Populasi dan Sampel dalam Penelitian: Pengertian dan Contohnya

Penelitian menjadi kegiatan yang sering dilakukan dalam beberapa bidang dengan berbagai kepentingan. Terutama untuk penulisan karya ilmiah saat ada di bangku perkuliahan. Nah, dalam kegiatan ini para mahasiswa akan berhadapan dengan istilah populasi dan sampel dalam penelitian. 

Dalam penelitian akan ada banyak istilah yang terlihat memiliki pengertian yang serupa, tapi sebenarnya sangat berbeda. Salah satu yang perlu kamu tahu perbedaan dan pengertiannya secara mendalam adalah populasi dan sampel. Tujuannya agar kamu bisa menyusun penelitian dengan baik dan benar. 

Pengertian Populasi dan Sampel dalam Penelitian 

Riset atau penelitian merupakan upaya untuk menemukan fakta baru, memecahkan suatu permasalahan yang sudah ada, sampai menguji atau mengembangkan teori baru.  Dalam kegiatan ini erat kaitannya dengan pengumpulan data, pengelolaan, sampai pengambilan kesimpulan untuk kepentingan tertentu. 

Populasi dan sampel dalam penelitian merupakan dua istilah yang sangat populer. Secara umum, populasi merupakan keseluruhan data yang menjadi fokus penelitian. Hal tersebut akan merujuk kepada subjek atau objek dengan karakteristik yang akan dianalisis.

Populasi juga dapat berbentuk apa saja, seperti manusia, benda, peristiwa, atau bahkan nilai-nilai yang akan menjadi sumber data dalam penelitian. Populasi menjadi komponen penting penelitian karena dalam prosesnya akan mempengaruhi bagaimana seorang peneliti menentukan sampel dan hasil dari penelitiannya. 

Pemahaman tentang populasi akan menentukan bagaimana ruang lingkup dalam penelitian. Hal tersebut juga menentukan batasan-batasan seorang peneliti, apakah akan menganalisis keseluruhan dari populasi atau hanya menganalisis sebagian kecilnya saja yang lebih dikenal dengan sampel. 

Dalam penelitian, penentuan subjek atau objek tidak selalu keseluruhan dari populasi. Terkadang, akan ada beberapa pertimbangan yang memungkinkan peneliti hanya mengambil sampel untuk dijadikan subjek atau objek penelitian. Biasanya, ini karena jumlah populasi yang terlalu besar atau keterbatasan dana dan tenaga. 

Penentuan sampel juga tidak boleh sembarangan, karena nantinya kesimpulan pada hasil penelitian akan berlaku untuk seluruh populasi. Sehingga sampel harus bisa mewakili dan merepresentasikan keseluruhan dari populasi. 

Baca Juga : Penelitian Sosial: Pengertian, Manfaat hingga Jenisnya

Metode Penentuan Sampel

(Ilustrasi penelitian
(Ilustrasi penelitian| Sumber gambar: pexels)

Populasi dan sampel dalam penelitian juga memiliki metode di dalamnya. Agar dapat menghasilkan sampel yang representatif dalam penelitian, seorang peneliti harus bisa memahami beberapa teknik pengambilan sampel. Nah, secara umum teknik tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 

1. Probability Sampling

Metode ini adalah pengambilan sampel berdasarkan dengan teori probabilitas karena di dalamnya tidak ada pola tertentu. Di mana seluruh populasi memiliki potensi menjadi sampel dalam penelitian. Dalam metode ini terdapat beberapa model, yaitu:

1. Simple Random Sampling 

Ini adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan secara acak. Peluang yang terbuka luas untuk semua populasi menjadikan setiap anggotanya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi bagian dari sampel. Jadi, sampel yang terpilih dapat merepresentasikan dengan baik populasi asli. 

Dalam ketentuannya, jumlah sampel harus peneliti tentukan terlebih dahulu di awal. Anggota populasi yang sudah masuk ke dalam sampel tidak bisa kembali lagi, hal ini untuk memastikan tidak ada anggota yang terpilih lebih dari satu kali. 

2. Systematic Random Sampling 

Seperti namanya, teknik ini lebih sistematis dengan menerapkan pola tertentu untuk menentukan sampel dalam penelitian. Jika dengan teknik acak, teknik ini lebih efisien untuk menentukan sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi. 

Karena penerapannya berpola dan terstruktur, teknik ini akan lebih memudahkan pengambilan sampel dalam populasi banyak. Dengan adanya kesepakatan terkait tahapan-tahapannya, ini akan menghasilkan proses yang lebih runtut dan tertata. 

3. Stratified Random Sampling 

Pengambilan sampel acak secara berstrata merupakan teknik yang menerapkan penentuan strata dalam populasi sebelum sampel. Melakukan penentuannya dengan seimbang agar tetap tertata dan responden tidak tumpang tindih. 

Langkah awal dalam teknik ini adalah mengidentifikasi tingkatan dalam populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan bersifat homogen. Jika menerapkan teknik ini, peneliti akan mudah dalam memastikan sampel yang lebih representatif. Sebab, setiap kelompok karakteristik dapat terwakili. 

4. Cluster Random Sampling 

Peneliti sering menggunakan teknik ini memiliki populasi luas. Implementasinya dengan membagi setiap wilayah populasi menjadi cluster atau kelompok baru kemudian mengambil datanya. Penerapannya  seringkali dalam survei sosial atau penelitian yang berbasis populasi. 

2. Non-probability Sampling

Penentuan populasi dan sampel dalam penelitian tidak bisa sembarangan. Teknik lain yang wajib untuk kamu ketahui adalah non probability sampling. Ini merupakan metode di mana tidak semua populasi memiliki kesempatan menjadi sampel. Sebab, ada ketidakpastian di dalamnya. 

Penyebabnya bisa karena populasi tidak diketahui, sebagian populasi memiliki peluang lebih tinggi, atau jumlah populasi yang belum ditentukan. Berikut modelnya:

1. Snowball Sampling

Teknik ini menggunakan perumpamaan snowball atau bola salju karena penentuan sampelnya dengan berjejaring. Penggunaannya lebih sering dalam penelitian yang melibatkan kelompok atau komunitas. 

Dalam teknik bola salju sangat memanfaatkan adanya responden yang sudah ada untuk merekomendasikan atau mereferensikan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Accidental Sampling/Convenience Sampling

Teknik accidental atau yang populer juga dengan sebutan convenience adalah sampel yang terpilih berdasarkan keterjangkauan peneliti. Sehingga, metode ini dianggap paling sederhana dan pemilihan sampel tidak bertujuan untuk mewakili keseluruhan populasi. 

3. Purposive Sampling

Dalam teknik ini, pengambilan sampel dalam penelitian kamu lakukan dengan sengaja dengan beberapa ketetapan yang sudah ada. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan karakteristik relevan yang peneliti butuhkan dalam penelitiannya. 

4. Quota Sampling 

Teknik terakhir adalah pengambilan sampel dengan menentukan kuota. Di mana sampel disepakati dengan jumlah tertentu dan akan berhenti saat jumlah yang peneliti tetapkan sudah terpenuhi. Dalam teknik kuota ini setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi bagian dari sampel. 

Perbedaan Populasi dan Sampel dalam Penelitian

 Ilustrasi Penelitian
(Ilustrasi Penelitian| Sumber gambar: pexels)

Karena sama-sama berperan penting dalam sebuah penelitian. Maka, kamu perlu tahu beberapa perbedaan antara populasi dan sampel agar tidak bingung dalam kegiatan penelitian. Berikut beberapa di antaranya: 

1. Pengertian dan Ukuran 

Jika memahami dari segi pengertiannya secara umum, jelas perbedaan populasi dan sampe terletak pada jumlahnya. Di mana populasi cakupannya lebih besar karena di dalamnya termasuk keseluruhan objek penelitian. 

Sedangkan sampel merupakan sebagian kecil dari populasi terpilih dengan metode tertentu untuk mewakili keseluruhan populasi. 

2. Dari Segi Representasi

Berdasarkan segi representasinya, populasi dan sampel juga berbeda. Di mana populasi memiliki semua karakteristik yang ada dalam penelitian tetapi sampel tidak. Sampel memiliki batasan tertentu yang biasanya akan dipilih berdasarkan karakter yang paling bisa mewakili. 

3. Metode Penelitian

Tidak hanya dari segi pengertian dan jumlah, penggunaan populasi dan sampel dalam penelitian juga memiliki perbedaan dalam metodenya. Populasi dengan ruang yang lebih luas biasanya diterapkan dalam penelitian deskriptif. Ini membutuhkan data yang lengkap dan pemahaman menyeluruh. 

Sedangkan implementasi dalam penggunaan sampel penelitian biasanya hanya membutuhkan data tertentu saja. Jadi, cukup dengan mengambil karakteristik tertentu. Dalam penerapannya, sampel juga memudahkan peneliti untuk menganalisa objek lebih spesifik tanpa mengumpulkan data dari keseluruhan populasi. 

Contoh Populasi dan Sampel dalam Penelitian

Ilustrasi Populasi dan Sampel
(Ilustrasi Populasi dan Sampel| Sumber gambar: pexels)

Agar dapat lebih memahami konsep populasi dan sampel, kamu bisa melihat contoh di bawah ini:

Kamu sedang melakukan penelitian tentang bagaimana kualitas pendidikan di kabupaten Sleman. Di kabupaten ini ada sekitar 41 perguruan tinggi dengan lokasi berbeda-beda. Agar memudahkan penelitian, kamu memutuskan untuk menjalankan penelitian di 10 universitas yang berada di daerah Condong Catur. 

Populasi penelitian = Universitas di Kabupaten Sleman dengan jumlah 41

Sampel penelitian = Universitas di daerah Condong Catur dengan jumlah 10

Teknik Sampling = Simple random sampling 

Karena seluruh Universitas tersebut memiliki sistem pendidikan dan itu adalah sesuatu yang homogen. Jadi, dapat diterapkan dengan pemilihan sampel secara acak. 

Baca Juga : Metodologi Penelitian : Pengertian, Jenis, Manfaat, serta Tujuannya

Sudah Tahu Apa itu Populasi dan Sampel dalam Penelitian?

Kesimpulannya, dalam sebuah riset perlu memperhatikan setiap komponennya dengan detail, terutama penentuan populasi dan sampel dalam penelitian. Keduanya memiliki keterhubungan satu sama lain, serta akan menentukan bagaimana pengambilan kesimpulan nantinya. 

Pada dasarnya, tidak semua penelitian membutuhkan populasi. Selain itu, penggunaan sampel yang mewakili populasi juga akan memberi banyak manfaat. Meliputi kemudahan pengolahan data hingga efisiensi sumber daya, waktu, dan biaya. Asalkan sudah tepat dan menunjang keterangan, sampel sudah lebih dari cukup.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page