Radikalisme Adalah: Pengertian, Ciri, Penyebab, dan Dampaknya

Salah satu masalah terbesar yang ada di tengah era globalisasi adalah masuknya paham radikalisme atau radicalism. Radikalisme adalah hal yang perlu diwaspadai karena dapat membawa pengaruh negatif dan merugikan masyarakat secara luas.

Agar kamu lebih memahami mengapa kita perlu waspada dengan radicalism, yuk kita bahas pengertian, ciri, penyebab, dan dampak langsung dari paham radikalisme.

Pengertian Paham Radikalisme

Ketika kamu sedang menonton TV ataupun berselancar di sosial media, kamu pasti pernah mendengar kabar tentang oknum yang melakukan praktek paham radicalism.

Pengertian radikalisme adalah istilah yang memiliki kata dasar “radikal”. Istilah radikal sendiri asalnya dari bahasa Latin – “radix”, artinya akar. 

Kalau kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah radikalisme punya tiga makna.

  • Paham yang bersifat radikal dalam politik.
  • Paham radikalisme menginginkan perubahan tatanan hidup (politik dan sosial) secara drastis dan dengan cara kekerasan.
  • Sikap ekstrem dalam politik.

Dari sini kita punya sedikit pemahaman bahwa radicalism ada hubungannya dengan akar atau hal yang bersifat dasar atau fundamental.

Maksudnya, radikalisme adalah paham yang menginginkan adanya aksi yang menimbulkan perubahan secara total dan besar-besaran terhadap sistem yang berlaku hingga ke akarnya. Dengan demikian, sistem mapan ini akan tergantikan dengan sistem yang baru.

Praktek radicalism ini bisa berlaku di berbagai hal seperti politik, sosial, bernegara, hingga agama.

Ada satu catatan yang harus kamu ketahui untuk memahami radikalisme secara utuh. Kalau kita menengok sejarah ke belakang dan melihat radicalism ini secara menyeluruh, radicalism punya dimensi yang sangat luas. Tidak sesederhana itu untuk memahami istilah radicalism secara utuh.

Praktek Radikalisme Saat Ini

Terorisme
Terorisme | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita melihat apa yang sering terjadi belakangan ini, radikalisme adalah praktek mengubah tatanan yang sudah ada dan terkadang berlangsung dengan jalur kekerasan.

Nah, praktek radicalism yang destruktif (merusak) dan merugikan inilah yang harus kamu waspadai. Apalagi, radikalisme seperti inilah yang sedang marak terjadi di berbagai belahan dunia

Terjadinya praktek radikalisme ini sudah pernah terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia pun, praktek radicalism sudah pernah terjadi beberapa kali sejak era kemerdekaan hingga saat ini.

Beberapa kasus radikalisme yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir di Indonesia erat kaitannya dengan aksi terorisme yang meresahkan masyarakat. 

Oknum teroris tersebut tidak segan untuk menebar ancaman. Bahkan, aksi yang mereka perbuat dapat merenggut korban jiwa.

Tujuannya agar pelaku aksi terorisme ini dapat mengganti tatanan hidup masyarakat Indonesia yang berlaku (Pancasila) menjadi tatanan bernegara, politik, dan agama yang menurut mereka benar.

Ciri-Ciri Radikalisme

Ciri-ciri Radikalisme
Ciri-ciri Radikalisme | Sumber gambar: Freepik.com

Sekarang kita akan berfokus pada beberapa ciri-ciri yang muncul pada seseorang atau kelompok yang terindikasi menganut paham radikalisme destruktif (merusak). Berikut adalah ciri-cirinya.

1. Merasa Paling Benar

Salah satu sifat yang paling mencolok dari penganut paham radikalisme adalah merasa kalau pemikiran mereka kebenaran mutlak. Sifat eksklusif ini membuat mereka mudah berburuk sangka pada orang lain yang mempunyai prinsip beda dengan mereka.

Tidak hanya itu, mereka juga sangat tegak pada pemikiran mereka sehingga tidak ada di dalam kamus mereka untuk diskusi apalagi memandang suatu isu dari perspektif lain.

2. Menganggap Orang Lain Salah

Karena mereka merasa prinsip dan pemikiran mereka adalah suatu kebenaran mutlak yang tidak mungkin salah, mereka akan menganggap prinsip dari orang lain sebagai sesuatu yang salah.

Hal ini juga terpancar dari perilaku mereka yang secara gamblang memberi label yang buruk pada orang lain yang mempunyai pendirian yang berbeda. Sebagai contoh, mudah melabeli orang lain sebagai “kafir” atau “sesat”.

Meskipun pelaku radicalism di satu wilayah punya pendirian beda dengan pelaku di wilayah lain, persamaan mereka adalah tidak segan untuk menyakiti atau menghabisi nyawa orang lain yang berbeda dari mereka. Kasus ini pun faktanya sudah terjadi di beberapa negara.

3. Kaku dan Tekstualis

Ciri-ciri radicalism yang satu ini sangat sering ditemui pada kasus radikalisme yang berhubungan dengan agama.

Para penganut paham radicalism akan memahami kepercayaan yang mereka anut secara tekstual. Sehingga, besar risiko mereka untuk mengalami salah tafsir. Padahal, apa yang mereka tafsir bisa jadi justru merugikan masyarakat secara luas. 

4. Mempunyai Musuh yang Tidak Jelas

Penganut paham radikalisme kerap melakukan kekerasan terhadap orang yang berbeda dengan mereka. Kondisi ini termasuk indikasi kalau mereka sudah memandang orang yang berbeda dengan mereka sebagai musuh. Siapa saja yang berbeda dengan mereka, akan mereka perangi.

5 Faktor Penyebab Munculnya Radikalisme

Garuda Pancasila
Garuda Pancasila | Sumber gambar: medialampung.disway.id

Munculnya radikalisme pada sejumlah kelompok dan individu bukanlah tanpa sebab. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang dapat mempunyai paham radicalism. Berikut adalah contohnya.

1. Politik dan Sosial

Salah satu faktor penyebab munculnya radikalisme adalah faktor politik dan sosial. Kasus radikalisme yang berhubungan dengan ini, bahkan sudah tercatat sejarah dan menyebabkan perubahan pada tatanan hidup banyak orang di seluruh dunia.

2. Faktor Keagamaan

Faktor keagamaan juga menjadi salah satu faktor dari munculnya radikalisme. Para penganut radicalism ini juga punya ikatan emosional yang kuat ke sesamanya.

3. Kebudayaan atau Kultural

Kebudayaan ternyata juga punya pengaruh terhadap praktek radicalism yang terjadi. Fenomena ini adalah lawan dari budaya sekularisme yang dipandang sebagai musuh oleh negara barat.

4. Faktor Ideologis

Kaum radikal juga bisa muncul karena faktor ideologis, terutama ideologi anti barat. Faktor ini salah satu yang paling memicu adanya gerakan radicalism.

5. Faktor Kebijakan dari Pemerintah

Ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga persatuan dan kesejahteraan rakyatnya juga bisa menjadi bibit dari munculnya radikalisme.

Contoh Radikalisme

Revolusi Perancis
Revolusi Perancis | Sumber gambar: yourdictionary.com

Kalau kita berbicara soal radicalism yang sifatnya jelas-jelas mengancam dan menyakiti orang lain, tentu kasusnya sudah banyak kita dengar dari berbagai media. Misalnya saja, paham terorisme dan juga intoleransi.

Kasus-kasus tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Umumnya, oknum yang melabeli diri mereka sebagai mayoritas akan merugikan orang lain yang mereka anggap sebagai minoritas.

Misalnya saja, sudah sering kita mendengar kasus intoleransi berupa pelarangan ibadah terhadap umat agama tertentu ataupun persekusi yang dilakukan oleh sekelompok oknum.

Ada juga gerakan dari kelompok tertentu yang melakukan aksi demi mengubah ideologi Indonesia. Para oknum tersebut ingin mengubah ideologi Pancasila yang merupakan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia menjadi ideologi yang menurut mereka benar.

Jangan lupa juga gerakan terorisme yang sempat mencuat beberapa kali di Indonesia. Gerakan terorisme ini acap kali kita dengar di berita dalam bentuk serangan penembakan ataupun aksi bom.

Radikalisme yang sifatnya merusak ini sangat mengganggu dan mengancam keamanan dan ketenteraman negara dan masyarakat secara menyeluruh.

Namun, radikalisme adalah gerakan yang tidak melulu sifatnya merugikan masyarakat. Ada juga radicalism yang sifatnya berbeda dari yang di atas. Sejarah mencatat kalau ada aksi radicalism yang tujuannya untuk memperoleh hak asasi.

Contohnya, radicalism tersebut adalah terjadinya Revolusi Prancis dan Gerakan Reformasi 1998.

Kita perlu ingat kalau radikalisme suatu gerakan atau aksi yang ingin mengubah tatanan hidup hingga ke akar-akarnya. Kedua aksi tersebut tercatat dalam sejarah berhasil mengubah tatanan hidup masyarakat secara signifikan.

Apalagi kalau kita bicara tentang pengaruh Revolusi Prancis, peristiwa ini punya pengaruh besar terhadap dunia seperti munculnya paham Republikanisme, gerakan anti-feodalisme, berkembangnya perjuangan HAM, dan munculnya semangat nasionalisme.

Semua hal tersebut berawal dari gerakan yang secara definitif bisa kita katakan sebagai “radikalisme”.

Jadi, dari sini kita bisa paham bahwa radikalisme sepanjang sejarahnya tidak melulu datang dari oknum dan justru bisa datang dari mayoritas rakyat itu sendiri.

Namun, istilah radikalisme memang identik dengan hal negatif karena kebanyakan radicalism yang terjadi sifatnya merusak dan mengancam.

Dampak Radikalisme

Faktanya, mayoritas dampak yang timbul dari gerakan radikalisme adalah hal-hal yang tidak jauh dari kata merusak, menyimpang, dan mengancam masyarakat luas.

Kondisi ini menyebabkan radicalism acap kali dapat menyebabkan terjadinya konflik di masyarakat. Bahkan, tingkat terparahnya, dapat menghilangkan nyawa seseorang.

Baca Juga : Teori Konflik Menurut Para Ahli: Jenis, Faktor Penyebab, dan Dampaknya

Siap Hidup Damai Tanpa Radikalisme?

Radikalisme adalah paham yang menginginkan perubahan secara besar-besaran dalam tatanan hidup masyarakat yang sedang berlaku. Meski ada gerakan radicalism yang berlangsung atas kepentingan rakyat seperti Revolusi Prancis dan Reformasi 1998, kebanyakan aksi radicalism yang terjadi justru sifatnya merugikan masyarakat.

Radikalisme yang merugikan masyarakat ini tentu harus kita cegah dengan sikap toleransi terhadap perbedaan. Adanya sikap toleransi akan membuat kita dapat menghargai dan menghormati perbedaan yang terjadi di masyarakat.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page