Cara menghitung occupancy hotel – Kalau saat ini kamu adalah seorang hotelier, pasti ketika ketemu dengan temen-temen hotelier dari hotel lain sering ditanya berapa occupancy bulan kemarin?
Atau…. hari ini kira-kira closing di occupancy berapa?
Ya, obrolan antar hotelier memang ngga jauh-jauh dari itu. Karena biasanya ada kebanggaan sendiri kalau occupancy kita lebih tinggi dari temen kita di hotel lain. Ya kan?
Lalu apa sih occupancy itu?…
Oiya buat kamu juga calon-calon hoteliers, dua hal ini mungkin sudah sering kamu dengar di sekolah atau kampus.
Baca juga: Apa itu MPI (Market Penetration Index) dalam Dunia Perhotelan
Cuma sampai saat ini masih bingung dengan pengaplikasiannya. Mari kita bahas.
Lalu apa sih occupancy itu?
Daftar ISI
Cara Menghitung Occupancy Hotel
Occupancy adalah metriks yang digunakan untuk mengukur tingkat hunian kamar dari sebuah hotel. Dalam bahasa Indonesia biasa dikenal dengan Okupansi.
Jadi maksudnya, ada berapa kamar yang terisi atau terjual untuk periode tertentu.
Cara menghitungnya pun gampang, yaitu dengan membagi kamar terjual dengan kamar yang ada dikalikan 100 %. Satuannya adalah presentase.
Jadi secara simple, rumus nya seperti itu. Gampang kan? Yuk coba kita hitung contoh soal dibawah ;
Contoh Soal Menghitung Occupancy Hotel (Okupansi Hotel)
- Hotel A memiliki total 100 kamar dan hari ini ada 75 kamar yang terisi. Jadi occupancy nya berapa?
Dari soal kita tahu bawah room available / total kamar tersedia di hotel A adalah 100 dan kamar yang terisi 75 jadi ngitungnya :
75/100 x 100 % = 75 %
2. Hotel A pagi ini terisi 50 kamar, dan tiba-tiba siang hari ada walk in guest booking lagi 10 kamar. Dengan total kamar tersedia 100 berapakah occupancy hotel A hari ini?
- Pagi kamar terisi 50
- Siang ada walk in guest booking 10 kamar
- Jadi total kamar terisi 60
- Maka occupancy nya : 60/100 x 100% = 60 %
Gimana, dari kedua soal tersebut gampang kan ngitung occupancy hotel? Nah selain occupancy, ada juga hal umum yang wajib kamu tau dan ini basic banget di dunia perhotelan. Apa itu ? ARR atau average room rate.
Cara Menghitung ARR ( Average Room Rate )
ARR atau average room rate adalah metriks hotel yang digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata harga kamar yang terjual pada periode tertentu. Cara menghitungnya adalah dengan membagi total room revenue dengan total kamar yang terjual.
Jadi kalau selama ini kamu sering bingung denger anak-anak FO atau sales sering ngomongin soal ARR , itu dia cara hitungnya.
Contoh Soal Menghitung ARR (Average Room Rate)
- Kemarin hotel A closing di 90% dari total kamar yang ada 100. Dengan occupancy 90% total room revenue yang mereka dapat adalah Rp. 90.000.000. Jadi berapa ARR hotel A kemarin?
Dari soal kita tahu bahwa :
- Occupancy kemarin 90% dari 100 kamar, berarti ada 90 kamar yang terjual.
- Room revenue 90 juta
- Jadi ARR nya adalah 90juta / 90 = 1 juta
Artinya, tiap 1 kamar yang terjual itu rata-rata harganya 1juta itulah yang disebut average room rate.
Kedua metriks di atas adalah formula paling basic yang di gunakan untuk mengetahui performance dari sebuah hotel selain formula-formula yang lain.
Data occupancy dan ARR ini lah yang biasanya digunakan untuk mengintip kompetitor dan strategi sales marketing dalam menjual kamar di sebuah hotel.
Jadi setelah baca ini udah gak bingung lagi kan soal Occupancy (Okupansi hotel) dan ARR ?
Baca juga: Pengertian Marketing Hotel dan Tugasnya