Apa itu Aksi Vandalisme? Contoh di Kehidupan Bermasyarakat

Tahukah Anda apa itu aksi vandalisme? Apa alasan tindakan tersebut berbahaya sehingga perlu segera diberantas? Belakangan ini, vandalisme menjadi salah satu topik hangat di berbagai media maupun kalangan masyarakat secara general.

Namun, tidak sedikit yang melabeli suatu tindakan sebagai vandalism padahal sebenarnya tak sesuai dengan pengertian seharusnya. Nah, kamu dapat menyimak artikel ini sampai akhir untuk mendapatkan penjelasan selengkapnya!

Apa itu Aksi Vandalisme?

Vandalisme pada dasarnya berarti perusakan. Secara lebih mendalam, aksi tersebut merupakan tindakan atau perbuatan yang mengakibatkan kerusakan terhadap properti perseorangan maupun di ruang publik.

Cakupan dari aksi tersebut adalah berbagai aktivitas yang menurunkan kualitas dari properti terkait. Seperti mencoret, merobek, bahkan mengecat sesuatu. Biasanya, tindakan perusakan tersebut merupakan ekspresi kebencian dari pelaku.

Sejarah Aksi Vandalisme

Henri Grégoire
Henri Grégoire I Sumber Gambar: Flickr

Aksi vandalisme pertama kali dikenal di Perancis pada masa revolusi tahun 1794. Uskup Blois, Henri Grégoire, merupakan sosok pertama yang menggunakan istilah tersebut. Sang Uskup menggunakannya sebagai rujukan terhadap aksi penjarahan dan perusakan seni selama masa revolusi berlangsung.

Namun, istilah tersebut sebenarnya bermula dari Bangsa Romawi Kuno yang mengalami penjarahan keji dari Suku Vandal pada 455 M. Bangsa Vandal sendiri merupakan perampok dari Jerman Timur yang telah sangat lama berdiam di Afrika Utara.

Karakteristik suku Vandal yang bar-bar, tidak beretika, serta kejam menjadi rujukan kosakata vandalisme yang kemudian dipilih oleh Sang Uskup. Penggunaan istilah tersebut kemudian menyebar dan dipergunakan secara general untuk tindakan perusakan.

Baca Juga : Teori Konflik Menurut Para Ahli: Jenis, Faktor Penyebab, dan Dampaknya

Faktor Pemicu Aksi Vandalisme

Bagaimana seseorang atau sekelompok orang dapat berpikir untuk melakukan aksi vandalisme? Melalui pengertian apa itu aksi vandalisme, kemudian dapat ditemukan faktor-faktor yang memicu pelaku dalam melakukan perbuatan tersebut. Berikut di antaranya:

1. Faktor Intrinsik

Ilustrasi Faktor Intrinsik
Ilustrasi Faktor Intrinsik I Sumber Gambar: Aconsciousrethink

Pemicu pertama adalah dari diri sendiri. Motivasi untuk melakukan perusakan terhadap sesuatu bisa muncul dari dalam diri saat mengalami fase-fase berikut:

  • Kejenuhan karena merasa hidup terlalu monoton, sehingga memutuskan melakukan vandalisme sebagai tantangan.
  • Kebencian terhadap target sehingga tidak ingin membiarkan segala sesuatu berjalan dengan lancar.
  • Berusaha mencari perhatian, biasanya karena tidak mendapatkan cukup kepedulian dari orang-orang sekitar. Kemudian, terbentuk motivasi untuk menciptakan kekacauan agar memperoleh hal tersebut.
  • Memiliki ketidakpuasan terhadap diri sendiri maupun orang lain sehingga mencari suatu pelampiasan.
  • Mempunyai masalah kejiwaan yang mengakibatkan gangguan dalam berpikir logis dan realistis, kemudian sulit membedakan baik dan benar.

Faktor Ekstrinsik

Faktor Ekstrinsik
Faktor Ekstrinsik I Sumber Gambar: Pexels

Pemicu kedua berasal dari luar diri atau ekstrinsik. Faktor-faktor non-intrinsik yang dapat mengakibatkan tindakan vandalisme antara lain:

  • Pengaruh lingkungan, misalnya ajakan kerabat atau teman dengan hubungan yang cukup erat.
  • Tekanan dari individu atau kelompok tertentu untuk terlibat atau melakukan aksi vandalisme tersebut.
  • Terdapat imbalan ataupun kompensasi secara materi yang menguntungkan pelaku.

Ragam Jenis Aksi Vandalisme

Setelah memahami arti apa itu aksi vandalisme dan faktor pemicunya, Anda juga perlu mengetahui beragam jenisnya. Vandalisme bukan sekadar satu aksi mengacau, namun terbagi menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut:

1. Vandalisme Keserakahan (Acquisitive Vandalism)

Jenis pertama adalah vandalisme keserakahan atau aksi perusakan yang terpicu oleh keinginan serakah dalam mengambil alih sesuatu atau mendapatkan keuntungan lain. Tujuan akhirnya sudah jelas untuk mendapatkan manfaat bagi diri sendiri melalui aksi tersebut.

2. Vandalisme Taktis (Tactical Vandalism)

Klasifikasi berikutnya adalah vandalisme dengan tujuan untuk memperkenalkan suatu ideologi alias pemikiran terhadap masyarakat luas. Tujuannya baik, namun cara penyampaiannya melalui aksi vandalisme bukan sesuatu yang dapat dibenarkan.

3. Vandalisme Dendam (Vindictive Vandalism)

Apa itu aksi vandalisme dendam? Aksi ini memiliki orientasi utama berupa membalas dendam terhadap suatu perbuatan atau perkataan yang menyakitkan. Hal tersebut termasuk dalam aksi perusakan yang pemicunya adalah faktor intrinsik.

4. Vandalisme Keisengan (Malicious Vandalism)

Pernah mendengar seseorang dapat merasa puas setelah mengganggu orang lain? Itulah yang termasuk dalam kategori vandalisme keisengan. Melalui tindakan perusakan tersebut, pelaku memperoleh kebahagiaan karena berpikir hal itu sekadar hiburan.

5. Vandalisme Pamer (Play Vandalism)

Terakhir adalah tindakan vandalisme yang dilakukan hanya untuk pamer atau menunjukkan pada orang lain terkait kemampuan atau kelebihannya. Tidak dengan sengaja berniat mengganggu, namun akhirnya tetap merugikan orang lain.

Contoh Tindakan Vandalisme

Graffiti
Graffiti I Sumber Gambar: Britannica

Selanjutnya adalah pembahasan tentang contoh dari apa itu aksi vandalisme sesuai dengan klasifikasi atau ragam jenisnya dalam penjabaran di atas:

1. Menempel Iklan Sembarangan

Poster iklan, baliho, dan spanduk secara sembarangan termasuk dalam aksi vandalisme yang sering kamu temui, namun mungkin sudah dianggap wajar di masyarakat. Padahal, penempelan media iklan secara sembarangan sangat mengganggu estetika dan kenyamanan banyak orang.

2. Graffiti

Meskipun graffiti mempunyai nilai seni yang tinggi, namun jika media yang dipilih merupakan area publik, hal itu tetap saja dianggap perusakan. Terlebih jika pelaku yang menyebut dirinya sebagai seniman tidak memiliki izin dari pemilik gedung atau developer untuk menggambar graffiti tersebut.

3. Melempar Jendela Hingga Pecah

Ini adalah tindakan yang acap kali dianggap sebagai aksi iseng sepele, namun sebetulnya termasuk dalam apa itu aksi vandalisme. Biasanya, pelaku akan melemparkan batu ke kaca jendela orang lain baik untuk sekadar iseng maupun memang menyimpan kebencian. Ini termasuk dalam kategori perusakan properti.

4. Mencoret Kendaraan Orang Lain

Kendaraan merupakan salah satu media lukis yang anti mainstream. Tidak sedikit seniman yang menawarkan layanan eksklusif tersebut – karena dibanderol dengan harga cukup mahal. Namun, berbeda dengan orang yang sengaja mencoret kendaraan orang lain karena iseng.

Pelaku tidak akan melukis coretan tersebut dengan cantik dan otomatis mengurangi nilai estetika dari kendaraan. Hal tersebut biasanya menimbulkan kebahagiaan pada diri pelaku dan merasa menang atas korban.

5. Melukis di Bangku Sekolah

Contoh tindakan vandalisme terakhir adalah mencoret-coret di bangku sekolah – termasuk untuk melukis. Hanya karena ingin menunjukkan bakat yang dimiliki, seorang pelaku vandalisme tidak akan ragu untuk melukis di bangku tempatnya duduk.

Cara Mencegah dan Mengatasi Tindakan Vandalisme

Memahami apa itu aksi vandalisme tidak cukup karena kamu juga perlu tahu cara untuk mencegah tindakan tersebut kembali terulang. Serta memberikan penanganan yang cepat. Bagiamna cara ampuhnya? Berikut di antaranya:

1. Memperketat Pengawasan dan Pengamanan

Metode pertama tentu dengan memperketat pengawasan dan pengamanan pada properti pribadi maupun publik. Pengawasan semacam itu akan membuat seseorang berpikir ratusan kali untuk melakukan aksi vandalisme – khususnya di ruang publik.

2. Menetapkan Sanksi Keras

Bagi individu, komunitas, instansi, maupun korporasi, penting untuk menetapkan sanksi atau aksi vandalisme jika sampai terjadi. Pemerintah selaku pemilik kewenangan dapat menetapkan sanksi hukum serius terhadap aksi perusakan semacam itu sehingga memberi efek jera yang nyata.

3. Melakukan Pendekatan Psikologis

Kadang orang merasa tidak nyaman bila melakukan pertemuan dalam skala besar. Orang-orang tersebut perlu mendapatkan pendekatan pribadi secara psikologis agar memahami bahwa tindakan mereka merupakan kesalahan fatal.

4. Menyediakan Alternatif Positif

Terakhir, kamu bisa membantu dengan menyediakan alternatif yang lebih positif. Misalkan yang memiliki bakat melukis graffiti untuk mendapatkan pekerjaan desain interior secara resmi. Jadi, seni graffiti miliknya dapat terus berlanjut namun dengan wadah yang lebih baik.

Baca Juga : Perbedaan Moral dan Etika, Ciri, Jenis, serta Contohnya

Sudah Tahu Apa itu Aksi Vandalisme?

Meskipun sudah ada banyak contoh apa itu aksi vandalisme hingga menjadi suatu hal yang biasa atau wajar. Namun, tidak seharusnya perilaku ini dinormalisasikan. Aksi tersebut tetap merusak dan mengakibatkan kerugian kepada pihak korban.

Karena itu, vandalisme perlu segera dihentikan dan berganti dengan tindakan yang lebih positif dalam realisasinya. Selain itu, pengaruh keluarga dan lingkungan juga sangat penting untuk mencegah seseorang melakukan pelarian ke vandalisme. Khusnya untuk para remaja yang masih rentan secara psikologis.

Ingat! Perusakan tetaplah perusakan yang tidak lantas berubah menjadi karya seni. Jadi, pastikan kamu ikut bersikap kritis terhadap aksi ini – dalam bentuk apapun yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page