Apa Itu Upacara Ngaben? Sejarah, Tujuan, dan Prosesnya

Upacara pembakaran jenazah atau upacara ngaben menjadi salah satu upacara yang fenomenal dan sangat terkenal di Bali. Salah satu hal unik dan menjadi sorotan dari upacara ini adalah adanya Bade atau peti mati jenazah yang menjulang tinggi dan terlihat sangat megah.  

Tapi, esensi dari upacara ini sebetulnya sangat mendalam dan memiliki filosofi yang sangat unik. Yuk, simak penjelasan tentang salah satu upacara Bali yang terkenal di artikel ini!

Pengertian Upacara Ngaben 

Bade untuk Upacara Ngaben
Bade untuk Upacara Ngaben | Sumber gambar: Viva.co

Umat Hindu di Bali memang terkenal akan upacara-upacara adat yang unik serta memiliki prosesi panjang. Salah satu upacara yang menjadi sorotan adalah ngaben. 

Di beberapa agama dan kultur, pembakaran atau kremasi jenazah adalah hal biasa. Namun, yang membuat ngaben berbeda adalah adanya proses yang panjang dalam upacara ini. 

Selain itu, ada juga peti mati jenazah yang menjulang tinggi. Di samping itu, seluruh warga desa ikut mengarak Bade tersebut sehingga upacara ini unik dan banyak orang tertarik untuk tahu.

Upacara Ngaben adalah sebuah ritual yang bertujuan untuk mengembalikan roh seseorang yang telah meninggal ke tempat asalnya. Tempat asal yang dimaksud adalah alam semesta. 

Manusia seperti halnya alam semesta, memiliki 5 unsur pembentuk yaitu unsur padat, cair, gas, cahaya, dan ruang atau masyarakat Hindu Bali mengenalnya dengan Panca Maha Bhuta.

Masyarakat Hindu Bali mempercayai, seseorang yang telah meninggal, atmanya tidak akan ikut meninggal. Melainkan kembali menyatu dengan Sang Jiwatman atau Tuhan Yang Maha Esa. 

Menurut kepercayaan Hindu Bali, atman atau atma merupakan percikan kecil dari Tuhan itu sendiri dan hidup di dalam tubuh-tubuh makhluk hidup termasuk manusia. 

Supaya sang atman bisa kembali kepada Jiwatman, maka tubuhnya harus kembali dulu kepada unsur-unsur alam tadi.

Prosesi Ngaben inilah yang membantu tubuh yang sudah meninggal bisa kembali ke unsur-unsur alam dengan segera. 

Sejarah Upacara Ngaben 

Belum ada catatan sejarah Bali yang menyebutkan kapan upacara ngaben mulai dilakukan. Namun, ada banyak sekali dasar untuk melaksanakan ngaben. Dimulai dari sejarah terbentuknya kultur agama Hindu Bali yang unik dan berbeda dengan Hindu di negara lain. 

Kepercayaan Hindu Bali telah bercampur dengan kepercayaan animisme, atau pemujaan kepada roh leluhur. Kemudian muncul sebuah kepercayaan, masyarakat Hindu Bali harus melakukan Panca Yadnya atau pengorbanan suci yang dilakukan secara tulus ikhlas. 

Ada 5 jenis Yadnya dalam umat Hindu Bali, yaitu Dewa Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, dan Bhuta Yadnya. Dari kelima Yadnya tersebut, upacara ngaben masuk ke dalam kategori Pitra Yadnya atau upacara yang diselenggarakan dan ditujukan kepada roh leluhur atau anggota keluarga yang tiada. 

Inti dari upacara ini adalah mengembalikan tubuh orang yang sudah meninggal kembali ke unsur-unsur alam atau dikenal dengan Panca Maha Bhuta. 

Sebenarnya, upacara satu ini masih mirip-mirip dengan upacara kremasi jenazah yang dilakukan masyarakat Hindu India. 

Hanya saja, upacara kremasi jenazah tersebut sudah berakulturasi dengan budaya setempat atau budaya Bali sehingga lahirlah ngaben yang punya keunikannya tersendiri. 

4 Tujuan Upacara Ngaben

Proses Pembakaran Jenazah
Proses Pembakaran Jenazah | Sumber gambar: badungkab.go.id

Tujuan upacara ngaben sebenarnya ada banyak. Namun, kami merangkumnya menjadi 4 tujuan, yaitu:

1. Memperlancar Urusan Kehidupan Setelah Kematian

Masyarakat Hindu Bali sangat mempercayai yang namanya “kehidupan setelah kematian.” Mereka mengadakan ngaben agar urusan orang yang sudah meninggal di “kehidupan setelah kematian” bisa lancar. 

Selain itu, mereka juga bisa melanjutkan perjalanannya baik mencapai moksa (kekal dan abadi bersatu dengan Tuhan) ataupun lahir kembali menjadi sosok yang baru (reinkarnasi). 

2. Melepas Ikatan Duniawi 

Agama Hindu mempercayai bahwa setiap makhluk terdiri dari badan halus (atma atau roh) dan badan kasar yang merupakan badan fisik. 

Menurut Hindu, atma atau roh ini tidak mati setelah fisik seseorang mati. Namun, badan kasar atau badan fisik seseorang merupakan beban duniawi bagi sang atma. 

Oleh karena itu, jasad seseorang harus melalui upacara pengabenan agar roh atau atma yang meninggal bisa kembali ke unsur alam dan terlepas dari ikatan duniawi. 

3. Mempercepat Reinkarnasi

Tujuan ngaben berikutnya adalah mempercepat reinkarnasi. Umat Hindu mempercayai bahwa tujuan mereka hidup di bumi adalah mencapai moksa atau kekekalan abadi dan bersatu dengan Tuhan. 

Namun, untuk mencapai moksa seseorang harus mencapai keimanan yang sempurna. Oleh karena itu, ngaben menjadi sarana agar orang yang masih belum sempurna keimanannya bisa bereinkarnasi untuk menjalani kehidupan lagi sampai bisa mencapai moksa.

4. Mencapai Moksa

Bagi orang yang sudah mencapai keimanan yang sempurna, maka mereka bisa mencapai moksa. Tapi, sebelum mencapai moksa, orang ini harus melepas ikatan duniawi yaitu dengan melakukan prosesi ngaben. 

Baca Juga : 7 Tradisi Upacara Keagamaan Konghucu Cap Go Meh

8 Prosesi Upacara Ngaben

Berikut 8 prosesi upacara ngaben yang perlu kamu pahami, yaitu:

1. Ngulapin 

Ngulapin adalah proses awal dari ngaben. Tahapan ini berlangsung di lokasi orang meninggal. 

Jika ia meninggal di luar rumah, keluarga akan menggiring roh ke Pura Dalem untuk berdoa kepada Dewa Siwa. Dewa Siwa sebagai Dewa yang berkuasa untuk meleburkan semua yang hidup, bahwa akan ada pengabenan untuk roh tersebut. 

Jika meninggal di rumah atau di lokasi yang jauh, tidak terjangkau, ataupun lokasi meninggalnya tidak ada yang tahu, prosesi dapat berlangsung di Pura Dalem. 

Tujuan dari upacara ini adalah memanggil sang roh dan memberitahukan dia akan ada ngaben untuknya.

2. Meseh Lawang 

Tahapan meseh lawang berlangsung di Catus Pata, yaitu perempatan atau pertigaan yang ada di desa. Tujuan dari upacara ini untuk memulihkan kerusakan atau cacat pada jenazah secara simbolis. 

3. Mesiram 

Tahap mesiram adalah tahap memandikan jenazah. Tahapan ini bertujuan untuk membersihkan jenazah sekaligus mendandaninya agar rohnya bisa melanjutkan kehidupan setelah mati dengan kondisi bersih

Pada tahapan ini juga, ada prosesi memasangkan berbagai simbol-simbol seperti daun intaran, serpihan kaca, daun intaran, cincin merah, dan sebagainya. 

Tujuan dari simbol-simbol ini adalah agar saat roh tersebut lahir kembali, maka akan lahir dalam kondisi lengkap tanpa cacat. 

Pada tahap ini, jenazah juga akan tertutup dengan kain putih yang sudah bertuliskan berbagai mantra dan simbol-simbol tertentu, lalu jenazah akan masuk ke dalam peti mati. 

4. Ngaskara 

Ngaskara dalam upacara ngaben merupakan penyucian jiwa tahap awal. Pada tahap ini terdapat prosesi yang masyarakat Hindu sebut dengan Mapegat.

Artinya, seluruh keluarga atau orang yang dekat dengan jenazah harus melepas ikatannya agar ia bisa melanjutkan kehidupan setelah mati dengan tenang. 

5. Nerpana

Pada tahap nerpana, semua orang yang mengikuti prosesi ngaben, baik keluarga ataupun tetangga, harus memberikan upacara persembahan bebanten atau sesajen yang sesuai dengan tata upacara agama Hindu kepada jiwa yang meninggal. 

6. Ngeseng 

Prosesi Ngeseng
Prosesi Ngeseng | Sumber gambar: etnis.id

Proses ngeseng adalah proses pembakaran jenazah. Sebelum proses ini terjadi, jenazah yang sudah ada di dalam peti mati akan diarak menggunakan bade atau tempat peti mati yang menjulang tinggi. 

Kemudian, bade akan diarak dan diajak mengelilingi perempatan atau pertigaan sebanyak 3x sebagai tanda perpisahan. Setelah itu, dilakukan upacara ngeseng atau pembakaran jenazah. 

7. Nuduk Galih

Pada tahap nuduk galih, seluruh keluarga harus mengumpulkan sisa-sisa tulang atau abu jenazah. 

Kemudian abu dan sisa tulang akan diulek dan dimasukan ke dalam kelapa muda yang sudah kosong sebagai tanda jenazah sudah bersih serta lepas dari ikatan duniawinya. 

8. Nganyut

Prosesi nganyut berupa sisa abu yang tadi dibawa ke laut untuk dihanyutkan yang menandakan tubuh dan jiwa dari orang yang sudah meninggal telah kembali kepada alam. 

Pada tahap ini, keluarga dan seluruh orang yang terikat dengan jenazah akan berdoa bersama untuk mendoakan ketenangan dan kebahagiaan roh yang sudah meninggal tersebut. 

Baca Juga : 10 Bagian Rumah Adat Bali dengan Ciri Khas dan Keunikannya

Sudah Paham Tentang Proses Upacara Ngaben? 

Setiap desa di Bali punya aturan upacara ngaben tersendiri, sehingga ada beberapa detail yang mungkin berbeda dengan penjelasan tersebut.  Namun, esensi sebenarnya dari ngaben adalah melepaskan ikatan duniawi sang roh agar bisa melanjutkan kehidupan setelah mati, baik bereinkarnasi maupun moksa.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page