: Menanti Ramadhan
Karya: M. Barnaba Ridho Illahi
Isak tangis kian membanjiri
Perlahan bulan pun berganti menghampiri
Tanpa sadar bulan suci telah kembali
Dari Syaban yang terlewati
Hingga ramadhan yang dinanti
Siapkan hati siapkan diri
Bersihkan budi dan banyak berbagi
Karena hari akan penuh syafaat ilahi
Namun apabila diingkari tanpa adanya pasti
Maka jangan segan, jika nestapa mendatangi
Karena nikmat yang dimiliki, hanya milik hamba yang tekun menjalani.
13. Ramadhan yang Dinanti
Judul puisi Ramadhan: Ramadhan yang Dinanti
Karya: Nur Rohmah
Hilal telah tampak bulan sabit pun tersenyum
Tanda awal hijriah ditetapkan ramadhan yang di nanti
Wahai orang yang beriman berpuasalah
Perbanyak ibadah tadarus tarawih bersedekah
Allah tuhan sebaik-baik ampunan
Masa penuh kebahagiaan serta kedamaian
Sungguh janji Allah itu benar
Ramadhan…
Tanda cinta Allah pada hambaNya
Bulan penuh keberkahan penuh ampunanNya
Lailatul qadar turunnya Al Qur’an yang mulia
Sang petunjuk kebenaran obat segala jiwa
Dilipatgandakan segala amal ibadahnya
Malaikat pun tak tahu seberapa nilai puasa manusia
Hanya Allah yang tahu tanpa perantara
Ramadhan…
Sebaik-baik perjumpaan
Sebaik-baik perbekalan
Mari sambut dengan penuh suka cita
Sebulan penuh puasa menahan nafsu lapar dahaga
Perisai pelindung seorang hamba dari siksa neraka
Sujud tunduk bentengkan jiwa dengan do’a
Wahai Allah tuhan semesta alam
Pertemukanlah kami dengan ramadhan
14. Menyambut Bulan Mulia
Judul: Menyambut Bulan Mulia
Karya Intan Novitasari
Kerlipan bintang memukau pelita
Di tengah langit kian pekat menghitam
Deru ombak kian riuh
Bagai raungan harimau mencari mangsa
Ku duduk bergeming seorang diri
Di tengah celotehan insan pertiwi mengembara kesana kemari
Ku beralun lirih ikuti ritme irama berlagu
Menanti gempita bulan ramadhan kian bertamu
Meski kabut kelabu merajai relung kalbu,
Tak payah pudar tuk menemui kerahmatan Ilahi
Menepis kalut yang kukantongi
Tuk menantikan malam yang penuh keberkahan
Menjamu tamu dengan suka cita
Benahi diri dalam laskar iman
Menahan hasrat yang kian menggerogoti jiwa
Menjelma diri bak kupu-kupu keluar dari kepompong
Kedamaian kalbu penuh fitrah
Berlomba-lomba dalam kebajikan
Tuk merangkul kerinduan pada bulan kemuliaan
Dan kusambut hadirmu dengan menggelora
15. Ramadhan
Judul puisi: Ramadhan
Karya: Tina Andarina Bolo
Suara langkah kaki, berbondong-bondong
Berjalan menuju masjid
Diiringi tawa dan suara anak kecil yang berlarian kesana kemari
Lantunan ayat suci Al-Qur’an tiada henti
Untuk menyambut bulan yang suci ini
Marhaban Ya Ramadhan
Seruan doa membumbung ke langit
Tak henti mengucap syukur pada Ilahi
Pecah tangis dan tawa untuk menyambut bulan suci ini
Rasa haru dan rindu bercampur menjadi satu
Dikala jiwa masih dipertemukan dengan bulan yang mulia ini
Bulan dimana para malaikat turun dari Arsy-Nya
Yang setiap jengkal dari bumi ini bertebaran oleh Rahmat dan ampunan-Nya
Bulan yang dimana jutaan jiwa
Menginginkan belas kasih-Nya
Untuk mencapai kesucian jiwa
16. Dua Piring untuk Berbuka
Judul puisi: Dua Piring untuk Berbuka
Karya: Siti Fatimah
Senja sore telah nampak di ufuk barat
Sayup kumandang azan maghrib mulai bersahut-sahutan
Saatnya aku mengakhiri puasa hari ini
Dengan segelas air dan sepiring nasi yang baru kubeli
Ku sambut waktu berbuka dengan senang hati
Sembari melahap sesuap demi sesuap nasi
Tak henti-henti kuucap syukur atas nikmat Sang Ilahi
Atas kenikmatan rezeki sore ini
Di tengah lahap makanku
Kulihat di seberang ada bocah kecil sedang mengintip lemas
Air matanya berlinang seperti menahan lapar
Kusuguhkan sepiring nasi untuknya agar perutnya tak lagi kosong
Agar ia bisa mengakhiri puasanya dengan riang
Agar ia bisa menyambut ramadhan dengan tenang
Dua piring nasi kali ini Tuhan
Adalah bentuk kasih sayang-Mu
Adalah bentuk kemurahan-Mu
Dua piring nasi kali ini Tuhan
Adalah rezeki yang harus aku syukuri
Aku bisa mengisi perutku
Sembari mengukir kebahagiaan pada hati orang lain
Dua piring nasi kali ini Tuhan
Mungkin terlihat sederhana
Namun sangat bermakna
Terimakasih Tuhan
17. Suasana Tadarus
Judul puisi Ramadhan: Suasana Tadarus
Karya: Siti Fatimah
Riuh suara langkah kaki anak kecil berlari-lari
Meramaikan masjid di bulan ramadhan ini
Senyum manis mereka merekah kemana-mana
Menghadirkan keceriaan di bulan mulia
Lantunan ayat-ayat suci mulai terdengar
Saling bersahut-sahutan
dari masjid satu ke masjid yang lain
Setiap orang dengan gembiranya membaca Al-Quran
Sambil berharap mendapat pahala-Nya
Langit yang tenang menyambut dengan indahnya
Setiap kekhusyukan yang tercipta
Pada bibir yang tak berhenti membaca firman-Nya
Pada hati yang tak berhenti mengucapkan kalimat-kalimat indah-Nya
Ramadhan adalah bulan mulia penuh suka cita
Mari hidupkan bulan mulia dengan membaca ayat-ayatNya
Bertadarus
Berdzikir
Bermunajat
Untuk mengingat-Nya, bersama
18. Ramadhan yang Kurindu
Judul puisi: Ramadhan yang Kurindu
Karya: Siti Fatimah
Bulan penuh ampunan bagi hamba penuh dosa
Dengan segala rahmat dan kasih sayang Tuhan
Kusambut Ramadhan penuh suka cita
Ramadhan,
Bolehkah aku sedikit berbincang denganmu tentang keinginanku
tentang kerinduanku
pada malammu
saat masa kecilku
Kala itu,
tawaku masih leluasa bertebaran dimana mana
Kala itu,
langkah kakiku melaju cepat saking riangnya
Bersama teman-teman
saling berlarian
saling melempar tawa
di dekat masjid desa
Ramadhan
bolehkah aku sedikit berbisik denganmu
aku rindu bagaimana susana masa kecilku
saat menyambutmu
dengan petasan-petasan
yang mengundang kekhawatiran para ibu
Ramadhan,
kini aku sudah dewasa
kini tak ada lagi petasan
kini tak ada lagi teman-teman
yang mengajakku tertawa riang
menyambutmu
seperti dulu
Ramadhan,
Kau masih kusambut dengan hangat, namun kerinduan suasana masa kecilku tak bisa lagi kuucap
Yang bisa kulakukan hanyalah memanjatkan doa
Semoga teman teman yang jauh disana selalu diberi keselamatan dan pahala yang berlipat ganda
ibadah yang diterima
dan hati yang bergembira
Ramadhan,
maaf kali ini aku hanya rindu
19. Sekali Saja
Judul puisi: Sekali saja
Karya: Arfan Eka Wijaya
Kedatangannya seperti kilat
Hanya hitungan hari
Yang lalai, rugi
Pergi dengan banyaknya kebaikan
Izinkan untuk kembali menyapa
Sekali saja
Menikmati sebiji kurma
Dan selalu berderma
Dimana kebaikan berlipat ganda
Ingin masa ini selalu ada
Sekali saja
Bertemu kembali
Dengan senyum dan semangat baru
Sekali saja
20. Waktu yang Didambakan
Judul puisi: Waktu yang Didambakan
Karya: Arfan Eka Wijaya
Keberadaannya, diharapkan
Keberadaannya, diabaikan
Keberadaannya, dilupakan
Namanya hanya dielukan tempo hari
Begitulah manusia
Menyambut layaknya sebuah momentum
Berbondong-bondong menebar bahagia
Tapi hanya sebuah sambutan
Yang lewat termakan godaan
Begitulah manusia
Ia adalah bulan suci yang diagungkan
Ayat-ayat digaungkan
Menambah kebaikan
Itulah masa yang diharapkan
21. Kepada Ibu
Judul puisi Ramadhan: Kepada Ibu
Karya: Febrian Kisworo Aji
Pagi buta terdengar ingar bingar
bunyi itu kian bising menelusup ke dalam telingaku
sendok, garpu, kompor, gelas, ceret, dan piring saling beradu.
“Sahur-sahur”
suara ibu yang masih samar
pengiba paling tabah,
menjelang subuh sebelum melaksanakan ritual ibadah
merupa puisi paling rahasia.
Mengembun sebagai kata-kata
yang menempel di dedaunan diksi indah
menguap menuju Tuhan
lalu dihisap oleh mentari
sebagai jelmaan kuasaNya.
Kepada Ibu aku belajar tabah
yang menumbuhkanku, menyiramiku, dan menyayangiku
‘tuk menambah energi berserah
melantunkan doa-doa puisi
dengan puasa sebagai perantara
yang kupersembahkan kepadaNya.
22. Lagi Tersungkur
Judul puisi : Lagi Tersungkur
Karya: Febrian Kisworo Aji
Mataku tidak tahan lama lagi
menatap redup nyala laptop
ketika malam tiba
samar-samar terangnya
sejenak melamun, ada musik yang tekun mengiringi tidur;
lagu-lagu syukur, lagi-lagi tersungkur
masih tersisa secangkir kopi
yang belum habis diseduh
untuk memadamkan api rokok
yang kelewatan mengumbar nafsu
Menjelang subuh tiba
dengkur dibangunkan oleh sahur
sambil malas-malasan, memaksa diri ini;
makan memakan makanan
yang dimakan oleh puasa
selamat menunaikan ibadah puisi
22. Selamat Bulan Ramadhan
Judul puisi Ramadhan: Selamat Bulan Ramadhan
Karya: Masayu Sechmaida
Mati bulan pada lini
Hilal bersimpul, tersenyum mentari
Terbuka pintu pahala suci
Cahaya mulia menyambangi hari
Langkah pertama menjejak hati
Ikhlas menjalani perintah Ilahi
Berpuasa sepenuh bulat bulan
Dengan cobaan menuju kemenangan
Menumpas nafsu nan meraja
Menahan lapar dan dahaga yang mendera
Seluas samudra kesabaran teruji
Lisan terjaga dari perkataan keji
Jiwa raga pancarkan kasih nurani
Pijarkan putih cahaya ruhani
Membaur sinar kemuliaan bulan pahala
Menyentuh hangat insan beriman
Titian bulan pahala terbentang kemuliaan
Semangatlah menapaki dengan ketakwaan
Hingga final menggapai kemenangan
Selamat menjalani ibadah Ramadhan
23. Ketika Ramadhan Menghampiri
Judul puisi: Ketika Ramadhan Menghampiri
Karya: Noviyanti
Sya’ban akan berganti
Ramadhan kini dinanti
Bulan suci dambaan hati
Bagi setiap insan yang menanti
Selalu kudapati wajahmu
Dalam lelap tidurku menjelang Ramadhan tiba
Engkau datang
Walau sekilas dan hanya tersenyum padaku
Kali ini
Kulihat bayangmu
Seperti biasa
Menjelang Ramadhan tiba
Tapi kali ini
Kau tersenyum padaku tak seperti biasanya
Kali ini
Senyummu begitu indah
Dengan cahaya yang memancar di wajahmu
Kau tersenyum padaku juga padanya
Yang sebenarnya baru aku temui beberapa waktu ini
Menjelang Ramadhan
Engkau hadir walau hanya dalam mimpi
Menghapus rinduku
Yang sebenarnya nanti akan tumbuh kembali
Ibu semoga doa-doaku bisa melapangkan barzahmu
Itulah Kumpulan Puisi Ramadhan Penuh Hikmah
Mari rayakan bulan suci penuh hikmah ini dengan kumpulan puisi Ramadhan menyentuh hati. Kamu bisa menggunakan puisi-puisi tersebut untuk dikirimkan ke orang-orang tercinta melalui pesan singkat ataupun lewat surat.