Alat musik aerophone meliputi alat musik klasik, modern, dan tradisional. Penasaran apa saja jenisnya? Simak untuk melihat beberapa contoh alat musik aerophone yang unik atau sering kita temui di sini!
Daftar ISI
10 Contoh Alat Musik Aerophone
Dalam pengelompokan alat musik berdasarkan sumber bunyinya, aerophone adalah kelompok alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara dan badan instrumen. Berikut adalah sepuluh contoh alat musik aerophone:
1. Terompet
Biasanya, terompet adalah alat musik yang pertama kali terbersit saat membahas alat musik tiup. Namun, masih banyak yang tidak memahami alat musik ini. Berbeda dengan terompet saat tahun baru, sebenarnya terompet tidak menggunakan komponen lain (seperti potongan sedotan) dalam produksi bunyinya.
Produksi bunyi instrumen ini berasal dari getaran bibir pemain sembari meniup bagian mouthpiece. Getaran bibir pemain trompet juga berkontribusi dalam tinggi-rendahnya oktaf. Di dalam orkestra, terompet termasuk alat musik brass, yakni alat musik dari kuningan yang menghasilkan bunyi tanpa bantuan kayu.
Terdapat 3 tombol (valves) di bagian atas terompet untuk memindahkan lajur angin sesuai kebutuhan nada. Tiga tombol tersebut biasanya dimainkan menggunakan jari telunjuk, tengah, dan manis.
Adapun lingkaran pada sisi kiri trompet, lingkaran ini juga berguna untuk menggeser pipa pendek terompet saat produksi nada kurang tepat.
2. Trombon
Dalam bahasa Inggris ini disebut trombone dan termasuk dalam kelompok alat musik brass. Sama seperti trompet, produksi bunyi trombon juga dari getaran bibir pemainnya sembari meniupkan angin.
Intensitas getaran bibir pemain juga berkontribusi dalam tinggi-rendahnya oktaf. Trombon biasanya tidak memiliki tombol, kecuali untuk tingkat lanjutan yang memiliki tuas di dekat ibu jari tangan kiri.
Pemain biasa menempatkan trombon pada pundak kiri (kanan jika kidal) dan mengatur slide dengan tangan satunya. Cara mencapai nada dalam trombon ialah dengan menarik dan mendorong bagian slide.
Meski terlihat “fretless”, ada beberapa posisi yang sudah paten untuk mencapai nada yang tepat. Trombon menghasilkan nada rendah berbeda dengan terompet yang menghasilkan nada tinggi.
3. Flute & Piccolo
Masih dalam lingkup alat musik orkestra, kedua alat musik ini termasuk dalam kelompok woodwind, bukan brass. Alat musik woodwind biasanya menghasilkan bunyi pelan dan halus, sedangkan brass bunyinya keras dan kasar. Karena flute dan piccolo mirip, mari mengenal dua contoh alat musik aerophone ini sekaligus.
Cara memainkan flute adalah dengan menempatkan bibir bawah ke samping lubang mouthpiece, lalu meniupkan angin ke sisi lain lubang. Ketika hembusan angin terbelah, maka bunyi akan terdengar. Bagian lain dari flute dan piccolo berada di sisi kanan kepala.
Telapak tangan kiri berada lebih dekat dengan wajah dan menghadap wajah, sementara tangan kanan lebih jauh dan punggung tangan yang menghadap wajah. Masing-masing jari tangan bertugas menekan tombol untuk membuka-tutup lubang instrumen. Terkadang, satu jari (seperti telunjuk dan kelingking) bertugas mencakup beberapa katup sekaligus.
Orientasi urutan nada mirip dengan alat musik recorder/seruling. Semakin banyak katup yang tertutup, semakin rendah nada yang dihasilkan. Perbedaan utama dari flute dan piccolo adalah jangkauan nadanya. Piccolo juga berukuran lebih pendek ketimbang flute, nada yang dihasilkan pun lebih tinggi.
4. Saksofon
Saksofon juga alat musik aerophone yang termasuk woodwind. Instrumen ini benar-benar menggunakan “wood” dalam produksi bunyinya, tepatnya potongan bambu muda (reed). Lalu, reed ditempatkan pada mouthpiece. Ketika memainkan saksofon, reed harus basah sehingga lebih lunak dan dapat bergetar dengan teratur.
Dalam meniup saksofon, gigi depan menekan bagian atas mouthpiece dan bibir bawah menekan sebagian reed. Lalu, kedua ibu jari menempati posisi yang sudah disediakan dan jemari lainnya bertugas menutup katup untuk mengubah nada.
Secara garis besar, penempatan jari untuk mengubah nada dalam flute dan saxophone mirip dengan recorder. Namun, recorder yang paling mudah, sementara flute dan saksofon memiliki tambahan tombol dan kompleksitas berbeda.
5. Recorder & Seruling
Kedua alat musik aerophone ini sangat mirip dalam proses produksi bunyinya, namun bentuknya sangat berbeda. Recorder biasanya terbuat dari bahan plastik atau kayu dan memiliki 3 bagian yang bisa terpisah. Tiga bagian ini adalah head joint, middle joint, dan foot joint.
Pada head joint terdapat mouthpiece serta window dan labium/edge. Saat angin melewati mouthpiece, maka akan menabrak labium dan terbelah. Inilah yang menyebabkan bunyi. Lalu, angin akan melewati middle dan foot joint yang berlubang-lubang. Saat lubang ditutup, maka nada yang dihasilkan akan berubah.
Seruling biasanya mengacu pada alat musik tiup tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu atau kayu. Bagian seruling yang membelah angin biasanya terbuat dari rotan yang terikat di bagian ujung. Lalu, angin melewati badan seruling yang berlubang-lubang dan berubah nada saat lobang ditutup.
Meski mirip, bunyi keduanya sangat berbeda. Recorder telah melalui perhitungan dimensi yang akurat. Maka dari itu, menghasilkan bunyi yang jelas dan lantang. Di sisi lain, pembuatan seruling tidak seakurat recorder. Hasilnya, bunyi seruling masih terdengar suara hembusan angin yang khas.
6. Bassoon
Dalam orkestra, bassoon juga termasuk alat musik woodwind. Mouthpiece pada bassoon terdiri dari 2 reed (double reed). Jadi, berbeda dengan saksofon, kedua reed ini bertemu dengan bibir atas dan bawah. Mouthpiece bassoon berada di ujung bocal, yakni penghubung logam antara mouthpiece dan body bassoon.
Contoh alat musik aerophone ini menghasilkan bunyi dengan nada rendah yang terasa dalam. Permainan bassoon menggunakan kedua tangan dan memiliki penjarian yang kompleks.
7. Organ
Alat musik aerophone satu ini sangat besar. Organ memerlukan ruang tersendiri untuk mendistribusikan angin ke seluruh pipa-pipanya. Secara singkat, permainan organ mirip dengan piano, hanya saja organ lebih kompleks.
Pertama, organ memiliki setidaknya 3 baris keyboard untuk tangan dan satu baris untuk kaki. Kedua, organ memiliki banyak tombol atau “stop” di sisi kanan dan kiri keyboard untuk mengubah timbre dan jangkauan nada.
Ketiga, setiap organ tidak sama. Dengan banyaknya stop, organ memiliki warna suara yang sangat kaya. Jadi, organis harus mempersiapkan setidaknya satu hari penuh untuk mengenal organ.
Di sekitar setiap keyboard, baik untuk tangan dan kaki memiliki pengaturan masing-masing. Seperti efek gitar elektrik, sebut saja preset organ ini diperlukan secara spesifik untuk satu penampilan organ.
Tentu saja preset ini untuk memudahkan organis dalam penampilannya. Dengan menekan satu tombol saja ia bisa membuka dan menutup stop mana saja yang diperlukan.
Jalur angin organ berasal dari blower yang memasok angin ke wind chest. Lalu, dari wind chest ke ribuan pipa organ. Stop dan tekanan keyboard adalah penentu seberapa banyak angin yang ditiupkan dan ke pipa mana saja. Meski begitu, setiap organ berbeda dan bisa saja terdapat bagian lain yang berkontribusi.
Baca Juga : 15 Contoh Alat Musik Chordophone serta Fungsi dan Cara Memainkannya
8. Harmonika
Instrumen ini sangat ikonik dalam permainan musik folk dan blues. Secara umum, terdapat 2 macam harmonika, yakni diatonis dan kromatis. Harmonika diatonis memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kromatis sesuai dengan jumlah nadanya.
Anatomi harmonika cukup sederhana, yakni comb, reed panel, dan penutup luar. Comb adalah bagian berlubang tempat meniup angin. Lalu, yang masuk angin menggetarkan reed panel yang terbuat dari logam dan menghasilkan bunyi. Harmonika dapat berbunyi baik ditiup dan dihirup.
Biasanya, nada rendah harmonika berada di sisi kiri lalu semakin ke kanan semakin meninggi. Walaupun harmonika masih bisa berbunyi meski terbalik.
9. Pan Flute
Berbeda dengan flute biasanya, pan flute tidak memiliki lubang. Di dalam setiap tabung bambu pan flute terdapat penutup (plug) yang juga bertugas untuk mengatur nada. Semakin jauh plug dengan tempat meniup, semakin rendah proyeksi nadanya.
Cara memainkan contoh alat musik aerophone ini seperti gabungan dari flute dan harmonika. Cara meniup pan flute sama dengan flute, namun pergantian nadanya sama seperti harmonika dengan menggeser arah tiupan. Ketika meniup, pastikan arah tiupan ke depan atau ke sisi lain tabung, bukan ke bawah.
10. Akordeon
Akordeon adalah alat musik aerophone yang unik. Dari luar terdapat 3 bagian yang terlihat, yakni keyboard, bellows, dan buttons. Di dalamnya terdapat sumber bunyi seperti harmonika, yakni 2 reed panel untuk satu sisi keyboard dan satu lagi di sisi buttons.
Tepat di atas keyboard, terdapat grills sebagai tempat keluar-masuknya udara. Ketika mengembangkan atau mengempiskan bellows, angin akan meniup kedua reed panel. Namun, reed panel tidak bergetar, reed akan bergetar saat tuts keyboard atau buttons ditekan.
Pada sisi keyboard, menekan tuts berarti memperbolehkan angin untuk menggetarkan reed dengan nada tersebut.
Pada sisi buttons, berbeda lagi. Setiap buttons dalam akordeon memperbolehkan angin untuk meniup 3 nada. Jadi, setiap buttons dalam akordeon adalah akor. Dengan begitu, pemain akordeon dapat memainkan melodi dan menjadi pengiring untuk dirinya sendiri.
Baca Juga : 10 Contoh Alat Musik Idiophone serta Jenis dan Cara Memainkannya
Sudah Tahu Contoh Alat Musik Aerophone?
Orkestra memiliki banyak sekali instrumen aerophone lain seperti tuba, french horn, sousaphone, clarinet, dan lain-lain. Begitu pula alat musik tradisional seperti seruling, bagpipe, dan vuvuzela. Jika tertarik untuk mempelajari alat musik aerophone, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Hal terpenting adalah memiliki kapasitas pernapasan yang kuat, serta intensitas latihan yang baik. Jadi, alat musik mana yang menarik perhatian Anda?